Gomena karena kemarin qey nggak bisa update. Hari ini Qey updatenya 1 chapter dulu ya temen-temen. Doain besok bisa update 2 chapter plus semua cerita yang lagi on go yak..
“Gue..”Ditengah kebingungan yang kini sedang dihadapi Keyla, Fathan sendiri langsung menghardik istri pertamanya. “Sudah nggak waras kamu, Sil!” Hal ini jelas membuat atensi penonton pecah hingga tidak lagi hanya berfokus pada Keyla seorang.“Kamu yang nggak waras, Mas!” balas Sesil dengan lantangnya. Wanita itu memprotes perubahan besar dalam diri Fathan. Ia menuding Keyla, “kamu kayak orang diguna-guna dia, Mas.”Ucapan ngawur itu tentu saja menyulut api amarah Keyla. Tak terima dituding menggunakan barang magic, Keyla pun menepikan sesaat niatnya untuk melakukan klarifikasi ala pesohor dunia hiburan.“Wowowowo!! Ngomong lagi sini depan muka gue, Mbak!” tantang Keyla membuang rasa takutnya akan intimidasi jemaah netizen kantornya.Sudah kepalang tanggung, jadi sekalian saja lah! Percuma juga mengelak. Bocornya rahasia rumah tangga mereka bertiga pun, bersumber dari manusia tak tahu diri yang tampaknya melupakan alasan mengapa ia sampai bisa dinikahi suaminya.“Kamu pikir saya nggak
Fathan terpaku ditempat. Ia pikir istri keduanya melarikan diri dan mereka akan terlibat ke dalam aksi kejar-kejaran yang melelahkan. Namun perkiraannya meleset. Alih-alih meninggalkan lantai tempat dimana kantor mereka berada, wanita yang ia jadikan sebagai istri kedua itu, justru duduk manis dibelakang meja kerjanya. “Key..”“Ssst, diem, Mas! Gue udah nggak punya tenaga. Kalau mau adu bacot, tunggu tenaga gue balik dulu.”Fathan pun mengangguk. Ia kemudian menarik sebuah kursi lalu mendudukkan diri disana.Tindakan Fathan itu membuat Keyla menyengitkan kening. “Ngapain?”“Katanya Mas harus nunggu?”“Ya Salam,” desah Keyla dengan tangan meraup wajah. “Mas, selama ini kamu cuman pura-pura pinter kan aslinya?” tanya Keyla, sarkas.“Maksudnya kamu cau, Mas! Pergi aja! Nggak usah ada didepan mukaku!” imbuh Keyla yang tak lagi bermain kata-kata dalam kalimatnya.“We need to talk.” Balas Fathan usai mengembuskan napasnya.Keyla pun dengan cepat menolak. “Nggak! Nggak ada yang perlu dibicar
Dungu!Fathan kini merasa menjadi manusia paling dungu sealam semesta. Kepercayaan yang ia bangun seketika lenyap, tergantikan oleh gumpalan sesal dan rasa bersalah kepada mereka yang terkasih.Mereka adalah kedua orang tua, kerabat, serta Keyla yang mati-matian ikut membantu untuk menyadarkan dirinya. Sayangnya, ia terlalu keras kepala. Terus memegang erat pendirian hingga mengabaikan kecurigaan yang sampai detik ini masih mengusik benaknya.“Salah apa aku sama kamu, Sil?” Fathan mengeratkan genggaman tangannya pada roda kemudi. Ia sungguh tak mengira jika wanita yang dicintainya, ternyata tega berbuat curang dengan mengkhianati kesucian janji pernikahan mereka.Anehnya, tak ada setetespun air mata jatuh membasahi pipinya.Tiba di depan pintu utama perusahaan sang paman, Fathan pun turun. Ia yang biasanya tak pernah meminta bantuan pada petugas keamanan, kini menyerahkan kunci mobilnya. “Tolong diparkirin ke atas ya, Pak. Kartu aksesnya ada di dasbor tengah.” Ucap pria itu, sama sekal
