Bisa dibilang saat ini Aruna nyaris putus asa, dia setengah depresi karena kenyataan pahit menerpanya bertubi-tubi. Sepertinya kebahagiaan hanya menyambanginya sebentar saja kemudian semua itu harus terenggut kembali. Tapi Aruna selalu bisa menunjukkan dirinya baik-baik saja di depan semua orang.
“Ara tantrum beberapa hari ini, ingin ketemu kamu … katanya kangen sama kamu, mogok makan … terus enggak mau latihan balet padahal pentasnya sebentar lagi … Adrian janji sama Ara mau datangin kamu pas pentas nanti tapi dia bingung cara ngehubungin kamu dan aku juga enggak bisa kasih tahu keberadaan
Sengaja Aruna memarkir mobilnya sedikit jauh dari sekolah Isvara agar Adrian tidak mengetahui kedatangannya. Aruna datang ke acara pentas seni di sekolah Isvara bukan untuk membuat janji Adrian kepada Isvara menjadi nyata tapi karena ia juga sudah berjanji kepada Isvara akan datang dalam pentas sen
“Ara … kenapa belum bangun, ayo cepat mandi … nanti terlambat sekolah … Ara mau dianter papi ke sekolah, kan?” bujuk Adrian sambil memasang dasi di lehernya. Isvara menarik selimut hingga menutupi kepala. Dia sedang merajuk karena sang papi belum juga bisa mempertemukannya dengan mami. “Ara engga
“Ba-baik, Pak … saya usahakan sekarang.” Danu beranjak dari kursinya. Dia melirik jam tangan di lengan. “Saya kembali ke ruangan saya dulu, Pak.” Dengan terburu-buru Danu keluar dari ruangan Adrian. Dia memutar otak, mencari cara agar bisa mendapatkan alamat Aruna dalam dua jam. Sementara itu, A
Tawaran cuti yang diberikan ibu Olive dipergunakan sebaik-baiknya oleh Aruna. Setelah dia puas hanya rebahan di atas ranjang tanpa melakukan apapun—sekarang Aruna berhasil bangkit dan mulai menata barang-barangnya. Rumah kedua orang tuanya sempat dikontrakan dalam keadaan full furnish jadi Aruna h
“Kamu belum maafin aku ya?” Adrian melontarkan pertanyaan untuk menjebak Aruna. Aruna tidak menjawab lagi. “Kalau kamu masih marah sama aku, tolong jangan benci Ara … aku katakan sekali lagi, Aruna … hubungan aku dan Trisha udah selesai, bukan karena kamu tapi karena Trisha yang enggak menyukai Ar
“Makasih.” Satu kata kaku Aruna ucapkan. “Boleh minta minum enggak? Aku haus, abis angkut galon.” Aruna menatap kesal pada Adrian tapi tak urung dirinya mengambil gelas kosong dari atas meja makan yang kemudian diisi dengan air dari water dispenser. Setelah terisi penuh, Aruna memberikannya kepad