Bab 84. Mas Leo Sasaran Pertamaku
POV Diva
============
“Mas, minta resep vitamin penambah napsu makan, dong!” pintaku pada Mas Danu pagi itu. Seminggu setelah dia menghadiahi sebuah bogem mentah di pelipis mantan tunanganku, Mas Darry. Sejak itu, lelaki pengecut itu benar-benar telah menghilang. Berkali-kali aku mengawasinya di simpang jalan menuju rumah Embun. Tetapi, sepertinya dia juga tak pernah lagi datang ke rumah perempuan perebut tunangan orang itu.
“Dalam rangka apa, nih?” tanya Mas Danu mengernyit. Mama dan Papa ikut menatapku serius.
“Mau nambah berat badan. Aku mau cantik lagi seperti dulu,” jawabku dengan nada lemah.
“Diva? Kamu serius, Sayang?” Mama bangkit, menghampiriku dengan mata membola.
“Iya, mau lupain Mas Darry si pengecu
Bab 85. Kucuri Suami KakakmuAdegan 21 +POV Diva[Siapa bilang Mas Leo itu lelaki biasa? Coba diingat, Mas? Berapa cewek dulu yang sempat ngejar- ngejar Mas Leo? Beruntung banget Kak Dara yang Mas Leo pilih! Kenapalah kita terlambat ketemunya, ya, Mas? Kalau aja --][Kalau aja, apa, Diva?][Kalau aja, kita bertemu sebelum Mas Leo menikahi Kak Dara? Pasti aku punya kesempatan untuk dipilih oleh Mas Leo, iya, kan?][Mas Leo udah tua, Diva! Beda usia kita jauh banget.][Enggak masalah, kali, Mas. Usia itu enggak penting. Paling penting itu rasa. Untuk apa yang masih muda kayak Mas Darry, tapi dia gak suka sama Diva. Tapi, sudahlah. Andai aja aku ketemu cowok seperti Mas Leo, dijadiin istri simpanan pun, pasti aku mau.][Serius?][Serius, dong, Mas. Diva gak bohong.]
Bab 86. Mas Leo Sedang Kasmaran?POV Dara===========================Entah apa yang salah dengan pernikahanku. Akhir-akhir ini terasa begitu hambar. Bukan aku penyebabnya. Bukan karena suasana hati yang sedang kehilangan mood. Bukan pula karena kesulitan ekonomi. Keuangan rumah tangga kami baik-baik saja. Penghasilan Mas Leo lebih dari cukup untuk aku kelola. Bahkan aku selalu bisa menyisihkan sebagian, di setiap bulannya, untuk kami gunakan bila suatu saat ada keperluan mendesak.Kedua anakku juga baik-baik saja. Andi, sulungku sudah kelas tiga SMP, sedang Anita, putriku kelas satu SMP. Mereka tumbuh sehat, cerdas, tak ada masalah apapun. Keluarga yang sangat harmonis, begitu teman-teman pengajianku menilai keluarga kami. Begitu pula yang aku rasakan selama ini.Namun, tiga minggu belakangan ini, entah kenapa mulai berubah. Sikap Mas Leo tak sehangat
Bab 87. Talak Melalui Video Call Untukku****POV Dara“Oh, iya, nanti malam aku gak pulang,” teriak Mas Leo sembari menstater mobil,“Kok, gak pulang? Terus Mas mau tidur di mana?” tanyaku bingung.“Aku ada urusan. Udah, gak usah banyak nanya! Yang penting aku udah bilang kalau aku gak pulang, gak usah sibuk nelpon-nelpon nanti, paham!” Dia memundurkan mobil, memutar sedikit menuju pintu gerbang, langsung tancap gas. Sedikitpun tak peduli dengan kebingunganku.Aneh, kok bisa kebetulan gitu, ya? Mas Leo bilang gak pulang malam ini, dan si Diva salah sambung nelpon ke nomornya, ngomongin tentang rencana nginap dengan pacarnya. Apakah sebenarnya Diva memang tidak salah sambung? Apakah Diva dan Mas Leo berhubungan, dan malam ini mau nginap bareng?Apa sih, otakku ini? Gak mungkinlah! Gak mu
