Beranda / Rumah Tangga / Ketika Adikku Inginkan Suamiku / Bab 35. Serangan di Kamar Mandi

Share

Bab 35. Serangan di Kamar Mandi

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 07:02:08

*****

Awas kau!” kembali Rara mengancamku sambil mengikuti langkah Papa yang menyeretnya dengan kasar. Kubalas dengan senyum   miring.

Aneh! Seharusnya dia malu karena ketahuan akal liciknya terhadap Mas Diky. Perempuan itu benar-benar sudah putus urat syaraf. Sama seperti ibunya, udah tahu kelakuan anak bejad, masih saja membela.

“Kita juga pulang, Sayang, ayo!” Mas Diky memeluk bahuku.

“Ya, urusan kita belum selesai! Kita selesaikan di rumah!” ancamku melepaskan tangannya. Dengan berjalan cepat, aku menuju parkiran, mengeluarkan motor meticku, lalu meluncur pulang.

Nenek dan Ibu menyambut di teras. Kedua wanita itu terlihat semringah. Terutama Ibu. Rambut panjangnya di sanggul rapi ke belakang. Beberapa anak rambut itu lepas, menutupi sampai ke batas mata, mirip poni di keningnya.

“Subhanallah … Ibu …,” ucapku langsung menghambur memeluknya

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 36. Rumah Tanggaku Di Ujung Tanduk

    *****Mas Diky menyambar kunci kontak motornya dan jaket kulit yang tergantung di belakang pintu kamar.“Aku berangkat, ya, Sayang!” ucapnya mengecup keningku. Lalu melangkah pergi.“Berhenti!” teriakku tiba-tiba. Mas Diky terkejut, menghentikan langkah dan langsung berbalik menghadapku.“Ai …,” sergahnya masih tak percaya.“Dengar, Mas! Baru malam tadi kita berbaikan. Kita telah berhasil menghadapi masalah yang mendera hubungan kita. Pagi ini, kita akan merayakannya. Kenapa sekarang kau tiba-tiba ingin membatalkannya? Bahkan tanpa berpikir dua kali, kau langsung membuka peluang untuk munculnya masalah berikutnya!”“Apa maksudmu, Sayang?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 37. Suamiku Sayang

    ****Ketukan halus di pintu kamar membuatku tersadar, bahwa ada Ibu dan Nenek yang masih menuggu di luar. Menuggu untuk diajak jalan-jalan, seperti janjiku dan janji sang menantu.“Ibu, masuk!” kataku berusaha mengulas senyum. Kubalikkan wajah pura-pura merapikan sepre kasur, agar berkesempatan menyeka air mata yang sempat tumpah di pipi.“Kenapa Nak Diky pergi dengn terburu-buru, Nduk?” tanyanya meletakkan tubuh di bibir ranjang.“Oh, iya. Tiba-tiba dia dipanggil mendadak oleh ibunya. Sepertinya ada yang penting. Kita jadi, kan jalan-jalannya?” tanyaku membentuk ekspresi riang.“Ibu kok, mendadak males, ya. Maaf, ya, Mala! Ibu mau bertanam sayuran aja di halaman belakang, boleh?”“Maksud Ibu?” tanyaku kaget.“Ibu dan nenek gak biasa jalan-jalan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 38. Papa Mertua dan Mama Ratna  Menghilang

    ****“Mas Diky …! Mas sudah datang?”Aku dan Mas Diky kaget. Kami sangat kenal suara itu. Rara.“Tante! Kenapa Mas Diky disuruh pulang?” teriaknya sambil berlari ke arah Mama mertuaku.Mama Ratna hanya terpaku di depan gerbang. Sebuah keranjang belanjaan ditenteng di tangan kanan. Sepertinya mereka baru kembali dari pasar. Jadi ini sebabnya, aku tak mendengar suara mereka dari tadi. Pantas mertuaku bilang mereka menampungnya, rupanya dijadikan pembantu.“Tante, bukankah Tante menyuruh Mas Diky, datang sendiri? Kenapa ada Kak Mala dan Papa juga?” protesnya menatapku sinis. Kedua mertuaku hanya membisu.Papa melangkah menghampiri aku dan Mas Diky. “Diky, ada yang ingin Om tanya sama kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 39. Besanku Selingkuhanku

