Beranda / Romansa / Kisah Cinta Ludwina & Andrea / Bab 41 - Kehidupan Pengantin Baru

Share

Bab 41 - Kehidupan Pengantin Baru

Penulis: Josephine VDW
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-09 18:55:11

Sejak malam pertama mereka, Andrea hampir tidak pernah lagi memanggil nama Ludwina. Ia selalu menggunakan kata "Sayang" saat memanggil gadis itu. Awalnya Ludwina masih merasa geli dipanggil demikian, karena ia terbiasa saling memanggil nama bahkan dengan kakaknya yang jauh lebih tua.

Setelah beberapa hari ia akhirnya menjadi terbiasa dengan panggilan barunya, tetapi ia tetap memanggil Andrea dengan namanya. Keduanya sepakat mengungkapkan cinta dengan caranya sendiri dan mereka tidak mengatur satu sama lain, bagaimana mereka harus bersikap dan memanggil. Kemana pun mereka pergi, semua orang bisa melihat betapa mereka saling sangat mencintai.

Andrea benar-benar memanjakan istrinya. Setiap mereka berdekatan, ia pasti selalu menggenggam tangan Ludwina, atau merangkul bahunya. Apa pun kata gadis itu diiyakan olehnya.

Ia pun merasa hidupnya seperti dikelilingi permen kapas yang lembut dan berwarna-warni cerah. Ini membuat mereka selalu tersenyum dan wajah bahagia kedu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 42 - Andrea Sangat Ingin Mempunyai Anak

    Pembicaraan Ludwina dan Andrea terdengar oleh pasangan suami istri separuh baya yang duduk di dekat mereka, dan keduanya segera menyapa pasangan muda itu dengan ramah."Selamat siang, kalian dari Indonesia juga?" tanya sang wanita separuh baya, "Mau ke Jakarta?""Oh, hallo, Ibu... selamat siang juga. Kami dari Indonesia, tapi pulangnya ke Singapura..." jawab Ludwina ramah sambil mengulurkan tangan untuk mengajak bersalaman. "Saya Ludwina dan ini suami saya, Andrea."Keduanya berjabatan tangan, diikuti oleh suami masing-masing."Saya Bu Lilik, dan ini suami saya Pak Irman. Beliau bekerja di Konsulat Jendral Indonesia di New York, kami sekarang lagi mau pulang kampung untuk liburan," kata Bu Lilik dengan ramah. "Kalian ke sini bulan madu?"Andrea dan Ludwina saling pandang dan tertawa."Uhm.. nggak kok... kami sudah menikah satu tahun. Kami ke New York untuk merayakan ulang tahun pernikahan," jawab Ludwina sambil tersipu."Oalah.. sudah

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-10
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 43 - Kamu... Ingin Punya Anak?

    Ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga, Andrea dan Ludwina kembali ke Paris. Laura dan Pierre sudah menjadi orang tua. Mereka memiliki sepasang bayi kembar laki-laki yang lucu sekali berumur dua tahun. Julien dan Francoise memiliki wajah persis seperti Laura, tetapi matanya berwarna hijau cemerlang seperti Pierre."Oh my, kalian beruntung sekali tidak punya anak," kata Laura dengan nada bercanda. "Monster-monster kecil ini mengambil semua waktu kami dan makannya juga banyak betul."Andrea membentangkan kain piknik di lapangan rumput dekat Menara Eiffel tempat mereka piknik dulu, lalu mengambil alih semua tugas mempersiapkan tempat piknik mereka dan mengatur makanan serta minuman karena melihat baik Pierre maupun Laura sama-sama kerepotan dengan bayi mereka. Ludwina dengan sigap membantunya.Setelah keempatnya duduk bersama dua bayi, mereka kembali asyik berbincang-bincang tentang kabar mereka. Laura dan Pierre tahu bahwa di antara Ludwina dan Andrea, Ludwina-

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-10
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 44 - Berita Buruk Yang Datang Bersamaan

