“Kamu beliin dia mobil?” Suara lantang Trisha menggelegar di ruang makan membuat Isvara yang tengah disuapin oleh Nanny Ida langsung berjengit terkejut begitu juga dengan sang Nanny. “Biar dia enggak terlambat lagi ke sekolah kalau aku harus anter kamu dulu.” Galih memberi alasan kelewat santai pad
“Cepetan Galih! Kamu bisa ngebut, enggak? Sakit ini perut aku!” Trisha berseru di antara ringisan rasa ngilu di perutnya. “Iya sebentar, ini udah kecepatan maksimal … enggak mungkin aku tabrak mobil di depan, kan?” Galih menanggapi dengan suara serendah mungkin meski panik melanda. “Sakit banget
“Kalau gitu saya mau dirawat aja, Dok … berabe kalau ternyata sampai rumah saya pendarahan, tetap aja saya harus balik pagi ke sini, kan? Saya mau diobservasi lebih lanjut … saya enggak mau janin saya kenapa-kenapa.” Trisha memang Drama Queen, tidak puas rasanya kalau tidak membuat repot dan khawat
Galih meminta Nanny Ida keluar dari kamar Isvara menggunakan isyarat tangan. Di kamarnya, Isvara sedang mengerjakan PR. Duduk di meja belajar mini yang pas dengan ukuran tubuhnya membelakangi pintu sehingga tidak menyadari kehadiran Galih. “Ara …,” panggil Galih lembut tapi mampu membuat Isvara t
Miss Diora mengerutkan keningnya. “Tapi tadi Isvara pamit katanya sudah dijemput omnya … biasanya memang omnya enggak pernah turun dari mobil, jadi Isvara akan ke parkiran untuk mencari tahu apakah mobil omnya sudah ada terus kalau sudah ada dia kembali ke kelas ambil tas dan pamit sama saya.” Miss
“Pa … Ara ilang, Pa … dia kabur dari sekolah!” Galih menghubungi papanya melalui sambungan telepon sambil mengemudi dan melongok ke kiri dan ke kanan mencari Isvara. Dia menyusuri jalan ke mana tadi Isvara pergi satu jam yang lalu dan entah sudah berada di mana Isvara sekarang. “Apa? Hilang giman
Aruna tidak berhenti menangis sambil mengemudikan kendaraannya menuju kantor Adrian. Suaminya sedang berada di tengah-tengah meeting saat tadi ia menghubungi dan mobil inventaris kantor yang biasa suaminya kendarai sedang diservice jadi Aruna harus menjemput Adrian sebelum rencananya nanti mereka a
“Sayang ….” Adrian mengesah, mengusap kepala Isvara lalu mengecup kepalanya dengan sering. Adrian lega selega leganya, nyaris menjatuhkan bokong di lantai halte tapi dia masih sadar kalau lantai itu kotor. Adrian langsung bangkit sambil menggendong Isvara. Dia kembali ke jalan tadi mencari Aruna