Dan mama Trisha yang paling merasa bersalah karena telah mengatakan banyak hal baik tentang Kenzo untuk membuat Isvara agar bersedia menikah dengan Kenzo, beliau tidak tahu kalau ternyata Kenzo telah berubah. “Ra … maafin Papa sama mama, ya?” Suara Galih membuat Isvara mengurai pelukan dengan mami
Isvara kembali ke Indonesia, dia pulang ke Bandung ke Kota kelahirannya. Langsung menuju rumah papi di mana dia dibesarkan. “Kak Ara …” ketiga adik Isvara memeluk Isvara yang barus ampai di teras rumah mereka. Mereka tidak pernah menyangka kalau pria yang dianggap sangat baik dan menyayangi sang
Tiffani tertawa sumbang. “Apa kamu bilang? Hidup kamu hancur? Kamu enggak salah? Harusnya aku yang berkata seperti itu.” Tiffani mencibir. “Kamu bayangkan saja, aku harus menikah dengan wanita yang enggak aku cintai seumur hidup aku ….” Kenzo menjeda kalimatnya, nada suara Kenzo sedingin tatapannya
Meninggalkan Australia itu berarti Isvara meninggalkan semuanya termasuk pekerjaan dengan jabatan tinggi di Stellar Innovations. Sekarang dia adalah pengangguran berduit yang akan menyandang status janda. Dan nyatanya, Isvara hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk bangkit. Dia tidak betah di ru
Dua Tahun Kemudian. Akhir minggu ini Isvara pulang ke Bandung untuk menghadiri pesta pernikahan Sheila. Tidak bisa dia pungkiri kalau ada perasaan sedih menyelimuti hatinya karena sebagai kakak dia justru tidak bisa memberikan contoh yang baik, malah bercerai dan kini menjadi seorang janda dan sud
“Kak Ara foto sama kita yuk! Kak Ara di tengah,” pinta Sheila sembari menarik tangan Isvara dan membawanya di antara dia dan sang suami. Beberapa pose tertangkap kamera begitu cantik, lucu dan juga konyol tanpa memperlihatkan sedih pada wajah Isvara. “Kakak titip Sheila sama kamu ya, Shaqi … awas
“Ca … sama Papi ya?” Gaska mencoba mengambil alih Meysha dari gendongan Isvara tapi Meysha kian mengeratkan pelukan di leher Isvara. “Maminya ke mana?” Akhirnya Isvara memberanikan diri bertanya. Dan pertanyaan Isvara tersebut malah dibalas senyum ironi disertai pendar sendu di sorot mata Gaska.
Mungkinkah mereka bisa bersama? Setidaknya itu yang Gaska sedang pikirkan. “Mami, Caca mau bobo sama Mami.” Meysha bicara tidak jelas karena mulutnya penuh makanan. Isvara tersenyum, layaknya deja vu—dia juga pernah meminta kepada mami Aruna apa yang baru saja Meysha minta kepadanya. Meski bibirn