Share

Andam Karam

Penulis: Ellina Zarima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, apa ini keluarga Ibu Savina?” tanya dokter itu dengan nada ramah.

“Betul, kami keluarganya!” jawab Rista dengan nada ketus. Jujur dirinya merasa enggan mengakui Savina sebagai keluarganya. Wanita itu tidak akan pernah sudi memiliki adik ipar seperti Savina.

“Bagaimana keadaan Savina, Dok?” tanya Bu Leni dengan perasaan was-was.

“Maaf, saya sudah berusaha namun janin itu tidak dapat diselamatkan,” dokter itu berbicara dengan tatapan sendu. Ada penyesalan yang tergambar di wajahnya.

“A-apa? M-maksud Dokter cucuku tidak dapat diselamatkan?” tanya Bu Leni dengan wajah terkejut.

“Ya, saya dan tim dokter yang lain sudah berusaha, namun ternyata Tuhan lebih sayang dengan janin itu. Semoga Ibu dan keluarga sabar menghadapi semua ini.” dokter itu kembali berbicara dengan nada parau. Ia sangat paham dengan rasa kehilangan yang tengah dirasakan Bu Leni dan menantunya.

Bu Leni hanya mengangguk dan berusaha menguatkan hatinya. Wanita itu mengangguk sebagai bentuk penghormatan kepada dokter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Istimewa

    Firman tampak memapah istrinya memasuki rumah Bu Leni. Laki-laki itu begitu sabar mendampingi Savina selama menjalani pemulihan di rumah sakit. Ia bahkan berusaha menghibur Savina meski istrinya sangat sulit untuk tersenyum dan terkesan ingin menghindar darinya.“Mas, terima kasih sudah mengurusku dengan baik. Aku merasa menjadi beban untukmu dan keluargamu. Seharusnya aku yang merawatmu, tapi yang terjadi justru sebaliknya.” Savina berbicara dengan tatapan nanar. Wanita itu merasa bersalah karena sudah merepotkan Firman dan keluarganya.“Vin, kamu bicara apa? Aku ini suamimu dan sudah sepantasnya aku mengurus dan merawatmu. Aku melakukan semua ini dengan ikhlas. Sekarang lebih baik pulihkan kondisimu dan jangan berpikir yang macam-macam!” Firman meminta istrinya untuk beristirahat. Ia tidak ingin Savina banyak beraktivitas mengingat kondisinya belum benar-benar pulih.Setelah menyelimuti tubuh Savina, Firman keluar dari kamar dan meninggalkan wanita itu sendirian. Sebagai seorang sua

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rahasia Suamiku

    “Assalamualaikum!” ucap Nayra ketika memasuki kamar Savina. Wanita itu menatap Savina yang masih terbaring di ranjangnya.Savina tampak terkejut. Ia hampir tidak percaya kalau ada seorang wanita cantik yang tengah memasuki kamarnya. Seketika jantungnya berdetak kencang ketika ia menyadari sosok yang tengah mendekat ke arahnya. Ya, dia tahu kalau wanita itu adalah Nayra, mantan kekasih suaminya.“W-waalaikumussalam,” jawab Savina dengan nada bergetar. Lidahnya terasa kelu ketika melihat kedatangan Nayra.“Savina, apa kabar? Aku dengar dari Firman, kamu katanya sedang sakit.” Nayra tampak tersenyum penuh arti. Ia bahkan tengah menatap lekat wajah Savina yang tampak gugup.“K-kabarku baik,” Savina menjawab singkat dengan dada yang berdebar kencang. Ia semakin yakin kalau Nayra akan merebut posisinya. Firman bahkan sengaja mengabari wanita itu tentang kondisi dirinya. Apa Firman memang menginginkan pernikahan mereka segera berakhir dan menggantikan posisinya dengan Nayra? Kalau benar, sun

