Share

bab 3

Author: Yunda Arsya
last update Last Updated: 2022-04-10 08:01:02

"Kenapa jadi seperti ini?" ucap Arka pada dirinya sendiri di depan cermin.

Ia merasa sangat geram dengan apa yang sudah dilakukan istrinya. Dia tidak terima dengan ucapan Luna.

Hatinya sedang tidak baik-baik sekarang. Melihat arloji di tangannya membuat Arka bergegas ke luar untuk sarapan lalu berangkat kerja.

Tak ada apapun di meja makan. Lagi dan lagi, hal itu membuat Arka murka.

"Luna!" teriak Arka.

Tidak ada sahutan dari sang istri. Arka mencarinya sampai ke depan. Tidak ada siapa-siapa. Sepertinya Luna sudah pergi, batin Arka.

Setelah itu ia beranjak ke dapur, di sana ada Bik Nah, asistennya.

"Kopi, Pak?" tawar Bik Nah.

"Tahu kemana pergi nya Ibu?" tanya Arka.

"Tidak, Pak. Ibu tidak bilang apa-apa."

"Ibu tidak masak?"

Asistennya itu menggeleng keras. Setelah itu Arka pergi ke kamar dengan wajah penuh kesal. Pagi ini semua kacau gegara Luna. Tidak ada sarapan, sikap cuek yang Luna tunjukkan, semua itu membuat Arka benar-benar diluputi rasa marah.

Ia hendak menelpon istrinya tetapi ia urungkan. Gengsi? Jelas.

***

Di dalam mobil Luna menelfon seseorang dan mengajak untuk bertemu perihal pekerjaan. Iya, Luna memantapkan diri untuk menjadi wanita karir kembali seperti awal dulu sebelum dia menikah dengan Arka.

Dengan bekerja hatinya akan jauh lebih baik karena pikirannya bisa teralihkan.

Sebenarnya dia ingin pergi ke rumah Ibu, tetapi niat itu dia urungkan. Pergi ke rumah orang tua yang ada akan menimbulkan prasangka karena tidak bersama suami.

Sedangkan Luna sendiri setiap kali pergi ke rumah ibunya sendiri atau mertua, dia selalu bersama Arka.

Bulir bening itu jatuh begitu saja di pelupuk mata nya. Sekuat hati dia tahan agar tidak menangis tetapi sangat sulit.

Rasa sakit itu begitu menjalar di hatinya.

"Ok Luna, ini harus jadi tangisan untuk yang terkahir kali. Lo, harus jadi wanita kuat, lelaki bukan cuma Arka saja," ucap Luna pada dirinya sendiri.

Alunan musik melow itu menemani pagi Luna yang diselimuti mendung.

Setelah itu dia menepikan mobilnya di sebuah tempat, tak lama kemudian ia turun.

Taman kota adalah tempat tujuannya. Selama menunggu waktu untuk bertemu seseorang, Luna ingin menghabiskan waktu di taman ini.

Ia mengabaikan rasa perih di perut karena tadi belum sempat sarapan. Magh akut yang dideranya tidak memperbolehkan Luna telat makan.

Tetapi yang namanya hati sedang tidak baik-baik saja, hati yang penuh luka, jangankan untuk makan, untuk tidur saja mata sulit dipejamkan.

Luna tidak ada nafsu makan sedikitpun. Baginya, rasa perih di perut tidak sebanding rasa sakit di hati.

Arka memang memberikan harta, memberikan nafkah lahir yang sangat mencukupi, tetapi semua itu tidak cukup bagi Luna.

Ia butuh dicintai, ia butuh disayangi. Tetapi ia sadar, hati tidak bisa dipaksakan. Ia tidak bisa memaksa Arka untuk mencintainya. Hati Arka bukan untuknya.

***

HP Arka bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Hallo..."

"Iya, dimana?" tanya Arka saat orang yang menelponnya mengajak bertemu.

**

Tak lama kemudian Arka sudah sampai ke tempat yang dituju. Dia mengedarkan pandangan mencari seseorang.

Karena yang dicari tidak ketemu, akhirnya dia merogoh kantong celananya dan mengambil benda pipih itu, setelahnya dia menghubungi seseorang yang mengajak ketemu di taman kota.

"Aku sudah sampai, kamu dimana?" tanya Arka.