Kemunculan Fathan yang diekori papinya pun disambut tepuk tangan meriah oleh Maya. “Bravo, Fathan! Akhirnya ey!”Mami Fathan itu terlalu bahagia sampai-sampai ia tak peka akan raut kesedihan diwajah putranya.“Mi..” tegur papi Fathan dengan gelengan lemahnya.“Nggak apa-apa, Pi.” Ucap Fathan sebelum ia merentangkan tangan untuk memeluk tubuh wanita yang telah ia kecewakan hatinya. “Maafin Fathan ya, Mi. Maaf karena selama ini Fathan selalu ngelawan Mami.”“Iiih, Daddy naughty boy!” celetuk Nakula, menggagalkan haru yang seharusnya berlangsung ditengah permintaan daddy-nya kepada sang oma.“Daddy kamu udah nggak nakal lagi, Kul. Udah jadi anak baik dia sekarang.” Seloroh Maya, membela Fathan. Ia menepuk kedua pundak anak kesayangannya. Melakukan remasan sebelum menarik tubuh pria dewasa itu ke dalam pelukannya. “You are doing the right thing. Sudah benar. Emang udah seharusnya begini.” Tutur Maya, mengembalikan suasana kelabu yang sempat menghilang.“But..” Maya yang penasaran mendorong
Merasa kasihan dengan kondisi keponakannya, Krisna sebagai pemilik sekaligus atasan pun memberikan sedikit kelonggaran dengan mengizinkan Fathan untuk mengambil cuti selama masa berdukanya. Hal itu rupanya menorehkan rasa isi di hati Keyla. “Saya gimana, Pak? Saya kan juga bagian dari kekisruhan ini?” “Memangnya kamu ngerasa sedih juga Key, si Fathan cerai sama Sesil?” “Ya nggak sih. Ngapain sedih, saya kan nggak punya perasaan apa-apa ke mereka.” Sahut Keyla membuat Krisna geleng kepala. Pria itu lalu berkata jika dirinya tidak dapat memberikan cuti yang sama pada Keyla. “Kamu kan sekretarisnya Fathan. Kalau misal kamunya ikutan cuti, terus yang handle kerjaan dia siapa?” “Ya-a..” Sial! Keyla tidak bisa berkata-kata. Padahal lumayan kalau sampai ia juga diberikan cuti dadakan. Ditempatnya menambang jutaan rupiah ini, karyawan yang cuti tetap mendapatkan gajinya tanpa ada pemotongan di hari dirinya tidak masuk kerja. Melihat istrinya kewalahan, Fathan pun mengeluarkan suara. “Ngg
Perselingkuhan, Fathan tak pernah menyangka jika perilaku tak bermoral itu akan dapat memangkas habis seluruh rasa cinta yang ia miliki untuk Sesilia.Bertahun-tahun mereka hidup berumah tangga, tak ada satu pun kesalahan yang tidak bisa Fathan maafkan, termasuk pula dengan sikap abai Sesilia terhadap anak-anak mereka. Ia selalu memberikan kata maaf— meski pada nyatanya, kata itu terkadang begitu sulit terlontar keluar dari mulutnya.Pemberian maaf itu Fathan lakukan demi untuk membuktikan rasa cintanya kepada Sesilia. Namun apa yang ia dapatkan sekarang? Sesilia kini justru membalasnya dengan sebuah pengkhianatan. Lucunya, wanita itu bahkan tak menghentikan perselingkuhannya dan malah semakin menjadi dengan menjadikan pria idaman lainnya sebagai dewa penolong dalam rusaknya rumah tangga mereka.Teruntuk perilaku impulsive sang calon mantan istri, Fathan benar-benar merasa berterima kasih. Keberadaannya sangat berperan sangat penting dalam pengungkapan bangkai busuk yang selama ini dis
Terdengarnya suara mesin mobil membuat bunda Keyla mau tak mau menuruni ranjang, tempat dirinya bersemedi sembari mencari kabar putri kesayangannya.Ia lalu melangkahkan kaki, mendekati jendela kamar yang tertutup rapi oleh tirai tak bercorak dengan warna abu-abu favoritnya.Awalnya, ia ingin menyibak tirai. Melakukan pengintaian dengan metode pengintipan guna mengetahui siapa gerangan, pelaku dibalik pemarkiran mobil yang saat ini mendiami ruas jalan di depan rumahnya.“Nggak mampir juga nggak apa-apa kok, Tan. Keyla bisa nangangin ini sendiri.”— Namun niat itu urung dilakukan, tepatnya setelah bunda Keyla mendengar suara putrinya yang masuk ke dalam indera pendengarannya.Kepulangan sang putri tak pelak membuat bunda Keyla berlari keluar dari ruangan pribadinya. Dengan raut khawatir yang kental menghiasi keayuannya, perempuan bernama Kamila itu membingkai wajah putri kesayangannya. “Sayang, kamu baik-baik aja kan, Nak?”“Kamu nggak diapa-apain sama Netizen kan, Key?”Sebagai seorang
