Bab 78. Lamaran Dokter Danu
*****
“Baik, Om, Laya enddak minum es yagi.”
“Ya, udah, nanti minta vitamin sama Mbak Rika, ya! Mbak Rika tahu kok, obatnya!”
“Baik, Om.”
“Sekarang Raya, mandi sama Mbak Rika, ya, Sayang! Om Dokter mau pulang, dia sibuk!” ucapku kemudian.
Untung Raya mau menurut.
“Oom mau puyang, ya? Ya, uddah, Laya mandi duyu, ya, dadah, Om Dokten!”
Terpaksa Dokter Danu melepas anakku, lalu bangkit dan berjalan mengikutiku menuju teras. Sengaja aku berjalan menuju teras, sebagai isyarat padanya agar segera pergi dari rumahku.
“Maaf, Bu Embun, jujur, saya merasa, kok, sikap Ibu, agak berubah, ya?” tanyanya setelah aku berhenti di teras. Dia berdiri di sampingku.
Bab 79. Diva Membuat Ulah LagiPOV Darry================Pedih ini harus kunikmati. Pedih yang di torehkan oleh kekasih hati, Embun. Karena permintaannya, aku harus berada di sisi gadis manja yang sangat menyebalkan ini sekarang. Karena keputusannya, aku masih harus mengantarkannya pulang. Huh! Sebal sekali rasanya. Aku harus menginjakkan kakiku lagi di rumah mereka, harus bermanis-manis lagi di depan orang tuanya.Kalau di depan Danu, aku tidak sangsi sedikitpun. Apa lagi kini aku tahu, dia menaruh hati pada Embun. Tak perlu bersikap sok sopan padanya, karena dia telah menempatkan dirinya sebagai rival bukan calon kakak ipar.“Mas!” Gadis ini rupanya tidak tidur. Kukira dia memejamkan mata karena tertidur. Kulirik sekilas, enggan unutk menjawab panggilannya. Lebih baik aku fokus ke jalan raya, biar cepat sampai di rumahnya, dan terbebas darinya.&ld
Bab 80. Ancaman Tante RenaPOV Darry“Mama bentak Diva? Mama juga enggak sayang lagi sama Diva, huhuuuuu ….” lirih gadis itu menangis lagi.“Ya, kamu sudah bikin malu Mama! Di mana harga dirimu sebagai seorang perempuan, ha! Ngemis-ngemis pada lelaki! Kau itu perempuan terhormat! Dari keluarga terpandang! Papamu orang hebat! Jangan kau rendahkan harga dirimu hanya demi seorang laki-laki yang tak bisa menghargaimu demi mengejar seorang janda! Demi perempuan murahan itu, dia rela mencampakkan berlian seperti dirimu! Untuk apa kau bertahan! Sadar, Diva!”Aku tercekat. Kalimat yang keluar dari mulutnya teramat merendahkan aku, juga Embun. Embun memang seorang janda, tapi Embunku bukan perempuan murahan. Dan satu lagi, anggapannya bahwa anak gadisnya adalah berlian, itu salah besar. Berlian tak mungkin mau mengejar-ngejar
Bab 81. Bodyguard Untuk Embun*****“Iya, saya butuh tiga orang, tapi, maaf, lho! Ini , gimana , ya, saya ngomongnya?” Sulit bagiku untuk menyampaikan maksud hati, khawatir mereka tersinggung.“Ngomong, aja, Pak! Enggak apa-apa! Kami siap mendengarkan, sebelum kita menandatangani kontrak, kan, lebih baik bicarakansegalanya dengan terbuka. Daripada saling tak enak hati, itu tidak baik, bukan?” sahut Pak Aldo penuh pengertian.“Jadi, begini, Bapak-Bapak. Saya memang butuh pengawalan dari Bapak-bapak, tetapi bukan buat saya, melainkan untuk seorang wanita.”“Oh, tidak masalah, Pak. Apakah untuk mengawal mama Anda? Wanita paruh baya yang menyambut kami tadi?”“Oh, bukan. Mama saya baik-baik saja.”“Llau?”“Ini untuk Embun, em … jujur,
