Siang telah berganti malam, Gaska masih duduk di kursi kebesarannya menatap keluar dinding kaca yang menyajikan pemandangan kendaraan yang berjubel di jalanan Ibu Kota. Sesekali mata Gaska melirik pada layar komputer melihat tanda hijau di atas icon foto Isvara dalam aplikasi chat intranet. Warna
Tok … Tok … Suara ketukan di pintu membuat Isvara menoleh dari layar komputer di depannya. “Masuk,” kata Isvara sembari menunggu seseorang yang mengetuk pintu muncul. “Hai …,” sapa Cindya dengan senyum lebar dan binar di mata tampak bahagia bertemu Isvara. Senyum Isvara terkembang kaku, dia ban
Satu buah jam tangan seharga satu koma tiga Milyar rupiah dibeli Cindya menggunakan kartu debitnya untuk hadiah ulang tahun Gaska. Sesuatu yang tidak bisa Isvara berikan untuk Gaska. Isvara jadi insecure, mungkin benar dia tidak layak untuk Gaska. “Bu Ara, kita makan siang dulu ya.” Cindya bukan
*** Sesampainya di kantor, bukan ruangannya yang Isvara tuju melainkan lantai di mana ruangan Dominic berada. Langkahnya menderap panjang setelah dia keluar dari lift membawa perasaan gundah. Dia ingin bicara empat mata saja dengan Dominic. “Pak Dominic ada?” Isvara bertanya kepada sekretarisnya
Hari jum’at malam Isvara pulang ke Bandung, bukan rumah Papa Galih-ayah biologisnya yang Isvara tuju melainkan rumah mami Aruna dan papi Adrian yang menyayanginya tulus semenjak kecil tidak peduli dengan statusnya. Saat mobil Isvara memasuki halaman rumah, dia mendapati mami papi sedang duduk di te
Isvara bersama papi mami dan ketiga adiknya sampai di Villa yang menjadi tempat acara keluarga Pramudya berlangsung. Kebetulan Galih beserta istri dan ketiga putrinya juga baru sampai. “Kak Ara!” Shaila berseru tampak bahagia menyapa sang kakak. Isvara mendapat pelukan dari Shaila diikuti kedua a
Tidak ada yang tahu kalau Gaska dan Cindya melangsungkan pesta pertunangan di sebuah restoran mewah di pusat Kota Jakarta. Hanya keluarga dan kerabat dekat diundang ke pesta kecil dengan budget besar yang sengaja digelar Rudi Soetomo untuk putri kesayangannya. Seperti acara pertunangan pada umumny
“Pagi, Pak.” Isvara menyapa Gaska yang dia temui di depan pintu lift. “Tumben kamu datang agak siang.” Gaska sebenarnya sedang bersarkasme, masih kesal karena kemarin melihat Haska bersama pria lain. “Tadi anter teman dulu, Pak.” Isvara menjawab jujur. Ting …. Pintu lift terbuka, keduanya pun ma