Share

86. Pembelaan Diri

Kala suara tembakan peluru membuat satu lantai menjadi penuh kebisingan, mata Raden yang sedari tadi terus terpaku pada layar komputer langsung bergerak ke jendela, merasa telinganya baru saja mendengar sesuatu yang tidak begitu asing. "Apakah ini hanya perasaanku saja?"

Mungkin karena akhir-akhir ini dia berpikir diamnya wanita itu menandakan dia akan berbuat macam-macam lagi, contohnya seperti menembak kepala sendiri, membuat Raden sedikit tidak tenang. Namun pemikiran itu berhasil ia alihkan ke hal lain yang lebih penting.

Sebentar lagi mereka akan mengurus penceraian, untuk apa Raden memiliki rasa simpati pada wanita yang telah membohonginya?

Tok! Tok! Pintunya terketuk dan seseorang masuk dengan sopan. Seperti biasa, sang sekretaris melaporkan sesuatu yang hendak disampaikan kepada CEO tersebut. "Bu Anna ada di sini dan ingin bertemu dengan Bapak."

Raden mengangkat kepala meski wajahnya jelas tidak tertarik dengan itu. "Bukankah aku sudah berkata

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status