Bab 82. Papa Murka“Iya, sih, Ma. Makanya, sakit kepalaku, Ma. Mau pecah rasanya. Tolongin Darry, Ma!”Kubenamkan kepala di pangkuannya. Belaian lembut tangan Mama di kepala ini, terasa sedikit menenangkan hati. Wanita lembut ini adalah sosok yang selalu membuat aku kuat. Pangkuan ini, adalah tempatku menumpahkan segala keluh kesah.Belain tangan Mama di kepala terhenti demi mendengar deru mobil Papa memasuki halaman. Heran dan sedikit was-was, kenapa Papa pulang cepat dari kantor. Apakah dia sakit, atau ada masalah? Tadi pagi masih baik-baik saja. Khawatir, Mama langsung bangkit menyongsong ke teras. Aku menunggu di ruang tamu, di tempat dudukku semula. Andai aku menyongsong pun, pasti tak akan dihiraukan oleh Papa. Hingga detik ini, beliau masih murka karena keputusanku memutuskan pertunangan dengan putri sahabatnya.“Mana anak sialan itu?”&
Bab 83. Kupeluk Raya, Pengganti EmbunkuPOV Darry“Iya, Ini Mama. Aku sedang duduk bersama Mama,” jawabku. Sepertinya Embun melunak saat mendengar suara Mama.“Maaf, kamu enggak speaker suaraku saat marah-marah tadi, kan? Enggak enak di dengar Tante,” lirihnya dengan suara serak. Ada sengau terdengar. Apakah Embun tiba-tiba pilek? Atau dia malah menangis? Kenapa?“Ok, Satpam ini, kamu suruh bekerja di rumahku? Nanti aja kamu jelasin. Aku tutup, ya! Daah!”“Embun! Embuuun, tunggu dulu! Hallo!”“Kenapa dia matikan hapenya, Darry?” tanya Mama keheranan.“Entahlah, Ma. Setelah dia tahu ada Mama di sampingku, dia berubah lembut, lalu terdengar seperti orang menahan tangis, lalu dia malah menutup telponnya.”“Berikan
Bab 84. Mas Leo Sasaran PertamakuPOV Diva============“Mas, minta resep vitamin penambah napsu makan, dong!” pintaku pada Mas Danu pagi itu. Seminggu setelah dia menghadiahi sebuah bogem mentah di pelipis mantan tunanganku, Mas Darry. Sejak itu, lelaki pengecut itu benar-benar telah menghilang. Berkali-kali aku mengawasinya di simpang jalan menuju rumah Embun. Tetapi, sepertinya dia juga tak pernah lagi datang ke rumah perempuan perebut tunangan orang itu.“Dalam rangka apa, nih?” tanya Mas Danu mengernyit. Mama dan Papa ikut menatapku serius.“Mau nambah berat badan. Aku mau cantik lagi seperti dulu,” jawabku dengan nada lemah.“Diva? Kamu serius, Sayang?” Mama bangkit, menghampiriku dengan mata membola.“Iya, mau lupain Mas Darry si pengecu
Bab 85. Kucuri Suami KakakmuAdegan 21 +POV Diva[Siapa bilang Mas Leo itu lelaki biasa? Coba diingat, Mas? Berapa cewek dulu yang sempat ngejar- ngejar Mas Leo? Beruntung banget Kak Dara yang Mas Leo pilih! Kenapalah kita terlambat ketemunya, ya, Mas? Kalau aja --][Kalau aja, apa, Diva?][Kalau aja, kita bertemu sebelum Mas Leo menikahi Kak Dara? Pasti aku punya kesempatan untuk dipilih oleh Mas Leo, iya, kan?][Mas Leo udah tua, Diva! Beda usia kita jauh banget.][Enggak masalah, kali, Mas. Usia itu enggak penting. Paling penting itu rasa. Untuk apa yang masih muda kayak Mas Darry, tapi dia gak suka sama Diva. Tapi, sudahlah. Andai aja aku ketemu cowok seperti Mas Leo, dijadiin istri simpanan pun, pasti aku mau.][Serius?][Serius, dong, Mas. Diva gak bohong.]
Bab 86. Mas Leo Sedang Kasmaran?POV Dara===========================Entah apa yang salah dengan pernikahanku. Akhir-akhir ini terasa begitu hambar. Bukan aku penyebabnya. Bukan karena suasana hati yang sedang kehilangan mood. Bukan pula karena kesulitan ekonomi. Keuangan rumah tangga kami baik-baik saja. Penghasilan Mas Leo lebih dari cukup untuk aku kelola. Bahkan aku selalu bisa menyisihkan sebagian, di setiap bulannya, untuk kami gunakan bila suatu saat ada keperluan mendesak.Kedua anakku juga baik-baik saja. Andi, sulungku sudah kelas tiga SMP, sedang Anita, putriku kelas satu SMP. Mereka tumbuh sehat, cerdas, tak ada masalah apapun. Keluarga yang sangat harmonis, begitu teman-teman pengajianku menilai keluarga kami. Begitu pula yang aku rasakan selama ini.Namun, tiga minggu belakangan ini, entah kenapa mulai berubah. Sikap Mas Leo tak sehangat