“Jason, aku sudah menemukan orang yang mungkin mau berinvestasi di perusahaanmu.”Alex langsung memasuki ruangan kerja sepupunya. Pada siapa lagi Jason meminta tolong selain pada sepupunya. Perusahaan keluarga Alex lebih memiliki banyak jangkauan.Jason sudah menceritakan semua masalah perusahaannya, bahkan ulah Clark yang tak terima. Awalnya Jason mengira Alex akan marah saat tahu Clark melakukannya karena membela Lisa. Akan tetapi, sepupu sekaligus sahabatnya itu tetap mendukung dan tak marah pada Lisa.“Tapi ada satu syarat yang diminta investor tersebut, dan itu adalah masalah serius untukmu,” ucap Alex seraya menyerahkan tab miliknya.Tiba-tiba kedua bola mata Jason membulat sempurna saat melihat layar tab milik Alex yang berisi informasi investor. Alex bahkan terkejut dengan perubahan ekspresi sepupunya. “Ada yang salah, Jason? Kenapa kamu terlihat sangat terkejut sekali?” tanyanya.“Pria ini?” Jason berkata seraya menunjukkan foto yang terlampir di sana. “Dia seorang investor d
“Lisa, kamu yakin menerima permintaan Jason?” tanya Ryan memastikan.Lelaki itu menyampaikan langsung tujuan Jason meminta Lisa menjadi penerjemah bahasa untuk pertemuan dengan Gabriel. Lisa mengangguk yakin, tanpa berpikir panjang. Tentu saja Ryan terkejut.“Apa yang kamu pikirkan? Lelaki itu yang sudah membuatmu hancur, Lisa? Kenapa kamu masih peduli dengannya?” tanya Ryan dengan wajah tak bisa menahan kesal. “Apa yang ada dalam pikiranmu, Lisa?”Ryan bukan marah pada Lisa. Hanya saja, dia terlalu terkejut, seolah Lisa menaruh harapan pada Jason. Dia hanya mengungkapkan seberapa kesal dan marahnya pada lelaki yang membuat wanita di hadapannya sakit hati.Tentu saja, Ryan menjadi saksi bagaimana Lisa sakit hati tanpa diceritakan. Ryan tahu bagaimana dulu, Lisa sangat mengagumi Jason, saat mereka masih tumbuh di panti asuhan. Hingga dia memilih mundur saat tahu wanita itu menerima permintaan Nania menikah dengan Jason.Lalu sekarang, setelah Ryan merasa berhasil menyentuh hati Lisa? S
Jason terdiam memandangi kue di hadapannya. Dia yakin mereka sengaja menyajikan tersebut untuknya untuk menjebak atau menghancurkannya. Akan tetapi, Jason akan menerimanya.Mungkin mereka menguji keberanian dalam mengambil keputusan di balik kesempatan yang datang. Jason lantas melirik pada Lisa, wanita itu memberikan tatapan cemas. Lisa bahkan memberikan isyarat, dia akan mengatakan pada Gabriel jika Jason alergi buah strawberry.“Tidak perlu!” Jason berkata tanpa suara, tetapi bisa diartikan oleh Lisa.Fokus Jason tertuju pada Gabriel, lelaki itu tersenyum dan mempersilahkan agar Jason menikmati hidangannya. Dalam hati, hanya ada dua kemungkinan. Ryan yang menunjukkan rasa tak suka atau Gabriel yang mengujinya.Jason menerima tantangan itu, dia meraih sendok dan memotong sedikit kue lalu memakannya. Dia menunjukkan ekspresi seolah menikmati hidangan itu, hingga Gabriel tersenyum sendang. Bahkan lelaki itu menunggu Jason berkomentar.“Rasanya sangat lembut, aku menyukainya. Terima ka