"Ok, jangan lama-lama. Aku menunggumu," ucap Arka sebelum dia mematikan ponselnya.

Arka lalu duduk di kursi, tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat yang saat ini di duduki oleh Luna.

Mereka sama-sama belum melihat satu sama lain jadi tidak menyadari kalau saat ini mereka sudah dekat. Arka yang sibuk dengan ponselnya dan Luna yang sibuk dangan pikirannya.

"Hai, maaf ya harus nunggu lama," ucap seorang perempuan yang datang menghampiri Arka.

"Iya, tidak apa," jawab Arka sambil tersenyum. Tampak dari raut wajahnya ada kebahagiaan. Setalah itu ia mempersilahkan wanita itu untuk duduk.

"Aku sudah putuskan, aku menolak pinangan pria itu. Kamu saja mau memperjuangkan cinta kita, masa dengan mudah aku menyerah."

Hangat menjalar di hati Arka saat mendengar penuturan wanita di sampingnya. Dia merasa lega karena kekasihnya dulu, masih memilih dia.

Walaupun belum ada kepastian untuk menikahi wanita yang dia cintai, setidaknya Arka merasa lega karena Putri lebih memilihnya.

Tetapi tidak dengan wanita yang tak jauh darinya, Luna. Dia yang mendengar obrolan orang di sampingnya menoleh karena merasa mengenali suara itu.

Benar, Luna mengetahui Arka berada tak jauh darinya dan sedang duduk bersama seorang wanita. Wanita yang beberapa hari lalu dia lihat bersama suaminya dan saat ini juga sedang bersama Arka. Rasa sesak itu menyeruak.

Secepat kilat dia beranjak dari tempat duduknya dan berniat untuk pergi. Dia tidak mau semakin sakit hati melihat mereka berdua.

"Luna ya?" ucap seseorang dan berhasil membuat Luna tak melanjutkan langkahnya.

"Aldo!" ucap Luna. Dia nampak shock dengan lelaki yang saat ini berada di depannya.

"Hei, apa kabar?" ucap Aldo.

"Kabar baik. Kamu sendiri bagaimana?" tanya Luna. Dia nampak senang dengan kehadiran Aldo, teman semasa sekolah dulu.

Teman yang selalu ada buat Luna. Tapi semenjak dia menikah, mereka berdua tidak pernah berhubungan lagi.

Luna ingin menjaga hati suaminya dan tidak ingin berhubungan dengan lelaki manapun walau itu sahabatnya sendiri.

Tapi kali ini mereka berdua dipertemukan di tempat yang tidak pas karena adanya Arka yang tidak jauh dari mereka.

"Duduk dulu, Lun!" ajak Aldo.

Luna mengikuti perintah Aldo. Dia duduk di samping pemuda itu.

"Kamu bagaikan ditelan bumi. Semenjak menikah kamu sama sekali tidak bisa dihubungi. Nomor kamu ganti?" tanya Aldo.

"Iya, maaf ya?"

"Tak apa. Aku kangen banget tahu sama kamu." Ucapan Aldo sekita membuat Luna tertawa, hal yang beberapa hari ini tidak dia lakukan karena patah hati.

"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Aldo yang melihat Luna masih tertawa.

"Kamu lebay. Masa kangen sama istri orang," jawab Luna.

"Walaupun istri orang tetapi kamu itu sahabatku." Ucapan Aldo memang benar. Ia sahabatnya jadi hal yang sangat wajar kalau Aldo merasa rindu kepadanya.

"Terserahlah. Hak kamu juga mau rindu sama siapa," jawab Luna.

Sedangkan Arka yang mendengar merasa hatinya panas. Dia menyadari kehadiran Luna saat seseorang memanggil istrinya. Arka pura-pura tidak melihat, dia ingin tahu bagaimana Luna ketika di belakangnya.

Karena menahan rasa marah, Arka pun menghampiri Luna.

"Pulang!" tegas Arka.

Luna terlonjak kaget dengan kedatangan suaminya. Ia tidak mengira kalau Arka akan datang menghampiri mengingat saat ini sedang bersama wanita terkasih.

"Pulang bareng aku biar mobil kamu di sini, nanti aku suruh orang bawa ke rumah," ucap Arka sambil menarik tangan Luna.

