Selesai makan, Elena Zhang mengambil ponselnya di atas nakas dan menyalakanya. Dia mencari kontak Leony Fu, dan menghubuginya untuk mengajak bertemu.
Dihubungi oleh teman baiknya, mana mungkin Leony Fu tidak senang. Hati berbunga-bunga, segera mengusap terima panggilan telepon dari Elena Zhang.Dalam percakapan telepon mereka berdua telah mencapai kesepakatan untuk bertemu di Kafe Hotel Hillton Hills; tempat di mana orang kaya menghabiskan sebagian kekayan mereka.Elena Zhang pergi bersiap-siap. Dia mandi kemudian berganti pakaian cantik menyesuaikan dengan tempat tujuan mereka.Leony Fu tidak sabaran ingin melihat Elena Zhang Zhang sudah berubah seperti apa, datang lebih awal dibandingkan Elena Zhang."Elena, di sini!" Leony Fu melambaikan tanganya ke arah Elena Zhang, sedang berjalan memasuki Kafé Hillton Hills.Elena Zhang tersenyum melangkahkan kakinya menghampiri Leony Fu. Begitu tiba, Leony Fu berdiri memeluk Elena Zhang, menepuk punggungnya mencurahkan seluruh rasa rindu selama ini."Elena, kau sangat cantik!" puji Leony Fu sangat jujur. Leony Fu baru melepaskan pelukanya setelah puas melepas rasa rindunya kepada Elena Zhang."Terima kasih, kau juga sangat cantik, Nona Fu." Elena tersenyum lembut, lanjut bertanya hal lainnya. "Bagaimana kabarmu dan perusahaan?"Sudah lama Elena Zhang tidak bercengkrama dengan Leony Fu. Selain itu, selama meninggalkan Negara Bei, Elena Zhang tidak pernah mengurus perusahan miliknya. Semua urusan perusahaan diserahkan semua kepada Leony Fu. Hal itu dimaksudkan agar Elena Zhang fokus dengan pengobatannya di Korea. Leony Fu pun memakluminya. Dia bahkan sangat bersemangat bekerja. Sekalipun tidak pernah menganggu Elena Zhang mau bagaimanapun susahnya masalah yang dihadapi olehnya saat menjabat sebagai CEO, menggantikan Elena Zhang sementara waktu. Meskipun Elena Zhang tidak mengirim pesan, Leony Fu terus memberinya motivasi agar Elena Zhang bersemangat menjaani hari-harinya di Korea."Semua baik-baik saja. Kau cepatlah kembali. Aku butuh liburan untuk menenagkan pikiran. Menjadi atasan sangatlah tidak enak!" keluh Leony bercemberut muka. Dia butuh liburan secepat mungkin. Selama setahun ini, dia kelelahan berkutat dengan tumpukan dokumen di atas meja kerjanya. Dia mulai muak melihat tumpukan kertas di atas meja. Jangan biarkan dia membenci kertas, huruf juga angka lantaran terus dihadapkan hal yang sama setiap harinya. Ketika Elena Zhang masih di Korea, Leony tidak pernah membicarakan hal itu agar Elena Zhang tetap fokus dengan pengobatannya. Setelah Elena Zhang pulang dan melihat tampilan baru Elena Zhang, dia baru berani mengatakannya keluar di hadapan Elena Zhang secara nyata."Kau baru tahu?" cibir Elena Zhang setengah bercanda.Sedang asik mengobrol, Leony Fu melihat sekelompok pria sedang asik bermain 'kebenaran atau tantangan'. Salah satu diantara pria itu, ada Rayyan Wang. Leony Fu buru-buru memberitahukan ini kepada Elena Zhang. "Elena bukankah itu suamimu?" Leony Fu menggunakan gerakan mulut dan matanya menunjukan posisi Rayyan Wang saat ini."Suami apa? Aku tidak memiliki suami!"Elena Zhang menolak perkataan Leony Fu barusan. Lagi pula, dia mengnggap Rayyan Wang sudah mati. Dia adalah wanita lajang dan bebas, tidak memiliki keterikatan apapun dengan orang lain. Segera setelah ini, dia akan pergi ke pengadilan untuk membuat surat perceraian dengan Rayyan