Share

82. Pengkhianat

Sudah dua jam wanita itu terus mondar-mandir di lorong rumah. Dengan wajah khawatir yang enggan diperbaiki, dia memikirkan pokok pikiran yang sama melulu. Semua pekerja di rumah juga mengkhawatirkan Anna yang hanya memakan sarapan sedikit saja. Katanya, "Aku ingin menunggu suamiku pulang."

Masalahnya, dia pun tahu Raden tak akan pulang lagi hari ini. Tetapi tetap saja, dia tak bisa berhenti mengkhawatirkan sang pria. Apalagi saat dia tahu dampak skandal yang diatur oleh orang tuanya sangat besar dan merugikan perusahaan Raden. "Apa dia sudah makan?"

"Sekarang dia sedang ngapain, ya?" tutur Anna ke diri sendiri. Tentu dia tak akan mendapatkan jawaban.

Kemudian ketika sekelebat pikiran lewat, tubuhnya membatu tanpa alasan. Ia sadari bahwa di sela-sela kekhawatiran, ternyata ada perasaan rindu dan kekosongan. Saat disadarkan dengan realita bahwa tiga minggu lebih berlalu tanpa kepulangan Raden ke rumah ini, hawa sekitar terasa lebih sejuk. Ah, bukan sejuk, tetap

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status