Karena Luna tidak mau orang tahu masalahnya terhadap suami, Luna pun mengikuti langkah suaminya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
klu si luna tegas dikit pasti suaminya g akan mrendahkannya. tapi si luna gampang baper krn hatinya murahan. belum ada anak utk apa bertahan.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 4

    Bagi Luna, biarlah ini menjadi rahasia dia. Cukup Oliv sebagai temannya yang mengetahuinya.Alasan Luna tidak memberi tahu suaminya karena selama ini Arka tidak pernah terbuka kepadanya. Dulu pernah dia mau bercerita tetapi Arka sama sekali tak menanggapinya setelah itu Luna tidak mau bercerita kemana perginya uang yang sudah suaminya berikan."Kemana, Sayang?" ucap Arka semakin mendekati istrinya. Dia meraih kedua tangan Luna.Darah Luna berdesir, tidak biasanya Arka bersikap seperti ini. Apa yang akan Arka lakukan, Luna bagaikan terhipnotis ketika Arka mengecup keningnya dengan mesra."Apa-apaan sih!" ketus Luna sembari mendorong tubuh Arka.Semenjak kejadian malam itu, Luna sama sekali tidak mau disentuh oleh suaminya.Dulu Luna sangat menginginkan momen ini, momen dimana Arka datang kepadanya sembari memberi sebuah kecupan atau pelukan tetapi sekarang Luna merasa risih."Aku kangen sama kamu," ucap Arka.Lun

    Last Updated : 2022-04-10
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 5

    Di dalam mobil....Suasana hening sesaat. Arka yang masih diliputi amarah dan Luna yang masih pada diamnya."Aku tidak suka kamu dekat dengan pria lain," ucap Arka."Dia sahabatku. Aku tidak punya hubungan kusus dengannya, berbeda dengan kamu," ketus Luna."Sama saja. Aku tidak suka," jawab Arka sambil tetap fokus pada kemudinya."Terserah. Aku nggak merasa ngerugiin kamu," jawab Luna.Setelah itu tidak ada ucapan yang terlontar. Luna masih membisu dan Arka bingung dengan hatinya. Kenapa dia bisa bersikap seperti ini pada Luna?"Kenapa pergi tidak pamit?" tanya Arka memecah keheningan beberapa saat.Luna yang ditanya masih enggan menjawab, baginya itu hal yang tidak perlu dijawab. "Jawab Luna!" intonasi suara Arka semakin ditinggikan."Kita jalani hidup kita masing-masing," jawab Luna."Maksudnya?" tanya Arka tidak mengerti."Ceraikan aku.""Tidak.""Kamu su

    Last Updated : 2022-04-10
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 6

    Bagi Luna, biarlah ini menjadi rahasia dia. Cukup Oliv sebagai temannya yang mengetahuinya.Alasan Luna tidak memberi tahu suaminya karena selama ini Arka tidak pernah terbuka kepadanya. Dulu pernah dia mau bercerita tetapi Arka sama sekali tak menanggapinya setelah itu Luna tidak mau bercerita kemana perginya uang yang sudah suaminya berikan."Kemana, Sayang?" ucap Arka semakin mendekati istrinya. Dia meraih kedua tangan Luna.Darah Luna berdesir, tidak biasanya Arka bersikap seperti ini. Apa yang akan Arka lakukan, Luna bagaikan terhipnotis ketika Arka mengecup keningnya dengan mesra."Apa-apaan sih!" ketus Luna sembari mendorong tubuh Arka.Semenjak kejadian malam itu, Luna sama sekali tidak mau disentuh oleh suaminya.Dulu Luna sangat menginginkan momen ini, momen dimana Arka datang kepadanya sembari memberi sebuah kecupan atau pelukan tetapi sekarang Luna merasa risih."Aku kangen sama kamu," ucap Arka.Luna hanya melengos tak mau menanggapi celoteh suaminya. Bagi Luna Arka bukan

    Last Updated : 2022-05-24
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 7