Wang. Dia berharap pria itu menyetujinya, dan dia bisa bebas dengan kehidupan baru tanpa terikat dengan Rayyan Wang."Lihatlah, dia berjalan ke arah kita!" seru Leony Fu melirik ke arah datangnya Rayyan Wang. Dia sangat bersemangat mau tahu apa yang ingin dilakukan oleh Rayyan Wang datang menghampiri mereka.Elena Zhang diam saja menyesap jus miliknya, yang sudah dipesankan oleh Leony Fu saat dirinya masih di perjalanan."Hai, Cantik, boleh duduk di sini?" Rayyan Wang sangat percaya diri menunjuk sofa kosong di samping Elena Zhang.Elena Zhang bergeming menggunakan ekor matanya melirik Rayyan Wang sebentar, kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain.Terhadap apa yang dilakukan oleh Elena Zhang saat ini, Leony Fu hanya bisa menahan senyum. Dia mau menertawakan Rayyan Wang, tapi takut membongkar identitas Elena Zhang kepada Rayyan Wang. Pada akhirnya, dia hanya diam duduk di sofanya melihat raut wajah Rayyan Wang sudah berubah masam.Selama hidupnya, Rayyan Wang belum pernah merasakan diacuhkan oleh orang lain, terutama seorang wanita.Menarik! Dalam hati Rayyan Wang berseru, dia merasa tertantang untuk mendekati Elena Zhang dan mendapatkan posisi di hatinya.Mengesampingkan semua rasa malu, dia duduk saja di atas sofa di samping Elena Zhang.Sekali lagi, Rayyan Wang mencoba peruntungan, dia mengulurkan tanganya mau bersalaman dengan Elena Zhang. Dia tidak bisa kalau melihat wanita cantik dan memesona seperti Elena Zhang tidak mengetahui identitasnya sama sekali. Minimal dia harus tahu nama dan nomor kontaknya agar mudah menjalin komunikasi ke depannya."Nona Cantik, bolehkah mengetahui siapa namamu?""Karina Zhang!" Elena Zhang berbohong. Mana mungkin dia memberitahu identitas aslinya. Lebih baik dia menutup rapat identitasnya agar proses perceraiannya dengan Rayyan Wang berjalan lancar. "Maaf, aku mysophobia!" lanjut Elena Zhang tidak mau menyambut uluran tangan Rayyan Wang sedang duduk di sampingnya.Perkatan Elena Zhang barusan memang terdengar sopan, namun Rayyan Wang sangat tahu maksud dari perkataan Elena Zhang barusan. Elena Zhang tidak lain sedang mengatainya pria kotor!Elena Zhang memakai kata mysophobia untuk mengkiaskan bahwa Rayyan Wang adalah pria menjijikan, tidak boleh sembarangan bersentuhan dengannya.Dalam hitungan detik, wajah Rayyan Wang sudah berubah merah padam. Dia sangat marah atas penghinaan yang dilakukan oleh Elena Zhang barusan. Kemudian, dia pun menarik tanganya yang menggantung di atas udara. Seketika, senyumanya yang sebelumnya merekah ikut padam.Elena Zhang pun berseru dalam hati, 'Ini belum seberapa dibandingkan kata hinaan yang pernah kau torehkan untukku!'Meskipun sikap Elena Zhang kurang bersahabat, Rayyan Wang tetap menyebutkan namanya sangat percaya diri, "Aku Rayyan Wang, tolong Nona Cantik mengingat namaku, ya.""Daya ingatku sangat buruk. Terutama menginggat nama seorang pria tidak tahu malu sepertimu!" kata Elena Zhang sambil melerik sinis Rayyan Wang, didetik berikutnya membuang muka ke arah lain.Rayyan Wang tidak juga menyerah, dia kembali berkata, "Bolehkah mengetahui kontak, Nona Zhang?"Elena Zhang menyibakan anak rambut ke balik telinganya berkata, "Maaf, tidak punya telepon!"Rayyan Wang menelan air liurnya, dia benar-benar dipermalukan oleh Elena Zhang. Zaman ini sudah zaman apa? Bohong bila seseorang tinggal di perkotaan tidak memiliki telepon