Bab 88. Kiamat … Kiamat. Embun Bertemu Papa****POV Darry“Diva? Mas Leo selingkuh dengan Diva?” tanyaku tak percaya. Kak Dara masih menangis di bahu Mama.“Iya, Darry. Mantanmu itu telah menghancurkan rumah tangga kakak. Dia ambil Mas Leo dari kakak,” jawab Kak Dara sesegukan, tangannya meraih sesuatu di dalam tas sandang miliknya. Menghidupkan benda pipih itu, mengusap-usap layar, lalu menyodorkan benda itu padaku.“Astagfirullah! Kok bisa Mas Leo bertindak sebodoh ini? Kok bisa dia terjerat kepada Diva yang menjijikkan itu?” sergahku langsung mengembalikan ponsel Kak Dara.“Darry, kakak cuma mau pesan, kakak titip anak-anak! Tolong kalian besarkan Andi dan Anita! Aku mau mati saja!” lirih Kakakku kembali menangis pilu.“Sadar, Kak! Kakak itu ngomong apa!” uca
Bab 89. Janda Beranak Dua, Embun Juga DaraPOV Darry=========Itu suara Embun. Sepertinya dia datang menjemput anaknya karena udah sore tak di antar pulang. Apa yang akan terjadi kalau dia bertemu dengan Papa? Ya, Tuhan. Kenapa semua ini harus terjadi berbarengan hari ini? Belum selesai masalah Kak Dara! Sekarang datang lagi masalah Embun.“Mammma! Nenek, itu Mammmma!” teriak Raya hendak bergerak. Namun terhentak. Papa mencekal lengan mungil itu dengan kuat.“Yepas, tek! Mammma, Laya mau tama Mammmma ….”Memang tangan mungil Raya yang dicekal oleh Papa, tetapi jantungku yang berdegup kencang. Apa lagi saat melihat wajah Papa yang mengetat. Matanya juga memerah. kasihan Raya, pasti dia akan menjadi sasaran kemarahan Papa.“Persilahkan tamu itu masuk ke sini!” perintah Papa menoleh sesaat ke&n
Bab 90. Maaf Dari Papa****POV DarryPapa memukuli kepala sendiri. Dengan sigap kutangkap tangannya, kupeluk tubuh Papa. Kak Dara kembali berurai air mata, saling berpelukan dengan Mama.“Maaf, sebenarnya apa yang telah terjadi?” Embun memecah suasana penuh duka itu.“Diva selingkuh dengan Mas Leo. Memaksa Mas Leo menceraikan Kak Dara. Pasti itu dilakukan karena dendan padaku,” ucapku mengurai pelukan di tubuh Papa.“Kamu menolak Diva lagi, setelah waktu itu dia menjemputmu ke rumahku, Mas?” tanya Embun dengan nada penuh tekanan.“Aku tidak mencintainya, Embun. Aku tak bisa menuruti permintaanmu.”“Lalu, ini yang terjadi?”“Ya, ini yang terjadi.”“Anak-anak Kak Dara mana?”
Bab 91. Mas Leo Tak Tahu Embun Adalah PimpinannyaPOV DarryLelaki itu terkekeh penuh kelicikan.“Jadi, dia alasan kamu menolak Diva? Ok, kuucapkan selamat, ya! Dan aku minta maaf, terpaksa menceraikan Kakak kamu.”“Apa maksud ucapanmu!” tanyaku tanpa memanggil dia dengan sebutan Mas lagi.“Maksudku, kita impas. Kau meninggalkan seorang gadis demi seorang janda, dan aku membuat kakakmu menjadi seorang janda demi seorang gadis. Kita tukaran, impas,kan?”“Kau! Kembali tanganku mengayun, dan lagi-lagi ditahan oleh Embun.“Kau tak punya alasan untuk menceraikan Kak Dara! Beda dengan aku yang memutus pertunangan dengan Diva!” tuturku mencoba tetap bersabar seperti permintaan Embun.“Dara bukan perempuan yang baik untukku, juga tidak bisa menjadi ibu yang bai
Bab 92. Keputusan Mengejutkan Embun Untuk LeoPOV Darry“Aku bertanya, kenapa kau sebut namaku dan alamat rumahku! Kau pikir rumah ini bisa menjadi bagian dari harta gono gini untuk Dara! Tidak! Ini hartaku! Milikku! Yang aku peroleh dari perusahaan tempat aku bekerja! Jadi, aku yang berhak memiliki rumah ini, karena aku yang bekerja! Dara tidak berhak mendapat apa-apa!” Kembali Mas Leo meradang.“Sabar, dong!” ucap Embun, ponselnya berdering. Cepat Embun mengangkatnya.“Betul, kan, Om. Ok. Bagus. Terima kasih. Segera kirim beberapa orang ke sini, ya! Mungkin aku butuh bantuan nanti! Ok, terima kasih!”Telepon ditutup, wajah yang sedari tadi pucat itu, kini mengulas senyum. Tatapannya dingin menghujam tepat ke bola mata Mas Leo. Lelaki itu tergidik, namun hanya sesaat.“Dasar janda gila! Pergi kalian dari rumahk