Share

Ketagihan Menjadi Penguntit
Ketagihan Menjadi Penguntit
Penulis: Aisyah

Bab 1

Penulis: Aisyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 15:23:24
Di dalam kendaraan umum di tengah malam, tangan seseorang perlahan menjulur ke arah bagian bawah rok yang kukenakan. Napas panas seorang pria asing berembus dari belakang telingaku.

Aku menggenggam pintu kaca dengan erat. Aku tak bisa melihat rupa wajah pria itu dan hanya bisa merasakan lututnya sedang menempel di paha kakiku dengan sangat jelas.

"Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"

Di tengah musim kemarau, rasa panas dan lembab menghantui setiap hari. Udara di tengah malam terasa pengap seakan baru saja turun hujan.

Aku naik kendaraan umum dengan keadaan sekujur tubuh yang lepek.

Aroma air hujan bercampur dengan bau keringat yang memenuhi seluruh bus. Aku berdiri di posisi bus yang berada dekat dengan pintu.

Terkadang rintik hujan yang dingin dan tipis membasahi wajahku.

Aku menghirup udara yang terasa amat dingin. Saat melihat bajuku yang dalam keadaan basah kuyup, aku tanpa sadar menarik kerah bajuku. Kain pakaian yang basah menempel pada permukaan kulitku dan terasa sangat tidak nyaman.

Di sekitar sini ada sebuah perusahaan rintisan digital yang sangat terkenal, sehingga banyak sekali karyawan yang baru saja pulang dari kantor naik bus pada waktu ini. Kadang kala ada sesuatu yang membentur pahaku, lalu tiba-tiba saja ada perasaan yang sangat aneh datang begitu saja. Aku sontak terkejut dan menoleh ke arah belakang.

Ternyata itu hanya sebuah tas jinjing.

Kelihatannya hanya perasaanku saja.

Aku menghela napas lega. Rambut poniku yang lepek terus meneteskan air.

Seiring pergerakan bus saat melaju, orang-orang sekitar terkadang akan bersandar pada tubuhku. Aku yang sudah tak tahan lagi dalam keadaan itu sontak mendengus kesal sembari menjauhi penumpang lainnya.

Tepat pada saat ini, aku tak sengaja menginjak sepasang sepatu kulit.

Aku tak mendongakkan kepala dan hanya mengucapkan permintaan maaf.

Bus tiba-tiba mengerem mendadak, sehingga membuatku terdorong ke pintu kaca bus.

Ketika aku hendak menegapkan kembali tubuhku, tiba-tiba ada tangan seseorang yang hangat mengelus bagian paha kakiku.

Aku terkejut dan menoleh ke arah tangan itu berasal, tetapi aku tak menemukan satu pun pria yang mencurigakan.

Orang yang ada di belakangku adalah seorang pemuda yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

Sementara tangan itu masih mengelus pahaku. Telapak tangan tersebut terasa sangat kasar, kulitku terasa sangat geli saat dia mengeluskan tangannya.

Jantungku berdebar dengan sangat kencang dan pria itu semakin berani melakukan aksinya. Di dalam benakku muncul berbagai kemungkinan hingga akhirnya aku yakin bahwa aku sedang mengalami suatu peristiwa!

Tak kusangka aku akan mengalami pelecehan seksual pada saat naik bus!

Aku ingin menghindari tangan pria itu, tetapi aku terjebak dan tak bisa pergi dari tempatku berdiri saat ini.

Napas yang panas berembus dari belakang telingaku, kulit kepalaku terasa kaku.

"Aku tak akan berteriak kalau kamu sekarang melepaskan tanganmu, tapi kalau ...."

Tangan pria itu menjulur ke dalam kain rokku yang tipis sebelum aku sempat selesai bicara.

Aku terkejut dan panik. Aku hendak berteriak meminta pertolongan, tetapi pria itu segera membekap mulutku dengan tangannya yang besar itu.

