Keesokan harinya, hari pernikahan Riski pun datang. Bima dan kawan-kawan bersiap siap untuk mendatangi acara pernikahan Riski di gedung megah dekat komplek.
"Aku cocok gak bi?" tanya Silvia berpose dengan memakai dress batik panjang dan tidak menunjukkan lekukan tubuhnya.Bima menengok dan di buat mimisan karena melihat kecantikan dan keanggunan Silvia."Kamu kenapa bi? sakit?" tanya Silvia panik melihat darah yang keluar dari hidung Bima."Kamu kecantikan yang! sampe mimisan aku!" ucap Bima berlari ke kamar mandi untuk mencuci hidungnya.[Gila bos! cantiknya di luar nalar!]'Sial! aku sampai mimisan!' ucap Smith kesal.'Hahahahahaha....' Kong tertawa keras melihat Smith yang menyumbat hidungnya dengan tisu."Aku pake batik aja ya, biar cocok." ucap Bima menyumbat hidungnya dengan tisu."Kemarin kan aku udah kasih baju yang sama motifnya bi. Biar kita couple!" ucap Silvia tersenyum manis."JangBima pun memakan kue yang tadi di berikan oleh Thomas, dia juga membujuk Silvia supaya tidak marah lagi."Mau kue enggak?" tanya Bima mengelus pipi Silvia lembut."Gak!" jawab Silvia ketus."Aku suapin, asal jangan marah lagi." ucap Bima."Enggak!" jawab Silvia."Iya iya, maaf deh soal tadi." ucap Bima."Jangan di ulangi lagi! ingat! kamu udah punya istri!" ucap Silvia ketus."Iyaa maaf." jawab Bima.Akhirnya Silvia pun melepaskan pelukannya dan memakan kue yang Bima suapkan. Acara pun di mulai, MC acara memberikan sambutan pada Billy dan keluarga.Tak lupa dia juga memberikan selamat pada Riski dan Lidia yang sudah menikah. MC juga memberikan sambutan istimewa pada Bima dan kawan-kawan sesuai request Riski."Selamat datang juga untuk tuan Bima dan kawan-kawan, terimakasih sudah datang ke acara pernikahan tuan Riski dengan nona Lidia. Saya sangat tersanjung bisa melihat wajah wajah pahlawan pep
Sore harinya, setelah mandi dan hanya memakai celana jeans dan kaos, Bima bersama Silvia yang juga memakai jeans longgar dan kaos yang di lapisi hoodie berangkat ke mall."Belum pulang mereka bi." ucap Silvia memasuki mobil."Iya, entah ngomongin apa di sana." jawab Bima.Akhirnya mereka pun berangkat dengan obrolan asik di sepanjang perjalanan. Sesampainya di mall, mereka langsung berjalan melihat lihat barang yang ada di sana."Aku mau beli baju ya bi, bosen sama baju itu itu terus." ucap Silvia memasuki toko baju."Pilihlah." jawab Bima dengan santainya.Bima menemani Silvia memilih baju di sana, Silvia ini bukan tipe yang lama memilih baju. Kalau dia suka ya itu yang dia beli, bukan yang bertele-tele."Boleh beli berapa bi?" tanya Silvia."Terserah kamu, mau setokonya juga gak papa." jawab Bima santai."Ngawur! 5 aja ya." ucap Silvia mencubit pelan lengan Bima."Iyaaa, sesukamu aja, bebas,
Selesai mandi, Bima pergi ke ruang makan untuk mengambilkan sarapan Silvia."Via mana nak?" tanya Aurora."Di kamar, kecapean, ini mau aku ambilin makan." jawab Bima santai."Ohh, yang banyak nak, biar cepet segar." ucap Aurora."Iya bunda." jawab Bima."Lusa kita gas ke Afrika bim, ada panggilan." ucap Riski."Latihan kalian tolol! jab job jab job teros!" ucap Bima kesal."Buat apa cok? kan portal Kaisar Iblis dah muncul!" ucap Kevin dengan bangganya di depan Abigail.Bug.."Baca halaman 502, jangan temui aku kalau lagi butuh doang." ucap Bima melempar buku di depan Kevin lalu pergi membawa dua piring makanan."Sini! anjink!" ucap Julian ketus merebut buku yang di pegang Kevin.Julian membaca halaman yang tadi Bima katakan dengan Riski dan Rizal di belakangnya. Mereka membaca buku itu dengan sangat teliti, menghiraukan Aurora dan Diana yang meminta untuk makan dulu."Itu jul!