gengam di sisinya."Tuan ini, kalau tidak ada urusan tolong segera pergi. Aku sedang mengobrol bersama temanku. Jangan mengacaukan acara kami berdua," kata Elena Zhang kembali menatap sinis Rayyan Wang.Rayyan Wang tersenyum lembut. Akan tetapi, dibalik semua itu, dia mengepalkan tangan dan menggertakan giginya. Pandangan matanya sangat tajam menatap ke arah Elena Zhang seakan ingin membelah dua tubuh Elena Zhang.Sudah diusir begitu, Rayyan Wang tidak mungkin tetap tinggal. Yang ada dia akan mempermalukan diri sendiri bila memaksa tetap berdiam di sana. Dia pun kembali ke tempat semula dengaan awan mendung menyelimuti seluruh wajahnya.Rayyan Wang sedang mendapatkan hukuman dari teman-temanya saat bermain 'kebenaran atau tantangan'. Dia kalah memilih tantangan. Temanya menyuruh Rayyan Wang mendaptkan hati Elena Zhang, sedang berada tidak jauh dari meja mereka.Teman-temannya mengetahui arti dari raut wajah Rayyan Wang saat kembali ke meja. Mereka menebak bahwa Rayyan Wang telah gagal melakukan misi.Sampai di meja, Rayan Wang melemparkan kunci mobil miliknya ke arah temannya. Mobil sport edisi terbatas baru dibeli beberapa hari yang lalu hilang begitu saja karena sikap pongahnya barusan sangat yakin bahwa bisa menaklukan hati Elena Zhang seperti wanita lain. Semua ini adalah salahnya sendiri mengapa menambahkan mobil sebagai alat taruhan untuk menunjukan eksestensinya sebagai seorang pria tidak pernah ditolak oleh seorang wanita di hadapan teman-temanya."Rayyan, tidak tahu kau ada masanya ditolak oleh seorang wanita!" ejek teman-temanya sangat puas.Semua teman-temanya sangat senang, tertawa terbahak menertawakan kekalahan Rayyan Wang. Ketika itu, Rayyan Wang kembali menatap ke arah Elena Zhang dan Leony Fu. Benih dendam telah tumbuh subur di dalam dadanya saat ini. Pokoknya dia harus bisa menaklukan hati seorang Elena Zhang. Rayyan Wang pantang menyerah ketika menghendaki sesuatu. Jika dia gagal, dia akan melepaskan marga di belakang namanya menjadi 'Pecundang'.Sepeningal Rayyan Wang, meja Elena Zhang dan Leony Fu kembali tenang."Elena, sikapmu barusan sangat keren!" Leony Fu mengacungkan dua jempol tanganya memuji cara Elena Zhang memberi Rayyan Wang pelajaran.Sesekali, pria playboy seperti Rayyan Wang memang harus diberi pelajaran agar bertobat bermain wanita."Bukan apa-apa. Menghadapi pria brengsek sepertinya memang harus seperti itu," kata Elena Zhang, sangat percaya diri. Kalau itu dulu, dia tentu tidak akan berani berkata demikian. Dia tidak berani menatap Rayyan Wang dengan penampilan buruk sebelumnya."Besok siang, aku akan kembali ke perusahan," lanjut Elena tidak mau membahas Rayyan Wang lagi."Kau masih lelah, istirahat saja dulu beberapa hari. Aku bisa menagani semuanya." Tentang keluhan sebelumnya sepenuhnya tidaklah benar. Leony Fu masih mampu menjalankan pekerjaan dalam beberapa hari ke depan."Aku sudah lama bersantai. Besok kita serah terima pekerjaan. Pagi hari tolong beritahu semua departemen agar tidak melewatkan pertemuan ketika aku datang ke perusahaan.""Oke, sesuai perintah Bos saja." Leony Fu menyetujui permintaan Elena Zhang, selaku pemilik perusahaan EZ Cosmetics.Sejak kembali kemeja bersama teman-temannya, raut wajah Rayyan Wang tidak enak dilihat dari sisi mana pun. Dia menekuk wajahnya sedemikian rupa hingga muncul guratan tipis di keningnya. Brandon Yu sangat percaya diri