Home / Romansa / Kinan / Bab 25 : Ervan

Share

Bab 25 : Ervan

last update Last Updated: 2021-05-22 14:13:07

Keduanya baru saja sampai di sebuah kafe yang dipenuhi banyak sekali bunga yang tertata sangat rapi. Kinan menjadi sangat antusias dan langsung menghampiri bunga-bunga yang tumbuh di sekitar maupun yang ditanam dalam sebuah pot. Noah sudah yakin pasti wanita itu akan menyukainya, bunga adalah benda kesukaan Kinan. "Apa pria itu ingin bertemu di sini? Bagaimana dia bisa tau kalau aku menyukai bunga?" tanya Kinan seraya mencium salah satu bunga jenis mawar yang tumbuh di sebuah pot bewarna putih. 

"Aku yang memilih tempat ini," jawab Noah. 

"Wah kau memang tau apa yang kusuka." Kinan tersenyum ke arah Noah, seraya mengibaskan rambutnya pelan. "Baiklah, mana pria itu."

"Namanya Ervan," kata Noah lalu kemudian mengarahkan matanya ke sosok pria yang baru saja tiba. "Dan itu dia."

Kinan mengernyit, ia memperhatikan sosok itu dari jauh. Ia seperti mengenali pria itu, seperti tidak asing terlihat. Barulah saat pria itu semakin mendekat, Kinan baru menyadari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kinan   Bab 26 : kekesalan

    Langit sudah hampir senja saat Kinan dan Ervan telah keluar dari kafe tersebut. Telah banyak hal seru keduanya bahasa selama hampir 8 jam lamanya. Kinan sampai merasa punggung dan mulutnya pegal. Tapi, ini cukup membahagiakan karena hari ini setelah sekian lama ia bertemu lagi dengan Ervan."Kau mau aku antarkan pulang atau—""Sudah selesai?" tanya Noah muncul secara tiba-tiba di hadapan keduanya. Kinan sampai tidak bisa mengontrol eskpresi kagetnya. Bukankah pria itu sudah pulang tadi, lalu kenapa ia bisa ada di sini lagi?"Bukannya kau sudah pulang?" tanya Kinan mengernyit heran."Aku menunggu di ujung sana, ternyata lumayan lama juga. Jadi kau ingin pulang dengan siapa?"Kinan benar-benar tidak habis pikir dengan Noah, pria itu menyebalkan sekaligus membuatnya ingin terbang ke langit. "Maaf Ervan, sepertinya aku pulang dengan Noah saja. Apalagi kau harus ke rumah sakit kan sekarang?""Oh ya sudah, aku juga sudah terlambat." Er

    Last Updated : 2021-05-22
  • Kinan   Bab 27 : Cantik

    Noah menatap curiga ke arah Kinan yang mendadak baik padanya, wanita itu kini tengah memasak mie instan kuah di dapur dan Noah bisa melihatnya dengan duduk di meja makan."Sebenarnya ... aku ingin meminta maaf." Kinan membalikkan tubuhnya, kepalanya menunduk ke bawah. "Soal perkataan kasar padamu kemarin."Noah mengernyit, sudut bibirnya perlahan tertarik. "Aku sudah memaafkanmu, kau tidak perlu merasa bersalah."Kinan masih diam di tempatnya dengan kepala yang terus menunduk, ia tidak berani menatap pria itu, ia merasa malu. Bahkan setelah mencacinya, Noah masih memaafkannya. Ah, pria itu semakin membuat jantung Kinan berdetak lebih cepat.Noah mengembuskan napasnya panjang, seraya bangkit dari duduknya dan menghampiri Kinan. "Sampai kapan kau akan menunduk?""Aku ma—" Kinan terdiam dan refleks menjauhkan wajahnya saat ia tahu wajah pria itu tiba-tiba mendekat ke arahnya. "Apa yang kau lakukan?""Aku ingin melihat matamu," kata Noah melipat

    Last Updated : 2021-05-28
  • Kinan   Bab 28 : Apa gunanya cinta?

