Nah, double up beneran kan? Yuk semangatin Qey biar cerita ini update lagi besok.
“Bunuh Sesil? yang bener aja kamu, Bun! Ayah bunuh tikus aja nggak berani, apalagi bunuh anak orang!”Wah, mengerikan sekali tebakan istrinya. Bagaimana bisa wanita yang berpuluh tahun hidup dengannya, menebak hal semengerikan itu tentang dirinya?Memangnya ia sebodoh itu apa sampai rela mengorbankan diri untuk dikurung sampai mati di dalam sel tahanan? Pembunuhan berencana kan hukumannya seumur hidup. Kemungkinan ia bisa bebas jika 40 tahun yang akan datang, nyawanya masih menempel dibadan. Kalau sudah terpisah ya, bye! Selamat tinggal Bunda. Silahkan menjadi seorang janda!“Kirain Bunda, Ayah tuh mau nekat demi anak kita.” Ucap bunda Keyla usai mengembuskan napas, pertanda bahwa dirinya merasa sangat lega.“Nekat sih nekat, Bun. Tapi ya enggak ngelakuin yang ngerugiin diri sendiri juga lah! Kalau Ayah kenapa-napa, siapa nanti yang jagain kamu sama anak sableng kita?”“Suami barunya Bunda, maybe. Hehehe..”Ayah Keyla mendelik. “Ayah gentayangin kalian!” lontarnya, merajuk dengan keluc
“Gue..”Ditengah kebingungan yang kini sedang dihadapi Keyla, Fathan sendiri langsung menghardik istri pertamanya. “Sudah nggak waras kamu, Sil!” Hal ini jelas membuat atensi penonton pecah hingga tidak lagi hanya berfokus pada Keyla seorang.“Kamu yang nggak waras, Mas!” balas Sesil dengan lantangnya. Wanita itu memprotes perubahan besar dalam diri Fathan. Ia menuding Keyla, “kamu kayak orang diguna-guna dia, Mas.”Ucapan ngawur itu tentu saja menyulut api amarah Keyla. Tak terima dituding menggunakan barang magic, Keyla pun menepikan sesaat niatnya untuk melakukan klarifikasi ala pesohor dunia hiburan.“Wowowowo!! Ngomong lagi sini depan muka gue, Mbak!” tantang Keyla membuang rasa takutnya akan intimidasi jemaah netizen kantornya.Sudah kepalang tanggung, jadi sekalian saja lah! Percuma juga mengelak. Bocornya rahasia rumah tangga mereka bertiga pun, bersumber dari manusia tak tahu diri yang tampaknya melupakan alasan mengapa ia sampai bisa dinikahi suaminya.“Kamu pikir saya nggak
Fathan terpaku ditempat. Ia pikir istri keduanya melarikan diri dan mereka akan terlibat ke dalam aksi kejar-kejaran yang melelahkan. Namun perkiraannya meleset. Alih-alih meninggalkan lantai tempat dimana kantor mereka berada, wanita yang ia jadikan sebagai istri kedua itu, justru duduk manis dibelakang meja kerjanya. “Key..”“Ssst, diem, Mas! Gue udah nggak punya tenaga. Kalau mau adu bacot, tunggu tenaga gue balik dulu.”Fathan pun mengangguk. Ia kemudian menarik sebuah kursi lalu mendudukkan diri disana.Tindakan Fathan itu membuat Keyla menyengitkan kening. “Ngapain?”“Katanya Mas harus nunggu?”“Ya Salam,” desah Keyla dengan tangan meraup wajah. “Mas, selama ini kamu cuman pura-pura pinter kan aslinya?” tanya Keyla, sarkas.“Maksudnya kamu cau, Mas! Pergi aja! Nggak usah ada didepan mukaku!” imbuh Keyla yang tak lagi bermain kata-kata dalam kalimatnya.“We need to talk.” Balas Fathan usai mengembuskan napasnya.Keyla pun dengan cepat menolak. “Nggak! Nggak ada yang perlu dibicar
