Share

Bab 2

Siapa sebenarnya orang itu?

Kenapa dia bisa memasang raut wajah yang sedemikian bejat?

Aku menelan air liurku dalam keadaan masih terduduk di atas lantai.

Air yang bercampur lumpur mengalir dari tubuhku hingga ke ujung kakiku, lalu menjulur ke permukaan lantai.

Aku ingin sekali menampar diriku saat teringat kembali semua penumpang bus yang kemungkinan telah melihat tampangku saat dilecehkan barusan!

Seketika, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi peristiwa yang baru saja terjadi.

Aku bangkit berdiri dan menanggalkan pakaian dari tubuhku, bersiap untuk membersihkan diri.

Tepat pada saat ini, notifikasi pada ponsel menarik perhatianku.

Aku tersadarkan kembali dan segera melihat layar ponsel yang menyala. Kemudian, aku segera meraih ponselku dengan sedikit kebingungan.

Notifikasi sebuah permintaan pertemanan.

Nama panggilan dan foto pada profil akun tersebut kosong.

Aku sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya aku menerima permintaan pertemanan itu.

Saat aku menerima permintaan pertemanan tersebut, akun itu segera mengirimi sebuah foto.

Jantungku sontak berdebar kencang, tanganku lemas dan langsung melepaskan ponsel hingga menghantam lantai dengan keras.

Aku membuka kedua mataku lebar-lebar, jantungku masih berdebar dengan kencang, sementara kedua tangan yang masih mengambang di tengah udara sontak gemetar hebat.

Foto yang dikirim oleh akun barusan adalah foto diriku saat sedang di bus barusan.

Pada foto itu, tangan seorang pria sedang menjarah kesucianku, sementara sebagian samar-samar yang ada di balik rokku terekspos pada foto tersebut.

Aku mengambil kembali ponselku dengan tangan yang masih gemetaran.

"Siapa kamu?"

Orang itu tidak menjawab pertanyaanku.

"Barusan aku melihatmu sangat menikmati pelayanan dariku, kenapa sekarang kamu malah sok nggak kenal denganku?"

Bulu kudukku langsung merinding, aku masih berdiri di depan pintu kamar mandi dengan keadaan sekujur tubuh yang sudah gemetaran.

Apa yang sebenarnya orang ini inginkan?

Apa dia ingin memeras uangku ....

Selain itu, bagaimana cara orang ini mendapatkan kontak informasiku?

Bulu kudukku masih saja merinding, rasa ngeri tak berujung menghantuiku. Aku tanpa sadar menggenggam ponselku dengan erat.

Notifikasi sebuah pesan kembali berbunyi.

Aku menatap layar ponsel dalam keadaan merinding.

Aku hanya melirik sekilas, tetapi aku segera ketakutan setengah mati.

Orang itu hanya mengucapkan satu kalimat, "Kamu pandai menggoda, ya. Bisa-bisanya membuka jendela dalam keadaan tanpa busana seperti itu."

Aku segera mendongakkan kepala, jendela yang ada di dalam kamar mandi sedang terbuka, sementara tirai yang ada pada jendela tersebut terbuka beberapa kali karena embusan angin yang cukup kencang.

Aku segera beranjak menutup jendela tersebut dan menarik kembali tirai hingga jendela tertutup rapat.

Apa orang itu memasang kamera pengawas di rumahku?

Apa dia saat ini sedang mengawasiku?

Ponselku kembali berbunyi.

Sebuah pesan dari pria itu terpampang pada layar ponsel.

"Kamu terlambat, aku sudah merekam semuanya barusan. Tak ada gunanya kamu menarik tirai itu."

Hanya dalam sekejap mata, sebuah video pendek muncul di layar ponsel.

Di dalam video itu ada bayangan tubuhku tanpa busana sedang berdiri di depan pintu kamar mandi sambil menatap ponsel.

Aku menelan air liurku, sementara jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Aku mengambil sehelai handuk untuk menutupi tubuhku, lalu memperhatikan rumah tetangga yang ada di seberang rumahku melalui kaca jendela.

Aku hanya melihat sebuah lengan yang sedang menggoyang-goyangkan ponsel di belakang jendela rumah itu.

Orang itu berdiri di belakang tirai, sehingga aku tidak bisa melihat paras wajahnya.

Aku ketakutan dan langsung berjongkok, tanganku yang sedang menggenggam ponsel sedang gemetaran.

Tak disangka, pria itu kembali mengirim pesan padaku. Dia menyuruhku untuk naik bus pada jam yang sama pada esok hari dan menunggunya di sana.

Kepalaku hampir meledak, aku segera memblokir akunnya.

Pada saat aku bisa sedikit bernapas lega, di layar ponselku kembali muncul sebuah permintaan pertemanan.

Kali ini adalah sebuah akun yang berbeda diikuti dengan sebuah pesan verifikasi.

"Kalau kamu nggak datang, aku akan mengirim tampangmu yang murahan pada saat di bus kepada keluargamu."

Seharusnya tidak ada orang yang tinggal di seberang rumahku.

Bagaimana orang itu bisa mengetahui alamat tempat tinggal dan nomor ponselku, selain itu dia bahkan segera menempati rumah yang terletak tepat di seberang rumahku. Orang itu pasti sudah merencanakan semuanya untuk melakukan ini semua!

Kalau aku benar-benar tidak pergi, maka video dan foto-foto itu kemungkinan akan disebar ke semua orang.

Aku merasa sangat takut, tetapi di saat yang bersamaan ada rasa penantian yang juga muncul dari dalam hatiku.

Keesokan hari pun tiba.

Aku naik bus setelah melalui permukaan jalan yang penuh dengan genangan air.

Penumpang bus hari ini lebih sedikit dari biasanya, aku berdiri di posisi yang sama seperti kemarin, menunggu kedatangan pria itu dengan canggung.

Aku menggenggam tiang dengan erat sambil memperhatikan semua penumpang yang ada di dalam bus.

Apakah orang itu adalah pria yang mengenakan kacamata di sana atau yang sedang memainkan ponselnya? Atau mungkin ... dia adalah pria dengan tas jinjing yang jaraknya paling dekat denganku?

Aku menggigit bibirku, aku benar-benar tak tahu siapa pelakunya.

Semua orang yang ada di dalam bus ini terasa sangat mencurigakan.

Tiba-tiba saja, sebuah kain yang kasar menyentuh pahaku hingga membuatku gugup.

Seketika, seakan ada sebuah listrik yang mengalir di sekujur tubuhku. Aku tak berani bergerak, aku hanya menundukkan kepala dan tak berani mengeluarkan suara sedikit pun.

Benda itu semakin keterlaluan dan menggosok-gosokkannya ke tubuhku.

Saat aku memberanikan diri untuk menoleh, perasaan aneh itu tiba-tiba menghilang.

Pria yang membawa tas di belakangku berjalan melaluiku dengan paksa, dia terus menundukkan kepalanya sambil melihat ponsel yang ada di tangannya.

Ternyata dialah pelakunya!

Aku menghela napas lega, tetapi pada saat ini sebuah tangan yang dingin menjulur ke bagian atas pakaianku, lalu tangan itu pun memeluk pinggangku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status