Share

Bab 112

Aku hanya tersenyum memicing mendengar ucapan Dhani, yang seolah-olah seperti sang pujangga.

"Kau ini, sudahlah." Aku mengabaikan kata-katanya.

"Hari sudah semakin sore, aku pamit, ya!"

Tak berapa lama Vina muncul dari dalam, sambil memegangi perutnya, yang sepertinya merasa lega.

"Woi, udah yuk pulang," seru Dhani pada adik perempuannya.

"Hehe, iya, ayo pulang. Mbak Sintya, aku pamit ya, kapan-kapan boleh kan aku main lagi kemari?" Vina mengulurkan tangannya, dan mencium takzim punggung tanganku.

"Boleh donk, main sini kalo libur kuliah, yah."

"Aku pamit ya, Sin. Jaga kesehatan." Aku mengangguk.

Aku mengantar mereka hingga ke depan gerbang, Dhani melempar senyum sekali lagi sesaat sebelum masuk ke dalam mobil, aku balas dengan senyum tipis.

Aku menatap mobil yang melaju pelan di hadapanku, kemudian kaca mobilnya perlahan turun di barengi dengan suara klakson, Vina dan Dhani melambaikan tangannya ke arahku. Aku pun demikian.

"Hati-hati ya!" seruku pada mereka, kedua kakak beradik it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status