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Madu dari Mertuaku

    “Mas, apa benar kamu akan menikahi Nayra?” lirih Savina dengan tatapan kosong. Bibirnya tampak bergetar dengan air mata yang mengalir deras di wajahnya.Firman trekejut dengan wajah pias. Laki-laki itu masih terdiam dengan jantung yang berdetak semakin kencang. Ada perasaan sesak yang seketika menyergap di dalam dadanya.“Vin, maksud kamu apa? Kenapa kamu berbicara seperti itu?” tanya Firman dengan tatapan lekat. Ia seakan tengah mengendalikan diri untuk terlihat normal di hadapan istrinya.“Mas, aku tahu kalau kamu akan menikahi Nayra karena aku tidak mampu memberikan keturunan. Aku bahkan tidak mampu mewujudkan keinginan ibumu. Aku bahkan menjadi menantu yang gagal.” Savina terisak di hadapan Firman dan meratapi nasibnya.“Vin, ini tidak seperti yang kamu bayangkan. Apapun yang terjadi, perasaanku kepadamu masih tetap sama. Aku mencintiamu dan selamanya akan seperti itu.” Firman berusaha meyakinkan Savina kalau rasa cintanya masih sama. Ia bahkan berani menjamin kalau cintanya tidak

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Di Antara Dua Pilihan

    “Bagaimana? Apa kamu menerima Nayra sebagai madumu?” bisik Bu Leni dengan senyum penuh kemenangan.Savina berusaha membendung air mata yang hampir tumpah. Napasnya terasa berat karena himpitan yang begitu besar di dalam dadanya. Ingin sekali dirinya berteriak dan menangis di pangkuan orang tuanya. Bagaiman mungkin seorang wanita seperti Bu Leni tega berbuat kejam kepadanya? Ini adalah sebuah pukulan telak baginya.“Kenapa kamu masih diam? Apa kamu tidak setuju dengan rencana pernikahan suamimu? Dengan atau tanpa restu darimu, Firman akan tetap menikah dengan Nayra!” ucap Bu Leni dengan nada penuh penekanan.“Bu, aku ingin meminta cerai kepada Mas Firman. Aku tidak mau dimadu!” Savina berbicara dengan tatapan tajam. Wanita itu berusaha meredam rasa sakit yang tengah menyayat-nyayat hatinya. Ia bahkan tidak sudi untuk menjadi keset di keluarga suaminya. Selama ini, dirinya sudah cukup lama diam dan mengalah dan hari ini, Savina memutuskan untuk melawan keputusan kejam ibu mertuanya.“O,

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Hanya Maut yang Dapat Memisahkan

    Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Savina yang masih berdiri di ruang keluarga. Ada nada ketakutan yang terkandung di sana.“V-vin, kamu mau ke mana?” tanya seseorang dengan tatapan yang begitu tajam.Savina segera menengok ke asal suara, wajahnya tampak terkejut ketika melihat seseorang yang tengah berdiri tidak jauh darinya.“Vin, kamu mau ke mana? Kenapa kamu membawa koper sepagi ini?” tanya Firman dengan wajah panik. Laki-laki itu benar-benar tidak menyangka dengan tindakan istrinya.“Mas, aku hanya ingin berpamitan denganmu. Aku doakan semoga saja rencana pernikahanmu dengan Nayra akan berjalan lancar. Aku memang tidak dapat memberikan apa yang menjadi keinginan terbesar ibumu dan aku memilih untuk mundur.” Savina berbicara dengan wajah tertunduk. Bibirnya bergetar hebat ketika melihat sosok laki-laki yang sangat dicintai di dalam hidupnya.“Vin, apa kamu benar-benar ingin pergi dari sini? Apa kamu lupa kalau surgamu ada di mana? Setelah menikah, surgamu ada padaku dan aku harap

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Siasat Sang Mertua

    “Sekali kamu melangkah keluar dari rumah ini, aku ceraikan kamu Savina!” seru Firman dengan tatapan berkilat-kilat. Laki-laki itu bahkan tidak sudi menjawab salam dari istri yang sangat dicintainya.DEG!Savina terdiam dengan dada bergetar. Ia tidak menyangka kalau pria yang sangat dicintainya tega menjatuhkan talak kepadanya. Di saat ia menginginkan sebuah kesetiaan dari Firman, ternyata laki-laki itu memilih untuk mendua.Savina hanya menatap sekilas wajah suami dan ibu mertuanya. Ada luka menganga di dalam hatinya ketika melihat mereka bahkan tega meminta hal yang dapat menyakiti perasaannya.Wanita itu menggeleng dan tetap melanjutkan langkahnya. Ia tidak akan menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh derai air mata. Savina lebih memilih memupus rasa cintanya kepada Firman daripada melihat laki-laki itu bersanding dengan wanita lain.“Savina, mulai hari ini kamu bukan lagi istriku!” seru Firman dengan napas terengah-engah. Ada rasa sakit yang tengah menghujam jantungnya. Ia terpaksa