Saat Silvia membuka pintu kamar, dia kaget karena tidak ada Bima di sana. Silvia menghubungi Howard melalui telepati menanyakan keberadaan Bima. "Bima di mana? disini tidak ada!" tanya Silvia melalui telepati dengan suara panik. "Aku juga tidak tau! dia hilang begitu saja! aku akan cari sekarang juga, nanti kamu aku kabari lagi!" jawab Howard. "Secepatnya ya!" ucap Silvia. "Iya!" jawab Howard tegas. Silvia pun kembali ke ruang TV untuk memberi tahu Diana tentang hilangnya Bima. "Bunda, Bima tidak ada di kamar!" teriak Silvia berlari menghampiri Diana. "Loh! kemana? kok bisa?!" tanya Diana kaget. "Via juga tidak tau bunda! bagaimana ini?!" jawab Silvia sangat panik. "Doni, kamu coba hubungi dia." ucap Diana. Doni langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bima, namun sayangnya ponsel Bima tidak bisa di hubungi. "Mati b
Setelah semua persiapan selesai, Bima dan kawan-kawan yang di tambah Abigail pun berangkat ke bandara untuk menemui Andi."Kalian sudah yakin? kalau tidak yakin aku gantikan dengan guild The White Dragon." tanya Andi saat Bima dan kawan-kawan menemuinya di bandara."Aku sedang malas berdebat, cepat tunjukkan mana pesawatnya." ucap Bima."Baiklah.." jawab Andi menurut saja.Andi memimpin jalan menuju ke pesawat pribadi yang akan Bima dan kawan-kawan gunakan untuk ke Afrika."Jaga diri baik-baik ya." ucap Andi."Do'a nya om." ucap Kevin."Iya, setiap saat aku kirimkan doa." jawab Andi.Setelah itu Pesawat pun melakukan take-off, pesawat meninggalkan bandara membawa hunter hunter penting di dalamnya.Setelah berjam-jam berdiam di dalam pesawat, akhirnya mereka pun sampai di Bandara Internasional di Afrika. Mereka turun dari pesawat dan di sambut oleh kepala Asosiasi Hunter Nasional Afrika.Bima da
Sorenya, Bima baru bangun dari tidurnya pada jam 4 sore, Bima bergegas untuk mandi. Selesai mandi Bima membeli makanan dari sistem untuk mengisi perutnya, setelah kenyang Bima pun keluar dari kamar untuk membuat kopi.Saat sedang mengaduk kopinya, Bima di hampiri oleh Albert yang berwajah datar dan cool."Kak, ke ruang TV sebentar, bunda Aurora dan mama Berliana ingin berbicara." ucap Albert."Ya." jawab Bima singkat.Bima membawa kopinya ke ruang TV mengikuti Albert. Di ruang TV sudah terdapat Kevin dan yang lainnya sedang menunggu Bima dan Albert."Duduk sayang." ucap Berliana.Bima menurut saja dan duduk di samping Riski."Bunda merasa kalau rumah jadi sepi mulai kemarin, ini bukan rumah yang dulu. Rumah yang selalu ramai dan penuh canda tawa, kenapa? ada masalah apa?" tanya Aurora."Ini kan biar bunda bisa tenang dan pulih lebih cepat." ucap Riski."Enggak nak, bunda yakin bukan karena itu, jujur."
Keesokan harinya, saat Bima bangun, dia kaget karena tiba tiba dirinya berpindah ke ruang tamu."Anjink! ngelindur aku semalem." gumam Bima kesal.Setelah mengumpulkan nyawa, Bima pun pergi kembali ke kamarnya untuk mandi. Namun saat membuka pintu kamarnya, hati Bima benar-benar di buat hancur berkeping-keping.Di atas ranjang terdapat tiga orang tanpa busana dengan saling berpelukan. Bahkan kelamin pria itu menancap di kelamin salah satu wanita di sana. Ternyata yang ada di kamarnya adalah Kevin, Silvia dan Abigail.'Hahahaha.......' Bima tertawa di dalam hatinya.Menahan rasa sakitnya, Bima memasuki kamar dengan mengendap-endap lalu pergi mandi. Selesai mandi Bima membereskan barang barangnya dengan wajah datar dan hati yang sudah hancur.Mendengar suara grusak grusuk, Silvia terbangun dari tidurnya untuk mengecek apa yang sedang terjadi."Jangan temui aku lagi! bahkan kakakmu sekalipun! camkan baik-baik! akan aku bunu
Bima kembali ke gazebo bergabung dengan yang lainnya nongkrong santai di sana. Mereka ngobrol santai sampai sore, namun di tengah keasikan mereka, tiba tiba muncul segerombolan orang yang membuat suasana hancur.[Ck! apalah mereka ini bos! mengganggu saja!]"Aku mau mandi dulu, capek juga seharian nongkrong." ucap Bima beranjak pergi namun di tahan oleh seseorang.Ya, yang datang adalah Kevin dan kawan-kawan bersama Billy dan yang lainnya."Mau kemana?" tanya Billy menahan tangan Bima."Tuli?" tanya Bima dingin."Aku datang kesini untuk menemuimu, minimal sambutlah sebentar." ucap Billy.Bima tersenyum sinis dan menepis tangan Billy, tanpa banyak bicara Bima langsung pergi begitu saja."Ngapain kesini? ini bukan wilayah kalian." ucap Riski santai sambil main gaple bersama Julian."Ris, ayolah!." ucap Rizal."Ngapa? ini pilihanku kok, bebas dong." jawab Riski santai."Woy! empat sama empat tolol! malah naruh enam!" ucap Julian kesal."Loh, di kurang dua kan empat jul." ucap Riski."Gak