berinisiatif memberi penghiburan untuk Rayyan Wang, berkata, "Perlukah mengundang beberapa wanita cantik untuk menghiburmu, Kakak Rayyan?"Rayyan Wang mendelik menatap Brandon Yu. Dari tatapanya barusan jelas memberitahu betapa tidak sukanya Rayyan Wang atas perkataan Brandon Yu. Detik berikutnya, sebuah perkataan berintonasi tinggi dilemparkan ke arah Brandon Yu, "Apa kau sudah bosan hidup?!" Brandon Yu tertawa canggung buru-buru berkata, "Tidak! Tidak! Maafkan aku, Kakak Rayyan. Aku sedang bercanda denganmu." setelahnya dia tidak lagi berani berkata apapun terutama kepada Rayyan Wang. Situasi sudah begini buruk tidak dapat lagi melanjutkan permainan sebelumnya. Semua orang memilih mengakhiri permainan, lalu meminum minuman masing-masing. Rasa nikmat dari cocktail mem
Mendapati Elena Zhang sudah masuk ke dalam kamar, Rayyan Wang kembali ke Kafé Hillton Hills.Sambil berjalan, Rayyan Wang melakukan panggilan telepon dengan seorang kenalan, tidak lain dari penanggung jawab Hotel Hillton Hills itu sendiri. Diseberang sambungan telepon, seorang pria bermulut sangat manis bertanya kepada Rayyan Wang, "Tuan Rayyan, katakan ada maksud apa Anda menghubungiku?""Tolong cari tahu informasi wanita yang menginap di kamar nomor 1303," perintah Rayyan Wang. Sederhana saja, Rayyan Wang hanya ingin tahu informasi mendetail dari Elena Zhang. Jika mengetahui informasi pribadinya, mudah baginya untuk mencari Elena Zhang kedepannya."Baik, Tuan Rayyan, Anda tidak perlu kahwatir. Saya dapat memastikan akan mendapatkan informasi yang Anda inginkan sesegera mungkin." Pria disambungan telepon meyakinkan Rayyan Wang.Di sisi lainnya, Elena Zhang bersandar punggung di daun pintu menenagkan suasana hatinya terlebih dahulu.Tinggal di hotel sudah tidak aman, Elena Zhang buru-b
"Siapa wanita barusan?""Tidak tahu!""Sepertinya dia staf baru di sini."Ketiga orang staf sibuk saling bertanya tentang Elena Zhang. Mereka langsung menaruh rasa iri terhadap kecantikan yang dimiliki oleh Elena Zhang. Rasa ingin tahu tentang Elena Zhang mendominasi seluruh pikiran mereka saat ini. Elena Zhang berjalan sangat cepat dan percaya diri. Hingga beberapa menit saja sudah tiba di depan pintu lift. Dia berdiri di depan lift khusus ekeskutif. Menggunakan jari lentiknya dia menekan tombol buka lift. Kedua kaki jenjangnya menumpu sangat kokoh menunggu pintu lift terbuka. Tidak lama berselang, pintu lift terbuka. Baru mau melangkahkan kakinya memasuki lift, tiba-tiba suara lantang seorang wanita menghentikan pergerakan Elena Zhang."Tunggu!" Seorang staf wanita berlari menghampiri Elena Zhang. Elena Zhang refleks menoleh ke arah sumber suara saat seseorang menghentikan langkah kakinya."Nona, lift ini dikhususkan untuk para eksekutif. Staf biasa seperti kita ini lewat lift di s
Rayyan Wang meremas teleponnya saat mengetahui bahwa bukan Elena Zhang yang mengangkat teleponnya. Padahal, dia menelpon mau mendengarkan suara Elena Zhang seorang. Tidak tahu mengapa seluruh pikiran sebelumnya dipenuhi semua tentang Elena Zhang. Rasanya dia mau gila bila tidak segera mendengarkan suara Elena Zhang didetik berikutnya. Karena itu, dia menelepon Elena Zhang. Begitu tahu orang yang mengangkat teleponnya bukan Elena Zhang, kebahagiaan yang sedang membuncah di hatinya langsung berubah menjadi kemurungan tiada akhir.Rayyan Wang memerintahkan asistennya untuk menyiapkan mobil. Dia tidak bisa tetap berada di dalam kantor. Takutnya bila terus berdiam diri, kantornya menjadi hancur akibat kemarahannya yang tidak dapat dibendung.Elena Zhang bertopang tangan di sandaran sofa. Mengapa hari ini begitu tidak bersahabat dengannya. Saat pergi menabrak mobil Rayyan Wang. Saat tiba di perusahaan dia menemukan perundangan staf personalia terhadap staf magang.Leony Fu tahu Elena Zhang d