Dia menggerak-gerakkan jari tangannya di dalam mulutku dan menekan lidahku dengan kuat.

Saat hendak berteriak, aku hanya bisa mengeluarkan suara rintihan yang amat pelan.

Aku menjadi lebih takut karena sama sekali tak bisa melihat rupa pria itu, aku melihat ke sekeliling untuk meminta pertolongan.

Akan tetapi, pada saat ini sekujur tubuhku terasa sangat lemas dan tak bertenaga.

Air mata rasa malu karena dilecehkan mengalir dengan deras, tubuhku gemetar hebat. Aku berharap pria itu akan melepaskanku, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

Aku merasa sangat serba salah.

Saat memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di hadapanku, aku bahkan bisa merasakan tatapan mata mereka yang tertuju padaku.

Kedua kakiku bergetar dengan hebat, rasa malu menghantuiku hingga membuatku ingin segera turun dari bus ini dan bersembunyi dari tatapan semua orang.

Aku tak menyangka hal seperti ini akan menimpa pada diriku.

Pandangan mataku mendadak bertatapan langsung dengan seorang pria yang berdiri di sampingku.

Tepat pada saat aku ingin meminta pertolongan melalui sorot mataku, pria itu tiba-tiba bersiul dan menyampingkan kepalanya.

Semua orang yang ada di dalam bus langsung mundur beramai-ramai ke belakang.

Tatapan mata mereka semua sangat tajam, seolah mereka sudah menyadari sedari awal bahwa terjadi sesuatu yang tidak senonoh di sudut bus.

Kepalaku bergoyang ke sana kemari.

"Aku akan memberikan apa pun yang kamu mau, tapi aku mohon, tolong lepaskan aku."

Saat baru saja selesai bicara, bus berhenti dengan perlahan.

Rasa puas tiba-tiba menghilang dan tergantikan oleh perasaan yang hampa.

Aku tertegun tepat di tempatku berdiri.

Para penumpang yang ada di belakangku terus berteriak, "Cepat turun!"

Isi kepalaku menjadi kosong, sementara telingaku berdengung. Ketika pria itu hendak turun dari bus, dia sempat berbisik di samping telingaku, "Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"

Entah sudah berlalu berapa lama hingga akhirnya aku turun dari bus karena didorong oleh penumpang dari belakang dan terjatuh di genangan air.

Lumpur yang dingin mengotori sekujur tubuhku.

Orang-orang yang ada di sekitar menatapku dengan sorot mata yang aneh.

Aku bernapas dengan terengah-engah, tubuhku terasa lemas hingga tak bisa bangkit berdiri untuk waktu yang cukup lama.

Aku barusan bahkan membayangkan kalau pria bajingan itu akan melakukan hal yang lebih keterlaluan kepadaku.

Aku pulang ke rumah dengan keadaan pikiran yang kosong, bahkan aku langsung terduduk di atas lantai begitu masuk ke dalam rumah tanpa melepas bajuku yang sudah kotor.

Hormon endorfin menjalar dari bagian bawah tubuhku dan rasa itu tak dapat membohongiku. Aku barusan memang bereaksi saat disentuh oleh pria bajingan tersebut.

Kenapa di kondisi seperti itu, aku malah ....

Aku bernapas dengan terengah-engah, seakan aku masih bisa merasakan rasa yang ditinggalkan oleh pria itu di dalam tenggorokanku.

Bab terkait

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 2

    Siapa sebenarnya orang itu?Kenapa dia bisa memasang raut wajah yang sedemikian bejat?Aku menelan air liurku dalam keadaan masih terduduk di atas lantai.Air yang bercampur lumpur mengalir dari tubuhku hingga ke ujung kakiku, lalu menjulur ke permukaan lantai.Aku ingin sekali menampar diriku saat teringat kembali semua penumpang bus yang kemungkinan telah melihat tampangku saat dilecehkan barusan!Seketika, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi peristiwa yang baru saja terjadi.Aku bangkit berdiri dan menanggalkan pakaian dari tubuhku, bersiap untuk membersihkan diri.Tepat pada saat ini, notifikasi pada ponsel menarik perhatianku.Aku tersadarkan kembali dan segera melihat layar ponsel yang menyala. Kemudian, aku segera meraih ponselku dengan sedikit kebingungan.Notifikasi sebuah permintaan pertemanan.Nama panggilan dan foto pada profil akun tersebut kosong.Aku sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya aku menerima permintaan pertemanan itu.Saat aku menerima permintaan pertemana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 3