    Kejadian itu tak berlangsung lama karena mendadak ponsel Arka berdering."Apa? Sekarang kamu dimana?" tanya Arka yang mendadak panik."Baiklah, kamu tunggu aku sampai datang, aku segera kesana," ucap Arka kemudian.Setelah itu ia bergegas dan bersiap pergi. Tak peduli ini sudah malam sepertinya telepon itu sangat penting."Mau pulang?" tanya Luna yang tidak Arka sadari sudah duduk di atas ranjang."Iya, Putri lagi terkena masalah. Aku harus segera menolongnya," ucap Arka dan langsung berlalu begitu saja.Sebenarnya Luna ingin sekali bertanya lebih jauh tetapi belum sempat mulutnya berucap Arka keburu hilang dari pandangan.Ingin sekali kuat tetapi terlalu sakit. Luna kira Arka sudah berubah dan bisa membuka hatinya tetapi kenyataan ini sungguh pahit. Arka tetap tidak bisa pergi dari masa lalu.Berpisah adalah jalan satu-satunya karena puncak dari mencintai adalah keikhlasan. Ia harus ikhlas Arka bersama orang terkasih.💔💔💔"Putri!" panggil Arka. Saat ini ia tengah berada di lokasi

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 8

    Luna yang ditanya hanya bisa diam, ia bingung harus menjawab apa. Jangan sampai satu kesalahan kecil yang terlontar dari mulutnya membuat penyakit Ibu mertuanya kambuh lagi."Nak, kok diam?" tanya Ibu mertuanya lagi."Ah, itu.. Luna...""Ibu, sejak kapan Ibu di sini?" tanya Arka yang menyadari kehadiran ibunya. Dia melangkahkan kakinya mendekat pada dua orang perempuan di hadapannya."Baru saja. Ini Luna kenapa bawa koper segala?" tanya ibunya pada Arka."Kita mau liburan tetapi karena Ibu di sini, kita tunda saja ya, Sayang," ucap Arka sembari merangkul pundak istrinya.Luna sebenarnya rada risih tetapi ia tidak bisa berbuat banyak, ia tidak mau Ibu mertua mengetahui kemelut dalam rumahnya, belum saat beliau mengetahui."Jadi Ibu ganggu liburan kalian?" tanyanya lagi."Tidak. Liburan bisa kita tunda kapan saja. Ayo, Ibu masuk dulu. Sayang, kopernya bawa ke dalam ya?" ucap Arka bersikap semanis mungkin di hadapan ibunya.Ntah itu memang sikap manis yang keluar dari hati atau karena te

    Last Updated : 2022-05-27
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 9

    "Masakan istrimu tidak pernah mengecewakan ya, Arka," ucap ibunya membuka percakapan saat mereka tengah menikmati sarapan pagi.Luna yang mendengar pujian dari mertuanya tersipu malu. Sudah hal yang tidak asing bagi Luna saat Ibu mertua selalu memuji dirinya."Itu kelebihan Luna, Bu," jawab Arka sembari mengunyah makanan lalu sekilas menatap wajah istrinya."Hari ini kamu kerja?""Enggak. Kami akan buatkan cucu untuk Ibu."Luna tersedak saat mendengar ucapan Arka. Tak hanya Luna, ibunya juga terlonjak kaget. Tidak biasanya Arka berbicara seperti ini, biasanya ia enggan mengatakan hal-hal yang berbau vulgar."Sayang, minum dulu," ucap Arka sembari menyodorkan gelas pada Luna."Makan itu hati-hati," omel Arka dan Luna hanya diam saja. Jujur, hatinya masih belum bisa mencerna ucapan Arka."Ibu tahu, kalian lagi cinta-cinta nya. Ibu seperti obat nyamuk saja," ucap ibunya Arka memasang muka sedih."Ibu ngomong apa sih? Udah, nggak usah bahas itu, cepat habiskan sarapannya," tukas Luna.Sel

    Last Updated : 2022-05-28
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 10

    "Kamu di sini, emang siapa yang sakit?" tanya Abi."Bibiku.""Bibi siapa? Memangnya kamu punya bibi?" tanya Abi tak mengerti, sebab selama ia mengenal Luna, yang ia tahu Luna tak memiliki Bibi. Ibu maupun ayahnya adalah anak bungsu semua, jadi otomatis Luna hanya memiliki budhe."Bibi dari suamiku.""Kamu sudah menikah?" tanya Abi memastikan. Luna pun mengangguk membenarkan ucapan Abi."Kalah cepat aku." Ucapan Abi sontak membuat Luna menatapnya, tak terkecuali Arka yang diam-diam ikut mendengarkan obrolan istrinya."Kok kalah cepat?" tanya Luna polos."Kalau masih single sudah ku ajak nikah," ucapnya sambil tertawa. Tawa untuk menyembunyikan kekecewaannya."Ngawur. Kamu kan sudah ada Lea," jawab Luna."Udah lama putus.""Kenapa?""Karena kamu.""Gombal," ucap Luna sambil tersenyum. Ia tahu saat ini Abi tengah menggodanya."Aku masih ada tugas, nanti kita ngobrol lagi. No HP kamu masih sama kan?" tanya Abi."Sudah ganti," jawab Luna."Kok ganti?""Kepo banget sih!" Mereka berdua lanta