Leony Fu tertawa lepas mendengarkan penuturan Elena tentang barang milik Rayyan Wang."Hati-hati, nanti kau kena karma dengan perkataanmu. Jangan membencinya terlalu berlebihan. Cinta dan benci itu bisa berbalik kapan saja. Jarak keduanya hanya beberapa inci saja, Elenaku sayang." Leony Fu memberikan sedikit nasehat untuk diingat oleh Elena Zhang agar tidak bersikap berlebihan dalam menghadapi Rayyan Wang."Aku tidak akan terperdaya dengan rayuannya." tegas Elena Zhang meyakinkan diri sendiri tidak akan terperdaya oleh Rayyan Wang."Ya, aku percaya terhadap perkataanmu. Mari kita pesan makanan. Jangan cederai hari baik ini dengan permasalahan Rayyan Wang.""Oke ...." Elena Zhang pun tidak mau terlalu berlarut-larut dengan permasalahan Rayyan Wang. -Pihak keamanan tidak dapat mengusir Rayyan Wang. Mereka tahu Rayyan Wang adalah pelanggan tetap di sana. Mereka bisa menarik Rayyan Wang tidak lain atas perintah Rayyan Wang sendiri.Setelah menjauh keluar, Rayyan Wang menyuruh pihak keam
Yes! Rayyan Wang berseru gembira di dalam hatinya. Nampak jelas raut kebahagiaan menyelimuti seluruh wajah tampannya. Kemurungan yang sempat melintas telah sirna semua hanya dengan mendengarkan satu kata dari Elena Zhang. Rasa percaya diri pun meningkat beberapa kali lipat. Lihatlah tidak ada satu pun wanita yang bisa menolak pesonanya, 'kan? Rayyan Wang seketika menjadi tinggi hati seakan puncak piramid menaklukkan hati wanita ada di dalam genggaman tangannya. Saat ini dia merasa berada di atas awan; sama sekali tidak takut kalau perkataan Elena sebelumnya hanya bualan belaka. Dia benar-benar telah terperdaya dengan satu kata 'baik' dari Elena Zhang."Elena ..." Leony Fu berbisik pelan di telinga Elena sambil menggoyangkan tangan Elena Zhang mau mengingatkannya tentang apa yang dikatakannya barusan. Leony sempat menduga bahwa Elena sudah terkena ilmu sihir sehingga bisa menyetujui permintaan Rayyan Wang. Sebagai teman, dia perlu memberinya peringatan. Namun, saat dia memberiny
Malam hari, Restoran Bintang 5, Hotel Hillton Hills. Brandon Yu telah menggabungkan dirinya memenuhi undangan Ernest Yang, makan malam di restoran Hotel Hillton Hills. Termasuk dengan Brandon Yu, mereka terdiri dari 4 pria, teman akrab sejak taman kanak-kanak. Semua dari mereka adalah Tuan Muda dari pewaris tunggal perusahaan bergengsi di negara Bei. Ketika sedang melihat buku menu, ekor mata Brandon Yu tidak sengaja melihat siluet Elena Zhang. Demi memastikan pengelihatannya benar, dia pun memfokuskan penglihatannya menatap ke arah Elena Zhang. Elena Zhang dan Ethan Zhu baru saja masuk ke dalam restoran, berjalan sejajar saling melempar senyum manis. Mereka terlihat sangat serasi dengan pakaian berwarna senada seolah sudah janjian sebelum datang ke restoran tersebut. Elena menggunakan sepatu hak tinggi takut terpeleset melingkarkan tangannya di pergelangan tangan Ethan Zhu. Cara Elena melingkarkan tangannya terlihat sangat intim dan posesif seolah-olah
