Pangeran Agnreandel segera berjalan. Lalu, aku melihat punggung pangeran Agnreandel dengan wajah yang merona. Kemudian, pandangan ku jadi sedih, 'Aku sangat tidak ingin memanggilmu dengan nama itu.'Tidak lama kemudian, aku melihat Sang Protagonis di cerita itu sedang menghampiri pangeran Agnreandel. Aku segera memasuki kelas sebelum aku melihat hal yang akan menyakitkan hatiku. Tetapi, melihat kedua orang itu berdampingan, aku merasa seperti pernah melihatnya, 'Deja vu?''Seperti biasanya, aku hanya perlu kabur hal menyulitkan ini.'"Maaf atas kelancangan saya waktu itu, Yang Mulia!" Jesshiena Frossel membungkuk untuk minta maaf. "Ternyata, anda adalah putra mahkota. Maaf atas kelancangan saya di gerbang, Yang Mulia!"Pangeran Agnreandel hanya tersenyum kepada Jesshiena. Lalu, ia segera berjalan dan mengabaikan Jesshiena.'Hanya itu?' batin Jesshiena. Ia segera mengejar pangeran Agnreandel dan menyamakan langkahnya. "Yang Mulia! Apa yang harus saya lakukan sebagai permintaan maaf! Sa
Di universitas terbaik di sebuah kota yang megah, aku mampu berkuliah di sana dikarenakan kemampuan akademik dan non-akademik yang ku miliki ini mendukung diriku. Selain aku memiliki pengetahuan yang tinggi, aku lebih menyukai seni. Nilai kesenian yang ku miliki lebih tinggi, guru di sekolah sebelumnya menyarankan mengikuti beberapa lomba yang mereka rekomendasikan. Aku mengikutinya karena mereka telah menaruh kepercayaan dan harapan kepada diriku. Semenjak kuliah, jadwal yang ku miliki sangat padat karena tugas yang pastinya selalu datang di setiap harinya. Aku memilih fokus pada kuliah daripada kesukaanku pada seni. Tetapi, aku masih sering melakukan hobiku yang mana diriku ini suka bernyanyi dan tentunya memasak. Aku memasak makanan yang ku inginkan untuk mengurangi rasa stress dan menambah mood saat mengerjakan semua tugas kuliah.Kembali ke keseharianku saat kuliah, yang mana di setiap aku melintasi jalanan trotoar yang sudah biasa ku lewati dan juga jalan penghubung antara apart
Saat ini di ruangan dewan siswa, pangeran Agnreandel sedang membacakan jabatan dan tugas-tugas yang dibagikan pada kami berlima.Selagi mata orang-orang sedang mengarah pada ketua dewan, mataku tidak henti bergeser memperhatikan ruangan dan orang-orqng di dalam. 'Akademi ini memiliki enam tingkatan kelas, jadi jika dijumlahkan terdapat tiga puluh anggota dewan siswa.''Aku menjadi wakil bendahara?' pikirku setelah mendengar pembagian jabatan yang dibacakan oleh pangeran Agnreandel.Ketua dewan bahkan mengatakan untuk berapa hari kedepan, semua anggota dewan siswa akan pergi ke suatu penginapan."Yoho Viyura! Kita bertemu lagi!" Ucap Leitte Verk dengan bersemangat. "Kamu menjadi wakil bendahara, bukan!? Kalau aku jadi wakil sekretaris!""Ya, aku tahu itu," ucapku."Tapi, sayang sekali kita tidak sekelompok di pelajaran Mr. Xenanbert! Padahal, aku berharap aku bisa sekelompok denganmu!"Leitte Verk menoleh pada wanita bersurai merah bergelombang,
"Aku menang!" Croinel segera menurunkan pedangnya."Hahaha! Kamu mengejutkanku!" Celzuru tertawa. Lalu, ia mengatakan, "Itu hebat, Croinel!""Bukannya kamu sendiri yang terlalu mudah terkejut!?"Adikku yang maniak pink itu tersentak saat ia melihat ku sedang menghampirinya."Kak Yu? Dan..." Pandangan Celzuru fokus ke sosok orang yang ada di dekatku. Celzuru menunjukkan senyuman fake kepadanya. "Ho... Sudah lama tidak melihat anda, tuan Rean... Saya kira anda sudah tidak berada di dunia ini lagi!""Mulut anda sangat kasar seperti biasa, lady Zu!" Pangeran Agnreandel menyeringai dan menatap Celzuru dengan tatapan tajam.Croinel menghadap pangeran Agnreandel. Croinel menyentuh dadanya sendiri dan membungkuk sedikit. Ia mengatakan,"Jiwa sekeras berlian akan berkilauan! Selamat datang di kediaman Duke Roseary, yang mulia pangeran Agnreandel!"Pangeran Agnreandel mengatakan, "Jadi kamu yang namanya Croinel!"Celzuru menarik lengan Croinel hingga Croinel sedikit menjauh dari pangeran Agnrea
