Share

103rd Story: Melintasi Waktu

Penulis: _yukimA15
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Yu! Lihat hanya melihat diriku saja!"

"..." Aku terdiam hingga aku merasakan gejolak di dadaku. Namun, pikiranku menolakku menerima kalimat itu.

Tanganku mendorong kuat bahunya, "Tidak mau! Untuk apa juga aku hanya melihatmu saja!?"

Ia tersentak setelah melihat ekspresi wajahku yang sangat serius dan jujur. Saat ia memundurkan wajahnya, tatapannya semakin turun setelah melihat raut wajahku yang sangat benar-benar tidak tertarik dengan apapun.

Pangeran Agnreandel menggertakkan giginya dan segera beranjak dari ranjang. Ia berpikir, 'Bahkan Yu menjadi tidak tertarik dengan apapun! Jangan semakin menyiksaku dengan hal seperti ini, Yu!'

Pangeran Agnreandel melangkah menuju pintu keluar dengan ekspresinya yang kejam.

Brak!

Ia meninju pintu tersebut hingga terbentuk retakan besar pada pintu tersebut. Tanpa menoleh ke belakang, putra mahkota keluar dari ruangan ini dengan membawa kemarahannya saja.

Melihat hal itu, aku berpikir, 'Apa ia kesal karena ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    104th Story: Ruang dan Waktu yang Sama dan Berbeda

    "Lalu, apakah anda ingat saat menyelamatkan saya? Dan bagaimana rincian peristiwanya?" Ucapnya lagi."Iya, aku mengingatnya! Waktu anda tertusuk oleh pedang, lady Frossel mencoba menyelamat anda tetapi ia hanya menutupi luka luar anda. Untuk menghentikan pendarahan dalam, anda menghentikan aliran darah anda dengan sihir anda sehingga mereka menganggap anda meninggal! Tetapi, anda masih mengalirkan darah di tubuh anda dengan sihir meskipun jantungnya sudah berhenti. Sebelum anda dipindahkan dari tempat itu, saya menyadari anda masih hidup karena saya mengikuti Pangeran yang datang ke kamar anda. Setelah ia pergi dari sana. Aku segera diam-diam mengganti tubuh anda dengan mayat prajurit wanita yang mirip dengan anda.""Lalu... saya membawa anda ke kediaman kami dan merawat anda hingga saya segera membaca semua buku kesehatan dan struktur mekanisme kerja tubuh manusia dan bertanya kepada dokter-dokter sekitar! Hingga beberapa hari setelahnya, saya memberanikan diri membeda

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    105th Story: Pangeran Kerajaan Tetangga

    Mulutku yang sebelumnya terbuka sedikit dikarenakan terpesona akan sosok pria di sampingku, pun tertutup dan terkunci rapat. "Ka, kamu tidak seharusnya mencintaiku! Aku orang yang membosankan dan tidak mungkin bisa menjadi pendamping putra mahkota! Orang-orang tidak akan mengakui ku!""Omong kosong!" Ucap Sang Pangeran dengan suara yang keras. Lalu, ia merendahkan suaranya dan memanggilku, "Yu! Apa kamu lupa kalau mereka sangat mengakui dirimu!? Aku selalu dianggap mereka dengan nama pangeran kejam! Kamu selalu diakui dan dihormati banyak orang yang telah mengenal dirimu, maupun oleh kakekku! Aku sangat iri terhadapmu! Tetapi, karena itu aku... Aku tertarik padamu dan selalu ingin lebih baik lagi darimu!" "Kamu selalu berpikir mereka tidak mengakui dirimu, itu karena mereka belum mengenal dirimu! Tentunya mereka tidak tahu terdapat berlian yang tertutupi bongkahan batu! Bahkan ketika mereka mengetahui dirimu yang tertutup, mereka tahu dirimu lebih berkilauan dari berli

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    106th Story: Membiarkan Diriku Pergi

    "Hei kamu, Viyuranessa Roseary!"Aku mendengar suara seorang pria di belakangku. Saat aku menoleh dan kemudian melihat raut wajah Rean, ia sepertinya mengenali pria tersebut namun diwajahnya ia masih bertanya-tanya tentang keberadaan disini.Aku pun segera menoleh ke belakang, ku lihat sosok seorang pria bangsawan yang terlihat tidak asing di pikiranku."Kamu mengenalnya, Rean?"Rean mengangguk lalu ia mengatakan, "Apa tujuanmu memanggil tunanganku... Mikhael!?"Pria itu, Pangeran Mikhael berkacak pinggang dan dari wajahnya ia terlihat bagiku merupakan orang yang angkuh. Ia memiliki tinggi yang lebih pendek dari Rean dan mungkin hampir sama dengan tinggiku. Ia adalah pangeran negara tetangga, kerajaan Lezarion yang selalu saja berkonflik dengan negara ini di masa lalu. Selalu saja ada peperangan antar dua pihak, namun saat ini kedua kerajaan hanya sedang perang dingin. "Aku ingin bicara dengannya!" Pangeran Mikhael menunjuk sosokku. "Sekali lagi.... Viy