    ******POV RatnaTertatih aku dan Rara menyusuri jalanan kompleks. Entah ke mana kaki ini akan kubawa melangkah. Pulang ke kampung, aku malu. Orang kampung tahunya aku adalah nyonya. Nyanyo Ranto, pedagang dari Aceh yang sukses di kota Medan. Bagaimana tanggapan mereka bila aku pulang dengan tangan hampa, perhiasan mewah yang biasa melekat di badan pun dipreteli oleh Bang Ranto.Kejam! Bang Ranto memang kejam nian, tak hanya talak yang dia berikan, tapi juga kemiskinan dia sematkan di pundakku. Rara juga ikut-ikutan. Ngapaian coba dia ikuti aku. Harusya dia tetap bertahan di rumah itu! Keberadaannya di sana bisa kujadikan alasan untuk sering datang berkunjung. Sekalian aku bisa tebar pesona lagi di hadapan Bang Ranto. Secara, aku adalah perempuan yang pernah membuatnya terlelap dalam lautan madu asmara. Kalau dia kangen akan dasyatnya permainanku, pasti dia minta rujuk. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 40. Surga dan Dunia

    *****POV Ratna“Maaf, Bang. Saya yang salah,” ucapku meniup tangannya. Kukecup lembut jari telunjuknya. Lelaki botak itu menggeliat. Spontan ditariknya telunjuk kasar dan besar itu dari mulutku.“Cukup, sudah sana!” usirnya.Aku mendongah, dasterku kian tak karuan. Kutatap tepat ke manik-manik mata tuanya. Bola mata itu menghindar bersetatap. Membuang pandangan kembali ke layar tv. Aku tahu, itu hanya trik. Sesungguhnya, kini dia gelisah, dadanya berdebar, terbukti dari napasnya yang kian tak teratur. Apa lagi melihat wajahnya yang kian memerah, kutahu dia sedang menahan hasrat.“Abang marah?” tanyaku sembari bangkit.“Tidak, hanya saja, mulai besok, kamu tak perlu lagi membuatkan aku kopi di malam hari. Aku merasa tidak nyaman

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 41. Pukulan Telak Buat Rara

    *****Kembali POV MalaAku tak habis pikir melihat ibu mertuaku. Bagaimana bisa dia datang ke rumah ini, padahal aku dan Mas Diky sedang tidak ada di rumah. Yang ada di rumah hanya Ibu dan Nenek. Dua wanita yang pernah ditolaknya saat kubawa ke rumahnya dulu. Dua orang perempuan sederhana yang pernah direndahkan bahkan dihina tanpa memikirkan perasaanku sedikit pun.“Ky, tolong Mama, Nak! Tolong cari Papamu!” katanya memohon pada putrnya, tak sedikitpun dia melihat ke arahku. Padahal aku berdiri tegak di samping Mas Diky.“Ma, tenang kenapa, sih! Papa udah sering kek gini, kan? Dua atau tiga hari enggak pulang, itu udah biasa Papa lakukan, kenapa sekarang Mama stress?” protes Mas Diky meski tetap berusaha menenangkan hati ibunya.“Tapi iasanya selalu pamit, Ky! P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 42. Perselingkuhan Papa Mertua

    *****“Kau di sini, Sayang?” Mas Diky terseyum lebar, sambil memelukku mesra di hadapan Rara.“Kenapa kau lakuin ini ke aku, Mala!” gadis itu menatapku tajam. Tentu saja suamiku langsung memalangkan tubuh untuk melindungiku. Dia pasti khawatir gadis itu kerasukan lalu tiba-tiba menyerang.“Aku basah! Mala! Cepat kau keringkan!” teriaknya histeris. Benar dugaan kami. Rara menarik kasar jilbab instan yang melekat di kepalaku.Mas Diky menyambar tangannya, lalu membuangnya dengan kasar. Hampir saja gadis itu tersungkur karena tenaga Mas Diky terlalu kuat.“Jangan ganggu istriku! Sedikit saja kau sentuh dia, kulempar kau ke penjara! Paham!” ancam Mas Diky tegas.Kasihan Rara. Jujur, masih ada sedikit rasa iba di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 43. Rekaman Percakapan Duo Ulat Bulu

    ****Rekaman Percakapan Duo Ulat Bulu“Mana hapemu, La? Biar aku fotoin dan rekam percakapan mereka! Mungkin kita akan butuhkan nanti,” usul Rani, segera kuserahkan ponselku.“Bodoh banget si Herman botak itu, kan, Ra? Dengan mudahnya menyerahkan mobil ini ke mama. Cuma dengan beberapa kali permainan di ranjang, dia sudah klepek-klepek, hehehehe ….” Mama Ratna mengikatkan sabuk pengaman di pinggangnya.“Mungkin, Tante Lena yang sok kecakepan itu, udah letoi, Ma! Enggak pernah lagi bisa nyenengin suaminya. Om Herman ngeliat bokong dan dada Mama, langsung melayang dan lupa segalanya, deh!” timpal Rara. Keduanya tertawa lepas, mobil itu pun mulai melaju.“Ikuti mereka, Mas! Biar kita tahu di mana mereka tinggal!” pintaku kepada Mas Andy saat moil Papa mertua yang kini dikuasai duo ulat bulu mulai bergerak.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20