Dengan hati-hati, Lisa merangkul tubuh Jason, memapahnya keluar dari mobil dan memasuki villa. Tubuh lelaki itu semakin lemas tak berdaya, tetapi bibirnya tak lelah meminta Lisa untuk pergi meninggalkannya.“Jason, kamu sudah mengganti kata sandi villamu atau belum?” tanya Lisa seraya mencoba memasukkan kata sandi yang dahulu saat masih tinggal di sana.Ternyata Jason tak menggantinya. Pelan-pelan dia membawa tubuh Jason memasuki kamar tidurnya dan membaringkannya di atas ranjang. Lisa bahkan melepaskan sepatu, jas dan dasi pada tubuh Jason.Tangannya pun membuka beberapa kancing kemeja Jason agar lelaki itu tak kesulitan bernapas. Kemudian Lisa langsung bergegas ke dapur mencari baskom dan mengisinya dengan air es, menyiapkan perlengkapan mengompres untuk menurunkan suhu tubuh Jason. Untunglah tak ada yang berubah dari dapur dan villa itu sehingga Lisa lebih leluasa.“Sepertinya tak ada yang membersihkan villa ini setelah aku pergi,” ucap Lisa menyadari banyaknya debu di sana.Namun,
Semakin lama ciuman itu menjadi panas. Pikiran Lisa menolak, tetapi hati dan tubuhnya menikmati. Jason menciumnya penuh gairah dan Lisa membalasnya.Lisa terlalu menikmati ciuman Jason, hingga tak menyadari pakaiannya mulai terlepas oleh tangan nakal lelaki di hadapannya. Tenaga Jason sudah kembali dan dia menjadi lebih bergairah. Dia menidurkannya di atas ranjang dan mencium lembut leher hingga anggota tubuh lainnya. Tak ada penolakan dari Lisa, dia justru menikmatinya dan tak ingin berhenti. Berbeda dari dulu saat dia menolak semua perlakuan Jason. Mungkin karena dulu lelaki itu memperlakukannya secara kasar.Namun, Lisa tak ingin mengingat dulu. Dia menikmatinya. Bahkan tubuhnya seolah meminta lebih dan dengan senang hati Jason akan memberikannya.“I love you, Lisa,” ucap Jason dengan napas tersengal dan menatap lekat kedua netra wanita di bawah tubuhnya.Lisa tak kuasa menolak gairah yang dibangkitkan Jason. Tatapan Jason membuatnya tak ingin menyerah. Dia tak menjawab dan memili
Ryan menepikan mobilnya agar tak mengganggu pengguna jalan lain. Dia lantas menatap Lisa yang kini menunduk. “Apakah rasa cinta membutakan pandangan matamu, Lisa? Bajingan itu sudah menghancurkan hidupmu, tetapi kamu masih memiliki rasa kasihan? Bagaimana denganku?”“Aku memperjuangkanmu, karena aku sayang padamu. Tapi, apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu bukan sudah menghancurkan perjuanganku,” ungkap Ryan dengan air mata yang menetes. “Aku kecewa padamu, Lisa.”Lisa menoleh. Jelas sekali tatapan kekecewaan Ryan. Memang semua yang diucapkan Ryan benar. Dia sendiri pun tak bisa memahami isi pikirannya. Hanya karena kasihan dan menyadari Jason menyesal, dia melupakan semuanya. Lisa melupakan orang yang sudah berjuang untuknya.“Maaf, Ryan. Aku sudah di luar batas. Sungguh, aku tak bermaksud membuatmu kecewa. Sungguh, aku menyesal ... tolong maafkan aku,” ucap Lisa tulus. Air mata kesungguhannya menetes.“Kamu yakin menyesal?” tanya Ryan memastikan dan langsung dijawab anggukan Lisa.