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    107th Story: Mengandalkan

    Rean mengangguk pelan, "Ia orang yang sama dan telah membunuh kakekku hingga membuat Yu yang terkena dampaknya! Dan..."Iris Red Diamond Rean bergerak memperhatikan bekas tamparan di pipi Leitte. "Sepertinya, bekas tamparan itu dari tunanganmu.""Hn! Sepertinya ia salah paham waktu aku berpelukan dengan Jesshi," Leitte tersenyum kaku."Kamu masih beruntung kalau ia masih menunjukkan perhatiannya, dibandingkan denganku... Yu pastinya akan berpikiran untuk menjauhiku langsung tanpa mengatakan apa-apa padaku. Ia bahkan melarikan diri dan selalu ingin bersembunyi dariku..." Rean tersenyum kaku.Leitte tersenyum kaku memperhatikan raut wajah Rean berubah menjadi sangat bersemangat, "Hei hei... Sepertinya kamu menikmatinya, oi oi oi, Yang Mulia!?"Rean berbalik, "Tentu saja setelah ini usai, ia tidak akan pernah bisa lagi melarikan diri dariku!" Ia menyeringai dengan menunjukkan ekspresi yang penuh percaya diri.Mendengar ucapan Rean yang sangat yakin dengan a

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    108th Story: Apakah Aku adalah Penjahat?

    Sebulan berlalu, Leitte Verk sudah mengingat semua ingatannya termasuk kejadian disaat ia belum melakukan perjalanan waktu. Lalu, ia segera menemui Rean dan membicarakan semua yang ia ingat mengenai permintaan Rean padanya."Jadi hanya itu yang kamu tahu..." Ucap Rean. Rean mengambil surat di atas mejanya dan membukanya. Setelah ia membaca surat tersebut, ia mengatakan, "Tidak ada petunjuk, kah?"Leitte mengatakan, "Melihat tidak ada tanda-tanda yang mencoba menyerang Viyura di kerajaan tersebut, bukankah ini berarti bukan dirinya yang merupakan targetnya?""Dan... saat pemberontakan keluarga Bernac, tidak ada yang mengincar dirinya."Bunyi ketukan pintu, Leitte dan Rean terdiam."Boleh kami masuk?""Ya," ucap Rean tanpa menggerakkan mata merahnya ke arah pintu.Saat pintu terbuka dan Nean masuk, Rean melirik ke arah belakang Rean. "Untuk apa kamu datang lagi, lady Zu?"Celzuru menampakkan dirinya dengan ekspresi yang penuh percaya diri. "Aku jug

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    109th Story: Pembunuh?

    Beberapa hari kemudian, seseorang maid yang terlihat sudah dewasa telah ditunjuk oleh Mikhael untuk mengurus segala keperluanku. Meskipun aku merasa tidak akan pernah bisa akrab dengan pelayan tersebut, ia sangat profesional dalam melayani diriku."Apa ada yang anda inginkan, lady?"Aku hanya menggelengkan kepalaku dan hanya fokus membaca buku di hadapanku."Baik, Lady! Saya permisi. Dan, selamat malam!"Di kerajaan ini, aku hanya sering berada di kamar, membaca buku cerita yang diberikan oleh Mikhael. Lalu, jalan-jalan di sekitar taman. Dan, aku bahkan juga bersekolah di akademi di kerajaan ini. Di akademi, seperti biasanya semua orang waspada terhadap sosokku yang dingin ini. Sebelumnya banyak yang mencoba bicara denganku, karena aku tidak dapat membalas perkataan mereka dan ekspresiku yang dingin ini, mereka jadi bosan padaku dan tidak pernah lagi mengajakku berbicara.Selain di ruang kelas, aku hanya sering berada di perpustakaan untuk mengisi waktu luan

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    110th Story: Tanpa Kehadiranku

