Dua Tahun Kemudian. Akhir minggu ini Isvara pulang ke Bandung untuk menghadiri pesta pernikahan Sheila. Tidak bisa dia pungkiri kalau ada perasaan sedih menyelimuti hatinya karena sebagai kakak dia justru tidak bisa memberikan contoh yang baik, malah bercerai dan kini menjadi seorang janda dan sud
“Kak Ara foto sama kita yuk! Kak Ara di tengah,” pinta Sheila sembari menarik tangan Isvara dan membawanya di antara dia dan sang suami. Beberapa pose tertangkap kamera begitu cantik, lucu dan juga konyol tanpa memperlihatkan sedih pada wajah Isvara. “Kakak titip Sheila sama kamu ya, Shaqi … awas
“Ca … sama Papi ya?” Gaska mencoba mengambil alih Meysha dari gendongan Isvara tapi Meysha kian mengeratkan pelukan di leher Isvara. “Maminya ke mana?” Akhirnya Isvara memberanikan diri bertanya. Dan pertanyaan Isvara tersebut malah dibalas senyum ironi disertai pendar sendu di sorot mata Gaska.
Mungkinkah mereka bisa bersama? Setidaknya itu yang Gaska sedang pikirkan. “Mami, Caca mau bobo sama Mami.” Meysha bicara tidak jelas karena mulutnya penuh makanan. Isvara tersenyum, layaknya deja vu—dia juga pernah meminta kepada mami Aruna apa yang baru saja Meysha minta kepadanya. Meski bibirn
“Dari mana aja? Kami nyariin?” tegur mami Aruna cemas saat acara resepsi tengah berlangsung dan Isvara baru muncul di venue. Sedari tadi Isvara dihubungi hanya mengatakan, “Duluan aja, nanti nyusul.” Mereka jadi khawatir karena sampai acara akan mulai, Isvara belum datang ke cottage untuk berganti
Isvara : Terimakasih, tapi aku akan kembali ke Jakarta sendiri aja. Sengaja Isvara menjawab pesan tersebut tidak membumbuinya dengan dusta agar Gaska mengerti kalau dia masih menutup diri terhadapnya. Lama kemudian Gaska membalas pesan Isvara. Gaska : Oke, hati-hati di jalan, Ra. Peluk cium dari
Isvara meninggalkan troli yang dia dorong lalu beralih menggendong Meysha setelah setuju dengan negosiasi gadis kecil itu. Sebetulnya bukan setuju karena negosiasinya masuk logika melainkan Isvara terenyuh dengan permintaan Meysha yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Isvara tidak tahu apa yan
Sampai di rumah Gaska, Meysha sedang tertidur pulas di jok mobil penumpang depan. Gaska menggendong Meysha masuk ke dalam rumah diikuti seorang wanita muda berpakaian nanny yang tadi menyambut begitu mereka sampai. Wanita itu menatap Isvara tidak bersahabat membuat Isvara risih tapi mengacuhkannya