Bab terbaru

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 56.  Cinta itu masih ada di Hati Mama

    *****“Ibu mau ke mana?” tanyaku lembut.“Kamar mandi, ibu kebelet.”Kulepas pegangan di lengannya. Mungkin benar ibu kebelet, karena ancaman para preman menakutkan barusan. Mudah-mudahan, bukan karena kedatangan Papa.“Apa ini, Nak Anto?” tanya Nenek seraya menerima bungkusan dari Papa.Anto adalah nama panggilan Papa. Nama sebenarnya adalah Ranto, konon ceritanya, nama itu sengaja diberikan Kakek Almarhum kepada Papa. Dengan harapan Papa akan pergi merantau meninggalkan kampung halamannya di Aceh. Merantau untuk menuntut ilmu, pun belajar berbisnis. Harapan Kakek ternyata terwujud.“Ini ada martabak panas, rasa srikaya, makanan kesukaan –“ Papa tak melanjutkan ucapannya. Matanya menatap lurus ke arah pintu. Aku yakin, Ibulah yang sedang di carinya.

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 55. Rara Meminta Bantuan Preman

    *****Kembali ke POV Mala“Kamu enggak usah jenguk Papa ke rumah sakit, Sayang! Hari ini dia sudah boleh pulang. Kak Rahma akan membawa Papa ke rumah Mama,” kata Mas Diky sambil mengenakan seragam.“Alhamdulillan, Mas. Papa cepat pulih.”“Ya, tapi dia belum boleh mikir, apalagi mendapat tekanan. Biar aja Kak Rahma yang merawat dia di rumah.”“Ya, kita juga harus ikut merawat, kan?”“Tidak! Aku masih malas bertemu Papa! Bisa emosi aku nanti, kuhajar pula dia. Gawat, kan?”“Masalah ini tidak boleh dihadapi dengan kekerasan, Mas!”“Iya, tapi aku belum bisa, Sayang! Aku akan fokus ngurus kasus Mama, tadi malam Papamunelpon. Dia ngajak ketemuan di kantor pagi ini. Semoga usulannya untuk menyelesaikan kasus

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 54. Malaku Ngidam

    ******Masih diam terpaku, menatap tubuh menelungkup wanitaku. Bahu yang sedari tadi tak luput dari tatapan, terlihat mulai tenang. Tiada lagi goncangan. Isak, sedu dan sedan, raib sudah. Mungkinkah dia sudah berhenti menangis? Sepertinya iya. Kepala yang tanpa kerudung itu terangkat sedikit, tangan kanan mengusap wajah. Apakah istriku sedang mengusap air mata? Sepertinya, iya.Gegas aku bangkit dari bibir ranjang, berjingkat menuju pintu kamar, menggenggam handel pintu, membukanya pelan, berusaha tanpa derit. Lalu melangkah kembali keluar, menutup pintu dengan pelan, tetap berusaha agar tak menimbulkan deritan.Menarik napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Tiga kali, tiga kali aku melakukannya. Baru mulut bisa berucap.“Assalamualaikum! Mala ….”“Waalaikumusalam, Mas …!”

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 53.  Diky Lolos Dari Jebakan Rara

    ****Mala bolak-balik nelpon, tapi kuhiraukan. Biar saja dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Masih terlalu dini untuk meminta maaf padanya sekarang. Tetapi, panggilan dari Kak Rahma tak boleh kuhiraukan. Aku khawatir terjadi sesuatu dengan Papa, atau Tante Ratna.“Dik, kamu ke rumah sakit, deh, sekarang!” perintah Kak Rahma mengagetkan.“Kenapa, Kak. Papa baik-baik aja, kan?” tanyaku was-was.“Papa baik, kondisinya semakin stabil. Ini tentang Tante Ratna.”“Kenapa dia?” cecarku.“Kata Dokter, lukanya cukup dalam, dia belum sadar juga, terlalu banyak ngeluarin darah. Tadi, putrinya si Rara nelpon ke hape Tante Ratna, aku angkat. Sekarang dia di sini, ngamuk-ngamuk gak jelas. Ngancam-ngancam gitu.”“Bilang aj

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 52. Kapan Kau  Mencintaiku, Mala?