'Jangan bilang kamu ingin aku menjadi tumbal untuk membuat pelakunya keluar!?''Segitu bencinya kamu terhadap diriku! Bahkan di cerita itu, tidak ada peristiwa seperti ini! Jangan bilang kamu ingin aku mati lebih cepat!?' pikirku dengan tersenyum kaku.Aku segera mengatakan, "Jadi... Kapan kita akan mulai?""Tentu saja malam ini," ucap pangeran Agnreandel dengan seringai khasnya.Aku pun hanya pasrah menerima permintaan dari Neanraken Oestiarl dan pangeran kejam ini.***Di ruangan dewan siswa yang sangat luas ini, terdapat tiga buah meja berbentuk persegi panjang besar yang dikelilingi sepuluh kursi, sebuah meja yang ditempati ketua dewan dan dilengkapi beberapa sofa. Dikarenakan bagian tugas ku telah selesai, aku segera membaca sebuah buku cerita misteri di sofa. Di ruangan ini, semua orang sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan serius."Lady Viyuranessa Roseary! Sebisanya anda duduk santai seperti itu!" Lagi-lagi Genisya Verk ingin mengusikku."Saya lagi ingin fokus b
Pria tersebut segera melontarkan semua bebatuan di tangannya ke arah maid tersebut.Aku berpikir, 'Dikarenakan jarak ku yang sangat jauh dari dua orang itu, sihirku akan terlambat menghentikan semua bebatuan itu! Terlambat untuk bisa menyelamatkan gadis itu dengan membangun dinding dengan sihirku! Aku harus Bagaimana?!'Tanpa pikir panjang, tubuhku bergerak di hadapan maid itu. Kerikil-kerikil itu sulit dilihat oleh mataku karena kecepatannya yang tinggi.Iris Blue Diamond ku tertampak sempurna saat aku memperhatikan semua kerikil-kerikil yang melaju cepat di hadapanku.'Sulit melihatnya! Aku tidak dapat segera mengurai partikel semua kerikil! Kerikik-kerikil itu pastinya akan menembus tubuhku. Aku sudah mengalirkan sihir ku di seluruh tubuhku. Aku tidak tahu apakah berhasil menghentikannya...''Aku belum pernah mencobanya. Ini pertaruhan... bahkan keberuntunganku sangat kecil untuk memenangkan pertaruhan ini. 'Apakah aku akan mati?'Saat kerikil-kerikil itu hampir mengenaiku, aku se
Keesokan harinya, pelajaran sihir Mr. Xenanbert kembali dimulai. Aku dengan tim ku melawan Tim Leitte Verk. Di tengah lapangan luas jauh di Padang rumput dekat hutan dan berada di belakang akademi, aku dan tim Leitte bersiap menunggu aba-aba dimulai."Saya akan mensuport, jadi saya rasa, Lady Yarne yang bisa memimpin," ucapku."Saya tidak merasa pantas untuk memimpin tim ini, Lady Roseary!""Pokoknya aku nggak mau jadi pemimpin! Mengerti!?""Baiklah, Lady Roseary! Saya yang akan memimpin!"Tim Alfrelina Yarne dan Tim Leitte Verk sudah berada di tengah medan pertempuran yang disiapkan Mr. Xenanbert."Hee... Bukan Lady Viyura yang memimpin?" Ucap Leitte.Aku menyilangkan tanganku di depan dadaku dan membuang muka, "Aku tidak mau! Apalagi harus banyak bicara!""Haha, memang Lady Viyura!" Derald tersenyum canggung."Mari kita bertarung dengan sportif, Lady Roseary dan lainnya!" Ucap Jesshiena dengan senyuman. Karena ia populer akan kebaikannya yang akrab dengan siapapun, banyak lelaki di
Saat jam istirahat siang dimulai, pangeran Agnreandel menungguku di depan kelasku. Ia bersandar pada pilar dan menunggu kedatanganku. Tidak lama setelahnya, beberapa siswa keluar dari kelas dan beberapa dari mereka tersentak atas sosok Sang Pangeran masuk di pandangan mereka.Jesshiena Frossel melihat sekilas ke sosok pangeran, lalu ia segera menghampiri Finne yang ada disekitar dan mengajak Finne berbicara hingga mengundangnya untuk makan siang bersama.Pangeran Agnreandel melirik ke Jesshiena Frossel dan Finne. Ia berpikir, 'Wanita itu... Ia sengaja menonjolkan dirinya agar aku memperhatikannya. Lalu...'Pangeran Agnreandel melihat gadis bersurai toska itu sedang menghampirinya. "Yang Mulia! Jiwa sekeras berlian akan berkilau!" Jesshiena Frossel memberi hormat pada pangeran Agnreandel. Saat itu, aku keluar dari kelas dan sedang berbicara dengan Leitte Verk karena ia tidak henti bertanya hal bermacam-macam padaku. Saat itu, aku memperhatikan sekelilingku, aku tersentak saat melihat