    Saat langit menjadi gelap, kami sudah berada di atap gedung akademi. Aku dan dirinya memperhatikan panggung yang dibangun dan banyak lampu sorot yang menyinari kegelapan tempat tersebut."Untuk apa kamu membawaku kemari?" Ucapku."Aku hanya ingin melihatnya sebentar! Aku tadi dengar pembicaraanmu dengan pangeran itu, kalau kamu sendiri tidak ingin kembali ke lingkungan asalmu!"Iris Blue Diamond mengarah di atas panggung. Aku melihat Celzuru sedang menggertakkan giginya dan melirik pria bersurai hitam yang angkuh sedang menyeringai disampingnya dengan tatapan yang tajam. Kedua orang itu mengenakan mahkota dan selempang.Adikku memegang mikrophone hingga suaranya yang menghujat pria disampingnya bisa terdengar olehku."Kenapa malah kamu yang terpilih!!? Lalu... kenapa juga kamu bisa ada disini!?""Tunanganmu sendiri yang mengajakku, salahkan dia bukan kepadaku! Dan... Maaf ya, adik ipar! Karena diriku adalah pria yang terbaik di kerajaan ini! Jadi, tidak ada siapapun yang bisa mengalah

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    111st Story: Mencoba Mengingat Dirinya

    Di hari kelulusan Lina dan yang lainnya, malam harinya ia juga pastinya menghadiri pesta kelulusan. Leitte Verk mengajaknya berdansa dan ia menerimanya.'Seperti biasanya, suasananya terasa canggung...' pikir Lina di sela ia melangkah mengikuti alunan musik."Leit!""Ya?""Jika aku memintamu menciumku, apa kamu tidak keberatan?""Heh...!? Kenapa kamu malah menanyakan hal itu?""Tidak ada, lupakan saja!"Leitte Verk memperhatikan raut wajah Lina yang sedang memikirkan banyak hal.Leitte mengatakan, "Aku tidak keberatan, Lina! Apa kamu mau memintanya sekarang?""Ku bilang, lupakan saja perkataanku tadi!""Hn, oke!" Leitte mengangguk pelan."Lalu, apa aku boleh berkunjung menemui Viyura?""Sepertinya, itu tidak bisa terkecuali ia sendiri yang ingin menemuimu. Itu yang dikatakan putra mahkota.""..." Lina terdiam dan berpikir, 'Ia bahkan akhir-akhir ini mengadakan pertemuan rahasia dengan putra mahkota. Setelah hari kelulusan

Bab terbaru

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    159th Story: Lebih Terbuka

    "Hei, Rean! Kencan kita batal!" "Hah!? Oi, kenapa, Yu!?" Pria berstatus Putra Mahkota kerajaan Diamondver tersebut spontan memucat hanya karena kalimat tersebut. "Malezz, mau tidur! Sampai jumpa nanti!" Aku segera melangkah maju sehingga para Lady yang berada di hadapanku dengan senang hati bergeser kesamping untuk menyediakan jalan untukku lewat. Mereka segera menutupi jalan tersebut dan bersemangat lebih mendekat ke sosok pria itu. "Kalau begitu, kenapa anda tidak kencan saja dengan kami, Yang Mulia!?" "Lupakan saja wanita kasar itu!" "Iya! Ia sangat kejam, tidak cocok untuk menjadi permaisuri anda!" Rean yang sebelumnya masih shock, spontan berubah menunjukkan ekspresi wajahnya yang penuh intimidasi. "Kalian sangat berisik! Aku tidak peduli dengan kalian, yang ku inginkan hanya Viyuranessa Roseary! Dan, menyingkirlah!" Para Lady bersikeras tidak memberikan jalan. Dengan sihirnya, Rean membuat jalannya sendiri. Ia melangkah di jalan sama yang telah ku lewati. Aku

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    158th Story: Menjadi Kejam

    Zennofer turun dari ketinggian dan mengejutkan Riliana dan Celzuru di depan gerbang. "Gwaakhh!!!" "Maaf mengagetkanmu." Zennofer meminta maaf dengan gerakan formal. Celzuru memperhatikan pria yang belum pernah ia lihat itu, namun ia merasa kalau ia mengenalnya. "Ooooh! Hoi! Kamu! Apa kamu itu Zennofer?" "Siapa?" Zennofer terheran. "Aku adik kak Yu!" "Yu? Siapa itu?" "Itu! Aku Celzurunessi Roseary! Kakakku sudah menceritakan tentang kamu!" "Ooh!" Zennofer menjadi lebih bersemangat. "Kamu tahu tentangku!?" Zennofer di kejauhan melihat Ella sedang menghampiri Celzuru. Zennofer segera melarikan diri dengan kecepatan tinggi. "Kita bicara saja nanti, sampai jumpa adiknya Viyuranessa!" "Woi! Malah pergi.""Siapa yang kamu maksud, Zu?" Ella sudah tepat berada di belakang Celzuru."Kenalan kak Yu dari Lezarion." Saat itu Celzuru berpikir, 'Sepertinya kak Yu tidak ingin keluarga Kerajaan tahu tentangnya. Apalagi dia pembunuh salah satu keluarga mereka.'"Dia tiba-tiba m