    Aku yang merasa terkejut sontak hendak berteriak, tetapi aku segera menutup mulutku kembali.Pria itu menempelkan tubuhnya padaku, dia terus meremas bagian pinggangku dengan sekuat tenaga.Akan tetapi, hal yang sangat berbeda kali ini adalah orang yang ada di belakangku seakan baru pertama kali melakukan hal ini, gerakkannya tidak begitu berani.Aku bahkan masih bisa merasakan kalau dia juga sedang gemetar.Tangannya yang sedang menyentuh pinggang belakangku sedang gemetar.Kuku jarinya menyentuh kulitku, aku merasa sedikit ketakutan, tetapi aku dapat sepenuhnya memastikan kalau pria yang ada di belakangku ini bukanlah pria yang kemarin.Pria ini sepertinya tidak berpengalaman dalam hal ini, telapak tangannya lembut, bahkan pada kuku jari kelingkingnya juga memiliki kuku yang cukup panjang.Sedangkan pria yang kemarin memiliki kuku jari yang pendek pada foto yang dia kirim.Ketika memikirkan hal ini, pria itu tiba-tiba bersandar pada tubuhku. Sontak aku merasakan sentuhan yang panas, l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 4

    Pria itu merobek pakaianku dengan kasar, aku pun segera menggigit lengannya.Dia merintih kesakitan dan menyuruhku untuk melepaskannya sembari mundur beberapa langkah ke belakang.Aku membalikkan badanku dan barulah aku dapat melihat wajahnya dengan jelas.Pria itu tinggi dan kurus mirip seperti sapu lidi, sementara tangannya yang mengelus lenganku mirip seperti ranting pohon.Aku menghempaskan tangannya, lalu berlari sejauh mungkin. Akan tetapi, pria itu terus mengejarku dan sepertinya tak berniat untuk melepaskanku begitu saja."Perempuan berengsek, mau lari ke mana kamu? Aku sudah menghabiskan satu juta untuk membelimu."Satu juta?Aku sedikit terkejut saat mendengar ucapannya barusan.Orang yang berada di balik layar semua ini menjual informasi tentangku kepada orang lain, sehingga terjadilah pelecehan yang dilakukan oleh pria lainnya kepadaku hari ini.Ternyata memang bukan kebetulan!Saat memikirkan hal ini, aku menghentikan langkah kakiku dengan keras.Senyum di wajah pria itu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 5

    Saat melihat para gadis yang ada di hadapanku, aku sontak mengerutkan keningku. Aku pernah melihat foto mereka, mereka adalah para gadis yang belum lama ini hilang tanpa jejak.Mereka menculik para gadis ini dan melakukan transaksi ilegal!Setiap gadis yang disukai oleh pembeli akan dijadikan sebagai mainan para laki-laki itu, bahkan menurut sumber ada yang hanya dibayar ratusan ribu untuk melakukan apa saja yang pelanggan mau.Setelah diperas hingga habis, gadis-gadis itu akan dijual ke pria tua yang tinggal di desa pelosok untuk dinikahi.Semua gadis yang diculik akan bernasib sama.Tepat pada saat ini, terdengar suara nyaring dari besi yang ada di belakangku. Pintu perlahan terbuka, kemudian sosok pria yang barusan bersamaku muncul di depan pintu. Pria itu menampilkan senyum puas di wajahnya, dia menunjuk ke arah gadis yang ada di dalam ruangan sambil berucap, "Lihatlah gadis-gadis di sini, semuanya cantik-cantik. Kamu mau yang mana? Aku akan memberimu harga spesial."Dia berbicara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 6

