Tepat 2 bulan setelah di umumkan nya kedatangan Bos besar The Black Dragon, tiba tiba di pusat kota muncul portal liar kelas Dewa Murni.
Kevin dan kawan-kawan bersama para guild 5 besar datang termasuk Zoya dan Deni datang untuk mengatasi portal berbahaya itu.Para warga setempat juga sudah di evakuasi ke tempat yang lebih aman. Terlihat Kevin dan kawan-kawan sangat gelisah bercampur takut karena firasat mereka mengatakan kalau ini tidak baik."Santai saja, aku ada di sini." ucap Zoya."Bukan begitu kak, lagian ini bukan portal sembarangan." ucap Kevin."Kenapa vin?" tanya Deni."Ini portal Naga Penguasa langit ke 7, lebih kuat 10x lipat dari Naga penguasa yang dulu Bima lawan." jawab Kevin membuat teman temannya kaget."Jangan bercanda cuk! anjink!" ucap Julian marah."Siapa yang bercanda satt!!" jawab Kevin kesal."Gak lucu loh vin." ucap Zoya dengan perasaan takut.Duarrrrrrr.....TLedakan demi ledakan terus terdengar, terlihat Kong terus menerus di hajar oleh Bima. Bima mengaktifkan Ashura Susano'o dan kembali menghajar Kong tanpa belas kasih.Jlebbb...Bima menusuk leher Kong dengan Pedang Penguasa, setelah itu dia lanjut menghajar Drago si Naga Penguasa langit ke 7. Lagi lagi Bima menghajar Drago tanpa ampun dan tanpa jeda, pukulan, tendangan, tebasan, ledakan energi, semua Bima keluarkan.Drago benar-benar di buat kewalahan, selain tubuhnya yang besar, Drago juga bukan tipe yang kuat untuk di berondong serangan.Crashhh...Kepala Drago terputus dari tubuhnya dan mati seketika, setelah itu Bima menatap Adrian yang sedari tadi tidak melakukan apapun."Ayo lawan aku sialan!" teriak Bima lalu melesat menyerang Adrian dengan perasaan penuh dendam dan kebencian.Boomm...Boomm...Boomm...Duarrrrr....Bima menghajar Adrian tanpa ada kesulitan, setiap Adrian ingin membalas, Bima langsung memotong jalannya, hal ini membuat Adrian mati kutu dan terus terkena serangan
Selesai makan malam, Bima langsung membuat kopi lalu pergi ke balkon samping kamarnya.Bima kembali melamun dengan rokok dan kopi sebagai pendamping kesepiannya. Bima mengeluarkan buku beserta bolpoin dan menuliskan semua keluh kesahnya selama hidup.Tumbuh dengan di selimuti dendam itu tidak enak, walaupun kita anak orang kaya, kalau tumbuh tanpa kasih sayang buat apa? aku malah iri melihat anak anak orang kurang mampu yang hidup bahagia.Kalau waktu bisa di putar dan aku bisa memilih ingin lahir dari rahim siapa, aku akan memilih lahir dari rahim sosok ibu yang tidak ada kaitannya dengan dunia hunter. Aku ingin lahir dari rahim sosok ibu yang penyayang dan perhatian.Tapi apalah dayaku, sekarang aku hanya bisa menjalani hidup menyedihkan ini, melindungi, menjaga, mengayomi, semua harus aku lakukan dengan apa yang aku punya sekarang.Ya, walaupun aku belum bisa melakukannya sesempurna itu, tapi aku sudah mencobanya sebaik-baiknya, Semua yang ada di otakku hanya berisi kebaikan dan ba
Sorenya, Bima bangun dari tidurnya dan langsung pergi mandi. Selesai mandi dia turun ke bawah untuk bersantai menonton TV."Aku mau tanya." ucap Albert yang juga ikut menonton TV."Apa?" tanya Bima."Kapan kau menikah?" tanya Albert."Kapan kapan." jawab Bima malas."Umurmu sudah tua, cepatlah buat anak, biar bunda ada teman." ucap Albert cuek."Kenapa tidak kau saja?" tanya Bima."Aku masih muda." jawab Albert datar."Terserah kau lah bert!" ucap Bima kesal."Tadi kau kemana?" tanya Albert."Jalan jalan." jawab Bima.Hening...Mereka terus menonton TV sampai jam makan malam, tanpa obrolan sama sekali seperti orang yang baru kenal."Ayo makan!" teriak Aurora dari dapur.Mereka pun pergi ke ruang makan dan makan malam bersama. Setelah makan malam, seperti biasa Bima membuat kopi dan pergi ke balkon samping kamar untuk nongkrong.[Tidak ada niatan yang
Keesokan harinya, di pagi pagi buta, Bima bangun dan langsung ganti baju untuk pergi olahraga. Lari pagi, sit up, push up, dan lain-lain Bima lakukan demi kebugaran tubuhnya dan menyingkirkan semua pemikiran buruk di otaknya.Setelah puas berolahraga, Bima pun kembali ke rumah untuk mandi. Selesai mandi Bima pun turun ke bawah untuk sarapan bersama ibu dan adiknya."Tumben bangun pagi." ucap Albert."Olahraga bro! biar auraku cerah, gak kayak kau suram!" ucap Bima."Paling cuma bertahan 3 hari, terus selanjutnya kayak dulu lagi." ucap Albert."Minimal kasih semangat lah bodoh! kau ini selalu mematahkan semangat kakakmu yang tampan ini!" ucap Bima kesal."Tampan? mukamu saja seperti biji kucing." ucap Albert datar."Aku penasaran, kau ini terbuat dari kulkas berapa pintu ya? dingin dan datar sekali! tidak ada ekspresi yang wah begitu!" ucap Bima penasaran."Kalian ini kakak adik tapi tidak pernah akur!" ucap Auro