Jason panik setengah mati, tetapi mencoba untuk tenang. Dia pasti menemukan petunjuk tentang keberadaan Lisa. Hingga dia teringat dengan panti asuhan tempat Lisa dulu tinggal.Selama dalam perjalanan, Jason menghubungi Alex untuk membantunya mencari apartemen tempat Lisa tinggal dan semua informasi tentang Ryan. Jason yakin sekali, lelaki yang membawa Lisa pergi. Hatinya berdebar kencang tak karuan saat memarkirkan kendaraannya di halaman panti asuhan.Dia ingat sekali, beberapa kali mengunjungi panti asuhan dan beberapa pertemuan dengan Lisa. Sejujurnya saat dulu Jason mengagumi Lisa yang selalu terlihat ceria dan menghibur anak-anak kecil di panti asuhan itu. Namun, rasa kagum itu menghilang saat tahu gadis itu menggantikan Tina di hari pernikahannya. Jason justru melampiaskan sakit hatinya pada Lisa dan alasan cacat menjadi satu-satunya alasan untuk membenci gadis tak bersalah itu. Semua kesalahannya bermunculan, merangkai menjadi penyesalan yang semakin besar. Dia berharap Lisa b
Saat Nania pingsan setelah mengetahui penyakit Lisa. Jantungnya mengalami syok dan mengharuskan untuk dirawat. Mike sebagai suaminya langsung dihubungi tentang kondisi Nania. Dia pun datang bersama Tina.Nania menolak. Tina dan Mike membujuk dengan cemas dan mengingatkan akan kesehatannya. Hingga Nania memaksa untuk keluar dari rumah sakit tanpa mempedulikan kesehatannya.Tentu saja Tina dan Mike cemas. Sejujurnya Tina benar-benar menyayangi Nania. Dia menganggap Nania seperti ibu kandungnya.Namun perasaan itu membuat Tina serakah dan ingin menggantikan posisi Lisa. Hingga semua yang berkaitan dengan Lisa, dia ingin memilikinya. Tentu saja dia marah jika saat ini Nania menginkan putri sesungguhnya lagi.“Aku sangat mengkhawatirkan kesehatanmu, Bu. Dan aku tak mencoba membuatmu membenci Lisa, tapi memang kenyataannya dia sudah menghancurkan hidupmu,” ucap Tina tanpa merasa bersalah.“Tina, jaga bicaramu!” Jason memekik keras.Tentu saja dia tak sependapat dengan Tina. Tiba-tiba saja t
Lisa hendak membuka mulutnya, tetapi Ryan menggeleng, isyarat dia belum selesai dengan ucapannya. Namun, Jason menyela. “Ryan, kamu tak perlu melakukan ini semua! Kamu berlebihan dan hanya akan membuat semua ini tak nyaman. Kita juga pernah membahas ini, bukan? Jangan membebani Lisa!”“Tidak, Jason! Justru aku harus melakukan ini semua. Kalian masih saling mencintai dan aku tak ingin terjebak dengan rasa bersalah di sisa hidupku.” Suara Ryan tegas tanpa keraguan.“Aku sadar, kalau kalian sebenarnya saling berkorban, menjaga hati agar orang yang kalian cintai tak terluka. Namun, itu tidak benar! Aku tak ingin terlihat egois, Jason. Lisa tak akan bahagia jika terus bersamaku. Di dalam hatinya Lisa hanya ada kamu ... Jason Abraham!” Ryan menambahkan dengan tegas dan penuh keyakinan. “Kamu tahu kebahagiaanku adalah me
Ryan terdiam dan termenung setelah Alexandra pergi. Tentu saja semua ucapan Alexandra memang benar. Beberapa ingatan mencuat seolah memberikan dukungan dengan semua ajakan Alexandra.Terutama tentang Lisa. Ryan menemukan sebuah obat yang merupakan alat kontrasepsi darurat. Saat itu dia berpikir Lisa memang belum siap untuk hamil atau memang karena mereka belum menikah.“Sepertinya itu alasan hatinya Lisa. Dia pasti masih belum melangkah maju dari Jason,” gumam Ryan mencoba menyimpulkan.Dulu, dirinya dirundung ambisi yang tinggi untuk mendapatkan Lisa. Apa lagi saat tahu jika Lisa yang selama ini dicintainya, ternyata disakiti oleh lelaki lain. Tujuan awalnya yang hanya ingin melindungi berubah menjadi ambisi.Semuanya berubah setelah melihat bagaimana Lisa m
“Biarkan dia masuk!”Ryan yang sudah berada di kantornya terlihat ragu dan bingung saat sekretarisnya mengatakan seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu mengatakan ingin membahas tentang Lisa. Dia pun melihat rupa wanita itu dari CCTV, tetapi tak mengenalnya.“Mungkin itu teman masa kecil Lisa atau memang dulu mengenalnya?” gumam Ryan meyakinkan dirinya.Bukan tanpa alasan, sejak Lisa tinggal di panti asuhan, dia selalu terbuka padanya. Wajar saja jika Ryan mengenal siapa saja yang mengenal Lisa dengan baik. Seingatnya, Lisa tak banyak memiliki teman.“Silahkan masuk!” seru Ryan mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk.Wanita cantik anggun dan berkelas melangkah tanpa ragu
“Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te
Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha
“Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc
“Jasmine Walley pelakunya. Sekretarismu, Nania.”Nania sangat terkejut mendengar penjelasan Clark. Dia baru saja tiba di kantor polisi, tetapi Clark memilih menjelaskan semuanya. Clark berpikir, Nania harus bisa menenangkan dirinya dahulu sebelum menemui pelaku tersebut.“Berani sekali dia mengkhianatiku, Clark? Jasmine sudah bekerja padaku lebih dari 20 tahun dan aku sangat percaya padanya. Aku memberikan apapun yang dia mau, bahkan aku mengenal baik seluruh keluarganya,” kata Nania kecewa. “Bagiku, karyawanku sudah seperti keluarga. Kami mencari uang di tempat yang sama dan keluarga harus saling membantu.”Air mata Nania mengalir deras. Dia sungguh tak menyangka dengan pengkhianatan ini. Clark menepuk pundaknya, mencoba menenangkan dan memberikan dukungan.
“Dia cucuku, benarkan?” Christian menunjuk Sean dengan tatapan menuntut.Wajah Lisa semakin cemas dan kesal. Dia menatap pada mantan ayah mertuanya marah. Alex tak tinggal diam, dia menahan tubuh Christian yang hendak mengejar Sean.“Paman, kendalikan dirimu! Jangan membuat keributan di sini!” Suara Alex tegas dan lugas.Kemudian Alex menoleh pada Lisa dan memberinya isyarat untuk segera pergi. “Jangan hiraukan aku! Biarkan aku yang menangani ayahnya Jason!” ucapnya penuh pengertian.“Terima kasih, Alex! Aku menghargai bantuanmu,” kata Lisa tulus.Lisa langsung berbalik dan langsung menghampiri Ryan yang menggenggam tangan Sean. Mereka mengabaikan Christian yang berteriak
Ini bukan wewenangnya menjawab pertanyaan Sean, pikir Ryan. Dia lantas tersenyum mencoba memberikan ketenangan . Sean pasti akan terus merasa penasaran jika pertanyaannya tak mendapatkan jawaban yang tepat.“Bagaimana jika kamu memiliki dua ayah? Aku dan paman baik yang menjadi ayahmu ... jadi, kamu bisa memanggilku dan paman baik dengan sebutan ayah.” Ryan menjelaskan dengan lembut, menyembunyikan rasa cemasnya. Dia mencoba memberi pengertian dan mengalihkan rasa penasaran Sean.Melihat Sean yang tumbuh dengan baik, Ryan merasa tak rela jika dia ditinggalkan. Ryan ingin menjadi bagian dari hidup Sean dan juga Lisa, walaupun tahu jika yang pantas di posisi itu adalah Jason. Bukankah dia yang dulu merawatnya?Kali ini dia tak membenci Jason. Apalagi dengan semua perjuangan Jason Ryan hanya ingin Sea