"Siapa yang kau panggil, Sayang? Apakah taplak meja di depanmu?" Elena sebal terus dipanggil dengan sebutan 'Sayang', oleh Rayyan Wang melemparkan perkataannya dengan intonasi beberapa oktaf lebih tinggi dibanding perkataan sebelumnya. Panggilan 'Sayang' itu terdengar sangat mengganggu seoalah suara dengungan nyamuk masuk ke dalam gendang telinganya."Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Sepanjang Elena mengomel, Rayyan Wang sengaja terbatuk keras demi menutupi kata sindiran ditujukan untuknya. Akibatnya, Ethan Zhu tidak dapat mendengar kata-kata kejam Elena Zhang.Urat leher Elena tertarik keluar. Dia bersiap mau melayangkan kemarahannya lagi, namun disaat bersamaan pelayan datang ke meja mereka. Rayyan Wang kembali terselamatkan dengan kehadiran pelayan membawa nampan di sisi tangannya. Makanan Elena dan Ethan telah siap untuk disajikan. Pelayan membungkuk kemudian menyajikan makanan di atas meja.Dengan tidak tahu malunya, Rayyan Wang mengambil salad sayur di
"Aku Tahu!" Rayyan Wang menjawab santai."Kenapa sudah tahu, kau masih berulah seperti ini. Apa kau sengaja mau membunuhku secara perlahan, Rayyan Wang?""Aku akan mengembalikan uang yang Ayah pinjam kepada keluarga mereka.""Apa katamu?" Ramon Wang tertawa menggelegar mengejek Rayyan Wang. "Rayyan Wang, apa kepalamu ada tersandung batu? Dari mana datangnya keberanianmu ini, hah?" Ramon Wang dibuat marah oleh jawaban lancang Rayyan Wang.Rayyan Wang menatap ayahnya sangat lekat percaya diri atas perkataannya sebelumnya. Tidak ada sedikitpun rona wajahnya yang menggambarkan bahwa perkataannya sebelumnya adalah omong kosong belaka."Rayyan Wang, apa kau lupa, selama ini kau hanya bisa hura-hura. Kau mendirikan bisnismu juga dari siapa uangnya? Kalau tidak aku yang mendukungmu, bisnismu sudah lama gulung tikar. Anak manja sepertimu mana bisa menjalankan bisnis, sok berlagak ingin mengembalikan uang yang aku pinjam."Ramon Wang membungkuk, kemudian memegang wajah Rayyan Wang, menepuk-nepu
Elena Zhang memijat keningnya seusai melihat konferensi pers Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang itu sangat suka mengacaukan kehidupannya?"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Leony Fu kesal terhadap perilaku Rayyan Wang."Biarkan saja seperti itu. Anggap kita mendapatkan bantuan darinya sehingga nama Thomas Xu tidak tercemar." Elena Zhang terlihat sangat tenang seolah-olah berita tersebut tidak ada kaitan denganya. Namun hal itu hanya dipermukaan saja, sejujurnya dia sangat kesal dengan Rayyan Wang selalu ikut campur terhadap masalahnya."Bagaimana kau bisa begitu santai seperti ini? Seharusnya kau melakukan perhitungan kepada pria brengsek seperti itu! Kalau kau tidak mau, biar aku saja." Kata Leony Fu berapi-api dengan tangan terkepal, meremasnya berulang kali seolah-olah sedang menghancurkan Rayyan Wang di dalam genggamannya."Jangan mencari masalah. Patuhlah dan menjadi anak baik. Masalah aku dengannya, aku bisa menyelesaikannya sendiri.""Sebenarnya kau itu masih menganggap aku ini