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    157th Story: Turnamen

    "Lihatlah Lady Jenius itu, adiknya lebih berkarisma." "Lihatlah Lady Jenius itu hanya diam saja, apakah ia tidak bisa menari? Hem, bukankah tentunya pria mana yang ingin mengajaknya menari?" "Lihatlah Lady Jenius itu, gaun yang ia gunakan sama seperti yang ia gunakan pesta dansa kemarin. Apakah ia tidak memiliki banyak gaun sehingga menggunakan gaun usang itu lagi?" *** Saat aku masih kecil, aku pernah di kerumun oleh banyak lady seumuran denganku, mereka tidak henti mengatakan banyak kata hina yang membuatku kesal. "Lady Jenius! Kamu itu tidak berguna sebagai wanita bangsawan! Apa itu dengan gaunmu itu!? Usang!" "Betul itu! Contohkan saja adikmu itu! Lihatlah mana yang lebih baik! Bukankah lebih baik kamu menjadi rakyat jelata saja? Hahahaha!" "Setiap pesta menggunakan pakaian ini terus. Bukankah keluargamu kaya? Adikmu bahkan selalu memakai pakaian model bagus dan terbaru." "Bukankah Lady Jenius sama sekali tidak dicintai keluarganya?" "Hahahaha!" Mereka tertawa. Melihat me

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    156th Story: Kelemahan

    "Oh, itu benda yang kamu maksud. Aku juga baru kali ini melihatnya secara langsung.""Aku sudah meminta Derald melakukan penelitian yang berhubungan dengan hal ini.""Kamu sudah memikirkan hal itu? Aku pernah memberi saran tentang hal ini kepada Raja. Sepertinya, mereka sulit memahaminya.""Aku sudah membaca semua saran yang kamu tuliskan kepada ayahku sebelumnya. Aku akan merealisasikan semuanya. Karena itu... Bukankah kamu seharusnya lebih mengandalkan diriku daripada mereka?" Rean menunjukkan seringai yang seolah-olah mengejek keputusanku yang sering mengandalkan orang lain dibandingkan dirinya. Aku segera mengalihkan arah pandangan."Ya, bagaimana lagi? Kamu itu terlalu sulit didekati! Jalan pikiranmu itu sulit diprediksi," ucapku sambil membuang muka.Wajahku kembali datar. Aku terdiam dan berpikir, 'Ia akan merealisasikan semua yang ku pikirkan... Aku merasa senang.'Ia tercengang melihat raut wajahku yang berubah. Dari tanpa ekspresi menjadi bersemangat bahkan dihiasi dengan s

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    155th Story: Mata-mata

    Aku segera berbalik dan melangkah pelan menuju ranjang. Suasana sunyi ini hanya terdengar langkah pelan kakiku.'Aku tidak seharusnya mengganggunya. Tapi setidaknya, aku berharap bisa meringankan bebannya.''Aku juga tidak bisa memintanya ikut serta dalam hal ini... Dan masalah yang belum usai ini, aku akan mengandalkan diriku sendiri dan ada beberapa orang yang ku percayai. Aku tidak sendirian di kesempatan yang ia berikan ini!''Ia cukup melangkah di jalannya tanpa memperhatikan diriku.'Saat Rean melihatku, ia tersentak saat melihatku terdiam, sedikit murung dan hanya tenggelam di pikiranku.Ia berpikir, 'Heh!? Apa yang membuatnya murung? Apakah ada kesalahan kata yang ku ucapkan? ...' Rean tersenyum kaku saat menyadari suatu hal.'Oh! Bukankah barusan aku menolak permintaannya?'Aku terheran saat aliran angin mulai mengelilingi tubuhku. Aku terangkat ke udara dan melayang hingga aku terduduk di sofa. "Kamu di sini saja, Yu!"Aku mengerutkan dahiku. 'Apa sih yang ia mau!?'Menghel