    Noah menahan tawanya kala melihat wajah memerah Kinan yang sedari tadi belum mendapatkan respon darinya. Cukup menggemaskan dan berhasil membuat Noah ingin tertawa meski ia harus menahannya demi mempertahankan sisi dingin dalam dirinya. "Kau bisa menemuiku kapanpun kau mau itu pun jika tidak ada kekasihku di sini.""Kekasih?" tanya Kinan menatap tidak percaya. Bukankah sebelumnya Noah mengatakan jika ia tidak punya kekasih? Apakah pria itu membohonginya?Noah mengangguk. "Ya, kekasihku suka datang semaunya dan aku tidak tahu pasti kapan ia akan datang.""Katamu kau tidak punya kekasih?!" Kini Kinan merasa sangat waspada, ia melihat ke arah bawah barangkali ia tidak menyadari jika seseorang telah datang.Noah menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap pongah. "Pria setampan diriku tidak mungkin tidak memiliki seorang kekasih. Memangnya aku ini kau!""Kau ini!" Kinan mengacak rambut

    Last Updated : 2021-05-29
  • Kinan   Bab 29 : cairan pencuci piring

    "Baiklah, makanlah lagi." Noah hanya ingin menikmati pizzanya sekarang, ia enggan untuk berdebat dengan Kinan yang sudah pasti tidak ada habisnya itu. "Sekarang aku mengerti bagaimana perasaanmu."Kinan mengambil kembali pizza yang sempat ia taruh tadi dan menyantapnya lagi. "Dan besok aku tidak ingin pergi kemana pun.""Aku juga akan sangat sibuk besok, ada tempat yang harus aku datangi." Noah beranjak ke kulkas, pria itu mengambil beberapa minuman kaleng dan menaruhnya di meja."Kemana?" tanya Kinan."Kenapa kau sangat ingin tahu?" Noah memandang sinis.Kinan mendengus. "Aku hanya penasaran."Noah tidak menanggapi lagi, ia terus melanjutkan menyantap pizzanya hingga perutnya terasa kenyang. Sudah sangat lama rasanya, lidahnya tidak lagi merasakan pizza kesukaannya itu semenjak sang kakak tinggal di Singapura."Apa aku boleh ikut?" tanya Kinan lagi.

    Last Updated : 2021-05-30
  • Kinan   Bab 30 : sikap Noah yang aneh

    Kinan kemudian menurut dengan pria itu, akhirnya seluruh kakinya telah dibersihkan hingga sabun pencuci piring itu tak lagi membasahi seluruh kakinya. "Padahal aku baik-baik saja," katanya seraya menatap Noah yang berjongkok di hadapannya."Ini salahku," balas Noah. Pria itu kemudian bangkit dan menghampiri lemari yang berada di sudut ruangan. "Kau harus mengganti pakaianmu. Tapi, kau tidak punya pakaian lagi di sini. Sepertinya aku punya pakaian yang bisa kau pakai, sebentar.""Noah ...." Kinan tidak mengerti kenapa sikap Noah jadi seperti itu, mendadak pria itu jadi seorang yang sangat perhatian kepadanya."Kau bisa kedinginan." Noah kembali membawakan pakaian tidur miliknya dan menaruhnya di samping wanita itu. "Gantilah, aku akan menunggu di luar. Katakan kalau sudah."Kinan menghela napas pasrah, ia mencoba berdiri untuk melepaskan pakaian di tubuhnya. "Sudah kubilang aku baik-baik saja, Ah!" ringis Kinan spontan. Kakinya memang tidak dalam bai

    Last Updated : 2021-06-05
  • Kinan   Bab 31 : kekesalan Noah

    Noah telah sampai di apartemennya, saat melangkah masuk ia langsung disambut oleh senyum hangat Kinan yang tampak sedang melakukan sesuatu di dapur. Noah mengernyit, ia melepas sepatunya dan beranjak mendekat. "Apa kakimu sudah sembuh?""Sudah agak mendingan," jawab Kinan kemudian menunjukkan sop buntut yang baru saja selesai ia panaskan. "Kau pasti lapar, aku sudah menyiapkan makan malam."Noah kembali mengernyit, ia melihat beberapa hidangan telah tersusun di meja makan. "Kau memasak semua ini?""Tidak." Kinan berjalan tertatih ke arah meja makan dan menaruh mangkuk berisi sup di tangannya ke atas meja. "Tadi Ibu datang kemari, katanya ia memasak banyak hari ini.""Ibu datang kemari?" Wajah Noah sedikit terkejut."Maaf jika aku tak meminta izin terlebih dulu padamu karena mengizinkan Ibu dan Andin masuk ke apartemenmu," ucap Kinan merasa tidak enak karena ia membiarkan keluarganya begitu saja ke apartemen milik orang lain."Ah