Dungu!Fathan kini merasa menjadi manusia paling dungu sealam semesta. Kepercayaan yang ia bangun seketika lenyap, tergantikan oleh gumpalan sesal dan rasa bersalah kepada mereka yang terkasih.Mereka adalah kedua orang tua, kerabat, serta Keyla yang mati-matian ikut membantu untuk menyadarkan dirinya. Sayangnya, ia terlalu keras kepala. Terus memegang erat pendirian hingga mengabaikan kecurigaan yang sampai detik ini masih mengusik benaknya.“Salah apa aku sama kamu, Sil?” Fathan mengeratkan genggaman tangannya pada roda kemudi. Ia sungguh tak mengira jika wanita yang dicintainya, ternyata tega berbuat curang dengan mengkhianati kesucian janji pernikahan mereka.Anehnya, tak ada setetespun air mata jatuh membasahi pipinya.Tiba di depan pintu utama perusahaan sang paman, Fathan pun turun. Ia yang biasanya tak pernah meminta bantuan pada petugas keamanan, kini menyerahkan kunci mobilnya. “Tolong diparkirin ke atas ya, Pak. Kartu aksesnya ada di dasbor tengah.” Ucap pria itu, sama sekal
Kemunculan Fathan yang diekori papinya pun disambut tepuk tangan meriah oleh Maya. “Bravo, Fathan! Akhirnya ey!”Mami Fathan itu terlalu bahagia sampai-sampai ia tak peka akan raut kesedihan diwajah putranya.“Mi..” tegur papi Fathan dengan gelengan lemahnya.“Nggak apa-apa, Pi.” Ucap Fathan sebelum ia merentangkan tangan untuk memeluk tubuh wanita yang telah ia kecewakan hatinya. “Maafin Fathan ya, Mi. Maaf karena selama ini Fathan selalu ngelawan Mami.”“Iiih, Daddy naughty boy!” celetuk Nakula, menggagalkan haru yang seharusnya berlangsung ditengah permintaan daddy-nya kepada sang oma.“Daddy kamu udah nggak nakal lagi, Kul. Udah jadi anak baik dia sekarang.” Seloroh Maya, membela Fathan. Ia menepuk kedua pundak anak kesayangannya. Melakukan remasan sebelum menarik tubuh pria dewasa itu ke dalam pelukannya. “You are doing the right thing. Sudah benar. Emang udah seharusnya begini.” Tutur Maya, mengembalikan suasana kelabu yang sempat menghilang.“But..” Maya yang penasaran mendorong
Merasa kasihan dengan kondisi keponakannya, Krisna sebagai pemilik sekaligus atasan pun memberikan sedikit kelonggaran dengan mengizinkan Fathan untuk mengambil cuti selama masa berdukanya. Hal itu rupanya menorehkan rasa isi di hati Keyla. “Saya gimana, Pak? Saya kan juga bagian dari kekisruhan ini?” “Memangnya kamu ngerasa sedih juga Key, si Fathan cerai sama Sesil?” “Ya nggak sih. Ngapain sedih, saya kan nggak punya perasaan apa-apa ke mereka.” Sahut Keyla membuat Krisna geleng kepala. Pria itu lalu berkata jika dirinya tidak dapat memberikan cuti yang sama pada Keyla. “Kamu kan sekretarisnya Fathan. Kalau misal kamunya ikutan cuti, terus yang handle kerjaan dia siapa?” “Ya-a..” Sial! Keyla tidak bisa berkata-kata. Padahal lumayan kalau sampai ia juga diberikan cuti dadakan. Ditempatnya menambang jutaan rupiah ini, karyawan yang cuti tetap mendapatkan gajinya tanpa ada pemotongan di hari dirinya tidak masuk kerja. Melihat istrinya kewalahan, Fathan pun mengeluarkan suara. “Ngg
Perselingkuhan, Fathan tak pernah menyangka jika perilaku tak bermoral itu akan dapat memangkas habis seluruh rasa cinta yang ia miliki untuk Sesilia.Bertahun-tahun mereka hidup berumah tangga, tak ada satu pun kesalahan yang tidak bisa Fathan maafkan, termasuk pula dengan sikap abai Sesilia terhadap anak-anak mereka. Ia selalu memberikan kata maaf— meski pada nyatanya, kata itu terkadang begitu sulit terlontar keluar dari mulutnya.Pemberian maaf itu Fathan lakukan demi untuk membuktikan rasa cintanya kepada Sesilia. Namun apa yang ia dapatkan sekarang? Sesilia kini justru membalasnya dengan sebuah pengkhianatan. Lucunya, wanita itu bahkan tak menghentikan perselingkuhannya dan malah semakin menjadi dengan menjadikan pria idaman lainnya sebagai dewa penolong dalam rusaknya rumah tangga mereka.Teruntuk perilaku impulsive sang calon mantan istri, Fathan benar-benar merasa berterima kasih. Keberadaannya sangat berperan sangat penting dalam pengungkapan bangkai busuk yang selama ini dis
Terdengarnya suara mesin mobil membuat bunda Keyla mau tak mau menuruni ranjang, tempat dirinya bersemedi sembari mencari kabar putri kesayangannya.Ia lalu melangkahkan kaki, mendekati jendela kamar yang tertutup rapi oleh tirai tak bercorak dengan warna abu-abu favoritnya.Awalnya, ia ingin menyibak tirai. Melakukan pengintaian dengan metode pengintipan guna mengetahui siapa gerangan, pelaku dibalik pemarkiran mobil yang saat ini mendiami ruas jalan di depan rumahnya.“Nggak mampir juga nggak apa-apa kok, Tan. Keyla bisa nangangin ini sendiri.”— Namun niat itu urung dilakukan, tepatnya setelah bunda Keyla mendengar suara putrinya yang masuk ke dalam indera pendengarannya.Kepulangan sang putri tak pelak membuat bunda Keyla berlari keluar dari ruangan pribadinya. Dengan raut khawatir yang kental menghiasi keayuannya, perempuan bernama Kamila itu membingkai wajah putri kesayangannya. “Sayang, kamu baik-baik aja kan, Nak?”“Kamu nggak diapa-apain sama Netizen kan, Key?”Sebagai seorang
“Ya udah sana!” Setelah mengucapkan terima kasih, Fathan pun membangkitkan diri. Ketika ia melangkahkan kaki, suara ayah mertuanya kembali terdengar. “Kok kesana? Mau kemana kamu?!” tanya pria itu, lagi-lagi menyentak diri Fathan. Merasa tidak ada yang salah dengan tujuannya, Fathan pun tampak begitu polos mengatakan bahwa dirinya hendak pergi ke lantai dua— tepatnya ke kamar pribadi Keyla, sang istri. “Ngadi-ngadi maneh! Selesein dulu tuh urusan kamu sama ibunya anak-anak. Jangan mimpi bisa sekamar sama Keyla kalau belom ada surat cerai.” Daddy dari dua anak itu kontan terperangah. ‘Be-benarkah ini?’ batin Fathan, tak percaya. Jika dipikirkan kembali, perkataan ayah mertuanya secara tidak langsung seperti tengah memberikan dukungan. Kasarnya, ia bisa hidup layaknya pasangan normal lainnya setelah urusannya bersama Sesilia selesai. “Si-siap, Om. Saya pastiin sidang selanjutnya bakalan jadi sidang terakhir saya sama ibunya anak-anak.” Dukungan ayah mertuanya sangatlah bera
Sayonara Bandung! Karena pelaporan yang menyebar luas, Keyla pun mencemaskan kedua orang tuanya. Meski keduanya berkata baik-baik saja, sebagai seorang anak ia tetap mengkhawatirkan ayah dan bundanya. Untuk itulah liburan yang tiba-tiba ini juga harus dihentikan secara mendadak. “Padahal kita belom sempet datengin spot-spot seru di Bandung.” Fathan terkekeh. “Next time ya, Key. Libur akhir tahun kita keliling Bandung.” Janjinya, berniat membawa sang istri untuk kembali berlibur. Keyla pun hanya menggumamkan kata ‘ya,’ sebagai jawaban. “Kita kok pulang Dad? Kan baru sampe?” tanya Nakula, melongokkan kepala melewati dua jok yang Keyla dan Fathan duduki. “Ada urusan, Boy.” “Mommy bikin masalah lagi ya?” Kali ini, Dion lah yang bertanya. “Nggak, siapa bilang? Mommy kamu kemaren cuman maen doang kok.” Jawab Keyla, membuat Fathan tertegun. Meski tampak begitu kesal kala berhadapan dengan Sesilia, dihadapan anak-anaknya, Keyla tetap saja melindungi wanita itu. Istrinya ini sea