Buagh!!Keyla melayangkan bogeman pada permukaan atas tembok yang didesain untuk menjadi pagar pelindung lantai dua rumahnya. Ia memekikkan umpatan, “anjing!” dan umpatannya itu menggema, hingga terdengar sampai ke lantai 1— lantai dimana orang-orang yang ia tinggalkan, belum juga membubarkan diri setelah kepergiannya.“Keyla?”“Nggak ada! Keylanya udah ke kamar, Yah!” sahut Keyla, membalas teriakkan sang ayah.Gadis itu kemudian menjatuhkan diri. Berjongkok dibalik pagar pelindung yang ia pikir akan mampu menyembunyikan kehadirannya.“Kalau masih mau gabung, ngapain pake ke atas segala, Key? Sini turun! Nggak usah nyumput-nyumput kayak gitu.” Panggil sang ayah supaya putrinya tak perlu sok-sokan bersembunyi dari mereka.“Enggaaaak! ini teh bukan Key, Yah.. ini khodamnya.”Tingkah konyol Keyla tak pelak membuat Fathan dan keluarganya tertawa. Memang aya-aya wae kelakuan gadis berbuntutkan 2 anak sambung itu.“Khodamnya naon, Key? Maung lain?” Saking gemasnya pada menantu perempuannya,
“Oh, gini toh rasanya nepotisme? Sedep bener ya. Tahu langsung dapet room VVIP, lo keluarnya lebih cepet dong.”Pantas negara Wahkanda ini pejabatnya terlenakan oleh KKN. Orang baru nepotismenya saja, kesulitan hidup seketika menjadi begitu mudah berkat bantuan si donatur gelap.Kacau! Tak heran rakyat sampai lebih percaya dengan pihak keamanan Bank Central. Dibayar UMR-pun, para satpam itu tetap melayani sepenuh hati tanpa menerima amplop selipan di dalam kantong saku seragam kerjanya.“Pasti kalau pejabat yang kesini, nggak bakalan lo suruh nunggu kayak kita-kita kan?”Hans tersedak.Kampret sekali memang Keyla.Mulutnya itu loh, seperti tidak pernah makan bangku sekolahan. Tahu sih kalau sebuah kursi tidak bisa dimakan. Minimal sewaktu berangkat, otaknya ikut lah. Jangan ditinggal di rumah.Hans mendelik. Sahabat yang dulunya berada di dalam satu ruang kerja dengan Keyla itu mengucapkan terima kasih kala Dion mengulurkan selembar tisu ke arahnya. Ia lalu mengembalikkan atensinya pa
“Why?”“Gila ya, Mas. Mas mau jadi bahan gosip Kang Sate sama warga komplek?” Keyla menyipitkan matanya, memandang tajam Fathan yang bisa-bisanya masih bertanya kenapa ia tidak menyetujui usulan pria itu.“Astaga, Key. Siapa yang mau gosipin kita, heum? yang artis kan udah ke Amerika.”“Nggak, nggak! yang lain aja.” Keukeuh, Keyla.Ia malas kalau harus menjadi topik perbincangan orang. Apalagi kalau sampai bertemu dengan si kembar yang salah satunya tukang nyinyir. Jiwa dan raganya terlalu lemah sekarang. Ia saja masih belum bisa menerima kenyataan kalau dirinya terusir dari rumah ayahnya.“Ya udah. Kamu maunya apa?” “Mau balik ke rumah Ayah, huwaaaa.” Alamak! Ternyata drama si anak terusir masih berlanjut. “Minta makan ke rumah Ayah nih jadinya?” “Nah, iya! Ayo-ayo. Masakan Bunda jauh lebih enak daripada beli.” Sayangnya ketika Keyla hendak membuka gerbang rumahnya, gerbang itu terkunci dengan gembok besar yang belum pernah Keyla lihat sebelumnya.“A-AYAAAAAAH!!!”“Dad..” Dion me