    Last Updated : 2021-06-06
  • Kinan   Bab 32 : sakitnya Kinan

    Kinan sudah terbaring di atas tempat tidur, ia melihat ke arah pria itu sinis. Tapi, kaki kanannya yang terasa nyeri bukan main membuatnya langsung meringis pelan. "Bagaimana aku bisa berjalan, kalau seperti ini." "Bukankah sudah kukatakan kau menginap saja di sini?" Noah duduk di atas ranjang, di ujung kaki Kinan. "Lihat kakimu semakin parah." Kinan mendengus kesal, lebih baik ia tidur saja sekarang dan berharap kakinya bisa segera sembuh besok. "Aku ingin tidur saja, keluarlah!" Noah mengembuskan napasnya panjang, ia bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuh wanita itu. "Kalau kau butuh sesuatu, bisa panggil aku." "Aku haus," kata Kinan serak. "Sebentar, akan aku ambilkan." Noah beranjak keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Ia menuangkan segelas air putih lalu kembali masuk ke dalam kamar. "Ini." "Terima kasih." Kinan duduk bersandar, lalu kemudian mengambil gelas tersebut dan menegak air putih tersebut hingga tinggal

    Last Updated : 2021-06-08
  • Kinan   Bab 33 : rasa bersalah

    Kinan bergeming, keduanya saling pandang. Perlahan senyumnya kecilnya terbit, ia melirik ke arah Noah yang juga ikut memandanginya. Sepertinya Noah tidak masalah, jika kakaknya yang tampan itu masuk ke dalam kandidat pria yang akan ia kencani. "Kupikir Noah setuju, jadi ya tentu.""Kapan aku mengatakan setuju?" tanya Noah. Ia belum mengatakan sepatah katamu sejak beberapa detik yang lalu, lalu dari mana wanita itu bisa menyimpulkan bahwa Noah setuju."Ah, ayolah. Kau juga harus membiarkan aku berkencan," kata Rey membuat perhatian Noah teralih. "Aku juga ingin menikah.""Tapi, wanita itu tidak," ucap Noah spontan. Rey sempat terdiam beberapa saat, memandangi Kinan dan Noah secara bergantian dengan wajah bingung."Aku tidak sedang mengajaknya menikah." Rey mencoba meluruskan, ia sedang mengajak wanita yang terbaring di sana untuk berkencan dengannya karena ia merasa tertarik. "Aku hanya mengajaknya berkencan, apa hal itu salah?""Tidak ada gunanya."

    Last Updated : 2021-06-09

Latest chapter

  • Kinan   Bab 39 : aku ingin terus bersamamu

    Kinan terpaku menatap dirinya di depan cermin, di tubuhnya sudah melekat sempurna gaun pengantin brokat bewarna putih dengan model sabrina berlengan panjang. Lekuk tubuhnya sangat sempurna, dengan gaun tersebut. Rambutnya yang ditata sedemikian rupa dengan sebuah mahkota di atasnya menjadikan Kinan tidak mengenali dirinya sendiri.Ternyata begini rasanya memakai gaun pengantin, tampak biasa saja. Ia tidak terlalu menyukainya, untung saja gaun pengantin tersebut tidak berat dan panjangnya hanya sampai mata kaki. "Lalu sekarang apa lagi?" tanya Kinan sudah sangat kesal. Hampir satu jam lamanya orang-orang di sana meriasnya. Ia pun melangkah keluar dari ruangan tersebut dan bertemu dengan Ferdinand."Ayo kemarilah cepat!" kata Ferdinand berdiri di depan salah satu ruangan, yang letaknya bersebelahan dengan ruangan tempatnya berada tadi.Kinan melangkah masuk, di sana ia bisa melihat Noah sudah menunggunya dengan setelan jas bewarna hitam lengkap dengan

  • Kinan   Bab 38 : Ferdian

    Sudah hampir 3 minggu berlalu, Kinan sudah mulai bisa berjalan kembali meski tidak bisa terlalu sering dan memakai heels. Sudah dari 2 pekan yang lalu ia kembali ke rumahnya, saat Ibu dan Andini menjemputnya pulang dari apartement Noah setelah mengetahui bahwa kakinya sakit.Semenjak itu, ibu kerap kali datang ke apartement Noah untuk memberinya banyak makanan padahal ibu tahu jika pria itu pandai memasak. Tapi, ibu bersikeras dan mengatakan kalau Noah bisa saja tidak punya waktu untuk memasak. Lagi pula katanya ini sebagai rasa terima kasih ibu karena sudah merawat dirinya. Ibu memang terlalu berlebihan."Sekarang kau akan kemana?" tanya Andini melihat Kinan sudah rapi dengan celana jeans dan kemeja polosnya.Kinan menoleh sekilas dan kembali menata rambutnya yang ia biarkan tergerai. Hari ini ia akan memakai sneaker saja, untuk menghindari kakinya terasa sakit lagi. "Aku masih harus menemui 3 pria lagi, agar aku bisa seg

