Sebelum matahari terbit, aku terbangun. Aku segera melepaskan pelukan pangeran Agnreandel dengan hati-hati dan segera duduk di tepian ranjang. 'Aku harus segera pergi dari sini dan mengucapkan selamat tinggal pada sosok Viyuranessa Roseary.' Aku memperhatikan wajah tampan pangeran Agnreandel saat tertidur.'Maaf! Saat kamu mengungkapkan perasaanmu padaku, aku sangat senang. Namun, aku belum tahu alasanmu ingin membalas dendam padaku. Jadi, untuk menghindari kehancuran orang-orang terdekatku dan juga dirimu, aku harus segera pergi!'Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, "Terima kasih untuk semuanya," ucapku dengan suara kecil. "Aku mencintaimu dan mungkin selamanya akan mencintaimu, Rean!" lanjutku. Aku mencium bibir pangeran Agnreandel sambil meneteskan air dari sudut mataku."Ku harap kamu bahagia!" Aku tersenyum dan segera beranjak dari tempat tidur. Lalu, aku mengganti pakaianku dan meletakkan pakaian yang ku gunakan sebelumnya di atas meja."Selamat tinggal!" Aku segera menggunak
Aku menyewa kamar di sebuah hotel di kota Utara. Disini suhu udara lebih rendah sehingga aku harus menggunakan baju yang lebih tebal dari biasanya. Di kamar yang aku tempati, seseorang mengetuk pintu dan memanggilku."Yui!""Ya, aku segera datang!"Disini aku mengekspresikan diriku menjadi sosok gadis yang ceria. Meskipun aku menjadi lelah karena harus beraktivitas sambil berakting, aku harus bisa menjadi seseorang yang berbeda dari sosok Viyuranessa Roseary. Aku bahkan menggunakan make up yang membuat bentuk wajahku berbeda dari biasanya dan terlihat lebih bersinar.Aku segera membuka pintu dan tertampak seorang wanita bersurai coklat dan beriris mata jingga. Ia lebih tua tiga tahun dariku."Kamu sangat cantik dan ceria seperti biasanya, Yui!""Hn! Terima kasih, Kela! Kamu juga cantik, kok!"Kela menunjukkan wajah yang cemberut, "Bahkan pelanggan di restoran selalu melirikmu saat kamu lewat padahal kamu selalu berada di dapur! Padahal aku yang melayani mereka, pun tidak dilirik sedi
"Lalu, bagaimana kondisinya saat ini?" Aku menanyakan tentang pria yang selalu ada di pikiranku."Ya... kondisi emosinya memuncak dan ia bahkan mengintimidasi siapapun yang mengganggunya terutama saat ia melihatku. Tatapannya sangat tajam hingga terasa dahiku jadi jebol!"Aku segera menyentuh kedua bahu adikku, tanpa sadar tanganku bergetar. "Jangan dekati dia, Zu! Tolong menjauh darinya bahkan jangan berbicara satu kata pun dengannya!""Ya, kak! Aku selalu waspada! Kenapa kak Yu jadi khawatir berlebihan?""Entahlah, jauh di dalam alam sadarku, aku tidak ingin membiarkan dirimu mendekat padanya! ...!?"Tiba-tiba sebuah ingatan terlintas di pikiranku, sebuah ujung pedang yang mengarah ke diriku. Dan, aku melihat ekspresi yang sangat kejam dari pria di hadapanku.Celzuru memperhatikan diriku yang tiba-tiba terdiam sambil menyentuh dahiku sendiri."Kak Yu! Ada apa? ... Kok diam saja?"Ia melihat air mataku mulai turun dan tubuhku bergetar. Aku mengatakan, "Tolong, Zu! Sedikitpun, jangan
"Putra mahkota mengatakan alasannya membiarkan lady Frossel mendekatinya karena ia telah menyelamatkan ratu?"Aku mengangguk, "Ya karena itulah agar hal itu tidak terjadi, aku akan melarikan diri! Lagipula, aku juga tidak mau diduakan!" Lalu, aku terkekeh."Apa mungkin kamu ingin ia terlihat tertekan karena tanpa dirimu di sisinya?""Hem... Mungkin saja itu salah satunya! Di lubuk hatiku, aku juga ingin ia merasakan bagaimana tiada orang yang dicintai di sisinya. Bukankah aku terlihat jahat? Melarikan diri setelah ia mengatakan kalau ia mencintaiku. Haha.""Ya, ia sangat kesal dan tatapannya lebih mengintimidasi dari sebelumnya saat di akademi. Tapi akhir-akhir ini, ia masih mengurus persiapan peperangan di istana, jadi kami bekerja keras untuk mengurus tugas dewan siswa.... Hemm... Kalau tanpa Lina di sisiku, pastinya aku akan lebih kesal lagi dibanding dirinya!""Hahaha, waktu kamu pertama kali mengungkapkan perasaanmu pada Lina, aku terkejut! Apalagi kamu tiba-tiba sangat agresif m