    Bagaimana dia tahu kalau ini bukanlah pintu keluarnya?Siapa dia?Apa dia ingin membantuku?Akan tetapi, bukankah dia pria berengsek yang menghabiskan uangnya untuk mencari hiburan semata, bagaimana mungkin dia ....Serentetan pertanyaan muncul dalam benakku. Aku menundukkan kepala, aku tak punya tenaga lagi untuk melawan.Aku tak bisa berpikir lagi, tak lama kemudian aku tergeletak di atas permukaan lantai dan kehilangan kesadaran sepenuhnya.Entah sudah berapa lama hingga aku akhirnya tersadar kembali dan mendengar suara orang yang sedang berbicara.Tamparan yang kencang dan pelan mendarat di pipi wajahku."Bangun, hei, bangunlah."Aku membuka mulut dan juga mataku. Saat ini, barulah aku menyadari kalau aku sedang terbaring di atas permukaan tanah yang berlumpur dan juga keras.Di depan mataku adalah langit yang gelap dan berwarna abu-abu, aku sontak buru-buru duduk tegap.Aku memegangi kepalaku yang terasa berat, sepertinya aku barusan diberi obat bius hingga tak sadarkan diri."Akh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 7

    Sebenarnya sudah berapa banyak wanita yang diculiknya?Saat memikirkan hal ini, aku mengepalkan tanganku dengan erat.Charles pura-pura terlihat ragu, tetapi akhirnya dia mengeluarkan beberapa gepok uang tunai dan menaruhnya di tangan pria tersebut.Pria itu sontak tersenyum lebar, kemudian dia membawa Charles pergi ke luar.Pada saat ini, Charles memberi isyarat melalui matanya.Charles menghempas jari pria itu hingga ke tempatku berdiri sambil berkata, "Tapi, aku ingin membawanya pergi bersamaku."Apa ada yang salah dengan isi kepala Charles?Mereka semua sudah tahu kalau aku adalah polisi, tetapi dia malah terang-terangan berkata ingin membawaku pergi, bukankah itu akan membuat mereka semua curiga?Aku membuka mulut, hendak memakinya, tetapi aku mengurungkan niatku.Pria itu melihat ke arahku setelah mengikuti arah jarinya. Dia tersenyum, kemudian memperhatikanku dari atas hingga ujung kaki seolah sedang curiga apa yang menarik dariku hingga membuat Charles tertarik seperti itu."Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 8

    Apakah orang ini sudah gila?Aku bahkan dapat melihat orang itu sedang berjalan ke arahku melalui celah karung, hingga akhirnya sepasang sepatu yang penuh dengan lumpur muncul dalam pandanganku.Ikatan tali pada tanganku sudah sepenuhnya terlepas.Semua sudah berakhir.Aku ketakutan dan berusaha memegang tali itu dengan erat agar aku terlihat seakan masih sedang diikat, tetapi aku tak menyangka Charles akan berjalan hingga ke sisiku, kemudian berkata dengan sedikit kesal, "Mana wanita yang kamu janjikan, apa kamu berniat membohongiku dengan membawaku ke tempat seperti ini.""Aku sudah memberimu uang cukup banyak."Pria itu tak banyak bicara dan segera menarik Charles ke tempat yang cukup jauh.Aku mengikuti mereka dengan perlahan."Kreak"Pintu terbuka.Bau yang menyerbak menusuk hidungku, aku pun tak kuasa mengerutkan keningku.Aku berjalan di belakang Charles, sementara dia pura-pura sedang sibuk memilih di dalam ruangan.Tiba-tiba, dia menjulurkan tangan dan memberikanku sesuatu yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 9

