Share

Ketagihan Menjadi Penguntit
Ketagihan Menjadi Penguntit
Penulis: Aisyah

Bab 1

Di dalam kendaraan umum di tengah malam, tangan seseorang perlahan menjulur ke arah bagian bawah rok yang kukenakan. Napas panas seorang pria asing berembus dari belakang telingaku.

Aku menggenggam pintu kaca dengan erat. Aku tak bisa melihat rupa wajah pria itu dan hanya bisa merasakan lututnya sedang menempel di paha kakiku dengan sangat jelas.

"Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"

Di tengah musim kemarau, rasa panas dan lembab menghantui setiap hari. Udara di tengah malam terasa pengap seakan baru saja turun hujan.

Aku naik kendaraan umum dengan keadaan sekujur tubuh yang lepek.

Aroma air hujan bercampur dengan bau keringat yang memenuhi seluruh bus. Aku berdiri di posisi bus yang berada dekat dengan pintu.

Terkadang rintik hujan yang dingin dan tipis membasahi wajahku.

Aku menghirup udara yang terasa amat dingin. Saat melihat bajuku yang dalam keadaan basah kuyup, aku tanpa sadar menarik kerah bajuku. Kain pakaian yang basah menempel pada permukaan kulitku dan terasa sangat tidak nyaman.

Di sekitar sini ada sebuah perusahaan rintisan digital yang sangat terkenal, sehingga banyak sekali karyawan yang baru saja pulang dari kantor naik bus pada waktu ini. Kadang kala ada sesuatu yang membentur pahaku, lalu tiba-tiba saja ada perasaan yang sangat aneh datang begitu saja. Aku sontak terkejut dan menoleh ke arah belakang.

Ternyata itu hanya sebuah tas jinjing.

Kelihatannya hanya perasaanku saja.

Aku menghela napas lega. Rambut poniku yang lepek terus meneteskan air.

Seiring pergerakan bus saat melaju, orang-orang sekitar terkadang akan bersandar pada tubuhku. Aku yang sudah tak tahan lagi dalam keadaan itu sontak mendengus kesal sembari menjauhi penumpang lainnya.

Tepat pada saat ini, aku tak sengaja menginjak sepasang sepatu kulit.

Aku tak mendongakkan kepala dan hanya mengucapkan permintaan maaf.

Bus tiba-tiba mengerem mendadak, sehingga membuatku terdorong ke pintu kaca bus.

Ketika aku hendak menegapkan kembali tubuhku, tiba-tiba ada tangan seseorang yang hangat mengelus bagian paha kakiku.

Aku terkejut dan menoleh ke arah tangan itu berasal, tetapi aku tak menemukan satu pun pria yang mencurigakan.

Orang yang ada di belakangku adalah seorang pemuda yang sedang sibuk memainkan ponselnya.

Sementara tangan itu masih mengelus pahaku. Telapak tangan tersebut terasa sangat kasar, kulitku terasa sangat geli saat dia mengeluskan tangannya.

Jantungku berdebar dengan sangat kencang dan pria itu semakin berani melakukan aksinya. Di dalam benakku muncul berbagai kemungkinan hingga akhirnya aku yakin bahwa aku sedang mengalami suatu peristiwa!

Tak kusangka aku akan mengalami pelecehan seksual pada saat naik bus!

Aku ingin menghindari tangan pria itu, tetapi aku terjebak dan tak bisa pergi dari tempatku berdiri saat ini.

Napas yang panas berembus dari belakang telingaku, kulit kepalaku terasa kaku.

"Aku tak akan berteriak kalau kamu sekarang melepaskan tanganmu, tapi kalau ...."

Tangan pria itu menjulur ke dalam kain rokku yang tipis sebelum aku sempat selesai bicara.

Aku terkejut dan panik. Aku hendak berteriak meminta pertolongan, tetapi pria itu segera membekap mulutku dengan tangannya yang besar itu.

Dia menggerak-gerakkan jari tangannya di dalam mulutku dan menekan lidahku dengan kuat.

Saat hendak berteriak, aku hanya bisa mengeluarkan suara rintihan yang amat pelan.

Aku menjadi lebih takut karena sama sekali tak bisa melihat rupa pria itu, aku melihat ke sekeliling untuk meminta pertolongan.

Akan tetapi, pada saat ini sekujur tubuhku terasa sangat lemas dan tak bertenaga.

Air mata rasa malu karena dilecehkan mengalir dengan deras, tubuhku gemetar hebat. Aku berharap pria itu akan melepaskanku, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

Aku merasa sangat serba salah.

Saat memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang di hadapanku, aku bahkan bisa merasakan tatapan mata mereka yang tertuju padaku.

Kedua kakiku bergetar dengan hebat, rasa malu menghantuiku hingga membuatku ingin segera turun dari bus ini dan bersembunyi dari tatapan semua orang.

Aku tak menyangka hal seperti ini akan menimpa pada diriku.

Pandangan mataku mendadak bertatapan langsung dengan seorang pria yang berdiri di sampingku.

Tepat pada saat aku ingin meminta pertolongan melalui sorot mataku, pria itu tiba-tiba bersiul dan menyampingkan kepalanya.

Semua orang yang ada di dalam bus langsung mundur beramai-ramai ke belakang.

Tatapan mata mereka semua sangat tajam, seolah mereka sudah menyadari sedari awal bahwa terjadi sesuatu yang tidak senonoh di sudut bus.

Kepalaku bergoyang ke sana kemari.

"Aku akan memberikan apa pun yang kamu mau, tapi aku mohon, tolong lepaskan aku."

Saat baru saja selesai bicara, bus berhenti dengan perlahan.

Rasa puas tiba-tiba menghilang dan tergantikan oleh perasaan yang hampa.

Aku tertegun tepat di tempatku berdiri.

Para penumpang yang ada di belakangku terus berteriak, "Cepat turun!"

Isi kepalaku menjadi kosong, sementara telingaku berdengung. Ketika pria itu hendak turun dari bus, dia sempat berbisik di samping telingaku, "Nona cantik, ini adalah langkah pertamamu menuju neraka!"

Entah sudah berlalu berapa lama hingga akhirnya aku turun dari bus karena didorong oleh penumpang dari belakang dan terjatuh di genangan air.

Lumpur yang dingin mengotori sekujur tubuhku.

Orang-orang yang ada di sekitar menatapku dengan sorot mata yang aneh.

Aku bernapas dengan terengah-engah, tubuhku terasa lemas hingga tak bisa bangkit berdiri untuk waktu yang cukup lama.

Aku barusan bahkan membayangkan kalau pria bajingan itu akan melakukan hal yang lebih keterlaluan kepadaku.

Aku pulang ke rumah dengan keadaan pikiran yang kosong, bahkan aku langsung terduduk di atas lantai begitu masuk ke dalam rumah tanpa melepas bajuku yang sudah kotor.

Hormon endorfin menjalar dari bagian bawah tubuhku dan rasa itu tak dapat membohongiku. Aku barusan memang bereaksi saat disentuh oleh pria bajingan tersebut.

Kenapa di kondisi seperti itu, aku malah ....

Aku bernapas dengan terengah-engah, seakan aku masih bisa merasakan rasa yang ditinggalkan oleh pria itu di dalam tenggorokanku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status