'Aku juga harus membantu mereka!' pikirku. Aku segera turun dari pohon dan memakai pakaian dan armor prajurit kerajaan Diamondver yang ku dapatkan dari kakakku. Helm zirah ini membuat wajahku hanya terlihat bagian mata.Dengan kecepatan maksimal dan hawa keberadaan yang sengaja ku hilangkan, aku segera masuk ke pasukan kakakku. Di belakang kakakku, aku mensuport dirinya saat ia menyerang semua musuh. Karena elemen sihir yang ku miliki mirip dengan kakakku, mereka bahkan tidak menyadari kalau beberapa serangan dilakukan olehku. 'Pengalaman kak Sen di medan perang membuat sihirnya lebih kuat dari diriku dalam hal fisik. Untuk teknik sihir, ia hanya melakukan pergerakan yang cepat,' batinku. Aku melihat kakakku bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dariku hingga ia berhasil menebas pasukan depan musuh dengan sangat cepat.***Beberapa jam sudah berlalu, akhirnya pangeran Agnreandel berhasil membuat lawan menyerah setelah ia menjatuhkan pemimpin mereka. Pasukan musuh dipimpin
Di tengah malam, aku terbangun. Aku tersadar bahwa diriku sedang berada di gua yang mana aku sedang berduaan dengan pangeran Agnreandel. Aku segera duduk dan menoleh ke belakang untuk melihat apakah keberadaan pria itu masih ada disini.'Ia masih ada di sini... Aku harus berpamitan padanya dulu! Jika aku tiba-tiba pergi dari sini, ia mungkin akan mencurigaiku.' Aku segera merangkak untuk mendekatinya yang sedang tertidur dengan posisi duduk dan bersandar pada dinding gua. Sebelum berniat membangunkannya, aku menatap lekat wajahnya karena aku merasa sangat merindukannya.Tatapan lembut terbentuk di mataku, aku mulai menepuk-nepuk pelan wajah pria itu. Saat ia terbangun, aku tersentak karena ia tiba-tiba memelukku."Yu!""...." Aku terdiam dengan iris unguku yang mulai turun. "...Jangan pergi dariku!""...!? Hem... Rean!?" Aku tersentak hingga aku tersadar bahwa aku harus menyadarkan dirinya bahwa diriku bukanlah wanita yang ia cari. "Hemm.... Rean! Kamu kesurupan apa hingga memelukku
Aku sedang mengintai aktivitas acara kelulusan akademi Diamond itu dari sebuah pohon besar dengan teropong. Langit malam yang gelap membuat sosokku tidak terlihat oleh penjaga akademi dan bahkan beberapa prajurit kerajaan hingga beberapa kesatria termasuk kakakku, Senrio yang ikut mengawasi pesta kelulusan ini.'Wanita itu!' aku menggigit bibir bawahku karena menahan kesalanku. 'Aku benar-benar tidak menyukai wanita ini! Ini berkebalikan dengan yang terjadi di novel. Viyuranessa mencoba membunuh Si Protagonis karena kekesalan dan rasa cemburu yang semakin menjadi. Namun, Viyuranessa hanya bisa mengenai lengannya karena hati lembutnya tidak bisa menyakiti orang lain. Lalu, Sang Pangeran segera memberi hukuman eksekusi di esok harinya.'"Nngh!!!" Tiba-tiba, aku merasa denyutan di kepalaku. Aku melihat hal terlintas di pikiranku. Aku memandangi sebuah pisau yang ku pegang dengan tangan yang bergetar. "Dengan cara ini aku akan menyusul kalian semua dan menyelamatkan Zu!" Ucapku di inga
Aku merasakan tubuhku bergetar hingga kakiku lemas. Aku terduduk di lantai dengan air mata yang mengguyur di wajahku. 'Ku mohon diriku! Bergeraklah Viyuranessa Roseary! A, a, adikku! Zu!''Ku mohon...! Bergerak!' Aku memaksakan tubuhku untuk berdiri, namun kecepatannya sangat lambat karena tubuh yang masih bergetar ini."Hanya!!? Kamu pikir nyawa ratu serendah itu bagimu!?" Ucap pangeran Agnreandel dengan emosionalnya yang sudah memuncak.Aku melihat pangeran Agnreandel sedang mengeluarkan pedangnya dari sarung pedangnya. Ia semakin mendekat ke posisi Celzuru yang sedang tidak sadarkan diri. Semua orang yang melihat pun tersentak, kecuali satu orang. Melihat ketidakberdayanya Celzuru, Jesshiena tersenyum.'Rasakan itu! Ia mengatakan kalimat terlarang itu dan kemudian pangeran marah, ini seperti di jalan cerita walaupun sedikit berbeda...''Wanita ini memang bodoh! Aku berhasil memancingnya!"Neanraken mencoba mendekati Pangeran Agnreandel dengan melawan sihir angin itu dengan tekatnya