Saat melihat para gadis yang ada di hadapanku, aku sontak mengerutkan keningku. Aku pernah melihat foto mereka, mereka adalah para gadis yang belum lama ini hilang tanpa jejak.Mereka menculik para gadis ini dan melakukan transaksi ilegal!Setiap gadis yang disukai oleh pembeli akan dijadikan sebagai mainan para laki-laki itu, bahkan menurut sumber ada yang hanya dibayar ratusan ribu untuk melakukan apa saja yang pelanggan mau.Setelah diperas hingga habis, gadis-gadis itu akan dijual ke pria tua yang tinggal di desa pelosok untuk dinikahi.Semua gadis yang diculik akan bernasib sama.Tepat pada saat ini, terdengar suara nyaring dari besi yang ada di belakangku. Pintu perlahan terbuka, kemudian sosok pria yang barusan bersamaku muncul di depan pintu. Pria itu menampilkan senyum puas di wajahnya, dia menunjuk ke arah gadis yang ada di dalam ruangan sambil berucap, "Lihatlah gadis-gadis di sini, semuanya cantik-cantik. Kamu mau yang mana? Aku akan memberimu harga spesial."Dia berbicara
Bagaimana dia tahu kalau ini bukanlah pintu keluarnya?Siapa dia?Apa dia ingin membantuku?Akan tetapi, bukankah dia pria berengsek yang menghabiskan uangnya untuk mencari hiburan semata, bagaimana mungkin dia ....Serentetan pertanyaan muncul dalam benakku. Aku menundukkan kepala, aku tak punya tenaga lagi untuk melawan.Aku tak bisa berpikir lagi, tak lama kemudian aku tergeletak di atas permukaan lantai dan kehilangan kesadaran sepenuhnya.Entah sudah berapa lama hingga aku akhirnya tersadar kembali dan mendengar suara orang yang sedang berbicara.Tamparan yang kencang dan pelan mendarat di pipi wajahku."Bangun, hei, bangunlah."Aku membuka mulut dan juga mataku. Saat ini, barulah aku menyadari kalau aku sedang terbaring di atas permukaan tanah yang berlumpur dan juga keras.Di depan mataku adalah langit yang gelap dan berwarna abu-abu, aku sontak buru-buru duduk tegap.Aku memegangi kepalaku yang terasa berat, sepertinya aku barusan diberi obat bius hingga tak sadarkan diri."Akh
Sebenarnya sudah berapa banyak wanita yang diculiknya?Saat memikirkan hal ini, aku mengepalkan tanganku dengan erat.Charles pura-pura terlihat ragu, tetapi akhirnya dia mengeluarkan beberapa gepok uang tunai dan menaruhnya di tangan pria tersebut.Pria itu sontak tersenyum lebar, kemudian dia membawa Charles pergi ke luar.Pada saat ini, Charles memberi isyarat melalui matanya.Charles menghempas jari pria itu hingga ke tempatku berdiri sambil berkata, "Tapi, aku ingin membawanya pergi bersamaku."Apa ada yang salah dengan isi kepala Charles?Mereka semua sudah tahu kalau aku adalah polisi, tetapi dia malah terang-terangan berkata ingin membawaku pergi, bukankah itu akan membuat mereka semua curiga?Aku membuka mulut, hendak memakinya, tetapi aku mengurungkan niatku.Pria itu melihat ke arahku setelah mengikuti arah jarinya. Dia tersenyum, kemudian memperhatikanku dari atas hingga ujung kaki seolah sedang curiga apa yang menarik dariku hingga membuat Charles tertarik seperti itu."Ba
Apakah orang ini sudah gila?Aku bahkan dapat melihat orang itu sedang berjalan ke arahku melalui celah karung, hingga akhirnya sepasang sepatu yang penuh dengan lumpur muncul dalam pandanganku.Ikatan tali pada tanganku sudah sepenuhnya terlepas.Semua sudah berakhir.Aku ketakutan dan berusaha memegang tali itu dengan erat agar aku terlihat seakan masih sedang diikat, tetapi aku tak menyangka Charles akan berjalan hingga ke sisiku, kemudian berkata dengan sedikit kesal, "Mana wanita yang kamu janjikan, apa kamu berniat membohongiku dengan membawaku ke tempat seperti ini.""Aku sudah memberimu uang cukup banyak."Pria itu tak banyak bicara dan segera menarik Charles ke tempat yang cukup jauh.Aku mengikuti mereka dengan perlahan."Kreak"Pintu terbuka.Bau yang menyerbak menusuk hidungku, aku pun tak kuasa mengerutkan keningku.Aku berjalan di belakang Charles, sementara dia pura-pura sedang sibuk memilih di dalam ruangan.Tiba-tiba, dia menjulurkan tangan dan memberikanku sesuatu yan