    Last Updated : 2022-05-29
  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 11

    Pagi hari Luna masih terasa lemas, ia tidak beranjak dari tempat tidur selepas sholat subuh tadi. Kepalanya masih pusing dan terasa berat.Beberapa pesan WA belum ada yang ia balas, bahkan pesan WA dari Oliv pun tak juga ia baca. Menatap layar ponsel membuatnya bertambah pusing."Kita ke rumah sakit, ya?" tawar Arka yang melihat wajah istrinya bagaikan mayat hidup karena terlampau pucat.Sambil menggeleng Luna berucap," Nggak usah.""Kalau kamu beneran sakit sudah seharusnya cepat diobati, kalau kamu hamil kamu harus mendapatkan asupan gizi dan juga minum vitamin.""Sudah ku bilang, aku tidak hamil. Aku hanya kecapean saja," jawab Luna."Terserahlah, tapi kamu harus dibawa ke Dokter."Luna tak bisa banyak protes, dituruti apa yang suaminya katakan."Aku khawatir sama kamu. Aku kan sudah berjanji akan menjagamu dan membahagiakan mu," ucap Arka sambil membawa tangan Luna ke dalam genggamannya."Ya sudah, aku bersiap dulu," ucap Luna dan beranjak mempersiapkan diri.Arka melihat istriny

    Last Updated : 2022-05-30

Latest chapter

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 107

    Karena merasa tidak mengenal dan merasa asing terhadap laki-laki itu, ibunya Oliv pun enggan membuka pintu.Ia takut jika orang itu berniat jahat terhadap keluarganya, sebab yang dirinya tahu kalau para penjahat tersebut masih tersisa satu orang yang belum tertangkap."Buka pintunya!" Suara laki-laki tersebut terdengar sangat jelas sambil terus menggedor pintu."Cepat buka!" teriak laki-laki itu kembali.Sedangkan ibunya Oliv masih tertahan di dalam. Lantas Ia pun segera menelpon bu RT untuk membawa beberapa warga ke sini karena dirasa jika orang yang bertamu ke rumahnya saat ini bukanlah orang baik-baik.Berulang kali panggilan itu terhubung tetapi sama sekali tidak diangkat oleh bu RT.Pikiran ibunya Oliv saat ini sudah buntu. Dirinya tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi.Kepada polisi rasanya juga percuma saja, karena Dirinya belum bisa memastikan apakah orang yang berada di luar itu memang punya jahat atau tidak.Setidaknya kalau dirinya memanggil RT, RT bisa menyele

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 106

    Setelah beberapa hari dari peristiwa itu, kehidupan Arka dan juga Luna mulai membaik.Mereka tidak lagi ketakutan untuk menyongsong hari. Ada banyak rencana-rencana indah yang telah mereka buat setelah hari ini. Tentunya mereka memastikan dulu kalau perusahaan dalam keadaan bagus dari segi keuangan dan yang lain.Beruntung sekali perusahaan Arka tidak jadi bangkrut, dan itu semua berkat bantuan dari istrinya."Ibu katanya mau menginap di sini malam ini, Mas," ucap Luna saat melayani suaminya makan.Arka terlihat sangat lahap sekali setelah beberapa waktu dirinya tidak bisa bernafas lega setelah rentetan peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan."Sama Dio juga?""Ya. Katanya ada sesuatu yang ingin dia bicarakan sama kita. Mungkin tentang masalah pernikahan Dio," jawab Luna yang hanya menduga-duga saja.Sebab selama ini ibunya jarang sekali menginap Kalau tidak ada sesuatu yang penting, ataupun saat dirinya sedang sakit.Itu saja bisa dihitung dengan jari. Bahkan saat Arka masuk rumah

