Aruna tidak berhenti menangis sambil mengemudikan kendaraannya menuju kantor Adrian. Suaminya sedang berada di tengah-tengah meeting saat tadi ia menghubungi dan mobil inventaris kantor yang biasa suaminya kendarai sedang diservice jadi Aruna harus menjemput Adrian sebelum rencananya nanti mereka a
“Sayang ….” Adrian mengesah, mengusap kepala Isvara lalu mengecup kepalanya dengan sering. Adrian lega selega leganya, nyaris menjatuhkan bokong di lantai halte tapi dia masih sadar kalau lantai itu kotor. Adrian langsung bangkit sambil menggendong Isvara. Dia kembali ke jalan tadi mencari Aruna
Rumah Adrian mendadak ramai, selain kedua orang tua Adrian—om Bagja juga datang ke sana untuk mengetahui kondisi Isvara. Galih yang terakhir datang, dia mencari terlalu jauh dan terjebak macet demo dalam perjalanan tadi. Isvara menyadari dirinya telah berbuat kesalahan fatal, dia bersembunyi di ba
Galih tercenung, dia juga teringat keluhan Trisha di rumah sakit tempo hari. Istrinya sudah mulai berpikir ingin membangun mahligai rumah tangga sungguhan dengannya namun kemudian terluka karena kehadiran Isvara. Ah, Galih jadi menyesal mengatakan sangat mencintai Tyas di depan seluruh keluarga te
“Om minta maaf ya sayang ….” Isvara mengangguk menanggapi. “Maafin Ara juga ya, Om … Ara ingin sama mami papi, boleh ya Om.” Isvara memohon sambil berlinang air mata. Sama halnya dengan Galih yang matanya telah basah. Dia mengangguk pelan. “Tapi boleh Om peluk Ara?” Galih merentangkan kedua tan
Galih bicara sendiri dia melantangkan suaranya tidak memendam di dalam hati. Dia sudah seperti orang frustrasi. Sampai di rumah, Galih memarkirkan mobilnya sembarang bahkan dia turun tanpa menutup pintu mobil. Sang driver yang sudah kembali ke rumah Galih lebih dulu setelah mengantar Nanny Ida ke
Hari ini Adrian melakukan operasi, sengaja dia mengambil waktu di hari Sabtu pagi agar kedua orang tuanya juga Aruna dan Isvara bisa menemani di ruang tunggu. Namun ternyata Icha beserta Ryan-sang suami juga Irma dan Deva-suaminya datang tanpa Adrian dan Aruna duga. Sebelumnya Aruna memang pernah
“Ada pizza nih? Mau enggak?” Ryan menawarkan. “Mas, itu mas Adrian baru saja keluar dari ruang operasi masa ditawarin pizza,” omel Icha kepada suaminya. “Ya kali laper, tiga jam dia di dalem.” Ryan membalas. “Wah … lama juga ya.” Adrian bergumam. “Mas mau minum?” Aruna bertanya. “Udah boleh bel