    Ia harus mendapatkan opini dokter. Ia tak akan bisa merahasiakan kehamilannya dan memberi Andrea kejutan kalau suaminya ikut menemani ke dokter. Karena itulah ia menyuruh Andrea tetap berangkat ke kantor."Baiklah. Kamu jaga diri, Sayang. Aku telepon setiap jam ya. Aku sayang kamu." Akhirnya Andrea mencium Ludwina dan berangkat ke kantor.Ludwina merasa sedih sekaligus gembira. Ia gembira karena mengira ia sedang hamil, namun sedih karena ternyata seperti yang ditakutkannya, kehamilan itu sangat tidak enak. Tubuhnya terasa sakit, lemah, dan ia terus mual-mual. Ia tak sanggup membayangkan hidup seperti ini selama hampir 9 bulan.Setelah merasa agak baikan ia segera menuju ke Rumah Sakit Raffles dan meminta bertemu dengan dokter kandungan terbaik di Singapura. Dokter Lim memeriksanya dan mengajukan banyak pertanyaan yang menurut Ludwina tidak relevan, lalu kemudian ia diminta untuk tes darah dan melakukan serangkaian tes kesehatan yang mengambil waktu berjam-jam.

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-12
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 45 - Permintaan Ludwina

    Kabar yang diterimanya hari ini sungguh mematahkan hati. Ludwina menangis terisak-isak di lobi rumah sakit selama setengah jam hingga air matanya kering. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya, berita yang diterimanya dari kedua dokternya tadi sangat mengejutkan.Setelah air matanya kering, ia membuka ponselnya dan memencet nomor telepon Andrea, tetapi ia tak sanggup untuk melanjutkan panggilan.Ia butuh istirahat...Ludwina akhirnya meminta resepsionis untuk memanggilkannya taksi dan pulang ke apartemen. Ia harus menenangkan diri dulu sebelum membagikan kabar buruk ini kepada Andrea. Di sepanjang perjalanan pulang, pikirannya memusing. Ia seolah tidak menyadari sekelilingnya.Saat ia turun dari taksi, Ludwina bergerak bagaikan robot, melangkah otomatis menuju ke apartemen mereka.Ketika ia tiba di depan gedung unit mereka, tanpa sengaja ia melihat Andrea duduk di balkon. Buru-buru Ludwina membersihkan wajahnya dari bekas-bekas airmata dan berusah

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-12
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 46 - Perpisahan Tiga Bulan

    Ludwina hanya beralasan saat ia bilang ingin menenangkan diri dengan berbelanja. Sebenarnya ia kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan pendapat kedua. Dokter onkologi kedua yang ditemuinya mengonfirmasi temuan Dr. Chou dan mereka memintanya untuk segera melakukan perawatan kemoterapi agar penyebaran sel kanker dapat diperlambat.Sayangnya menurut dokter tidak ada jaminan bahwa kemoterapi akan menyembuhkannya dari kanker, hanya memperlambat pertumbuhannya. Sementara efek samping dari kemo akan membuat Ludwina lemah, kesakitan, dan rambutnya rontok..Ia bergidik saat melihat beberapa pasien kanker yang didorong dengan kursi roda sehabis melakukan kemo... Mereka semua lebih terlihat seperti mayat hidup daripada manusia....Ludwina tidak mau menyerah begitu saja. Ia segera memesan tiket ke Amerika dari ponselnya dan segera menghubungi beberapa rumah sakit di Amerika untuk mengadakan janji temu dengan dokter onkologi terbaik.Sesampainya di rumah Ludwina sege

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-13
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 47 - Andrea Ke London

    Andrea mengajukanresigndari perusahaannya sekarang dan segera mengurus proses untuk masuk ke perusahaan baru yang didirikan Joe. Dalam waktu dua minggu semuanya siap dan mereka tinggal memilih tanggal keberangkatan.Ia tidak pernah menyangka, setelah semua prosesnya hampir selesai, ternyata Ludwina menyatakan tidak bersedia ikut dengannya ke London."Kenapa kau tidak mau ikut, Sayang? Kau bilang aku boleh mengambil pekerjaan yang ditawarkan Joe...." tanyanya dengan nada putus asa. "Kalau kau bilang dari awal bahwa kau tidak mau ikut ke London, aku tidak akan menerima tawaran pekerjaan ini..."Ludwina yang sedang menyesap wine-nya hanya mengangkat bahu. Sikapnya kembali terlihat dingin."Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku mau ikut ke London," jawabnya dengan nada datar, "Kau yang mengambil kesimpulan sendiri..."Andrea terduduk lemas di sofa di samping Ludwina. Ia menatap istrinya dengan pandangan tidak percaya.Ludwin

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-13
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 48 - Kedatangan Adelina Dan Ronan

