“Sayang ….” Aruna mengerjap mendengar suara Adrian memanggil namanya. Membuka mata dan sang suami tampan sudah duduk di sisi ranjang tepat di samping ia berbaring. “Mas ….” Aruna mengerutkan kening, matanya menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk melewati retina. “Ara udah tidur,” ucap Adr
Kepalanya terasa pusing dampak dari lonjakan hasrat yang telah sampai ke ubun-ubun membuat gerak tubuhnya juga terasa berat. Lama jemari Adrian bermain di bagian paling sensitif itu, dia menyukainya. Adrian terpaksa mengurai pagutan agar Aruna yang napasnya tersendat bisa mengambil oksigen. “Maas
Usai dia berhasil menetralkan detak jantungnya, Adrian menggendong Aruna dengan cara yang sama ketika dia membawa Aruna ke kamar mandi. Tapi kali ini Adrian menurunkan Aruna di bathub kemudian mengambil tempat di belakang Aruna setelah menyalakan kran dan mengatur suhu. Aruna merebahkan kepalanya
Adrian memeluk Aruna lagi dari belakang. “Jadi itu bohong?” lanjut Aruna bertanya. Dan Adrian tidak ingin menjawab karena tahu Aruna pasti terluka. “Mas … jawab aku.” Dia mendesak dengan suara lirih terkesan pasrah. Adrian tetap tidak ingin menjawab. “Maaas ….” “Jangan bahas dia lagi, aku cemb
“Dari mana aja kamu?” tanya Trisha ketus saat Galih baru saja masuk ke kamar pengantin mereka.Kedua tangannya dilipat di depan dada, matanya Trisha menatap sinis pada Galih.“Aku booking kamar lain biar tidur kamu nyaman,” jawab Galih santai.Pria itu menuju mini pantri untuk membuat kopi.“Bagus,
“Belum …..” Trisha menjawab cepat.“Sarapan ada di meja makan, tadi aku minta di anter ke sini … cepetan makan, kita pulang!” Trisha merotasi bola matanya, dia kemudian memoles wajahnya dengan makeup tidak peduli mereka akan langsung pulang ke rumah.Dia hanya ingin terlihat cantik di depan semua o
Tyas nyaris berjingkrak karena bahagia.“Aku suka, makasih.” Aruna mengunci tatap dengan Adrian agar suaminya bisa melihat kalau dia sangat bersyukur karena begitu dicintai pria itu.“Mami … ayo kita foto sama mobil barunya,” cetus Isvara melepaskan tangan dari Nanny Ida.Ada Pak Malik dan Bi Atun j
“Terimakasih untuk santunannya Bu, ini besar sekali … kami bisa menambah kamar untuk anak-anak tidur jadi enggak umpel-umpelan tidurnya.” Ibu Anisa-kepala Panti Asuhan berujar penuh haru. “Sama-sama, Bu … saya senang kalau santunan yang saya berikan ternyata bermanfaat,” balas Aruna sama terharunya
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn