“Mobil kamu simpen di sini aja, nanti aku antar ke apartemen kamu dan besok aku anterin ke kantor.” Isvara tidak menanggapi ucapan Erwan, ekspresi wajahnya yang masam tidak bisa dikondisikan, masuk ke dalam mobil begitu saja. Dia kesal sekali, kepada Erwan, Cindya apalagi Gaska. “Ra … kamu marah
Isvara dan Gaska berjalan beriringan keluar dari gedung pemerintahan, mereka baru saja selesai melakukan presentasi di hadapan seorang Mentri dan jajarannya. Bukan hanya Gaska dan Isvara saja yang hadir dalam lelang proyek tersebit melainkan ditemani dua orang tim support yang salah satunya adalah
“Gaska,” panggil Cindya dari atas ranjang. “Hem?” sahut Gaska yang duduk di meja kerja di kamar Cindya sembari mematuti layar ponselnya. “Kamu lagi balas pesan Ara?” pancing Cindya sinis. “Iya.” Gaska menjawab singkat. Cindya turun dari atas ranjang, bergerak pelan-pelan ke belakang punggung Gas
“Memanya ada yang aneh dari sikap Gaska sama kamu atau sikap Gaska sama Isvara?” Mami tidak langsung menceritakan yang sebenarnya. Menurut beliau kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari sikap Gaska kepada Cindya untuk apa Cindya mengetahui masa lalu Gaska dengan Isvara? Cindya mengembuskan n
“Ra … kamu percaya aku, enggak?” celetuk Erwan bertanya dalam perjalanan ke rumah dinas orang tua Isvara. Isvara yang kala itu terpaksa bersedia diantar pulang oleh Erwan hanya diam membisu di kursi penumpang depan. Akhirnya Isvara menoleh menatap pria tampan di sampingnya. “Maksudnya percaya dal
“Eh mantu, sudah pulang?” sambut mamanya Cindya saat langkah Gaska sampai di ruang televisi. Di sana kedua orang tua Cindya sedang berbincang santai sambil menonton televisi ditemani teh hangat. “Iya Ma … Pa … Cindya di atas ya?” Gaska bertanya karena tidak melihat Cindya di sana. “Iya … sehabis
Tepuk tangan mengudara di sebuah Aula besar di gedung pemerintahan saat nama JP Corp disebut sebagai pemenang tender. Perusahaan yang lain harus menelan kecewa, meski bertepuk tangan namun tatapan mata para pemimpin perusahaan pesaing yang kalah tender itu terarah tajam pada gadis yang tahun ini ge
Jam pulang kerja telah dimulai, satu persatu karyawan keluar dari gedung JP Corp dengan tertib. Tidak ada kerumunan karena terkadang masih ada yang lembur sehingga seisi gedung tidak keluar semua pada jam yang sama. Seperti halnya Isvara yang lebih suka pulang saat hari sudah menggelap. Saat ini