Aku akan pulang pada hari libur nasional. Aku membeli tiket kereta api dan berhasil mendapat ranjang standar. Malam hari saat berbaring di ranjang, aku bisa melihat bahu dan tubuh kekar .... Seketika, tubuhku bereaksi lagi. Di balik selimut, aku mengangkat pakaianku dan memainkan tubuhku sendiri. Kedua kakiku sampai bergetar. Aku menggigit bibirku, tetapi tetap tidak bisa menahan diri untuk mengembuskan napas berat. Di luar dugaanku, ternyata ada sepasang mata tajam yang mengawasiku di tengah kegelapan ....
View More"Dia menaruh sebuah kantong kecil di dalam tasku dengan harapan dapat menarik perhatian kalian. Dia juga menyuruhku menunda sekitar 15 menit setelah kereta sampai di stasiun."Orang-orang di depanku berpikir sejenak, lalu mereka menyadari bahwa kemungkinan besar teman-teman Frederick sudah menunggu di pintu keluar stasiun di stasiun berikutnya. Jika mereka yakin bisa melarikan diri dalam waktu 15 menit, itu berarti mereka punya rencana yang matang.Kemudian, mereka memanggil rekan-rekan mereka untuk menyamar sebagai orang biasa di pintu keluar stasiun. Mereka memintaku untuk tetap di sini agar tidak membangkitkan kecurigaan.Dengan demikian, Om Theo kembali ke gerbong agar tidak ada yang curiga. Aku tetap berada di dekat petugas pemeriksa tiket agar Frederick melonggarkan kewaspadaannya.Setelah itu, polisi di kereta api bekerja sama dengan baik. Mereka berpura-pura memberi tahu orang-orang bahwa aku diduga terlibat dalam penyelundupan barang sehingga ditahan untuk sementara waktu.Set
Setelah itu, Frederick memberiku sebuah kantong kecil berisi produk satwa liar dan menyuruhku mencari kesempatan untuk menyembunyikannya di koper atau tas kecil. Jika tertangkap, jangan mengatakan apa-apa dan tunggu sampai 15 menit setelah dia sampai di stasiun lain."Jangan khawatir, aku juga nggak ingin menarikmu ke dalam masalah ini. Tapi, aku harus melindungi diri dulu, 'kan? Setelah sampai di stasiun, temanku akan menjemputku. Setelah itu, aku akan kabur dan kamu akan selamat."Frederick masih berani mengatakan hal seperti itu? Kalau bukan karena dia, mana mungkin aku terjebak dalam situasi sulit seperti ini sekarang?Sayangnya, sudah terlambat untuk mengatakan apa-apa. Aku hanya bisa bertindak sesuai dengan kesepakatan yang ada.Benar saja, tidak lama setelah aku kembali di gerbong, beberapa petugas pemeriksa tiket datang menghampiri. Mereka memeriksa tiketku sambil menatapku dengan tatapan selidik.Aku mulai berkeringat dingin dan merasa sangat gugup. Namun, aku tidak menyangka
Ketika melihat ekspresi Frederick begitu serius, aku merasakan firasat buruk. Saat berikutnya, Frederick malah mengatakan aku telah melakukan tindakan ilegal."Mana mungkin! Memangnya apa yang kulakukan?"Frederick menjelaskan bahwa kalung yang kupakai adalah produk satwa liar. Petugas penyelidik di kereta sudah menemukannya, jadi menyamar sebagai petugas tiket untuk memeriksa tiketku!Tidak mungkin .... Bagaimana bisa seperti ini? Padahal ini jelas-jelas adalah hadiah dari Frederick! Aku tidak tahu apa-apa!"Kamu rasa apa masih ada gunanya mengatakan itu? Mereka sudah mengidentifikasimu sebagai tersangka kriminal.""Aku bisa jelaskan kalau kalung ini pemberianmu! Aku nggak pernah tahu kalau ini produk satwa liar!"Setelah aku mengatakan itu, ekspresi Frederick langsung berubah. Dia sontak mencekik leherku, lalu menahanku ke dinding dan berkata, "Kalau kamu berani membocorkan ini, kujamin videomu akan segera tersebar!"Sampai saat ini, Frederick masih berani mengancamku dengan cara sep