“Mbak Sesil beneran laporin aku ke polisi, Mas?” Beberapa jam setelah Sesilia kabur meninggalkan kediaman orang tua Fathan, kabar mengenai pemukulan yang Keyla lakukan kepada manajer madunya itu tersebar di jagad maya. Lucunya, kabar tersebut diberitakan oleh Sesilia sendiri bersama bukti pelaporan yang wanita itu lakukan lengkap dengan unggahan hasil visumnya. Berita yang hanya menitikberatkan Keyla sebagai pelaku pemukulan pun, tak ayal membuat Keyla menjadi bulan-bulanan netizen warga berflower. Sesilia sepertinya mulai kehilangan akal sehat setelah mengetahui terbongkarnya perselingkuhan wanita itu. Entahlah! Baik Keyla, Fathan dan orang tuanya— mereka tidak tahu mengapa Sesilia sampai bertindak sejauh ini. Tindakan Sesilia ibarat menyiramkan berliter-liter bensin ke dalam kobaran api yang masih menyala terang. Halusnya, calon janda Fathan itu justru membuat keadaan yang sudah runyam menjadi kian runyam oleh perilaku tak berotaknya. “Dari berkas yang dia unggah, kayaknya
“Mo-morning, Key.” Sapa Fathan, canggung. Keyla membalas dengan tak kalah canggungnya. “Pa-pagi, Mas.” “Du-duk, Key. Sarapan.” “E-eung.” gumam Keyla kemudian mendudukkan diri tepat disisi kanan Fathan. Tak melihat dua anak tirinya, Keyla pun mempertanyakan keberadaan keduanya. “Ku-Kula sama Dion, mana?” “Be-beli bubur ayam. Sam-Sama Mbak.” Interaksi aneh keduanya pun mengundang tanda tanya ke dalam benak Maya. Anak dan menantu barunya tak pernah semalu-malu ini dalam berinteraksi. Terutama Keyla. Sejak kecil, menantunya itu selalu dar-der-dor, penuh dengan energi sekalipun itu kegelapan. “Pi-,” tak ingin merasakan kekepoan sendiri, Maya pun menggerakkan tangannya, menyiku lengan papi Fathan. “Kenapa, Mi?” Maya meliukkan tubuh, merapatkan diri agar dirinya bisa berbisik ditelinga suaminya. “Perhatiin Fathan sama Keyla deh, Pi. Kayak ada yang aneh sama mereka.” Pancingan Maya membuahkan hasil. Papi Fathan kontan memperhatikan keduanya dan terasalah aura tak biasa dari anak se
“Abang, Abang! Nanti kalau Kula punya adek, Kula dipanggilnya abang juga kan kayak Abang?” Uhuk! Baik Keyla atau pun Fathan, keduanya langsung terbatuk usai mendengar pertanyaan si bungsu kepada kakaknya. Sial! Sebenarnya siapa yang telah meracuni otak suci si kecil? Anak yang belum meninggalkan bangku Taman Kanak-Kanak-nya itu, sudah berjam-jam mengangkat tema per-kakak-adikan ke dalam celotehannya. Nakula tampak sangat menginginkan adik. Sesuatu yang begitu sulit untuk dikabulkan mengingat hubungan Keyla dan Fathan yang hanya berasaskan tolong-menolong belaka. Bahkan, kabur bersama ketiganya tidak ada di dalam agenda pernikahan palsu mereka. Semua murni diluar rencana, termasuk Fathan yang akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pernikahan dengan Sesilia. Jadi, mana bisa Nakula menjadi seorang kakak jika daddy-nya saja tak mau rujuk dengan mommy-nya? Yah, kecuali Fathan mengalah dengan mengadopsi satu bayi untuk dijadikan adik untuk bungsu mereka. “Eung. Jadi Aba
Annyeong, Teman-Teman Pembaca.Pertama-tema Qey ingin meminta maaf untuk seluruh kesalahan Qey. Maaf karena Qey sudah membuat kalian menunggu-nunggu karya ini. ... yang ke dua, Qey juga mau minta maaf lagi karena membawa kabar tidak menyenangkan. Untuk sementara, karya ini akan hiatus sampai Mas Kawin Yuk tamat. Keputusan ini Qey ambil karena Qey menyadari kemampuan diri Qey yang saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menggarap 2 naskah sekaligus. Untuk sementara ini, Qey akan memfokuskan diri untuk mengerjakan Mas Kawin Yuk dulu ya. Teman-teman yang belum baca, bisa move dulu kesana biar nggak kangen-kangen amat sama tulisan-tulisan Qey. InsyaAllah hiatusnya nggak akan lama. Doakan saja supaya kesehatan Qey tidak turun lagi ke titik dimana Qey untuk bangun aja susah. Sekali lagi maaf dan mohon doanya. Terus semangati Qey ya, semua.yang terkasih, Qeynov.
