Share

Mencoba Bangkit

Penulis: Ellina Zarima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Savina yang masih berdiri di balik pintu tampak mengurut dadanya. Ia tidak menyangka kalau wanita itu akan menghina orang tuanya.

“Ini tidak bisa dibiarkan, wanita seperti Bu Mardiah harus sekali-kali diberikan pelajaran!” ucap Savina sambil mengepalkan tangannya. Dengan langkah gemetar Savina membuka pintu rumahnya dan menuju ke halaman.

“Maaf, maksud Bu Mardiah apa ya? Kenapa Bu Mardiah berbicara seperti itu kepada ibuku?” tanya Savina dengan tatapan yang begitu tajam.

“Vin, seharusnya dari awal kamu tahu diri dan tidak menikah dengan orang kota. Kalau sudah begini kan repot. Kamu sama saja akan membebani keluargamu,” jawab Bu Mardiah dengan nada ketus.

“Bu, sepertinya Ibu sudah salah berbicara. Bukannya Naima putri Bu Mardiah yang membebani orang tua. Aku dengar, Naima sedang hamil dan Romy tidak mau bertanggung jawab,” ucap Savina dengan nada mengejek. Berita kehamilan Naima sudah tersebar di seluruh penjuru kampung. Sedangkan Bu Mardiah berusaha menutupinya meski usahanya gagal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak Diundang

    Dengan dada berdebar kencang, Savina tampak gelisah sambil meremas-remas ujung dressnya.“Assalamualaikum,” ucap Savina dengan suara perlahan.“Waalaikumussalam,” jawab seseorang di seberang sana.“Vin, apa kabar? Kamu ke mana saja? Semenjak kamu menikah, aku kehilangan kontakmu!” ucap Annisa, sahabat terdekat Savina ketika bersekolah dulu.“Kabarku baik. Nisa aku sedang butuh pekerjaan. Apa kamu bisa memberikan pekerjaan untukku? Aku bisa bekerja apa saja asal menghasilkan uang,” ucap Savina dengan nada serius. Ia ingin bekerja untuk membantu orang tua dan adik-adiknya.Annisa menghela napas dan tampak ragu untuk menjawab permintaan sahabatnya. Ia sepertinya tengah mengingat-ingat dengan baik, apakah ada lowongan di toko roti tempatnya bekerja? Mengingat dirinya juga sudah lama bekerja di sana.“Nis, kenapa kamu diam saja? Apa ada lowongan pekerjaan untukku? Aku mau bekerja apa saja asalkan aku dapat menghasilkan uang.” Savina sekali lagi menegaskan kalau dirinya akan melakukan apa s

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Sepucuk Surat Untuk Savina

    “Pak, siapa yang datang ke rumah kita?” tanya Bu Sarmah dengan tatapan lekat.Pak Rohim hanya menggeleng dengan tatapan nanar. Laki-laki itu segera berdiri untuk membukakan pintu. Langkahnya terasa berat ketika menuju ke pintu utama. Entah kenapa, ada perasaan takut yang tengah menyelimuti hatinya.‘Siapa yang datang bertamu ke gubuk reot miliknya? Kira-kira ada keperluan apa, mengingat Pak Rohim bukanlah orang terpandang di kampungnya?’ batin Bu Sarmah terus berkecamuk sambil menunggu suaminya membukakan pintu untuk tamunya.Pak Rohim bergegas membukakan pintu. Laki-laki itu tampak terpana ketika melihat seorang laki-laki berdiri di hadapannya.“Selamat siang, perkenalkan, nama saya Bambang. Pengacara dari keluarga Bu Leni!” ucap laki-laki itu dengan nada tegas.Pak Rohim hanya mengangguk, ia segera mempersilakan tamunya masuk ke dalam. Meski ada rasa takut di hatinya, laki-laki itu berusaha terlihat baik-baik saja.Bu Sarmah tidak kalah kaget ketika melihat kehadiran Pak Bambang di