Di situasi genting, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang tak sabar. "Hei! Bisa cepat sedikit nggak? Aku sudah tunggu dari tadi!"Itu adalah suara Om Theo! Aku ingin berteriak meminta tolong, tetapi Frederick menutup mulutku rapat-rapat.Sambil mengancamku dengan tatapan, Frederick merespons Om Theo. Dengan demikian, krisis ini berlalu ....Sesaat kemudian, aku kembali ke gerbong dengan kaki bergetar. Aku sulit memercayai semua yang terjadi hari ini.Apalagi rahasiaku ketahuan oleh Frederick. Dia mengancamku, memberiku kalung, bahkan ingin menyetubuhiku ....Sebentar, ada yang tidak beres! Aku merasa aku terperangkap dalam sebuah jebakan! Jebakan ini membuatku semakin jauh dari kehidupan normalku!Setelah kembali, aku melihat Om Theo menyalakan lampu redup dan duduk di ranjangnya. Ketika melihatku, dia tersenyum ramah dan memberiku apel. Dia menyuruhku duduk untuk menemaninya mengobrol.Aku lantas duduk. Saat ini, Om Theo tiba-tiba menatap dadaku dan menunjukkan ekspresi bergair
Kenapa bisa begini? Kenapa Frederick mengancamku?Ketika melihatku tidak melakukan apa-apa, Frederick terus mengirimiku pesan, mengancam akan menyebarkan videoku ke seluruh penumpang![ Jangan! Aku akan melakukannya! Tolong jangan sebarin video itu! ]Aku bersembunyi di balik selimut sambil membalas pesan dengan tangan bergetar. Kemudian, aku menyeka air mataku dan menyingkirkan selimutku. Untungnya, gerbong ini gelap gulita.Cahaya redup dari luar menyinari tubuhku. Aku menoleh, melihat pria di ranjang seberang sedang menatapku, menantikan tindakanku yang selanjutnya!Karena terdesak, aku terpaksa melakukannya. Waktu terus berlalu .... Aku tidak menyangka tubuhku begitu sensitif sekarang.Aku segera melupakan ancaman itu dan larut dalam hasrat. Harus kuakui bahwa kecanduan seks ini sangat menyiksaku. Meskipun di situasi yang begitu berbahaya, aku tetap bisa melakukannya. Aku sampai melupakan ancaman yang ada ....Mungkin karena merasa tidak cukup, sosok Om Theo mulai muncul di benakku
Frederick? Aku terperangah. Apa yang ingin dia lakukan?Aku sontak panik karena kebenaran terungkap. Aku takut kecanduanku terbongkar. Pada saat yang sama, aku merasa senang dengan tindakan Frederick ini. Aku juga ingin dia membongkar semuanya supaya aku tidak perlu berpura-pura lagi!Perasaanku dilema. Tubuh dan kakiku bergetar tanpa kendali. Di belakang, Frederick terkekeh-kekeh merasakan reaksi tubuhku. Sambil mendorongku ke depan, dia diam-diam menyibakkan terusanku dan menjulurkan tangannya ke dalam."Gimana? Enak nggak?" Suara Frederick terdengar lirih. Gerakan tangannya lembut dan pelan.Sejak awal, aku sudah berahi. Ditambah lagi sekarang aku sesak pipis. Situasi ini sangat mematikan! Apalagi, aku dan Frederick baru kenal kurang dari 20 menit!Namun, aku tidak berani mendorongnya karena takut ada yang menyadari sesuatu. Aku hanya bisa merendahkan suaraku dan memohon, "Jangan ... kumohon. Aku sudah nggak tahan ....""Kamu menolak? Dasar munafik." Ucapan Frederick ini sontak memb