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kembali Menata Hati

    “Assalamualaikum,” ucap Savina sambil menyeret koper di tangannya. Wanita itu tampak tersenyum ketika melihat wajah tua yang tengah menatapnya dengan raut muka terkejut.“Waalaikumussalam, Vina. Mana Firman? Apa kamu datang bersama dengannya?” tanya Pak Rohim dengan penuh semangat. Laki-laki itu bahkan keluar dan mencari keberadaan menantunya. Namun, hanya kekecewaan yang tergambar di sana.“Maaf, aku pulang sendiri tanpa Mas Firman,” jawab Savina dengan wajah tertunduk. Ia meremas jari-jemarinya yang saling bertautan satu sama lain.“S-sendiri?” tanya Pak Rohim dengan tatapan terkejut. Ingin sekali laki-laki itu bertanya banyak hal kepada putrinya, namun ada rasa tidak tega melihat gelagat yang ditunjukkan oleh Savina.“Duduklah, ibumu sedang ada di belakang memetik daun singkong!” ucap Pak Rohim sambil membimbing putrinya yang masih tampak tertunduk dalam. Laki-laki itu bergegas masuk ke dalam mengambilkan segelas air putih untuk Savina.“Minumlah, kamu pasti haus!” Pak Rohim mengan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tetangga Julid

    Savina menangis sepuasnya di hadapan Bu Sarmah dan Pak Rohim, ia mengadukan semua kesedihannya kepada Sang Pencipta tentang masalah yang tengah menghimpitnya. Wanita itu bahkan sudah ikhlas kalau harus melepaskan Firman sebagai suaminya.“Nduk, sekarang kamu harus lebih mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Apa yang terjadi di dalam hidupmu, semua adalah karena izinNya. Jadi, jangan pernah tinggalkan Gusti Allah di setiap langkah dan keseharianmu!” Pak Rohim meminta putrinya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Laki-laki itu tahu kalau Savina memiliki permasalahan yang sangat berat di usia yang terbilang muda.“Pak, Vina sadar kalau Vina tidak dapat memberikan anak untuk Mas Firman. Vina juga tidak akan memaksa Mas Firman untuk tetap bertahan bersama Vina. Mas Firman berhak membahagiakan ibunya.” Savina berbicara dengan netra berkaca-kaca.“Nduk, lebih baik kamu menenangkan diri dulu di sini. Setelah pikiranmu tenang, kamu bisa memilih langkah apa yang akan kamu pilih untuk menap

Bab terbaru

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Dikhianati

    "Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya."Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kenapa Sulit Bagiku

    "Apa Ibu tidak salah mendengar?"ucap Savina masih belum percaya dengan kedatangan Fazli ke rumahnya. Menurutnya dirinya sudah tidak ada masalah lagi dengan mantan majikannya itu sejak Fazli memintanya berhenti bekerja. "Vina, Ibu memang sudah tua, tapi belum terlalu pikun. Orangnya sedang duduk di kursi, kamu temui saja sendiri, nanti kamu akan tahu sendiri apa itu Pak Fazli atau bukan,''jawab Bu Sarmah meminta putrinya menemui laki-laki yang datang pagi ini ke rumah mereka. Savina awalnya tampak ragu untuk menemui laki-laki yang mengaku sebagai Fazli. Wanita itu merasa khawatir jika benar itu Fazli, pasti ada sesuatu yang membuatnya datang jauh-jauh ke desa ini. Tapi apa masalahnya?Bu Sarmah mendesak putrinya agar menemui Fazli, ia merasa kasihan karena tamunya itu sudah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Savina lalu memperbaiki jilbabnya dan dengan hati yang penuh tanda tanya, wanita itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Benar saja saat sampai di ruang