    Andrea sangat terkejut ketika ia mendarat di Heathrow, London dan mencoba menelepon Ludwina, tetapi panggilannya sama sekali tidak diangkat oleh istrinya itu. Ia mencoba lagi ketika tiba di hotel, dan tetap tidak diangkat.Ia mengirim banyak SMS dan email tetapi tidak satu pun yang dibalas. Ia sangat takut terjadi apa-apa dengan Ludwina, sehingga akhirnya ia menelepon Johann.Dari Johann ia mengetahui bahwa ternyata Ludwina sedang berada di Sumba bersamanya.Ludwina mengurung diri sejak tiba dan terlihat sangat sedih, kata Johann.Andrea sadar bahwa Ludwina masih belum memaafkannya dan sengaja tidak mau menerima panggilan teleponnya ataupun membalas semua SMS atau emailnya.Ia hanya bisa terduduk sedih di kursi kamar hotelnya dan menangis pelan-pelan sambil membayangkan wajah perempuan yang selama empat tahun ini setia mendampinginya dan kini telah ia sakiti...Besar sekali keinginan Andrea untuk segera pulang ke Indonesia dan menjemput Ludw

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-13
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 49 - Pembicaraan Johann Dan Andrea

    Ketika Johann tiba, Andrea segera memperkenalkannya kepada Adelina dan Ronan."Adelina, perkenalkan ini Johann, kakak iparku. Dia seorang dokter spesialis penyakit dalam dan sedang ikut konferensi di sini." Andrea lalu beralih kepada Johann, "Ini Adelina, ibu dari anakku Ronan. Dan ini Ronan, anakku."Keduanya saling berjabat tangan. Suasana makan malam di antara ketiga orang dewasa dan seorang anak kecil itu berlangsung hangat dan cair. Tidak ada yang membicarakan tentang kesalahan masa lalu ataupun rasa sakit hati.Adelina bekerja di sebuah majalah lifestyle sebagai redaktur mode dan ia memang terlihat sangat modis dalam pilihannya berpakaian. Selain memiliki kecantikan alami yang sangat menonjol, ia juga tampil sangat elegan. Selera mode sang ibu juga terlihat pada Ronan yang terlihat mengenakan pakaian bermerek terbaik di Inggris.Dari penjelasan Adelina, Johann segera mengetahui bahwa gadis itu tidak menikah sampai saat ini karena ia fokus pada karie

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-13

Bab terbaru

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 58 - Akhirnya Bahagia

    "Aku sayang banget sama kamu, Andrea," bisik Ludwina ke telinga Andrea, "Aku ingin menghabiskan setiap hari mencintaimu."Andrea membantu Ludwina membuka pakaiannya dan dengan sangat hati-hati mencumbu istrinya. Ia sungguh merindukan tubuh Ludwina dan bercinta dengannya. Ia selalu menahan diri setelah mereka berkumpul bersama karena takut membuat Ludwina sakit, tetapi hari ini istrinya yang berinisiatif untuk bercinta dan ia tidak akan mengecewakannya.Mereka bercinta dengan sangat lembut dan menikmati setiap detik kebersamaan itu, jauh lebih syahdu dari biasanya, karena mereka tahu setiap detik mereka bersama adalah sangat berharga.Andrea sangat lega melihat rona wajah kemerah-merahan Ludwina yang diliputi rasa bahagia saat mereka tidur malam itu. Ia berharap dapat membekukan momen itu selamanya.***Bu Inggrid, Pak Kurniawan dan Johann kaget setengah mati ketika akhirnya Andrea memberi tahu mereka tentang penyakit Ludwina. Atas permintaan istrin

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 57 - Ludwina Ingin Sembuh

    Mereka tiba di coffee shop langganan mereka dan barulah Andrea meletakkan Ludwina di kursi. Ia memesan kopi favorit keduanya lalu duduk di samping Ludwina sambil menggenggam tangannya. Ia tak mau melepaskan gadis itu sama sekali. Takkan pernah lagi!"Kamu mau berapa lama di New York?" tanyanya saat mereka sedang menikmati kopinya. "Aku mesti beli baju banyak kalau kita akan lama di sini.""Aku nggak tahu..." jawab Ludwina. "Aku mesti ketemu dokterku untuk konsultasi lagi besok.""Oke, aku ikut ya." kata Andrea cepat.Ludwina mengangguk.Mereka tidak membahas penyakit Ludwina sampai keduanya tiba di hotel. Andrea merasa lebih baik jika ia mendengar langsung dari dokter. Ia tak ingin membuat istrinya stress dengan berbagai pertanyaannya.Setelah memastikan Ludwina beristirahat, Andrea pergi ke toko terdekat dan membeli pakaian. Ia menolak ditemani karena tidak ingin Ludwina menjadi kelelahan. Setelah kembali ke hotel ia memesan makanan dan mer

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 56 - Pertemuan Di Central Park

    Karena Ludwina tidak mengangkat ponselnya, Andrea akhirnya menghubungi Johann untuk mencari tahu keberadaan istrinya. Dari Johann ia mengetahui bahwa Ludwina sudah berangkat ke New York. Andrea segera memesan penerbangan ke sana tetapi kemudian ia sadar bahwa visa Amerika yang ada di paspornya baru saja kedaluwarsa.Ia ingat 5 tahun lalu mengajukan visa Amerika karena berniat traveling ke sana bersama Ludwina tetapi mereka malah menikah di Bali dan baru berangkat setahun kemudian. Visa yang diperolehnya valid untuk 5 tahun dan baru berakhir minggu ini.Sungguh mematahkan hati. Ketika akhirnya ia mengetahui apa yang terjadi dengan Ludwina, Andrea tak bisa segera menyusulnya.Andrea buru-buru pulang ke Inggris dan mengajukan visa Amerika lewat kedutaan Amerika Serikat di London. Ia sangat gelisah dan tidak bisa tidur sambil menunggu visanya diproses. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari Ludwina dengan bekerja, tetapi tidak berhasil."Joe, aku perlu bicar

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 55 - Andrea Ke Singapura

    Sebenarnya Ludwina patah hati saat meninggalkan Andrea di pantai. Ia tak pernah melihat suaminya menangis sebelumnya dan hatinya tercabik-cabik saat ia harus menampilkan wajah dingin dan pergi meninggalkannya begitu saja.Ini demi kebaikan Andrea, berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri.Ludwina segera memintaconciergememesankan taksi untuknya dan kembali ke Hotel Kanawa. Setibanya di sana ia segera masuk ke kamar dan mengurung diri. Tubuhnya merasa sangat lelah dan ia tak mampu bertemu siapa pun. Telepon dari Mbak Ria, editornya, pun harus ia tolak. Ia hanya mengirim SMS bahwa ia akan datang ke sesinya di UWRF besok dan hari ini ia ingin beristirahat dengan tanpa gangguan.***Andrea sebenarnya tergoda untuk datang ke UWRF dan melihat Ludwina lagi. Tetapi setiap mengingat betapa gadis itu masih belum memaafkannya, Andrea merasa sakit dan mengurungkan niatnya. Sepanjang hari ia hanya mencoba menghilangkan ke

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 54 - Pertemuan Dan Perpisahan Di Bali

    Ludwina yang tiba di Hotel Hilton keesokan harinya mengira guest relation officer yang menemuinya juga mengenalinya sama seperti beberapa penggemar yang ia temui di Central Park. Ia mengikuti saja ketika staf itu membawanya ke kamar cantik menghadap laut yang ditinggali Andrea.Ia sebenarnya sudah check in di Hotel Kanawa milik ayahnya, sehingga ke Hilton hanya dengan membawa tas tangannya. Ia ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahannya dengan Andrea. Mungkin ia akan menerima untuk makan malam bersama Andrea terakhir kalinya sebelum meminta dokumen perceraian itu dari suaminya dan mengakhiri pernikahan mereka.Ia melihat bunga dan prosecco dengan pita merah di kamar itu. Hatinya seketika terasa sakit, ia masih ingat dengan jelas malam itu ketika Andrea melamarnya. Ia melihat dua kemeja Andrea yang dibelikannya sebelum suaminya itu berangkat ke London dan pertahanannya runtuh.Ludwina kembali menangis untuk kesekian kalinya. Tadinya ia sudah mampu bersi

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 53 - Ludwina Mampir Ke London