Selain kesulitan karena mengenakan terusan bertali, tangga ini juga terlalu tipis dan sempit. Aku yang tidak berpengalaman pun tidak tahu harus bagaimana naik."Ini pertama kalinya kamu tidur di atas ya? Mau kubantu nggak? Nggak usah takut." Ketika aku kebingungan, Om Theo menyadarinya dan menawarkan bantuan.Aku mengangguk dengan malu. Saat berikutnya, dia merangkul pinggangku dari belakang dan memegang pahaku untuk mengangkatku.Tenaganya yang besar dan sentuhannya yang panas membuat otakku hampa untuk sesaat. Aku tak kuasa memelotot, merasakan reaksi dahsyat pada tubuhku."Ha ... hati-hati." Sentuhan mendadak ini membuatku panik untuk sesaat. Aku lemas sampai tidak punya tenaga. Pada akhirnya, aku hanya bisa membiarkan tubuh bagian bawahku menempel di pelukan Om Theo.Beberapa saat kemudian, Om Theo mengerahkan tenaga dengan kedua tangannya. Kepalanya mengenai pahaku. Dia mendorongku ke depan dengan kikuk."Ah, terima kasih, Om. Maaf sudah merepotkan." Aku berterima kasih dengan mal
Namaku Joanna. Sejak awal, aku sudah tahu aku menderita kecanduan. Di mata orang luar, aku hanya gadis berkacamata yang pendiam, pemalu, dan kaku. Namun, mereka tidak tahu aku suka dikelilingi berbagai pria di tempat umum. Kemudian, otakku akan mulai berfantasi.Ketika tidak ada yang menyadari, aku pun akan diam-diam menyibakkan rokku atau menunjukkan bagian tubuhku untuk melepaskan hasrat yang tidak bisa disembunyikan lagi.Contoh saja saat ini, aku mengangkat koper yang berat sambil berjalan di koridor kereta api yang sempit untuk mencari ranjangku. Ketika melewati para pria, napas dan bau badan mereka akan melekat di otakku ...."Permisi, aku mau lewat. Terima kasih." Aku berpura-pura melirihkan suaraku dan bersikap lembut saat menyapa mereka.Sebenarnya koridor ini tidak terlalu sempit, masih cukup untuk dilewati gadis kurus sepertiku. Akan tetapi, aku sengaja menempelkan tubuhku dengan para pria kekar itu.Sentuhan ini membuat hatiku bergetar dan tubuhku melemas! Rasanya panas! Ak
Namaku Joanna. Sejak awal, aku sudah tahu aku menderita kecanduan. Di mata orang luar, aku hanya gadis berkacamata yang pendiam, pemalu, dan kaku. Namun, mereka tidak tahu aku suka dikelilingi berbagai pria di tempat umum. Kemudian, otakku akan mulai berfantasi.Ketika tidak ada yang menyadari, aku pun akan diam-diam menyibakkan rokku atau menunjukkan bagian tubuhku untuk melepaskan hasrat yang tidak bisa disembunyikan lagi.Contoh saja saat ini, aku mengangkat koper yang berat sambil berjalan di koridor kereta api yang sempit untuk mencari ranjangku. Ketika melewati para pria, napas dan bau badan mereka akan melekat di otakku ...."Permisi, aku mau lewat. Terima kasih." Aku berpura-pura melirihkan suaraku dan bersikap lembut saat menyapa mereka.Sebenarnya koridor ini tidak terlalu sempit, masih cukup untuk dilewati gadis kurus sepertiku. Akan tetapi, aku sengaja menempelkan tubuhku dengan para pria kekar itu.Sentuhan ini membuat hatiku bergetar dan tubuhku melemas! Rasanya panas! Ak...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments