Share

Bertemu Friska

"Dasar gila!" Aku bergegas pergi sambil menyentakkan kaki. Apa-apaan, sih, dia? Aku sedang bingung begini, dia malah bercanda. Nggak lucu!

"Hei, ibu pengacara! Tunggu! Saya serius!"

Teriakan Kendra tidak kutanggapi. Sambil setengah berlari aku bergegas kembali ke kamar Rajata. Untung saja dia tidak mengejar.

"Ri, lo dari mana? Terus kenapa pucat gitu?" ujar Rafif yang sudah menunggu di depan kamar Rajata. Ia duduk sambil menopang dagu dengan kedua tangan. Aku senang sekali melihatnya. Sontak, kegundahan di hatiku bertukar dengan kenyamanan.

"Eh, Fif. Udah lama? Sorry, tadi gue abis dari taman. Nggak pa-pa, biasalah, paling kepanasan," ucapku sambil menyeka dahi dengan telunjuk.

"Nih, minum dulu."

"Makasi, Fif." Aku duduk di sebelah Rafif sambil meminum isi botol air mineral yang ia berikan. "Terus lo kenapa nggak masuk? Malah sendirian di sini."

"Nggaklah, Ri. Gue di sini aja. Nggak enak gue gangguin mereka. Kelihatannya lagi asyik." Ekor mata Rafif bergerak ke kiri, ke arah kamar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status