Share

Di persimpangan jalan

Aku memasuki butik dengan kondisi tubuh yang agak kurang sehat, aku merasa sedikit mual. Mendadak aku ingin makan yang hangat-hangat dan yang pedas-pedas gitu yang begitu menggoda lidah. Sesaat aku menyuruh rekan kerjaku untuk membelikannya, tak berselang lama Fahmi sudah masuk lagi keruanganku.

"Mbak Lintang, mie ayamnya ditaruh di mana?"

Aku menoleh ke arah Fahmi. "Taruh situ saja, Fahmi. Makasih ya."

Ia tersenyum kearahku. "Siap, Mbak."

Ah, raaanya tak sabar aku untuk menikmatinya, seporsi mie ayam pedas sudah berada di hadapaku, tak berselang lama makanan di depanku sudah habis. Mungkin dengan begini pusing di kepalaku sedikit berkurang, selesai makan satu porsi mie ayam. Aku pun kembali meneliti file yang masuk, selesai aku pun tertidur di sofa butik, mungkin mereka curiga, biasanya aku tidak pernah seperti itu.

"Mbak Lintang tidak papa, kenapa sih Mbak Lintang?" tanya Elsa padaku seraya memegang keningku.

"Mbak tidak apa-apa, Elsa, sudah tenang saja," jawabku terbangun dan mula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status