    Meski pisau itu telah menggores wajahnya, dia tetap berbicara dengan tenang, "Tentu saja, aku sudah tahu sejak kamu sering naik bus itu."Jadi, siapa dia?Apa dia rekan pria yang ada di bus itu? Apa dia adalah orang pertama yang melecehkanku ketika di bus?Di benakku muncul banyak sekali wajah para penumpang bus, tetapi tak ada satu pun yang sesuai dengan wajah pria yang ada di hadapanku saat ini.Tepat pada saat ini, dia melambaikan tangannya seakan sedang menantangku.Aku mulai panik, aku seketika teringat kembali dengan orang misterius yang melambaikan tangan saat aku sedang di depan jendela kamar mandi rumahku.Ternyata dialah orangnya.Jadi mereka sejak awal sudah tahu kalau aku adalah polisi dan sengaja mempermainkanku dalam rencanaku sendiri?Akan tetapi, kenapa mereka tetap mengikuti rencanaku. Bukankah mereka harusnya menjauhiku setelah mereka tahu kalau aku adalah seorang polisi?Apa mereka memancingku seperti ini hanya untuk menangkapku saja?Serentetan pertanyaan muncul dal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 9

    Meski pisau itu telah menggores wajahnya, dia tetap berbicara dengan tenang, "Tentu saja, aku sudah tahu sejak kamu sering naik bus itu."Jadi, siapa dia?Apa dia rekan pria yang ada di bus itu? Apa dia adalah orang pertama yang melecehkanku ketika di bus?Di benakku muncul banyak sekali wajah para penumpang bus, tetapi tak ada satu pun yang sesuai dengan wajah pria yang ada di hadapanku saat ini.Tepat pada saat ini, dia melambaikan tangannya seakan sedang menantangku.Aku mulai panik, aku seketika teringat kembali dengan orang misterius yang melambaikan tangan saat aku sedang di depan jendela kamar mandi rumahku.Ternyata dialah orangnya.Jadi mereka sejak awal sudah tahu kalau aku adalah polisi dan sengaja mempermainkanku dalam rencanaku sendiri?Akan tetapi, kenapa mereka tetap mengikuti rencanaku. Bukankah mereka harusnya menjauhiku setelah mereka tahu kalau aku adalah seorang polisi?Apa mereka memancingku seperti ini hanya untuk menangkapku saja?Serentetan pertanyaan muncul dal

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 8

    Apakah orang ini sudah gila?Aku bahkan dapat melihat orang itu sedang berjalan ke arahku melalui celah karung, hingga akhirnya sepasang sepatu yang penuh dengan lumpur muncul dalam pandanganku.Ikatan tali pada tanganku sudah sepenuhnya terlepas.Semua sudah berakhir.Aku ketakutan dan berusaha memegang tali itu dengan erat agar aku terlihat seakan masih sedang diikat, tetapi aku tak menyangka Charles akan berjalan hingga ke sisiku, kemudian berkata dengan sedikit kesal, "Mana wanita yang kamu janjikan, apa kamu berniat membohongiku dengan membawaku ke tempat seperti ini.""Aku sudah memberimu uang cukup banyak."Pria itu tak banyak bicara dan segera menarik Charles ke tempat yang cukup jauh.Aku mengikuti mereka dengan perlahan."Kreak"Pintu terbuka.Bau yang menyerbak menusuk hidungku, aku pun tak kuasa mengerutkan keningku.Aku berjalan di belakang Charles, sementara dia pura-pura sedang sibuk memilih di dalam ruangan.Tiba-tiba, dia menjulurkan tangan dan memberikanku sesuatu yan