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 105

    "Singkirkan tubuh kotormu dari kakiku! Rasanya aku sudah tidak sudi lagi dekat-dekat dengan kalian," ucap Arka dengan sangat Ketus."Aku mohon, Jangan sakiti keluargaku karena mereka tidak tahu perbuatanku. Jangan apa-apa kan mereka, cukup aku saja yang kamu hukum. Jangan kedua orang tuaku," ucap Eva yang masih belum mau beranjak dan tetap memegang kaki Arka."Sembahlah Tuhanmu! Kau tidak perlu bersujud seperti ini kepadamu.""Ka! Kita adalah sahabat. Tolong jangan tega sama aku," ucap Eva dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arka."Sahabat? Lalu kamu mengatakan Aku tega sama kamu. Sekarang aku tanya sama kamu, di sini yang tega itu kamu atau aku. Kamu sendiri yang merusak kepercayaanku sebagai seorang sahabat. Kamu yang pura-pura baik di depanku tetapi menusukku dari belakang. Jangan mengira aku tidak tahu kebusukanmu selama ini. Dan apa yang telah kamu lakukan kepada keluarga kecilku! Jadi tidak usah merasa sok tersakiti Sedangkan kamu sendiri adalah penjahat sesungguhnya!" b

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 104

    Andi dan juga Eva saling bertatap muka sebentar. Rasanya mereka berdua ingin segera kabur dari sini, tetapi hal itu tidak mungkin mereka lakukan.Saat ini mereka berdua sudah dikepung. Tidak ada celah bagi mereka untuk pergi dari sini Apalagi pistol tersebut sudah mengarah ke arah mereka, yang artinya jika sampai mereka berani kabur maka yang ada para polisi itu akan menembaknya."Tangkap mereka berdua!" perintah salah satu polisi yang kemungkinan besar adalah atasannya.Baik Andi dan juga Eva sama-sama tidak bisa melawan dan hanya pasrah saat polisi itu memborgol tangannya.Kejadian ini pun juga tak luput dari perhatian warga yang memang kebetulan mereka masih berada di rumah dan belum berangkat ke sawah.Mereka menjadi tontonan orang-orang yang berada di sana. Malu? Sudah tentu.Lalu sesaat kemudian mereka pun dibawa oleh polisi.Sementara di tempat lain Arka mendapatkan kabar jika dua orang sahabatnya itu sudah berhasil ditangkap.Tetapi saat ini Dirinya belum merasa puas Kalau bel

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 103

    "Suara apa itu?" tanya Andi, suami Eva."Mas! Apa jangan-jangan polisi sudah menemukan keberadaan kita?" tanya Eva yang begitu sangat panik karena merasa hidupnya sudah terancam."Kita lewat pintu belakang," ucap Andi yang langsung disetujui oleh Eva.Setelah berhasil keluar dari rumah, lantas Ia pun menoleh ke sana kemari untuk memastikan kalau keadaan aman."Tidak ada polisi. Lalu tadi itu suara apa?" tanya Eva.Dirinya tidak menemukan siapa pun di sana dan keadaan pun juga masih sunyi. "Mungkin tikus atau kucing." Andi menjawab sekenanya saja."Mana kunci mobilnya?" tanya Andi.Eva pun langsung memberikan kunci mobil tersebut kepada suaminya. Lalu setelahnya Mereka pun segera pergi meninggalkan tempat ini.Tetapi tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat kepergiannya dan membuntutinya dari belakang sambil menelpon seseorang.Entah apa tujuan orang tersebut, tetapi yang pasti Andi merasa jika saat ini dirinya memang ada yang mengikuti.Ia pun mengemudikan mobil dengan kecepata

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 102

    Arka yang baru saja masuk ke ruangan itu pun juga tak kalah kagetnya saat mendengar ungkapan dari Oliv.Laki-laki itu tertahan di sana sambil menatap tajam ke arah Oliv. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal. Ia begitu sangat marah terhadap Oliv.Sungguh tidak menyangka jika wanita yang selama ini selalu ditolong oleh istrinya dan katanya dekat berani meminta sesuatu yang tidak pantas diminta."Bicara apa kamu, Liv?" tanya Luna."Tidak ada laki-laki yang nantinya mau sama aku! Wanita kotor dan telah dijamah oleh beberapa laki-laki. Siapa lagi yang mau sama aku? Gak ada, Lun! Nggak ada laki-laki yang mau sama aku!" ucap Oliv."Tetapi tidak harus meminta suamiku kan? Kamu pasti dapat laki-laki yang baik, tetapi bukan mas Arka," ucap Luna dan Oliv menjawab dengan gelengan kepala."Sudah cukup drama ini! Sayang, ayo kita pulang dan kamu biarkan saja temanmu yang tidak tahu diri ini," ketus Arka lalu menarik paksa istrinya."Nak Arka, tolong maafin Oliv ya," ucap wanita paruh baya itu,