Huh!Elena Zhang menghela napas panjang. Mengetahui temannya belum bisa menerima keputusannya, dia harus memebri pernyataan tegas, "Bukankah hanya pura-pura saja? Apa permasalahannya? Ayo kita pergi." Elena Zhang berdiri, kemudian berpamitan kepada Nathan Liu. "Manajer Liu, aku ada pekerjaan penting. Thomas Xu maaf sudah merepotkanmu atas skandal ini."Elena Zhang dan Leony Fu pergi. Sejak kepergian Elena Zhang, Thomas Xu kembali tidak bersemangat. "Ada apa denganmu?" Nathan Liu menegur Thomas Xu ketika melihatnya terus menghela napas tanpa henti seolah-olah bebean berat sedang menimpanya. "Bukankah permasalahanmu sudah diselesaikan. Apa masalahnya, sehingga wajahmu terlihat tidak enak dipandang seperti itu?" tanya Nathan Liu.Nathan Liu berpikir sejenak, kemudian membulatkan matanya berkata, "Apa kau menyukai Nona Zhang?" Nathan Liu mengungkapkan rasa penasarannya.Thomas Xu melotot tajam, "Ayo pergi! Bukan urusanmu kalau aku menyukainya ataupun tidak."Huh! Nathan Liu mengeluh da
Sebelum menjawab pertanyaan Elena Zhang, Nathan Liu berdehem dua kali dengan kepalan tangan menutupi mulutnya. Sejujurnya, Nathan Liu juga dalam delima harus memilih yang mana dari kedua pilihan tersebut. Kedua pilihan tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Nona Zhang, aku akan mengatakannya secara jujur saja. Jika memilih pilihan pertama, penggemar Thomas Xu pasti tidak serta-merta akan menerima. Apalagi sudah ada penggemar menyaksikan secara langsung bahwa kalian berdua berada di dalam bioskop duduk bersebelahan. Tidak mungkin seorang bos duduk bersebelahan dengan bawahannya secara sembunyi-sembunyi seperti itu. Terlebih, ada foto kalian memasuki pusat perbelanjaan. Sudut pengambilan gambar terlihat kalian sedang berkencan secara sembunyi-sembunyi. Maksudku, memilih pilihan ini lebih banyak negatifnya. Para penggemar pasti akan menyudutkan Thomas Xu sebagai simpananmu. Mereka akan menganggap bahwa kerjasama tersebut hanyalah pengalihan isu. Kita memang tidak
Ketika sampai di restoran, Thomas Xu dan Nathan Liu, manajernya sudah menunggu di ruang pribadi.Thomas Xu menggunakan kaca mata hitam menutupi matanya yang menawan. Juga, jaket denim membuat penampilannya terlihat lebih muda beberapa tahun; dia seperti itu terlihat semakin menawan membuat hati Leony Fu berdebar kencang. Leony Fu, ingatlah idola hanya akan menjadi idola! Leony Fu memproteksi dirinya sendiri dengan mengingatkannya tentang kehidupan nyata. Begitu tahu Elena Zhang dan Leony Fu datang, Thomas Xu melepaskan kacamata hitamnya merubah posisi duduknya menjadi sopan, dari posisi duduknya yang sebelumnya.Nathan Liu lebih dulu membuka pembicaraan menyambut kehadiran Elena Zhang. Dia mengulurkan tangannya berkata, "Nona Zhang, maaf merepotkan Anda atas kejadian tadi malam."Elena Zhang membuka maskernya menymbut uluran tangan Nathan Liu. "Bukan apa-apa. Manajer Liu tidak perlu begitu sungkan. Adanya berita tersebut karena aku juga."Elena Zhang tidak memamerkan kekuasaan yang
Setelah panggilan berakhir. Elena Zhang kembali ke kenyataan. Dia harus menghadapi masalah kali ini secepat mungkin. Dia tidak boleh mencoreng karier Thomas Xu, yang akan memengaruhi peluncuran produk EZ Cosmetics.Elena Zhang memutuskan mengakhiri pencarian tentang berita itu, kemudian menghubungi Leony Fu untuk melakukan langkah-langkah terhadap berita tersebut.Leony Fu tidak bisa tidur tadi malam. Dia baru bisa tidur dini hari. Ditelepon oleh Elena Zhang membangunkan dirinya dari tidur nyenyaknya.Akibat kurang tidur suaranya sedikit serak. "Bisakah kau tidak mengangguku, aku tidak tidur karenamu, oke." Leony Fu tidak menutupi kemarahannya yang diakibatkan oleh berita kencan antara Elena Zhang dan Thomas Xu, idolanya sendiri."Kalau kau menanyakan berita itu, aku belum melakukan apa-apa. Aku harus butuh konfirmasi darimu sebelum melakukan tindakan. Aku tidak ingin menjadi orang yang disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan. Lebih baik kau pikirkan bagaimana menangani masalah ini
