"Kenapa anda tidak berusaha untuk hidup?""..."Pandangan Leondeandel memudar saat seorang wanita bersurai hitam sedang mendarat di hadapannya. Hingga akhirnya, pandangannya menjadi gelap.Leondeandel terbangun, ia tidak merasakan rasa sakit lagi pada tubuhnya meskipun ia tidak mampu bangkit karena energi yang belum tercukupi untuk menggerakkan tubuhnya. Ia hanya mampu menggerakkan mata dan mulutnya."Ah, anda akhirnya bangun!""Apa aku sudah mati? Bahkan ada seorang malaikat cantik di hadapanku!"Brak!Wanita bersurai hitam tersebut memukul meja dengan kuat. Ia menatap pria bersurai kuning keemasan tersebut dengan tatapan yang tajam."Berhentilah bergurau dengan namanya kematian! Saya sudah memberikan anda ramuan dari tanaman ajaib. Dan langsung saja, anda sudah tertidur selama sebulan, Yang Mulia!"Leondeandel tersentak, "Anda tahu siapa saya?""Tentu saja! Saya telah memperhatikan peperangan tersebut di udara!""Kenapa anda menyelamatkan saya?""Ayahku dibuang oleh kerajaan Lezario
Pangeran Agnreandel segera menjulurkan lidahnya dan menjilati bibirku pada mulut yang tertutup rapat. 'Lidahnya!' Aku semakin menutup rapat mulutku saat merasakan alat pengecapannya mencoba menerobos masuk. Lalu, ia meraup bibirku sangat dalam dan lama hingga aku tidak sadar lupa bernafas.'Mari kita lihat, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, Yu! Aku harap, kakek tidak sia-sia meninggalkanmu untukku!' sudut bibir Agnreandel terangkat sedikit. 'Ku harap, kamu tidak akan pernah mengecewakanku.'Aku bernafas berat di sela ciuman itu. "Yang- emmphh!" Ia menjulurkan dan memasuki lidahnya ke dalam mulutku. Ia menjelajahi deretan gigi dan langit-langit mulutku dengan lidahnya itu. Aliran Saliva yang keluar dari mulutku tidak ia hiraukan mengalir di sudut bibirnya.Tangan pangeran Agnreandel memegang pipiku dan ia melepaskan ciumannya. Lalu, ia menekan bibirku dengan jari jempolnya."Mau lagi?" ucap pangeran Agnreandel dengan tatapan yang sadisnya. Ia menjilati saliva yang melekat di wa
Aku kembali duduk di sofa dengan ekspresi wajah yang terlihat murung. "Maaf, sepertinya aku tidak yakin bisa mengatakannya saat ini!""Tetapi... Pasti akan ku sampaikan segera!" Ucapku dengan serius."Hn... Akan ku tunggu!" Pangeran Agnreandel mengangguk sambil menggenggam pena yang ia pegang dengan kuat. Suasana ruangan menjadi sunyi. Tidak senang dengan kesunyian ini, aku melepaskan sepatuku. Aku mulai menaikkan kakiku di atas sofa. Kakiku menekuk dan aku bersandar pada sandaran lengan sofa. Lenganku berada di atas lututku dan tentunya aku memunggungi pria itu dengan menghadap ke arah pintu.Pangeran Agnreandel hanya menghela nafas melihat tingkahku. Lalu, ia terfokuskan melakukan pekerjaannya tadi.'Apa aku harus mengatakannya sekarang?' Aku menoleh ke belakang dan melihat dirinya.Setelah melihat tatapannya yang serius menulis, aku kembali mengarahkan pandangan ke depan.'Tidak! Aku belum siap!''Tapi kalau semakin lama, nanti malah terlambat hingga ia akan semakin membenciku!''
