Langkah Isvara berhenti di depan Erwan, raut wajahnya terlihat datar. Erwan memberikan buket bunga kepada Isvara yang terpaksa diterima oleh yang bersangkutan karena banyak pasang mata masih tertuju pada mereka. Isvara tidak ingin mempermalukan Erwan, meski tidak menyukai pria itu dalam hal asmara
“Pagi, Pak.” Isvara masuk setelah tadi mengetuk pintu ruangan Gaska. Gaska yang duduk di kursi kebesarannya di ujung ruangan lantas mendongakan kepala membuat tatapan mereka bersirobok. Jantung Isvara masih saja berdetak overacting setiap kali menatap netra indah milik Gaska. Isvara langsung menu
“Mobil kamu simpen di sini aja, nanti aku antar ke apartemen kamu dan besok aku anterin ke kantor.” Isvara tidak menanggapi ucapan Erwan, ekspresi wajahnya yang masam tidak bisa dikondisikan, masuk ke dalam mobil begitu saja. Dia kesal sekali, kepada Erwan, Cindya apalagi Gaska. “Ra … kamu marah
Isvara dan Gaska berjalan beriringan keluar dari gedung pemerintahan, mereka baru saja selesai melakukan presentasi di hadapan seorang Mentri dan jajarannya. Bukan hanya Gaska dan Isvara saja yang hadir dalam lelang proyek tersebit melainkan ditemani dua orang tim support yang salah satunya adalah
“Gaska,” panggil Cindya dari atas ranjang. “Hem?” sahut Gaska yang duduk di meja kerja di kamar Cindya sembari mematuti layar ponselnya. “Kamu lagi balas pesan Ara?” pancing Cindya sinis. “Iya.” Gaska menjawab singkat. Cindya turun dari atas ranjang, bergerak pelan-pelan ke belakang punggung Gas
“Memanya ada yang aneh dari sikap Gaska sama kamu atau sikap Gaska sama Isvara?” Mami tidak langsung menceritakan yang sebenarnya. Menurut beliau kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari sikap Gaska kepada Cindya untuk apa Cindya mengetahui masa lalu Gaska dengan Isvara? Cindya mengembuskan n
“Ra … kamu percaya aku, enggak?” celetuk Erwan bertanya dalam perjalanan ke rumah dinas orang tua Isvara. Isvara yang kala itu terpaksa bersedia diantar pulang oleh Erwan hanya diam membisu di kursi penumpang depan. Akhirnya Isvara menoleh menatap pria tampan di sampingnya. “Maksudnya percaya dal
“Eh mantu, sudah pulang?” sambut mamanya Cindya saat langkah Gaska sampai di ruang televisi. Di sana kedua orang tua Cindya sedang berbincang santai sambil menonton televisi ditemani teh hangat. “Iya Ma … Pa … Cindya di atas ya?” Gaska bertanya karena tidak melihat Cindya di sana. “Iya … sehabis