“Gimana ini, Pah? Fathannya menghindar. Sesil nggak bisa hubungin dia.”Papa Sesilia mengacak rambutnya. Ia ikut frustasi. Dengan tingkah Fathan yang seperti ini, kemungkinan besar tali kekang sang putri atas diri pria itu sudah sepenuhnya terlepas.Sebelumnya, Fathan bahkan tak bisa hidup tanpa eksistensi putrinya. Pria itu akan berusaha menemui Sesilia, mengorbankan waktunya yang terbatas untuk sekedar melihat wajah istrinya.Pria yang seperti itu kini telah berubah dan penyebabnya, “semua salah kamu, Sil! Kalau aja kamu nggak berulah dan jadi istri yang baik, menantu kesayangan Papa nggak akan ninggalin kita.” Perilaku putrinya yang selalu mengabaikan keluarganya.“Kok Papa nyalahin aku? Fathan yang nalak aku, Pah.” Nyalak Sesilia, tak terima sang papa menyalahkan dirinya.“Terus karena siapa Fathan nalak kamu, Hah? Sadar. Kalau bukan karena perselingkuhan kamu, Fathan nggak akan sampai nalak kamu.”“Fathan nggak tau! Sampe detik ini dia nggak pernah bahas tentang perselingkuhan aku
Kala kedua kelopak mata Keyla terbuka, gadis muda itu mengerjap beberapa kali.Rasa kantuk dan lelah yang bersarang didalam dirinya, mengaburkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul.Detik demi detik pun terlewati dengan Keyla yang masih bertahan dalam posisi berbaringnya.“Kok kayak ada yang beda?” gumamnya, mulai menyadari adanya perbedaan pada langit-langit kamarnya.Sejenak Keyla menutup kembali kelopak matanya. Sepertinya ia terjaga ke dalam mimpi yang lain. Mana mungkin ia tidur di rumah milik tetangganya. Ayahnya pasti akan membombardir dirinya dengan teror panggilan maut.Namun, dalam beberapa detik berikutnya, Keyla membangkitkan diri dengan kekuatan penuh.“Anjrot! Kok gue ada disini? Bukannya gue tidur di mobilnya Mas Fathan ya?” monolognya, setelah meneriakkan umpatan.Ia ingat sekali jika dirinya tengah melakukan perjalanan singkat untuk menghindari calon mantan istri suaminya. Rencananya mereka akan bertolak ke Bandung. Dari ingatan terakhirnya itu, Fathan meminta d
“Mas, kamu kayaknya harus ganti mobil deh.”“Kenapa? Kamu nggak suka sama mobil ini? Mau Mas beliin yang lain buat kamu?” lontar Fathan dengan santainya ditengah aktivitasnya dalam membelah jalanan Ibu Kota.Keyla mengeram rendah. Rasanya ia ingin menghantamkan kepalan tangan ke arah mulut Fathan. Terus-menerus dijadikan ATM berjalan istrinya tampaknya membuat otak Fathan konslet.‘Fu*ck! Dia nganggep gue cewek macem apa sih?’ batin Keyla, kesal. Ia tak suka disamaratakan dengan Sesilia. Ia bukan wanita matrealistis yang dalam setiap ucapannya mengandung kode-kode pengharapan.“Mas kelamaan diperdaya makanya gobloknya natural.” Cerca Keyla lalu, “buat buat aku! Buat anak-anak!” sentaknya, menyembur Fathan.Anak-anak memerlukan tunggangan yang nyaman, contohnya seperti Al to the Phard. Mobil itu memiliki ruang yang cukup luas. Meski nantinya akan digunakan untuk mobilitas di dalam kota. Setidaknya, disaat-saat tertentu seperti ini, anak-anak akan memiliki kendaraan yang dapat membuat m