Seorang pria besar dan berumur seperti Adrian saja saja tidak dapat membendung air mata bila sudah menyangkut dengan hidup anaknya. Meski Isvara bukan putri kandungnya tapi Adrian yang merawat Isvara sejak kecil sepeninggalan mendiang sang istri. Adrian merasa kalau Isvara lebih dari putri kandung
Isvara mendapat informasi dari Meriana kalau Gaska mengambil cuti selama satu minggu untuk bulan madu. Dan mendengarnya membuat ulu hati Isvara terasa perih, telapak tangan Isvara dingin dan tremor. Sekuat apapun dia mencoba untuk merelakan namun nyatanya sangat sulit, butuh waktu. Entah sampai k
“Boleh, Pak … saya temani Pak Erwan makan malam.” Sebenarnya Isvara juga lapar, tadi dia dan klien terlalu asyik berbincang. Sebuah restoran fancy menjadi pilihan Erwan. Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam restoran dengan Erwan yang sibuk melinting lengan kemeja hingga sikut. “Ups! Sorry!
Isvara mengurai pelukan Erwan sembari membalikan badannya. “Pak, permisi ….” Isvara menundukan pandangan saat menarik langkah melewati Erwan. “Ra … aku serius.” Erwan menyusul Isvara ke mejanya. Isvara tersenyum tipis. “Saya udah selesai, Pak … Pak Erwan mau di sini dulu atau mau barengan sama sa
Isvara bersemangat pergi ke kantor beberapa hari ini karena tidak perlu menghadapi Gaska. Terkadang bertemu Gaska sering menyiksa batinnya selain merusak kinerja jantung Isvara yang jadi berdetak tidak menentu. Dan seperti biasa, Isvara selalu datang pagi tapi hari ini dia tidak langsung naik ke l
Sengaja Gaska menjemput Cindya ke kantornya tanpa pemberitahuan. Tadi pagi mereka belum terlibat pembicaraan semenjak malam kemarin tiba di Jakarta dari bulan madu singkat karena tiba-tiba Cindya mengamuk dan mendapat tamu bulanan. Gaska ingin memperbaiki hubungan dengan istrinya. Melihat Cindya
Gaska dan Cindya menunggu di ruang tunggu poli Obgyn setelah menyelesaikan administrasi. Ponsel Gaska tiba-tiba berbunyi pendek memberitahu ada satu pesan masuk. Otomatis perhatian Gaska teralihkan pada alat canggih dalam genggamannya. Cukup lama Gaska mematuti layar ponsel membuat Cindya cemburu
“Bro Gaska!” Erwan berseru dari tempatnya duduk saat melihat Gaska memasuki Caffe di mana dia dan teman-teman satu komunitasnya sedang berkumpul saat ini. “Pengantin baru cieeee ….” Salah satu teman mereka yang bernama Rafli menggoda Gaska yang baru muncul lagi setelah lama tidak bergabung bersama
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn