Share

Perhatian Mas Haris

"Mas ini waktunya ngajar sudah sana berangkat?" tanyaku membuatnya tersenyum.

"Tadi perasaan, Mas. Ga enak, benar saja sampai sini aku melihat mak lampir sudah ada disini!"

"Makasih, Mas, sudah sana nanti telat lo. Eh iya Mas. Di rumah ada kakakku Mas Bian. Dan aku sudah menemukan keluargaku."

"Apa?"

Aku mengangguk. "Ya, jadi aku itu dulu diculik oleh Bapakku. Dari orang tua kandungku, Mas.

"Serius ... kok aku baru tahu sih."

"Ayah, dan Mamaku masih hidup. Mas."

"Alhamdulillah, selamat ya Lintang."

Aku tersenyum. "Ya, Mas. Sana nanti aku ceritakan. Telat lo."

"Baiklah aku pergi dulu ya. Asslamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Mas."

Mas Haris berlalu menendarai sepeda motor, aku melihatnya hingga punggung Mas Haris tak lagi terlihat. Aku memasuki butik, benar setelah sehari kemarin aku tidak masuk baju tinggal sedikit. Mas Haris kau membantuku, entah apa jadinya jika kau tak menolongku, mungkin butik ini akan kehilangan pelanggan.

"Mbak, gimana nih pengunjung mulai rame lagi namun stokny
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status