    *****POV DikyAku masih tak percaya dengan kenyataan yang terjadi sekarang ini. Papa berselingkuh dengan perempuan lain saja sudah membuatku sesak napas. Ternyata Papaku begitu menjijikkan. Saat aku ingin meminta pertanggung jawab, dia malah memilih pingsan. Serangan jantung, kata dokter. Padahal menurutku, itu hanya taktik diaa untuk lari dari masalah. Pasti dia enggan berurusan denganku setelah rahasianya terbongkar. Tertangkap basah lagi. Iya, tertangkap basahlah namanya, karena aku dan istriku menangkap mereka dalam keadaan sudah basah. Basah karena peluh dan mungkin cairan lainnya. Yang menjijikkan tentu saja.Sekarang timbul lagi masalah yang jauh lebih rumit. Mamaku ternyata sama parahnya. Dia nekat menusuk selingkuhan Papaku yang juga pernah menjadi selingkuhan Papa istriku. Rumit, ya? Mamaku menusuk mertua tiriku, yang ternyata selingkuh dengan papaku. Arrrrgh! Sakit kepalaku

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 51. Solusi Dari Ibu

    *****Aku segera meraih jaket dan jilbab instan yang tergantung di balik pintu kamar. Memasukkan ponsel dan dompet ke dalam tas sandang, meraih kunci motor di atas nakas, lalu setengah berlari keluar dari kamar.“Mala!”Duh! Aku lupa di rumah ini aku tidak sendiri, meski suamiku berulah lagi. Masih ada Ibu dan Nenek yang begitu peduli.“Mau ke mana? Buru-buru amat?” tanya Ibu seraya bangkit dari sofa di ruang tengah. Nenek mengalihkan tatapannya dari layar tv, kini menatapku dengan teliti.“Aku mau … eh, anu, Bu. Aku mau ….”“Mala …. Sayang? Kamu baik-baik saja, kan, Nak?” Ibu meraba pipiku.“Aku baik, Bu. Aku Cuma mau ke rumah sakit, mau liat keadaan perempuan itu,” jawabku berdallih.

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 50. Ancaman Rara

    *****Jujur, aku mulai lelah menjalani rumah tangga ini. Sudah mulai timbul rasa bosan dalam membina hubungan ini. Sikap dan watak Mas DIky teramat menyebalkan. Sifat kanak-kanaknya tak juga berubah. Gampang meledak-ledak seperti anak kecil, yang jiwanya belum matang. Aku masih harus terus menerus mempelajari sifat dan karakternya. Harus berusaha memahami segala kekurangannya, dan berusaha menempa jiwanya agar matang dan dewasa.Tetapi, kenapa hal ini tidak berlaku sebaliknya, coba? Harusnya dia juga berbuat yang sama! Dia juga harus memahami sifat dan karakterku. Bagaimana mungkin dia berfikir aku menelepon Reno, lalu mencurahkan isi hatiku, mengadukan keluh kesahku. Mala bukan type perempuan seperti itu, kan? Kenapa dia langsung meledak-ledak menuduh?Jika dia menduga seperti itu, bukankah harus bertanya dul

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 49. Suamiku Kumat Lagi

    ****“Maaaa! Mama kenapa senekat ini?” Mas Diky berteriak.Ratna ambruk, darah segar merembes membasahi dasternya yang terbalik. Mama mertuaku tersenyum seperti menyeringai.Ibu dan Nenek berlari dari kamar mereka. Menatap pemandangan yang tak diduga sama sekali.“Sudah, Ken! Sudah kutuntaskan dendammu! Aku tahu kau tidak pernah sakit, hatimulah yang terluka, bukan jiwamu! Tolong jaga Diky putraku, juga cucuku di perut putrimu! Biar aku saja yang menanggung semua ini. Kau di sini saja, jaga cucu kita, ya!” Mama menatap Ibu sendu.“Kak Lena? Kau? Jadi?” Ibu terperangah, dia kesulitan untuk berkata-kata. Bola matanya membulat sempurna.“Ya, Ken. Iya. Maaf, mengagetkanmu.”“Bang! Cepat bawa dia ke rumah sakit! Cepat!” perintahku kepada Bang Anwar. Segera

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 48.  Kejutan Dari Mama Mertua

    *****“Rahma! Bisa kau jelaskan apa sebenarnya yang telah terjadi dengan papamu?” Mama mertua tiba-tiba menegakkan tubuh. Matanya berkilat dengan sorot tajam, menatap anak dan menantunya satu persatu.“Tidak ada apa-apa, Ma! Mama tenanglah!” bujuk Kak Rahma mengelus punggung ibunya.“Diky! Kau juga tak mau berkata jujur!” tuntutnya kepada suamiku.Mas Diky bergeming.“Anwar! Kau juga tak mau jujur?”Bang Anwar menatap istrinya, seolah minta persetujuan. Kak Rahma menggeleng.“Tinggal kau Mala! Kau juga tak mau menjelaskan pada Mama? Atau, jawaban ibumu adalah jawabanmu?” dia kini menatapku lekat.“Kak Rahma, Mas! Lebih baik kalian berterus terang saja! Untuk apa lagi, sih, kalian menyembunyikan hal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status