Meski pisau itu telah menggores wajahnya, dia tetap berbicara dengan tenang, "Tentu saja, aku sudah tahu sejak kamu sering naik bus itu."Jadi, siapa dia?Apa dia rekan pria yang ada di bus itu? Apa dia adalah orang pertama yang melecehkanku ketika di bus?Di benakku muncul banyak sekali wajah para penumpang bus, tetapi tak ada satu pun yang sesuai dengan wajah pria yang ada di hadapanku saat ini.Tepat pada saat ini, dia melambaikan tangannya seakan sedang menantangku.Aku mulai panik, aku seketika teringat kembali dengan orang misterius yang melambaikan tangan saat aku sedang di depan jendela kamar mandi rumahku.Ternyata dialah orangnya.Jadi mereka sejak awal sudah tahu kalau aku adalah polisi dan sengaja mempermainkanku dalam rencanaku sendiri?Akan tetapi, kenapa mereka tetap mengikuti rencanaku. Bukankah mereka harusnya menjauhiku setelah mereka tahu kalau aku adalah seorang polisi?Apa mereka memancingku seperti ini hanya untuk menangkapku saja?Serentetan pertanyaan muncul dal
Di dalam kendaraan umum di tengah malam, tangan seseorang perlahan menjulur ke arah bagian bawah rok yang kukenakan. Napas panas seorang pria asing berembus dari belakang telingaku.Aku menggenggam pintu kaca dengan erat. Aku tak bisa melihat rupa wajah pria itu dan hanya bisa merasakan lututnya sedang menempel di paha kakiku dengan sangat jelas."Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"Di tengah musim kemarau, rasa panas dan lembab menghantui setiap hari. Udara di tengah malam terasa pengap seakan baru saja turun hujan.Aku naik kendaraan umum dengan keadaan sekujur tubuh yang lepek.Aroma air hujan bercampur dengan bau keringat yang memenuhi seluruh bus. Aku berdiri di posisi bus yang berada dekat dengan pintu.Terkadang rintik hujan yang dingin dan tipis membasahi wajahku.Aku menghirup udara yang terasa amat dingin. Saat melihat bajuku yang dalam keadaan basah kuyup, aku tanpa sadar menarik kerah bajuku. Kain pakaian yang basah menempel pada permukaan kulitku dan
Siapa sebenarnya orang itu?Kenapa dia bisa memasang raut wajah yang sedemikian bejat?Aku menelan air liurku dalam keadaan masih terduduk di atas lantai.Air yang bercampur lumpur mengalir dari tubuhku hingga ke ujung kakiku, lalu menjulur ke permukaan lantai.Aku ingin sekali menampar diriku saat teringat kembali semua penumpang bus yang kemungkinan telah melihat tampangku saat dilecehkan barusan!Seketika, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi peristiwa yang baru saja terjadi.Aku bangkit berdiri dan menanggalkan pakaian dari tubuhku, bersiap untuk membersihkan diri.Tepat pada saat ini, notifikasi pada ponsel menarik perhatianku.Aku tersadarkan kembali dan segera melihat layar ponsel yang menyala. Kemudian, aku segera meraih ponselku dengan sedikit kebingungan.Notifikasi sebuah permintaan pertemanan.Nama panggilan dan foto pada profil akun tersebut kosong.Aku sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya aku menerima permintaan pertemanan itu.Saat aku menerima permintaan pertemana
Aku yang merasa terkejut sontak hendak berteriak, tetapi aku segera menutup mulutku kembali.Pria itu menempelkan tubuhnya padaku, dia terus meremas bagian pinggangku dengan sekuat tenaga.Akan tetapi, hal yang sangat berbeda kali ini adalah orang yang ada di belakangku seakan baru pertama kali melakukan hal ini, gerakkannya tidak begitu berani.Aku bahkan masih bisa merasakan kalau dia juga sedang gemetar.Tangannya yang sedang menyentuh pinggang belakangku sedang gemetar.Kuku jarinya menyentuh kulitku, aku merasa sedikit ketakutan, tetapi aku dapat sepenuhnya memastikan kalau pria yang ada di belakangku ini bukanlah pria yang kemarin.Pria ini sepertinya tidak berpengalaman dalam hal ini, telapak tangannya lembut, bahkan pada kuku jari kelingkingnya juga memiliki kuku yang cukup panjang.Sedangkan pria yang kemarin memiliki kuku jari yang pendek pada foto yang dia kirim.Ketika memikirkan hal ini, pria itu tiba-tiba bersandar pada tubuhku. Sontak aku merasakan sentuhan yang panas, l