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    154th Story: Perdebatan

    "Aku masih belum kalah, Rean!"Dengan kekuatan sihir listrikku, aku menyambung serpihan pedang yang hancur hingga pedang tersambung kembali dan utuh. Semua orang tercengang dengan hal tersebut termasuk dirinya. Aku berhasil menahan serangannya.Rean menyeringai. "Hee..."Aku memperketat ikatan molekul pedangku, ujung pedangnya yang memberikan tekanan yang kuat tidak mampu membuat pedangku hancur kembali. Ia semakin memberikan tekanan yang kuat hingga pedangnya yang hancur."...!?" Mata merahnya sedikit lebih terbuka."Rean bodoh!"Rean pastinya kalah saat ujung pedang yang ku pegang ini hampir mengenai lehernya. Ia mengangkat kedua tangannya sebagai tanda kekalahannya "Haha! A, aku menang!" Aku tersenyum lebar dengan nafas yang masih ngos-ngosan."Ya, aku kalah... Selanjutnya, aku tidak akan kalah.""Lagipula ini hanya pertandingan bersyarat.""Tapi, tetap saja aku kalah.""Padahal kamu bisa menghancurkan pedangku jika pedangmu itu dialiri bor angin misalnya. Kamu saja yang lambat men

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    153rd Story: Pelatihan

    Di koridor istana yang tentunya sangat luas dan panjang, aku berjalan dengan langkah kaki yang cepat. Rean menyamankan langkah kakinya di belakangku."Menyebalkan! Bisakah kamu tidak mempermalukanku!?""Aku hanya mau melihat ekspresi wajahmu yang lucu itu seratus persen. Itu sangat manis, Yu!""Huh!!?" Aku merasa semakin malu hingga langkah kakiku jadi semakin cepat. Rean terkekeh dan kemudian tertawa. "Hahahaha...""Jangan menertawaiku! Menyebalkan! Sana kembali melakukan pekerjaanmu!""Tidak mau..."Saat akan berbelok, aku hampir tertabrak dengan seorang pria berambut pirang. Untungnya aku sudah berhenti melangkah."Nean?""Selamat siang, Putri Mahkota!""Bisakah kamu memanggilku seperti biasanya? Kita tidak dalam kegiatan formal sekarang."Aku melihat senyuman tipis dari Nean. Ia mengatakan, "Ya. Aku hanya ingin mencoba memanggilmu dengan gelar itu."Aku dengan bersemangat menepuk-nepuk bahu Nean. "Haha! Kamu nanti bahkan akan memanggilku kakak ipar! Aku jadi kakakmu, padahal umur

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    152nd Story: Buku Diary

    'Hentikan aku, Viyuranessa!'***Aku dan Rean telah tiba di istana. Rean meletakkan tubuhku ke ranjang dengan hati-hati. Ia duduk di sebelahku dan mengusap wajahku yang mana saat itu aku sedang tertidur pulas."Aku akan mengerahkan semua kemampuanku demi dirimu, Yu...""Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.""Aku akan menghancurkan belenggu-belenggu itu!"Ia mengambil beberapa helai rambut perak kebiruanku dan mengecupnya. Ia menyeringai yang menunjukkan raut wajahnya yang sangat bersemangat saat ia berpikir ia memenangkan dalam keberhasilannya memiliki diriku.Ia keluar dari kamarnya untuk menemui Rennel. Mereka membicarakan banyak hal hingga Rennel mengatakan informasi penting kepada Rean."Ada kabar penting dari Paduka Raja Leondeandel. Ia ingin segera mengatakan langsung kepada anda, Yang Mulia."Aku tidur semalaman. Aku terbangun saat fajar. Aku memperhatikan pakaianku sudah berganti menjadi pak

  • Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis    151st Story: Tidak Ingin Melepaskan Diriku

    Mendengar semua cerita yang diucapkan dari mulutnya, aku terdiam. Saat itu, aku menundukkan kepalaku sambil mengambil ikan yang telah matang dipanggang. Suasana canggung saat kami memakan ikan tersebut karena tentunya aku terdiam meskipun pandangannya tidak lepas dari diriku.Aku berpikir, 'Setelah tahu semuanya, aku jadi bingung harus melakukan apa...''Ia benar-benar mencintaiku...''Aku jadi merasa bersalah karena tidak menyadari perasaannya padaku. Aku malah selalu kabur, mau berapa kali pun ruang dan waktu berganti, aku masih tidak berubah!''Apakah aku harus tetap seperti ini!?''Kalau ia memang benar-benar menginginkan diriku. Bagaimana bisa aku menolak keinginannya yang bahkan merupakan harapanku selama ini?Setelah perutku merasa cukup, aku segera berdiri. Aku melangkah dan berdiri tegak di dekat sungai. Aku segera melepaskan gaunku dan menyisakan pakaian dalamku. Rean hanya terkejut kenapa aku tiba-tiba melepaskan pakaianku.Aku segera nyebur ke

DMCA.com Protection Status