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Makhluk Kecil Menyebalkan

    Savina sudah tiba di sebuah rumah megah dengan bangunan bergaya eropa. Sesekali ia menghela napas sambil mengedarkan pandangannya.Seorang laki-laki keluar dari dalam dan menyapa Savina yang tengah duduk sendirian di sana.“Selamat pagi, apa kamu yang namanya Savina?” tanya laki-laki itu dengan tatapan lekat.“Ya, saya Savina. Kalau boleh tahu, Bapak siapa?” tanya Savina dengan nada ramah.“Saya Fazli, tugas kamu di sini mengasuh anak saya. Namanya Shera, dia masih duduk di taman kanak-kanak dan sudah beberapa hari ini, dia enggan masuk ke sekolah.” Fazli memperkenalkan diri kepada Savina sambil menceritakan tentang putrinya.“Pak Fazli, apa saya boleh bertemu dengan Shera?” tanya Savina dengan penuh rasa penasaran.“Tentu, sekarang dia ada di kamar. Mari saya antar,” ucap Fazli kepada Savina.Mereka berdua segera menuju ke kamar Shera yang terletak di lantai dua. Savina berdoa di dalam hati, semoga saja Shera mau menerima dirinya sebagai pengasuhnya.Sesampainya di kamar, Savina dan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Menyusun Siasat

    Shera sudah berada di bawah pohon mangga bersama Savina. Anak itu tersenyum senang karena sebentar lagi Savina pasti akan diusir oleh ayahnya. Ia merasa marah karena ayahnya selalu saja mendatangkan pengasuh untuk menemani dirinya, padahal Shera hanya ingin kehadiran seorang wanita yang dipanggilnya sebagai ibu di dalam hidupnya.“Sus, bagaimana? Apa Sus Vina sudah siap?” tanya Shera dengan tatapan lekat.Savina hanya tersenyum lembut, wanita itu mengangguk dan menghampiri gadis kecil yang tengah mengamati dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki.“Tentu saja, Sus sudah pasti tidak akan menyerah,” kekeh Savina sambil bersiap-siap memanjat pohon mangga dan memetik buahnya untuk Shera.Savina segera mulai memanjat pohon mangga yang tinggi menjulang. Ia bahkan tidak merasa takut atau gentar ketika gerombolan semut merah merayapi tangannya dan menggigit beberapa bagian tubuhnya. Kalau saja tidak memikirkan tantangannya kepada Shera, mungkin Savina sudah menyerah.Setelah berusaha denga

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rahasia Shera

    “Tunggu, sebenarnya Mbok Nah tidak memikirkan apapun. Mbok Nah hanya sedih memikirkan Shera,” Mbok Nah berbicara dengan bibir bergetar. Wanita itu tertunduk dalam dengan isak tangis yang pecah di hadapan Savina.“Shera? Ada apa dengan Shera?” Savina tampak terkejut dan bertanya kepada Mbok Nah, Wanita itu merasa penasaran dengan rahasia yang disembunyikan di rumah ini.“Shera telah kehilangan ibunya.” Mbok Nah berbicara dengan netra berkaca-kaca.“Kehilangan ibunya? M-maksud Mbok Nah, apa?” Savina bertanyan sambil mengernyitkan keningnya. Ia tidak habis pikir dengan ucapan Mbok Nah yang tengah berdiri di hadapannya.“Satu setengah tahun lalu, Bu Erlita pergi untuk melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Namun, sampai detik ini, Bu Erlita tidak pernah kembali.” Tangis Mbok Nah kembali pecah. Wanita itu bahkan tidak mampu melanjutkan ucapannya. Hanya suara isakan yang terdengar dari mulut Mbok Nah.Savina hanya menghela napas panjang, ia sepertinya paham dengan kondisi Mbok Nah. Wanit

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Si Kecil yang Pemberontak

    “Vin, ini yang membuat Bu Erlita meninggalkan Pak Fazli dan Shera,” ucap Mbok Nah dengan netra berkaca-kaca.DEG!Savina tampak terdiam sambil mengamati sesuatu di tangan Mbok Nah. Ia mengambil sebuah surat kabar yang diberikan kepadanya.“Apa ini, Mbok?” tanya Savina dengan tatapan keheranan. Ia bahkan tidak paham dengan sikap Mbok Nah.“Di situ ada berita yang memuat menghilangnya Bu Erlita. Mungkin kamu akan paham, kenapa Pak Fazli selalu saja tampak sedih ketika membahas mendiang istrinya.” Mbok Nah meminta Savina untuk mengamati baik-baik berita yang ada di sana.Savina membaca berita yang dimaksud oleh Mbok Nah, wanita tampak terdiam dengan tangan bergetar. Seketika lidahnya kelu ketika melihat sebuah nama yang tertera di sana.“Pesawat Flying Air dinyatakan hilang kontak setelah dua puluh menit mengudara. Kemungkinan seluruh penumpang dan crew tewas, setelah pesawat diperkirakan jatuh di laut jawa.” Savina terdiam dengan netra berkaca-kaca ketika membaca kalimat demi kalimat