    Suasana menjadi syahdu dengan hujan rintik-rintik di luar jendela. Andrea lalu mengeluarkan sebotol wine dan dua gelas serta segelas jus untuk Ronan. Ia menuangkan wine untuk dirinya dan Adelina. Ia menyerahkan gelas berisi wine kepada gadis itu. Adelina menerimanya dengan sepassang mata masih berkaca-kaca."Sore-sore begini pas sekali untuk minum wine. Lumayan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik." Andrea mendentingkan gelasnya ke gelas Adelina dan meneguk wine-nya. "Minumlah... biar kau merasa baikan."Adelina mengangguk dan menyesap wine-nya. Wajahnya yang suram perlahan-lahan tampak mulai cerah."Wine makes adulting bearable(Wine membuat orang dewasa bisa bertahan hidup)." katanya dengan senyum mulai menghiasi wajahnya. Keduanya tertawa kecil. Andrea mengangguk juga, membenarkan."Aku tahu kamu perempuan kuat, tapi kalau kamu merasa sedang sedih dan ingin berbagi, tempatku dan segelas wine selalu siap menunggu," kata Andrea kemu

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 52 - It Was A Good Memory

    SEPTEMBER 2018.Sudah setahun Ludwina dan Andrea berpisah. Andrea sudah mulai menerima kenyataan bahwa mungkin Ludwina tidak akan pernah memaafkannya, tetapi ia sungguh sangat ingin bertemu istrinya satu kali saja, untuk berusaha meyakinkannya...Email dari panitia international cyber security conference di Bali tiba pada suatu pagi. Mereka mengundang Andrea untuk menjadi salah satu pembicara di acara bergengsi itu. Ia sudah dikenal sebagai pakar security terbaik di Asia Pasifik dan panitia sangat bangga bahwa di acara mereka akan hadir seorang pakar dari Indonesia.Tanggalnya bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-5. Seharusnya bulan depan mereka mengadakan pesta, untuk memenuhi janji kepada Bu Inggrid yang dulu sangat ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran.Tiba-tiba kerinduan Andrea kepada Ludwina terasa menyesakkan... Ia hampir meneteskan air mata saat mengingat pernikahan mereka di Bali l

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 51 - Kau Carilah Istrimu

    Setelah enam bulan di London, Andrea masih belum menerima balasan dari email-emailnya. Ia tetap setia mengirim email setiap hari Minggu, tetapi kini ia sudah belajar untuk menerima kenyataan bahwa Ludwina tidak akan membalas.Kondisi perusahaan sudah stabil dan ia sudah bisa mengambil cuti. Andrea sangat tergoda untuk membeli tiket dan menyusul Ludwina di mana pun gadis itu sekarang berada. Ia menemukan akun instagram atas nama Ludwina dan setiap beberapa hari Ada foto yang menunjukkan keberadaan gadis itu. Mungkin sekarang Ludwina sudah kembali seperti Ludwina yang dulu, yang senang pamer foto travelingnya saat masih belum bersama Andrea.Kalau ia mengikuti keberadaan Ludwina dari akun instagramnya, ia tidak melanggar janjinya untuk tidak menguntit istrinya karena informasi yang dibagikannya di Instagram dibuat publik, demikian pikir Andrea meyakinkan dirinya sendiri"You want to take some leave(Kau mau ambil cuti)?" tanya Joe siang itu ketika An

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 50 - I'm So Proud Of You

    Ludwina tidak mengira bahwa novel sejarah yang ditulisnya mendapatkan sambutan sangat baik. Ini membuatnya sedikit terhibur. Ia sudah tidak memiliki akun di media sosial, tetapi ia banyak membaca review positif di internet dan berbagai artikel yang memuji ceritanya. Hal ini membuatnya semakin bersemangat menulis.Setelah menenangkan diri di Italia, Ludwina memutuskan untuk ke Belanda untuk meneliti sumber-sumber sejarah untuk novel lain yang sedang ditulisnya. Ia sangat tertarik mengeksplor sejarah Indonesia pasca Perang Dunia 2 saat orang-orang keturunan Belanda, atau indo, dipaksa pergi dari Indonesia karena dianggap sebagai keturunan penjajah, padahal banyak dari mereka lahir dan besar di Indonesia, dan tak pernah mengenal negeri Belanda.Ludwina meminum banyak obat tetapi ia masih menolak kemoterapi karena ia tidak mau keluarganya mengetahui penyakitnya. Penampilannya setelah kemo akan sangat kentara dan ia tidak ingin mereka curiga karena tubuhnya akan menjadi san

DMCA.com Protection Status