  • Kinan   Bab 37 : tidak punya kendali

    Mata Kinan kembali melebar, tetapi kini dihiasi dengan kerutan pada dahinya. Rasa malu itu kini kembali menjalar, hingga membuat kedua pipi Kinan terasa panas. Ah, Noah memang tidak bisa ditebak. Ada apa dengannya, kenapa pria itu sampai menawarkan untuk tidur bersama lagi?"Kalian telah tidur bersama?" tanya Rey, nada bicaranya jelas terlihat bahwa ia terkejut."Ya." Kinan menoleh, tetapi kemudian ia menyadari jawabannya. "Tidak, ma-ksudku."Rey melihat ke arah Noah, keduanya beradu pandang. Tatapan tajam Rey lebih terlihat seperti sebuah peringatan keras. "Kuharap kau tidak lupa Noah.""Bagaimana jika aku ingin?" tanya Noah seolah menantang.Bibir Rey membentuk garis tipis. "Kau tahu kau tidak bisa melakukannya."Kinan menatap kedua orang kakak beradik itu bingung, ia tidak tahu apa yang tengah mereka bicarakan. Ketika Kinan melihat ke arah Noah, ia bisa melihat kekesalan tergambar sangat jelas di sana."Ya,

  • Kinan   Bab 36 : kedatangan Rey

    Noah terdiam, hentakan saat memotong wortel tak lagi terdengar. Ucapan Kinan mengacaukan seluruh pikirannya, terlebih sesuatu yang bergemuruh di dadanya. Noah berkedip, ia kembali melanjutkan. "Tentu," ujarnya singkat."Kalau begitu, aku harus segera menemukan orang itu." Kinan akan bertekad, ia harus membahagiakan orang-orang di sekitarnya termasuk pria itu. Noah pasti akan sangat senang, pekerjaan dengannya yang super merepotkan juga akan selesai. Jadi pria itu tidak lagi harus mengurusinya yang memang cukup melelahkan. "Aku berhutang banyak padamu, jadi aku tidak akan melupakanmu."Noah mencoba untuk terkecoh, meski pikirannya begitu berantakan. Ia sekarang melanjutkan ke sayuran yang lain, memotongnya hingga semuanya siap untuk di masak."Setelah kakiku sembuh, aku akan menemui pria yang tersisa sehingga aku bisa segera melepas bebanmu.""Kau sama sekali bukan beban bagiku."Kinan menoleh, dilihatnya Noah yang telah berbalik. Keduanya men

  • Kinan   Bab 35 : pelukan hangat

    "Noah."Noah tersentak dalam tidurnya saat mendengar suara lirihan Kinan. Ia menenggakkan kepala serta tubuhnya dari kursi yang telah menahannya saat tidak sengaja tertidur tadi. Noah menatap tangannya yang masih di genggaman wanita itu dan bertanya, "iya, ada apa?""Tidurlah, kau juga butuh istirahat," kata Kinan seraya menarik pelan tangannya dari genggaman pria itu."Aku sudah tidur." Noah sengaja mengambil salah satu kursi meja makan dan membawanya ke kamar agar ia bisa tetap menjaga wanita itu dalam tidurnya."Tubuhmu bisa sakit nanti, tidurlah di sofa." Kinan merasa bersalah setelah melihat bagaimana Noah menjaganya dalam tidur. Ia telah banyak menyusahkan pria itu. "Ah, sofa juga buruk. Aku telah banyak menyusahkanmu."Noah mengambil beberapa helai tisu yang sudah ia taruh di atas nakas. "Ini adalah tanggung jawabku karena telah membuatmu sakit," katanya seraya menghapus keringat ya

  • Kinan   Bab 34 : Apa kau tidak merindukanku?

