Nella mendesak Wisnu, "Cepat lakukan! Kenapa masih diam saja?" Matanya memerah, dia tidak sabar untuk melihat ekspresi menyedihkan Karina.Jantung Wisnu berdegap kencang. Sejujurnya, ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal seperti ini. Akan tetapi, dia belum pernah segugup ini sebelumnya. Saat menatap Karina, terutama sepasang mata kuning kecoklatannya yang berkilau itu, dia sungguh merasa merinding.Tepat ketika Wisnu berjalan mendekat dan hendak membuka kancing baju Karina, Karina menatap ke arah Nella dan berkata, "Nella, kamu pasti akan menyesal.""Kita akan lihat siapa yang menyesal lebih dulu!" Nella mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam sambil mencibir, "Karina, kalau video ini tersebar di forum, apa menurutmu kamu masih bisa beruntung seperti sebelumnya? Kamu akan dihujat oleh semua orang sebagai wanita jalang! Aku ingin melihat apa pria yang menafkahimu itu masih akan tetap mendukungmu!""Kamu benar-benar sudah gila."Karina menatap Nella dengan dingin."Hmph, terserah
"Kamu juga sama!" balas Karina.Karina menatapnya dengan dingin dan lanjut berkata, "Dibandingkan dengan mahakaryamu, aku masih nggak layak dibandingkan denganmu."Jika bukan karena dipaksa keadaan, Karina tidak ingin membesar-besarkan masalah sampai pada titik ini.Setelah kejadian dengan Yani itu, Karina berpikir bahwa hal yang paling keterlaluan adalah menyebarkan rumor secara daring dan memfitnah untuk merusak reputasi seseorang. Namun, dia tidak menyangka bahwa niat Nella jauh lebih jahat daripada niat Yani.Karina sangat berharap Rafael bisa turun dari langit dan menyelamatkan dirinya dari bahaya seperti manusia super, tetapi kenyataan berbeda dengan film. Jika dia tidak menemukan jalan keluar lain, dia kemungkinan besar sudah dinodai dan diancam oleh Nella.Oleh karena itu, menyelamatkan diri sendiri adalah satu-satunya cara agar bisa selamat.Dia melawan rasa sakit yang tajam dari pergelangan tangannya yang patah untuk melepaskan tangannya dari ikatan tali. Sekalipun tangannya
Setelah mendengar hal tersebut, cengkeraman tangan Nella yang memegang ponsel makin erat.Dia yang awalnya ingin mempermalukan Karina dengan video itu, tidak menyangka video itu malah menjadi bukti fatal kejahatannya. Inilah yang dinamakan senjata makan tuan!Pandangan Karina beralih ke tangan Nella, dia ingin merebut ponsel itu, tetapi Nella memegangnya erat-erat.Karina mengernyit, mendekatkan ujung pecahan kaca ke leher Nella sambil memperingatkan dengan dingin, "Jangan paksa aku menggunakan kekerasan."Nella ketakutan dan hanya bisa melepaskan ponselnya."Kak Nella, jangan takut, aku sudah panggil teman-teman yang lain. Wanita ini nggak akan bisa melarikan diri!" Wisnu berbicara pada saat yang tidak tepat.Raut wajah Nella langsung berubah ketika mendengar apa yang dikatakan Wisnu itu.Karina mengangkat alisnya sambil menatap mereka. 'Sekalipun ingin segera memberiku sertifikat kematian, tapi nggak perlu buru-buru seperti ini, bukan?'Meskipun kedatangan lebih banyak orang bukanlah
Setelah Karina keluar dari gudang dan menghirup udara segera, dia mempunyai dua pilihan untuk menyelesaikan masalah ini. Yang pertama, melaporkan insiden ini ke pihak polisi dan membiarkan mereka yang menanganinya, tetapi ada kemungkinan ayahnya Nella yang merupakan seorang wakil bupati akan ikut campur.Yang kedua, Karina mendiskusikan insiden ini dengan Rafael, tetapi dia sendiri tidak tahu seberapa jauh Rafael bisa membantunya.Meskipun sering mendengar orang-orang mengatakan betapa hebatnya dan betapa kuatnya Rafael, Karina tidak pernah merasakannya secara langsung. Yang paling membuatnya terkejut hanya ketika Rafael menjatuhkan Simon. Akan tetapi, Simon hanyalah anak dari seorang pengusaha, sementara ayahnya Nella adalah seorang pejabat tinggi.Pepatah "pengusaha tidak bertengkar dengan pejabat" ini sudah ada sejak zaman dahulu.Kedua pilihan itu sama-sama memiliki pro dan kontra. Saat Karina masih bingung harus mengambil keputusan yang mana, suara sirene mobil polisi terdengar ma
Akan tetapi, kesadaran Karina mulai kabur. Dia ingin berbicara, tetapi dia sama sekali tidak ada tenaga untuk membuka mulutnya.Suara Rafael juga seperti makin menjauh darinya. Dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang Rafael katakan.Karina berusaha menjaga kesadarannya, tetapi efek dari zat eter meningkat karena pengaruh aksi katalitik. Pada akhirnya, Karina juga pingsan di pelukan Rafael.Melihat Karina pingsan, Rafael langsung terkejut dan ekspresinya segera berubah. "Karina! Hei, Karina, bangunlah!" teriaknya.Pada saat ini, Rafael baru menyadari pipi Karina yang bengkak, kedua pergelangan memar parah dan berdarah serta salah satu lengannya mengeluarkan banyak darah.Rafael mengangkat lengan baju Karina dan mendapati ada luka yang sangat dalam. Luka itu memanjang dari ujung atas lengan hingga dekat pergelangan tangan. Darah terus mengalir keluar dari luka itu dan membasahi seluruh lengan bajunya.Sepasang mata hitam Rafael menyipit, seluruh tubuhnya seketika memancarkan aura
Ketika Rafael menemukan Karina sedang memandangnya tanpa berkedip, dia mencubit hidung Karina dengan kesal dan berkata, "Kupikir kamu akan tidur sampai kiamat nanti."Karina tersenyum, lalu ingin bangkit untuk duduk. Melihat ini, Rafael segera melangkah maju, membantu Karina bangun dan menyesuaikan posisi ranjang rumah sakit agar Karina lebih nyaman.Setelah semuanya selesai, Rafael dengan lembut meletakkan tangannya di wajah Karina, merasa sedikit kasihan dan bertanya, "Masih sakit?"Nella kemarin menamparnya dengan kuat dan terasa sakit pada saat itu, tetapi sekarang sudah tidak apa-apa, hanya terasa sedikit mati rasa. Karina tersenyum dan menjawab, "Nggak sakit lagi, jangan khawatir."Namun, Rafael mencondongkan dirinya dan bibirnya dengan lembut bersentuhan dengan pipi Karina. Sentuhan hangat itu membuat Karina merasa sedikit gatal. Kemudian dia mendengar Rafael bergumam, "Kudengar melakukan ini bisa menghilangkan rasa sakitnya."'Jelas-jelas kamu hanya mencari kesempatan!'Karina
Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra
'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,