"Kamu kan mencintai Lina.... Misalkan saja... Ada seseorang yang merasuki Lina dan pikiran mereka pun bercampur. Apakah kamu akan marah dengan orang itu? Ataupun apakah kamu akan membencinya?""Jangan bilang kalau hal ini yang terjadi padamu," ucap Leitte."Hem... Yaa... Kamu memang sulit untuk dibohongi, Leitte!... Iya! Hal ini terjadi padaku!" Aku menghembuskan nafas panjang. "Jadi maksud perkataanmu itu... Kamu adalah orang itu dan kemudian merasuki Viyuranessa Roseary hingga pikiran kalian bercampur dan jadilah Viyuranessa Roseary yang sekarang?"Aku hanya mengangguk."Apa kamu hantu hingga bisa merasukinya?""Tentu saja aku masih hidup! Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa menjadi dirinya. Tubuhku tiba-tiba menjadi transparan dan pandanganku jadi gelap. Saat aku terbangun, aku sudah menjadi Viyuranessa Roseary yang sudah berumur dua belas tahun. Jadi, bagaimana menurutmu dengan pertanyaanku tadi?"Leitte Verk memikirkan sesaat. Lalu, ia bertanya, "Bisakah kamu menceritakan tentan
Di istana kerajaan Diamondver, di akhir pekan pada suatu malam, akhirnya aku memberanikan diriku untuk bergerak maju. Aku mengetuk pintu ruangan pangeran Agnreandel bekerja."Masuklah, Yu!"Aku segera masuk, lalu aku menghampiri pangeran Agnreandel sambil membawa sepotong Cheesecake."Kamu tahu kalau aku yang mengetuk," ucapku."Tentu saja aku mengingat suara ketukanmu," ucap pangeran Agnreandel. Ia berpikir, 'Tentunya suara langkah kakinya yang pelan hilang saat ia berada di depan pintu, ada jeda yang lama dan barulah ia mulai mengetuk pintunya.'"Konyol!... Ini kue yang dibuat Ella!" Aku menaruh kue itu ke meja pangeran Agnreandel bekerja. Aku bisa melihat ukiran senyuman lembut di wajah pangeran Agnreandel saat melihat kue tersebut. Aku pun tersenyum, 'Ia sangat menyayangi adiknya.'"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan, Yu? Apakah kamu sudah mengumpulkan keberanianmu itu untuk mengatakannya?"Aku mengangguk dan langsung mengatakan, "Bisakah kita tidak bertemu misalnya selama beber
"Jadi, yang mana dirimu sebenarnya? Yang ku tahu, Viyuranessa Roseary adalah anak kandung dari kepala Duke Roseary. Bagaimana bisa kalau dirimu yang berasal dari dunia lain bisa menjadi Viyuranessa Roseary?" ucap pangeran Agnreandel.Pelukannya membuatku semakin gugup, "Aaa, akan ku katakan besok. Bersabarlah! Aku bahkan akan menceritakan semua tentang Viyuranessa Roseary yang kamu cintai!""Aku hanya ingin tahu dirimu yang sebenarnya, Yu!"Aku segera menatap mata merah pangeran Agnreandel. Lalu, aku tersenyum, "Aku menjadi Viyuranessa Roseary saat berumur dua belas tahun di hari kamu datang mengumumkan pertunangan! Ingatannya ada di kepalaku... Bahkan perasaannya.... Sebelumnya, aku tinggal di dunia yang dinamakan bumi yang tentunya sama dengan dunia ini, tapi duniaku tersebut tanpa sihir. Meski tanpa sihir, peradaban disana sangat maju dibandingkan dunia ini."Iris mataku mulai bergerak ke bawah, "Tapi... Aku beranggapan dunia ini adalah masa depan duniaku sebelumnya! Seperti yang t
"Segitu tersipunya kamu menyentuh tubuhku, Yu!" ucap pangeran Agnreandel. Ia segera mengambil beberapa helai rambut perak kebiruan itu dan menciumnya.Wajahku semakin memerah. Karena kegugupanku, akhirnya aku membentur kepala pangeran Agnreandel dengan dahiku."Akkhh!!"Pangeran Agnreandel segera spontan memegang dahinya dan duduk di pinggirang ranjang. Karena jarak yang sudah melonggar, aku segera duduk dan mundur. Lalu, aku segera memeluk bantal dan menatap pangeran Agnreandel dengan tatapan datar. Ia hanya tersenyum canggung."Orang berbahaya terdeteksi!"Aku tidak henti memandangi sosok Sang Pangeran yang sedang mengusap keningnya. Pangeran Agnreandel segera berdiri tegak untuk memakai pakaian tidurnya. Aku terus memperhatikan wajah, tubuh, tinggi, lebar, hingga pergerakannya, dan matanya.Aku menekan daguku pada bantal dan kedua bagian bibirku semakin saling menekan begitu juga dengan kelopak mataku yang sedikit menyipit. Aku berpikir, 'Aku juga jadi sangat mencintaimu, karena ka
"Ya Agnre, ibunda tahu... Apa ibunda boleh tahu apa yang sedang kamu pikirkan?"Pangeran Agnreandel mengatakan, "Ini mengenai cerita yang Yu sampaikan padaku..."Pangeran Agnreandel melihat sudut bibir Ratu Osfellia yang naik."Sepertinya, ia mulai mempercayai dirimu... Kalau begitu... katakan padanya kalau ibunda ingin segera berbicara dengannya!"Pangeran Agnreandel terheran, "Kenapa ibunda malah tiba-tiba...?""Sebelum jam makan malam di taman bunga mawar! Ibunda tunggu disana!" Ratu Osfellia berbalik meninggalkan putranya yang masih heran.***Malam hari sebelum makan malam, aku memperhatikan pekerjaan chef di dapur. Lalu, aku memberikan beberapa saran pada chef kerajaan."Ini luar biasa, putri!" ucap kepala chef. "Saya tidak menyangka kalau saya bisa diajari langsung oleh anda! Saya ingin sekali belajar di restoran keluarga anda yang sampai saat ini populer dengan makanan barunya, namun saya tidak punya waktu untuk itu.""Saya senang membantu, paman!" ucapku sambil tersenyum. "Ba