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 7

    Sebenarnya sudah berapa banyak wanita yang diculiknya?Saat memikirkan hal ini, aku mengepalkan tanganku dengan erat.Charles pura-pura terlihat ragu, tetapi akhirnya dia mengeluarkan beberapa gepok uang tunai dan menaruhnya di tangan pria tersebut.Pria itu sontak tersenyum lebar, kemudian dia membawa Charles pergi ke luar.Pada saat ini, Charles memberi isyarat melalui matanya.Charles menghempas jari pria itu hingga ke tempatku berdiri sambil berkata, "Tapi, aku ingin membawanya pergi bersamaku."Apa ada yang salah dengan isi kepala Charles?Mereka semua sudah tahu kalau aku adalah polisi, tetapi dia malah terang-terangan berkata ingin membawaku pergi, bukankah itu akan membuat mereka semua curiga?Aku membuka mulut, hendak memakinya, tetapi aku mengurungkan niatku.Pria itu melihat ke arahku setelah mengikuti arah jarinya. Dia tersenyum, kemudian memperhatikanku dari atas hingga ujung kaki seolah sedang curiga apa yang menarik dariku hingga membuat Charles tertarik seperti itu."Ba

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 6

    Bagaimana dia tahu kalau ini bukanlah pintu keluarnya?Siapa dia?Apa dia ingin membantuku?Akan tetapi, bukankah dia pria berengsek yang menghabiskan uangnya untuk mencari hiburan semata, bagaimana mungkin dia ....Serentetan pertanyaan muncul dalam benakku. Aku menundukkan kepala, aku tak punya tenaga lagi untuk melawan.Aku tak bisa berpikir lagi, tak lama kemudian aku tergeletak di atas permukaan lantai dan kehilangan kesadaran sepenuhnya.Entah sudah berapa lama hingga aku akhirnya tersadar kembali dan mendengar suara orang yang sedang berbicara.Tamparan yang kencang dan pelan mendarat di pipi wajahku."Bangun, hei, bangunlah."Aku membuka mulut dan juga mataku. Saat ini, barulah aku menyadari kalau aku sedang terbaring di atas permukaan tanah yang berlumpur dan juga keras.Di depan mataku adalah langit yang gelap dan berwarna abu-abu, aku sontak buru-buru duduk tegap.Aku memegangi kepalaku yang terasa berat, sepertinya aku barusan diberi obat bius hingga tak sadarkan diri."Akh

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 5

    Saat melihat para gadis yang ada di hadapanku, aku sontak mengerutkan keningku. Aku pernah melihat foto mereka, mereka adalah para gadis yang belum lama ini hilang tanpa jejak.Mereka menculik para gadis ini dan melakukan transaksi ilegal!Setiap gadis yang disukai oleh pembeli akan dijadikan sebagai mainan para laki-laki itu, bahkan menurut sumber ada yang hanya dibayar ratusan ribu untuk melakukan apa saja yang pelanggan mau.Setelah diperas hingga habis, gadis-gadis itu akan dijual ke pria tua yang tinggal di desa pelosok untuk dinikahi.Semua gadis yang diculik akan bernasib sama.Tepat pada saat ini, terdengar suara nyaring dari besi yang ada di belakangku. Pintu perlahan terbuka, kemudian sosok pria yang barusan bersamaku muncul di depan pintu. Pria itu menampilkan senyum puas di wajahnya, dia menunjuk ke arah gadis yang ada di dalam ruangan sambil berucap, "Lihatlah gadis-gadis di sini, semuanya cantik-cantik. Kamu mau yang mana? Aku akan memberimu harga spesial."Dia berbicara

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 4

    Pria itu merobek pakaianku dengan kasar, aku pun segera menggigit lengannya.Dia merintih kesakitan dan menyuruhku untuk melepaskannya sembari mundur beberapa langkah ke belakang.Aku membalikkan badanku dan barulah aku dapat melihat wajahnya dengan jelas.Pria itu tinggi dan kurus mirip seperti sapu lidi, sementara tangannya yang mengelus lenganku mirip seperti ranting pohon.Aku menghempaskan tangannya, lalu berlari sejauh mungkin. Akan tetapi, pria itu terus mengejarku dan sepertinya tak berniat untuk melepaskanku begitu saja."Perempuan berengsek, mau lari ke mana kamu? Aku sudah menghabiskan satu juta untuk membelimu."Satu juta?Aku sedikit terkejut saat mendengar ucapannya barusan.Orang yang berada di balik layar semua ini menjual informasi tentangku kepada orang lain, sehingga terjadilah pelecehan yang dilakukan oleh pria lainnya kepadaku hari ini.Ternyata memang bukan kebetulan!Saat memikirkan hal ini, aku menghentikan langkah kakiku dengan keras.Senyum di wajah pria itu t