“Bye-bye rumah. Mianhae..” Keyla meletakkan ujung tisu pada sudut mata kanannya. Wanita itu berkata tidak sanggup, lalu terisak setelah melirihkan kata ‘no,’ sembari mengulurkan tangan untuk menggenggam rumahnya.Keyla kalah berperang melawan sang ayah. Usai tak dapat mempertahankan kedudukannya, kini Keyla pun harus meninggalkan rumah yang dalam proses pembuatannya, Keyla kalah dalam peperangan. Usai tak dapat mempertahankan posisinya, kini ia harus berpisah dari rumah yang dalam proses pembangunannya, tak menguras satu angka di rekeningnya.Ya, Pemirsa yang Budiman. Keyla tidak menyumbang apapun, baik itu batu bata begitu pula dengan pasir dan tumpukan semen pengikat bangunan. Ia hanya bermodalkan udara yang keluar masuk dari paru-parunya, kemudian bisa tinggal sampai beberapa detik lalu, tepatnya sebelum dirinya benar-benar terusir.“Hiks, rumahku. Jangan lupain aku ya.”Ayah Keyla berdecak menyaksikan betapa berlebihannya tingkah putrinya. Ngidam apa dulu istrinya sampai anak tung
Sudah jatuh, tertimpa menara Eiffel pula, begitulah perumpamaan yang saat ini menggambarkan kondisi Keyla. Mengapa tidak— Dikarenakan guyonan papi mertuanya, baby sepolos Nakula justru menginginkan adik. Tak tanggung-tanggung, langsung lima sekaligus seolah dirinya ini seekor kucing yang dapat melahirkan dalam jumlah banyak.“Hahaha, maaf ya Key. Papi tadi cuman asal ngucap loh. Nggak maksud buat ngomporin. Sumpah.”Hah! Mau marah pun percuma. Waktu tidak bisa diputar kembali dan Nakula sudah terlanjur excited menantikan adik-adiknya. Padahal perihal adik sudah sempat ia amankan ketika mereka berada di Bandung. Siapa sangka tema itu diangkat lagi ke permukaan.“Ehem.. Kalau dipikir-pikir, Ayah sama Bunda juga nggak masalah kalau punya cucu cepet. Daripada makin tua. Nanti malah nggak kuat gendongnya.”Jedduar!Soundtrack sinema azab tiba-tiba saja terdengar di indera pendengaran Keyla. Apa ini? Kenapa ayahnya justru ikut-ikutan begini? “Kamu nggak masalah kan Than kalau nambah tanggu
Keyla masih dalam keadaan shock hebat setelah tanpa sengaja melihat aset berharga berupa burung perkutut seorang pria. Penampakan perkutut serupa belalai gajah itu membayang-bayangi ingatannya hingga ia hanya bisa diam melongo dengan tatapan lurus ke depan. Tak ada yang Keyla perhatikan. Pandangannya kosong, sekosong isi otaknya yang terisekai ke dunia lain. Tepatnya dunia permanukkan. Sekilas ingatan pun menyapa, membuat tubuh Keyla bergidik. “Key, maaf. Saya nggak tau kalau kamu nyariin saya.”Bukan salah Fathan memang. Ia bertelanjang di area pribadinya. Pun tidak akan ada orang yang berani menerobos masuk sebelum ia persilakan. Kecuali, Keyla.Ah, harusnya ada satu pengecualian tetap, yaitu Dion. Namun mengingat putra sulungnya itu tengah berada di kediaman ayah mertuanya, seharusnya kamarnya aman tak terjamah oleh siapapun. “Key..” Tak ada sahutan. Keyla masih dengan wajah kosongnya seakan tak menganggap eksistensi Fathan dan Nakula. ‘Se-shock itu ya dia?’ batin Fathan, mu
“Eng, aku pikir-pikir dulu deh. Nggak harus sekarang juga kan ngasih jawabannya?” Fathan pun tersentak. Ternyata jalannya masih panjang. Kecewa? Sudah pasti. Namun Fathan yakin benar Keyla akan memikirkan seluruh kata-katanya karena itu menyangkut kesejahteraan orang tuanya.“Iya, Key. Kamu pikirin baik-baik ya. Mas berharap kamu bisa ngertiin Mas yang nggak pengen ngerepotin ayah kamu.”“Oke, Oke. Udah kan? Capek banget aku, Mas. Pengen reb..”Brak-Brak-Brak! Kalimat yang seharusnya menjadi rebahan ketika terpenuhi itu terhenti tatkala seseorang menggebrak kaca mobil tepat dimana Keyla duduk.“Buka!” Sosok dibalik anarkis penggebrak kaca mobil adalah ayah Keyla. Sejak ia tiba, ia sudah mencurigai kendaraan menantunya karena melihat mesin yang masih menyala. Ia berdiam diri didalam mobil, memantau dua orang yang tampaknya tak menyadari kepulangannya.Bak tengah tertangkap basah selingkuh dengan suami wanita lain, Keyla pun dilanda kegugupan. Jari-jarinya bergetar. Terasa kelu hingg