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kesepakatan Di Antara Kita

    “Syarat? Syarat apa?” tanya Shera dengan tatapan lekat. Sepertinya anak itu mulai tertarik dengan permainan yang akan ditawarkan oleh Savina.Savina tersenyum kecil dan mulai mengatur siasat. Ia tidak boleh kalah oleh Shera. Mungkin selama ini, para pengasuh yang lain akan menyerah dengan kenakalan yang Shera ciptakan. Namun, hal itu tidak berlaku untuknya.“Tunggu sebentar!” ucap Savina sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya.Shera terkejut ketika melihat sebuah koin yang terletak di genggaman tangan Savina. Anak itu bahkan mengernyitkan keningnya dan menatap wajah Savina dalam-dalam.“Sus, koin itu untuk apa?” tanya Shera dengan tatapan lekat.“Sus akan melakukan permainan, sekarang kamu pilih gambar ini, kamu pilih angklung atau gambar garuda?” Savina menyodorkan koin yang berada di telapak tangannya kepada Shera. Wanita itu meminta Shera untuk memilih.“Kalau aku memilih gambar garuda, bagaimana?” Shera menujuk sisi koin yang akan dipilihnya.“Kalau kamu memilih gambar g

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Ibu Pengganti

    “Sus Vina, aku tidak akan membiarkanmu menggantikan posisi bunda. Sampai kapanpun, bunda akan tetap menjadi ibuku!” lirih Shera dengan tatapan yang begitu tajam.Shera menatap lekat ke arah Savina yang tengah berlalu dari hadapan mereka. Ada rasa marah yang tersimpan di dalam dadanya.“Yah, apa Ayah, akan mengganti bunda?” Shera bertanya kepada Fazli yang masih duduk di sampinya.“Shera, maksud kamu apa? Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Fazli hanya tersenyum kecil mendapat pertanyaan seperti itu dari putrinya. Laki-laki itu bahkan hanya terkekeh mendengar pertanyaan yang cukup menggelikan baginya.“Apa Ayah, sudah tidak mencintai bunda?” Shera kembali melontarkan pertanyaan yang membuat Fazli mengernyitkan keningnya.“Shera, kamu bicara apa?” Fazli mencubit pipi putrinya yang tampak menggemaskan. Luka hatinya saja belum sembuh karena kehilangan Erlita, mana mungkin dirinya akan sanggup mencari pengganti wanita itu? Rasa cintanya kepada Erlita begitu besar dan sampai kapanpun, posis

Bab terbaru

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Dikhianati

    "Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya."Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kenapa Sulit Bagiku

    "Apa Ibu tidak salah mendengar?"ucap Savina masih belum percaya dengan kedatangan Fazli ke rumahnya. Menurutnya dirinya sudah tidak ada masalah lagi dengan mantan majikannya itu sejak Fazli memintanya berhenti bekerja. "Vina, Ibu memang sudah tua, tapi belum terlalu pikun. Orangnya sedang duduk di kursi, kamu temui saja sendiri, nanti kamu akan tahu sendiri apa itu Pak Fazli atau bukan,''jawab Bu Sarmah meminta putrinya menemui laki-laki yang datang pagi ini ke rumah mereka. Savina awalnya tampak ragu untuk menemui laki-laki yang mengaku sebagai Fazli. Wanita itu merasa khawatir jika benar itu Fazli, pasti ada sesuatu yang membuatnya datang jauh-jauh ke desa ini. Tapi apa masalahnya?Bu Sarmah mendesak putrinya agar menemui Fazli, ia merasa kasihan karena tamunya itu sudah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Savina lalu memperbaiki jilbabnya dan dengan hati yang penuh tanda tanya, wanita itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Benar saja saat sampai di ruang