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 3

    Aku yang merasa terkejut sontak hendak berteriak, tetapi aku segera menutup mulutku kembali.Pria itu menempelkan tubuhnya padaku, dia terus meremas bagian pinggangku dengan sekuat tenaga.Akan tetapi, hal yang sangat berbeda kali ini adalah orang yang ada di belakangku seakan baru pertama kali melakukan hal ini, gerakkannya tidak begitu berani.Aku bahkan masih bisa merasakan kalau dia juga sedang gemetar.Tangannya yang sedang menyentuh pinggang belakangku sedang gemetar.Kuku jarinya menyentuh kulitku, aku merasa sedikit ketakutan, tetapi aku dapat sepenuhnya memastikan kalau pria yang ada di belakangku ini bukanlah pria yang kemarin.Pria ini sepertinya tidak berpengalaman dalam hal ini, telapak tangannya lembut, bahkan pada kuku jari kelingkingnya juga memiliki kuku yang cukup panjang.Sedangkan pria yang kemarin memiliki kuku jari yang pendek pada foto yang dia kirim.Ketika memikirkan hal ini, pria itu tiba-tiba bersandar pada tubuhku. Sontak aku merasakan sentuhan yang panas, l

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 2

    Siapa sebenarnya orang itu?Kenapa dia bisa memasang raut wajah yang sedemikian bejat?Aku menelan air liurku dalam keadaan masih terduduk di atas lantai.Air yang bercampur lumpur mengalir dari tubuhku hingga ke ujung kakiku, lalu menjulur ke permukaan lantai.Aku ingin sekali menampar diriku saat teringat kembali semua penumpang bus yang kemungkinan telah melihat tampangku saat dilecehkan barusan!Seketika, aku tak tahu harus bagaimana menghadapi peristiwa yang baru saja terjadi.Aku bangkit berdiri dan menanggalkan pakaian dari tubuhku, bersiap untuk membersihkan diri.Tepat pada saat ini, notifikasi pada ponsel menarik perhatianku.Aku tersadarkan kembali dan segera melihat layar ponsel yang menyala. Kemudian, aku segera meraih ponselku dengan sedikit kebingungan.Notifikasi sebuah permintaan pertemanan.Nama panggilan dan foto pada profil akun tersebut kosong.Aku sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya aku menerima permintaan pertemanan itu.Saat aku menerima permintaan pertemana

  • Ketagihan Menjadi Penguntit   Bab 1

    Di dalam kendaraan umum di tengah malam, tangan seseorang perlahan menjulur ke arah bagian bawah rok yang kukenakan. Napas panas seorang pria asing berembus dari belakang telingaku.Aku menggenggam pintu kaca dengan erat. Aku tak bisa melihat rupa wajah pria itu dan hanya bisa merasakan lututnya sedang menempel di paha kakiku dengan sangat jelas."Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"Di tengah musim kemarau, rasa panas dan lembab menghantui setiap hari. Udara di tengah malam terasa pengap seakan baru saja turun hujan.Aku naik kendaraan umum dengan keadaan sekujur tubuh yang lepek.Aroma air hujan bercampur dengan bau keringat yang memenuhi seluruh bus. Aku berdiri di posisi bus yang berada dekat dengan pintu.Terkadang rintik hujan yang dingin dan tipis membasahi wajahku.Aku menghirup udara yang terasa amat dingin. Saat melihat bajuku yang dalam keadaan basah kuyup, aku tanpa sadar menarik kerah bajuku. Kain pakaian yang basah menempel pada permukaan kulitku dan

DMCA.com Protection Status