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak di Undang

    "Nadia, untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu, sekarang aku ingin fokus dengan kesembuhan Shera,"ucap Fazli ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia lewat ponselnya. Wanita itu ingin datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shera."Tapi Mas, aku mau meringankan beban kamu,"protes Nadia, ia merasa keberatan dengan keputusan Fazli."Nadia, cobalah mengerti keadaanku,"potong Fazli cepat.Walaupun Nadia bersikeras dan keberatan dengan keputusan sepihak Fazli namun, laki-laki itu tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan Nadia bertemu dengan Shera sementara waktu. Saat ini baginya kesembuhan Shera adalah yang utama, jika Nadia masih menemui sang putri ia khawatir ini akan memperburuk keadaan.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia, Fazli meletakkan ponselnya di atas meja. Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya keluar dari jendela kaca rumah sakit. Suasana langit ibu kota tampak sudah mulai gelap.Jika hatinya sekarang tidak sedang bersedih pa

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Bagaimana Kalau Ia Kembali

    Pagi ini Fazli baru saja membuka matanya ketika sinar matahari menembus masuk kedalam ruang perawatan Shera. Laki-laki itu merapikan rambut tebalnya dengan jari-jarinya.Fazli membasahi kerongkongannya dengan beberapa teguk air mineral, sejenak ia menatap tubuh mungil Shera yang masih meringkuk di balik selimut.Fazli menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, sepanjang malam Shera selalu memanggil nama Savina.'Shera apa Ayah salah? Mengusir Sus Savina dari rumah kita,'bisik batin Fazli.Laki-lakimitu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Setiap sang putri memanggil nama Savina, hati laki-laki itu merasa sedih. Sebagai seorang ayah, Fazli dapat merasakan arti dari semua panggilan penuh kerinduan.'Tapi aku tidak bisa menerima sikap Shera kepada Nadia,'bisikan lain di dalam hati Fazli. Seketika laki-laki itu merasa bimbang, menuruti kata hati atau mendengarkan pendapat dari Nadia wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Fazli mengusap wajah putrinya lembut, selama ini b

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Selalu Memanggilnya

    "Tidak, aku mau Sus Savina yang menggantikan Bunda!"jawab Shera sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Nadia yang terdiam di kamar. "Shera, kamu mau kemana?"ucap Fazli bertemu dengan putrinya. "Ayah, aku mau menyusul Sus Vina,"jawab Shera berlutut di hadapan ayahnya. Seakan anak kecil itu memohon Fazli mau mengabulkan keinginannya untuk bertemu dengan Savina. "Shera, rumah Sus Vina jauh dari sini, lagi pula ayah tidak tahu alamatnya di mana. Shera sekarang kamu masih memiliki Ayah, Ayah berjanji akan membuatmu bahagia Nak,"bujuk Fazl sekuat tenaga menenangkan Shera yang terus menangis. Shera mengatakan ia tidak mau Nadia sebagai pengganti ibunya, dirinya ingin Savina. Fazli menghela napas panjang, permintaan yang tidak mungkin dikabulkannya. Sekarang dirinya sudah bertunangan dengan Nadia. Nadia mendekati keduanya, tapi Shera menunjukkan sikap penolakannya. "Nadia, sebaiknya kamu pulang dulu, sepertinya Shera belum bisa menerima ini semua,''ucap Fazli meminta Nadia

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Mau Sus Savina

    "Shera, Sus Savina sudah tidak di sini,''ucap Nadia sambil memeluk tubuh mungil Shera dari arah belakang. Wanita itu mengecup puncak kepala Shera lembut.Shera menangis sejadinya, ia tidak percaya orang yang begitu disayanginya selama ini pergi begitu saja tanpa memberitahunya.Shera menjatuhkan tubuhnya di lantai, isak tangis gadis kecil itu semakin kencang. Suaranya yang memanggil nama Savina memenuhi ruangan itu."Sus, jangan tinggalkan aku!"Shera bangkit dan berlari menuju lemari pakaian Savina. Tangis anak kecil itu semakin kencang ketika membuka pintu dan mengetahui lemari itu sudah kosong. Savina benar-benar sudah pergi meninggalkan dirinya.Shera terduduk di pangkuan Nadia, ia menumpahkan semua air matanya sambil terus memanggil nama Savina."Shera kamu jangan bersedih, sekarang ada tante. Tante sangat menyayangi kamu,''ucap Nadia seraya kembali mengecup puncak kepala Shera lembut serta membelai rambut Shera.Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Shera dengan kuat mendoro

DMCA.com Protection Status