    Kinan mengernyit saat melihat Noah mendekatkan sesendok bubur ke dekat mulutnya. "Aku bisa memakannya sendiri," tolak Kinan seraya mengambil sendok di tangan Noah dan memasukkannya ke dalam mulutnya."Bagaimana rasanya?" tanya Noah, karena ia benar-benar ragu dengan rasa bubur buatannya itu. "Aku jarang membuat bubur, jadi aku pikir aku tidak akan membuatnya dengan enak.""Ini enak, aku menyukainya." Kinan tersenyum sekilas sebelum kembali menyuapi bubur itu ke mulutnya. "Terima kasih."Tangan Noah refleks menyentuh puncak kepala Kinan dan mengusapnya pelan. "Sama-sama," kata Noah lalu tiba-tiba terdiam saat pandangan keduanya bertemu.Noah buru-buru menjauhkan tangannya, ia sungguh melakukannya dengan spontan hingga ia tidak menyadarinya. "Maaf, aku tidak sengaja."Tanpa Noah ketahui, jauh di dalam sana Kinan hampir terlempar dari bumi. Kinan berusaha untuk menyamarkannya ekspresi k

  • Kinan   Bab 33 : rasa bersalah

    Kinan bergeming, keduanya saling pandang. Perlahan senyumnya kecilnya terbit, ia melirik ke arah Noah yang juga ikut memandanginya. Sepertinya Noah tidak masalah, jika kakaknya yang tampan itu masuk ke dalam kandidat pria yang akan ia kencani. "Kupikir Noah setuju, jadi ya tentu.""Kapan aku mengatakan setuju?" tanya Noah. Ia belum mengatakan sepatah katamu sejak beberapa detik yang lalu, lalu dari mana wanita itu bisa menyimpulkan bahwa Noah setuju."Ah, ayolah. Kau juga harus membiarkan aku berkencan," kata Rey membuat perhatian Noah teralih. "Aku juga ingin menikah.""Tapi, wanita itu tidak," ucap Noah spontan. Rey sempat terdiam beberapa saat, memandangi Kinan dan Noah secara bergantian dengan wajah bingung."Aku tidak sedang mengajaknya menikah." Rey mencoba meluruskan, ia sedang mengajak wanita yang terbaring di sana untuk berkencan dengannya karena ia merasa tertarik. "Aku hanya mengajaknya berkencan, apa hal itu salah?""Tidak ada gunanya."

  • Kinan   Bab 32 : sakitnya Kinan

    Kinan sudah terbaring di atas tempat tidur, ia melihat ke arah pria itu sinis. Tapi, kaki kanannya yang terasa nyeri bukan main membuatnya langsung meringis pelan. "Bagaimana aku bisa berjalan, kalau seperti ini." "Bukankah sudah kukatakan kau menginap saja di sini?" Noah duduk di atas ranjang, di ujung kaki Kinan. "Lihat kakimu semakin parah." Kinan mendengus kesal, lebih baik ia tidur saja sekarang dan berharap kakinya bisa segera sembuh besok. "Aku ingin tidur saja, keluarlah!" Noah mengembuskan napasnya panjang, ia bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuh wanita itu. "Kalau kau butuh sesuatu, bisa panggil aku." "Aku haus," kata Kinan serak. "Sebentar, akan aku ambilkan." Noah beranjak keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Ia menuangkan segelas air putih lalu kembali masuk ke dalam kamar. "Ini." "Terima kasih." Kinan duduk bersandar, lalu kemudian mengambil gelas tersebut dan menegak air putih tersebut hingga tinggal

  • Kinan   Bab 31 : kekesalan Noah

    Noah telah sampai di apartemennya, saat melangkah masuk ia langsung disambut oleh senyum hangat Kinan yang tampak sedang melakukan sesuatu di dapur. Noah mengernyit, ia melepas sepatunya dan beranjak mendekat. "Apa kakimu sudah sembuh?""Sudah agak mendingan," jawab Kinan kemudian menunjukkan sop buntut yang baru saja selesai ia panaskan. "Kau pasti lapar, aku sudah menyiapkan makan malam."Noah kembali mengernyit, ia melihat beberapa hidangan telah tersusun di meja makan. "Kau memasak semua ini?""Tidak." Kinan berjalan tertatih ke arah meja makan dan menaruh mangkuk berisi sup di tangannya ke atas meja. "Tadi Ibu datang kemari, katanya ia memasak banyak hari ini.""Ibu datang kemari?" Wajah Noah sedikit terkejut."Maaf jika aku tak meminta izin terlebih dulu padamu karena mengizinkan Ibu dan Andin masuk ke apartemenmu," ucap Kinan merasa tidak enak karena ia membiarkan keluarganya begitu saja ke apartemen milik orang lain."Ah

DMCA.com Protection Status