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 101

    Seketika mata Arka membulat sempurna saat mendapati pesan seperti itu dari Alfi.Segera ia menelpon kembali sepupunya itu."Siapa yang telah mengancammu?" tanya Arka."Keluarganya mas Aldo.""Seharusnya kamu tidak perlu panik dan juga takut. Sebab kamu bisa melaporkan ancaman itu kepada polisi, biar nanti polisi yang akan menindak lanjutinya," ucap Arka.Sebenarnya ia ingin sekali membantu sepupunya itu, tetapi dirinya sadar jika itu bukanlah ranahnya. Masalah Alfi dengan keluarga suaminya, adapun untuk ancaman itu biar nanti Alfi sendiri yang melaporkannya kepada polisi.Dirinya yang sebagai orang luar tidak berani terlalu masuk karena takut dipersalahkan.Apalagi saat ini dirinya banyak sekali masalah-masalah yang belum kunjung menemukan titik terang.Selain ancaman, juga terdapat teror yang membuat istrinya sendiri sampai tidak tenang dan saat ke kantor saja harus ikut."Mas Arka, tolong bantu aku, Mas," ucap Alfi lagi."Fi, bukannya aku nggak mau membantu kamu. Tetapi aku sendiri

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 100

    "Eva." Arka benar-benar terkejut atas kedatangan temannya itu."Ka, kok kamu ada di sini?" Kini ganti Eva yang bertanya."Aku sedang ada urusan. Lalu kamu sendiri?""Sama halnya denganmu. Aku juga ada perlu di sini," jawab Eva.Sementara kedua laki-laki tadi nampak takut dan sama sekali tidak bisa memandang ke arah Arka."Cepat katakan sekarang juga!" ucap Arka dengan tegas.Dirinya tak ada waktu bermain-main. Siapapun orang yang telah berani mengusik kehidupan istrinya, maka dia harus mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang telah dia lakukan."Tidak ada, Pak," ucap laki-laki tersebut dan membuat Arka semakin geram."Kamu jangan bermain-main dengan saya! Kamu belum mengenal saya seperti apa, saya bisa menjadi singa bagi orang yang berani menantang saya!" ucap Arka dengan mata melotot.Tetapi kedua orang itu sama sekali tidak menggubris ucapan Arka dan memilih untuk menundukkan kepala saja, sampai pada akhirnya salah satu polisi yang melihat Arka tidak bisa mengontrol emosinya

  • Ketika Istri Mulai Berubah   bab 99

    Arka terlihat memanggil suster karena sepertinya Oliv membutuhkan penanganan ekstra karena ketika dilihat-lihat, Oliv terkena gangguan mental.Tak lama suster itu pun datang bersama dengan dokter, dan saat melihat keadaan Oliv Mereka pun langsung memberikan suntikan penenang.Lambat laun mata Oliv mulai terpejam seiring dengan reaksinya obat itu."Dia seperti itu selama di rumah. Dia mengatakan kalau dirinya kotor," ucap ibunya Oliv dengan mata yang sudah basah dengan air mata.Sungguh dirinya tidak menyangka Jika kehidupan anaknya akan malang seperti ini."Luna turut prihatin, Tante. Tetapi data tidak perlu khawatir karena Luna akan selalu ada untuk tante dan Luna akan menjadi orang pertama yang selalu mensuport Oliv," ucapnya.Arka sendiri menatap iba ke arah wanita itu. Tetapi dirinya benar-benar tidak bisa melakukan apa pun saat ini."Tolong bantu Tante. Tante bingung harus berbuat apa," ucapnya dengan tatapan mengiba."Luna akan bantu Oliv semampu Luna, Tante. Kita akan bersama-s

DMCA.com Protection Status