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak di Undang

    "Nadia, untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu, sekarang aku ingin fokus dengan kesembuhan Shera,"ucap Fazli ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia lewat ponselnya. Wanita itu ingin datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shera."Tapi Mas, aku mau meringankan beban kamu,"protes Nadia, ia merasa keberatan dengan keputusan Fazli."Nadia, cobalah mengerti keadaanku,"potong Fazli cepat.Walaupun Nadia bersikeras dan keberatan dengan keputusan sepihak Fazli namun, laki-laki itu tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan Nadia bertemu dengan Shera sementara waktu. Saat ini baginya kesembuhan Shera adalah yang utama, jika Nadia masih menemui sang putri ia khawatir ini akan memperburuk keadaan.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia, Fazli meletakkan ponselnya di atas meja. Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya keluar dari jendela kaca rumah sakit. Suasana langit ibu kota tampak sudah mulai gelap.Jika hatinya sekarang tidak sedang bersedih pa

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Bagaimana Kalau Ia Kembali

    Pagi ini Fazli baru saja membuka matanya ketika sinar matahari menembus masuk kedalam ruang perawatan Shera. Laki-laki itu merapikan rambut tebalnya dengan jari-jarinya.Fazli membasahi kerongkongannya dengan beberapa teguk air mineral, sejenak ia menatap tubuh mungil Shera yang masih meringkuk di balik selimut.Fazli menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, sepanjang malam Shera selalu memanggil nama Savina.'Shera apa Ayah salah? Mengusir Sus Savina dari rumah kita,'bisik batin Fazli.Laki-lakimitu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Setiap sang putri memanggil nama Savina, hati laki-laki itu merasa sedih. Sebagai seorang ayah, Fazli dapat merasakan arti dari semua panggilan penuh kerinduan.'Tapi aku tidak bisa menerima sikap Shera kepada Nadia,'bisikan lain di dalam hati Fazli. Seketika laki-laki itu merasa bimbang, menuruti kata hati atau mendengarkan pendapat dari Nadia wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Fazli mengusap wajah putrinya lembut, selama ini b

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Selalu Memanggilnya

    "Tidak, aku mau Sus Savina yang menggantikan Bunda!"jawab Shera sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Nadia yang terdiam di kamar. "Shera, kamu mau kemana?"ucap Fazli bertemu dengan putrinya. "Ayah, aku mau menyusul Sus Vina,"jawab Shera berlutut di hadapan ayahnya. Seakan anak kecil itu memohon Fazli mau mengabulkan keinginannya untuk bertemu dengan Savina. "Shera, rumah Sus Vina jauh dari sini, lagi pula ayah tidak tahu alamatnya di mana. Shera sekarang kamu masih memiliki Ayah, Ayah berjanji akan membuatmu bahagia Nak,"bujuk Fazl sekuat tenaga menenangkan Shera yang terus menangis. Shera mengatakan ia tidak mau Nadia sebagai pengganti ibunya, dirinya ingin Savina. Fazli menghela napas panjang, permintaan yang tidak mungkin dikabulkannya. Sekarang dirinya sudah bertunangan dengan Nadia. Nadia mendekati keduanya, tapi Shera menunjukkan sikap penolakannya. "Nadia, sebaiknya kamu pulang dulu, sepertinya Shera belum bisa menerima ini semua,''ucap Fazli meminta Nadia

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Mau Sus Savina

    "Shera, Sus Savina sudah tidak di sini,''ucap Nadia sambil memeluk tubuh mungil Shera dari arah belakang. Wanita itu mengecup puncak kepala Shera lembut.Shera menangis sejadinya, ia tidak percaya orang yang begitu disayanginya selama ini pergi begitu saja tanpa memberitahunya.Shera menjatuhkan tubuhnya di lantai, isak tangis gadis kecil itu semakin kencang. Suaranya yang memanggil nama Savina memenuhi ruangan itu."Sus, jangan tinggalkan aku!"Shera bangkit dan berlari menuju lemari pakaian Savina. Tangis anak kecil itu semakin kencang ketika membuka pintu dan mengetahui lemari itu sudah kosong. Savina benar-benar sudah pergi meninggalkan dirinya.Shera terduduk di pangkuan Nadia, ia menumpahkan semua air matanya sambil terus memanggil nama Savina."Shera kamu jangan bersedih, sekarang ada tante. Tante sangat menyayangi kamu,''ucap Nadia seraya kembali mengecup puncak kepala Shera lembut serta membelai rambut Shera.Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Shera dengan kuat mendoro

DMCA.com Protection Status