Rayyan Wang membiarkan Elena Zhang pergi. Dia tidak mengikutinya untuk menjaga agar Elena Zhang tidak semakin kesal kepadanya. Elena Zhang cukup lelah hari ini. Dia langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Elena Zhang butuh menyegarkan diri. Dia mandi air hangat di dalam bathtub dengan rangkaian produk mandi favoritnya. Selesai mandi, dia mengeringkan rambut, mematikan ponselnya, kemudian tidur nenyak di atas kasur.Pagi-pagi sekali, Elena Zhang terbangun dari tidur panjangnya. Dia menggeliat meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku akibat tidak beralih posisi saat tidur.Dia meraih ponsel di atas nakas dan menyalakan ponselnya.Ponselnya berhasil dinyalakan. Detik berikutnya, ratusan notifikasi pesan masuk muncul di layar ponselnya.Pesan pertama dia melihat dari Leony Fu. Dia membukanya dan membaca pesannya. "Nona Zhang, apa kau cari mati?!" maki Leony Fu dalam pesannya.Apa yang terjadi dengan sahabatnya satu ini?Apa Leony Fu marah lantaran dirinya kemarin pergi me
Thomas Xu tersenyum kecut mengetahui dirinya sudah ditolak secara halus oleh Elena Zhang.Sudah begini, dia tidak mungkin dapat mengejar Elena Zhang secara terang-terangan. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati sendiri.Agar Elena Zhang tidak menjauhinya, dia pun memaksakan dirinya untuk tersenyum, berkata, "Baik. Sudah ditolak secara terang-terangan mana mungkin aku ada keberanian untuk mengejar Nona Zhang."Thomas Xu mengangkat kepalanya menatap ke arah Elena Zhang, "Tapi, kita masih bisa berteman, bukan?""Tidak masalah." Elena Zhang tidak menolaknya.Tiba-tiba, Thomas Xu menjadi iri dengan Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang bisa mendapatkan istri secantik dan secerdas Elena Zhang. Rasanya Tuhan tidak adil dengannya. Harusnya seseorang yang dapat bersama dengan wanita baik seperti Elena Zhang adalah dirinya.Thomas Xu berpura-pura tersenyum lebar mengetahui Elena Zhang tidak menolaknya.Untuk saat ini berteman dengan Elena Zhang sudah cukup baginya. Dia tidak akan meminta lebih. Seb
"Apa kau tuli? Perlukah aku mengatakan perkataanku untuk kedua kalinya?" Wajah Rayyan Wang semakin tidak enak dipandang. Selama hidupnya tidak satupun orang berani menentang perintahnya, sehingga dia bisa berlaku sombong dan mendominasi kepada siapapun, kecuali Elena Zhang. Dia adalah seseorang sekaligus wanita pertama yang berani menentangnya."Baik, Tuan Wang. Maaf sudah mengganggu suasana hati Anda." Dia sudah tidak bisa lagi menolong manajer restoran miliknya.Sambungan telepon diputus, pemilik restoran langsung menghubungi manajer restoran secara pribadi, memberitahu untuk mengikuti segala permintaan Rayyan Wang. Hati manajer terasa sakit, namun tetap harus bersikap profesional. Dia membungkuk memberi hormat kepada Rayyan Wang, meminta maaf atas semua kelalaiannya tidak memperhatikan tamu penting restoran.Dengan itu Manajer restoran membawa Rayyan Wang ke tempat yang dia inginkan. Kebetulan tamu yang sudah mereservasi tempat belum datang, jadi masih bisa digunakan oleh Rayyan