Bima tersenyum melihat Zoya yang menangis tersedu-sedu, Bima yakin Zoya merasakan rasa bersalah kerana telah menghianati cinta Bima."Tak usah menangis, aku sudah ikhlas, kamu bisa bahagia aku ikut bahagia. Aku cuma mau kamu jaga David dan rawat dia sebaik mungkin. Aku hanya bisa memantau dari kejauhan." ucap Bima."Maafkan aku, aku tidak bisa sabar menunggumu." ucap Zoya dengan suara serak."Aku paham, David harus tumbuh dengan bimbingan sosok ayah dan aku sedang tidak ada. Jadi aku sudah paham semuanya, kamu melakukan ini juga demi David. Santai saja." jawab Bima dengan tersenyum manis.'Huhuhu...aku bangga menjadi bawahan mu bos.' ucap Zhong sambil mengelap air mata dengan ekor Kong.'Aku juga bangga bos.' ucap Kong mengelap air matanya menggunakan ekor milik Dexter.'Tambah satu hewan bodoh lagi! haihhh! kenapa kau selalu merekrut para hewan dewa yang bodoh seperti ini bos!" ucap Dexter kesal.'Berarti kau juga bodoh
Keesokan harinya, Bima pergi ke basecamp untuk memberikan oleh-oleh yang dia beli kemarin."Wuihhh! cookkk! jersey City original!" ucap Riski sangat bahagia."Lancar di sana?" tanya Diana."Lancar, walaupun portalnya di luar ekspetasi, tapi tetap lancar kok bun." jawab Bima."Syukur deh." ucap Diana lega."Dah aku balik dulu, mau latihan." ucap Bima."Tumben mau latihan." ucap Rizal."Kaku banget aku kemarin." jawab Bima."Itu dua orang kemarin siapa bim?" tanya Kevin."Adik sama saudara satu clan ku." jawab Bima."Clan Nara masih ada tiga orang dong?" tanya Julian."Iya, sisa itu doang." jawab Bima."Pantes kemarin pada pake patung legendaris." ucap Julian."Dah ya, balik dulu." ucap Bima beranjak pergi.Bima pun pergi dari basecamp, dia pulang ke rumah untuk memulai rutinitas latihannya yang sudah lama berhenti.[Latihan reflek dulu bos, reflekmu b
Aurora, Diana serta suami, Billy dan keluarga datang ke rumah sakit untuk mengetahui kabar Bima."Mana Linda?" tanya Aron yang tiba tiba muncul di depan Albert."Itu." jawab Albert menujuk Lind yang terus menangis di bangku terpisah."Hey, ikut aku." panggil Aron."Aku salah paman, maafkan aku." ucap Linda."Kamu sangat bodoh! jelaskan dengan tuan Alvin nanti!" ucap Aron ketus.Keduanya menghilang begitu saja, Aurora yang sangat sedih mendengar nasib anak angkatnya terus di tenangkan oleh Tigers dan Lia."Bima pasti selamat bunda, kita berdoa saja untuk Bima supaya mendapatkan yang terbaik." ucap Tigers."Ini terlalu cepat untuk kehilangan nak, bunda masih mau melihat senyumannya." ucap Aurora sambil menangis sesenggukan."Kami juga bun, kita terus berdoa saja." ucap Tigers.Kevin yang menjelaskan semuanya pada keluarga Billy pun dibuat bingung dengan kedatangan wanita asing yang terlihat sangat sedih."Itu siapa jul?" tanya Kevin pelan."Ibu sambung Bima kan? itukan adik sama saudara
Keesokan harinya, Bima membuka matanya, rasanya sudah mendingan namun dari perutnya Bima merasakan ingin muntah.'Bob!' teriak Bima memanggil sistem.[Diam bodoh! kalau mau muntah muntahkan saja! itu racun berbahaya]Hoekkkk...Bima memuntahkan banyak sekali cairan hitam yang bercampur dengan darah segar."Eh eh eh..kenapa bim?!" tanya Kevin panik.Bima mengangkat tangannya dan kembali memuntahkan banyak sekali cairan hitam.[Sudah! akhirnya selesai juga! haihhh...melelahkan! setelah ini tinggal pemulihat fisikmu saja bos!]"Bunda mana?" tanya Bima."Yang mana?" tanya Kevin balik."Ibu sambungku." jawab Bima."Aku suruh pulang, kasihan cuk berhari-hari dia tidur di luar demi tau kabar terbaru kondisimu." ucap Kevin."Kau panggil suster buat ganti kasur, aku mau bersih bersih." ucap Bima perlahan mencoba berdiri.Bima membersihkan tubuhnya, berganti baju, lalu kembali ke tempat tidur yang sudah di ganti."Minum cuk." ucap Bima merasa tenggorokannya kering."Nah..." ucap Kevin menyodork