“Guys, kalian ke rumah Mami dulu ya. Mami sama Daddy mau ngobrol bentar.”“Nggak berantem kan?” “Nggak.” Balas Keyla, menjawab pertanyaan Nakula. “Janji ya, Mami?”Nakula mengulurkan jari kelingkingnya dan Keyla menyambutnya sekalipun ia akan mengingkari janji jari kelingking mereka.Sudah jelas kan?! Ya kali mereka tidak ribut. Mana bisa sih perang dunia tidak pecah ketika Fathan kembali menyalahi aturan yang telah mereka sepakati di awal pernikahan. Memangnya Keyla sebaik hati itu ya? Jawabannya sih enggak dong. “Yon, jagain adeknya ya.” Pinta Keyla. Si sulung pasti mengerti maksudnya. Anak itu hanya perlu memastikan jika adiknya tidak berlari keluar dan mengganggu war keduanya.“Siap, Mi.”“Wait. Daddy bantuin turunnya.” Ujar Fathan lalu secepat kilat membuka pintu mobilnya. Dari dalam kabin Keyla memperhatikan aksi Fathan. Pria itu memang ayah yang baik untuk anak-anaknya. Sayang saja dunia tidak memihaknya dalam urusan percintaan. ‘Lah?! Kan gue juga!’ Pekik Keyla, membatin.
Fathan menyerngit tatkala melihat tampang kecut bertahan awet pada wajah istri ke dua-nya. “Kenapa sih, Key? Perasaan dari tadi manyun mulu bibirnya.” Keyla memutar kepala. Satu detik. Setelah itu ia kembali membuang wajah, kernyitan pada kening Fathan kian mendalam. “Habis ngapain sih kamu sama temen-temen kamu itu? Aneh deh. Nggak ada angin, nggak ada ujan kok saya diketusin gini.” “Mereka bukan temen aku ya!” Nyalak Keyla. Kembali kepalanya berputar untuk bersitatap dengan Fathan. “Daddy, Mami.. Don't fight please.” Di kursi penumpang, Nakula yang takut melihat pertengkaran kedua orang tuanya, bersuara. Mata anak itu berkaca-kaca seolah sebentar lagi ia akan menumpahkan tangisnya jika Keyla dan Fathan terus bersitegang.“Mami sama Daddy nggak berantem kok. Suwer.” Ucap Keyla, kini menatap si kecil yang duduk tepat disamping sulung Fathan. “Beneran? Tapi kok Mami ngomongnya bentak-bentak Daddy?” Pertanyaan cerdas Nakula tak ayal menerbitkan ringisan. ‘Dimakanin apa sih sama
Keyla melipat kedua lengan di dada. Ditengah ramainya aktivitas bandara, wanita yang memisahkan diri dari Fathan dan kedua anak tirinya itu mengembuskan napas.‘Sebenernya lo lagi ngapain sih, Mas?’ Monolog Keyla, lengkap dengan ekspresi jengah yang tak dapat ia sembunyikan.Sungguh, jika ada penyelenggaraan lomba pemilihan pria paling bodoh sedunia, meski tak mengikutinya, para malaikat pasti tak akan segan untuk menggerakkan hati juri agar memenangkan Fathan. Bodoh! Pria itu bahkan masih menangis diam-diam saat kedua anaknya terlelap, tapi anehnya, ketika Sesilia meminta dirinya datang untuk mengantarkan kepergiannya, Fathan menyanggupinya seolah perceraian kemarin tak berdampak apapun padanya. “Ck!”Menyaksikan suami dan anak-anaknya dieksploitasi, Keyla membuang muka, menghindar dari sajian yang dapat menggerakkan anggota tubuhnya, yang siap sedia untuk menerjang Sesilia.Demi Tuhan, mereka hanya dijadikan konten. Konten untuk semakin mengharumkan nama Sesilia yang sejatinya seb