“Maksudmu ada yang berniat membunuh putraku?” seru Keevan dengan sorot mata menajam pada asistennya. Kilat matanya menunjukan jelas emosi amarah yang berkobar seperti api yang sebentar lagi meledakan tempat ini.Amarah dalam hati Keevan sudah terbendung kuat seakan ingin meledak mendengar laporan dari asisten pribadinya itu. Otaknya terus mencerna dengan baik segala kejanggalan yang terjadi pada hari ini.Angga menganggukan kepalanya. “Benar, Pak. Saya melihat sendiri rekaman CCTV di depan sekolah putra Anda. Di rekeman CCTV itu sangat terlihat jelas truck melaju dengan kecepatan mengarah pada putra Anda, Pal.”“Sialan!” Amarah Keevan menyulut kala mendengar semua laporan Angga. Pria itu tak henti-hentinya mengumpat kasar. Sorot mata tajam persis seperti ingin membunuh. Dalam benak Keevan memikirkan siapa orang yang berani sampai berniat membunuh putranya. Keevan bersumpah tak akan pernah mengampuni orang yang berani mencelakai putranya.Keevan belum mengatakan apa pun. Sorot matanya
Arletta mondar mandir tidak jelas di dalam kamar. Dia menggigit kukunya gelisah. Raut wajahnya tampak panik. Sungguh, Arletta tak mengerti dengan apa yang ada di pikiran Keevan. Pria itu membuat dirinya dan Keanu terpenjara di rumah ini.Arletta ingin sekali membawa Keanu pergi, tapi nyatanya dia tidak bisa. Penjaga di luar rumah Keevan begitu ketat. Pun lepas dari itu Keanu masih tertidur pulas. Arletta tidak mungkin membangunkan putranya. Tetapi lebih tidak mungkin lagi jika dirinya masih berada di rumah Keevan.Arletta tak mengerti kenapa Keevan membawanya ke rumah pria itu. Otak Keevan Danuarga memang sudah tidak lagi berfungsi dengan baik. Apa harus dirinya menghubungi polisi atas dasar penculikan? Tapi bagaimana dengan Keevan? Pria itu pasti terkena masalah. Jutaan hal yang muncul di dalam pikiran Arletta, membuatnya menjadi sakit kepala luar biasa.Bisa saja Arletta melaporkan pada pihak polisi, akan tetapi jauh dari dalam lubuk hatinya terdalam—dia tidak ingin sampai Keevan me
Matahari sudah tinggi. Keevan kini tengah duduk di kursi meja makan seraya melirik sebentar arloji di pergelangan tangannya. Tampak pria itu tengah menunggu Arletta dan Keanu untuk datang ke ruang makan.Jika biasanya setiap pagi Keevan sudah sibuk bergegas ke kantor kali ini berbeda. Khusus pagi ini Keevan meminta salah satu orang kepercayaannya untuk mengambil alih pekerjaannya. Tentu semua itu karena Keevan ingin meluangkan waktu bersama dengan Keanu.Sejak tadi malam Keevan tak bisa tidur nyenyak. Benaknya selalu memikirkan tentang perkataan Keanu yang sangat merindukannya. Perkataan sederhana yang sangat manis dan terngiang-ngiang dalam pikirannya. Sungguh, Keevan seperti telah melakukan sebuah kesalahan besar karena menutupi identitasnya padahal dia telah mengetahui semua tentang Keanu.Ingin sekali Keevan mengungkapkan semuanya, tapi dia merasa ini bukan waktu yang tepat. Bisa-bisa Arletta akan mengamuk marah dan nekat untuk kabur. Banyak hal yang Keevan pikirkan.Keevan menge
Tubuh Keevan mematung mendengar ucapan asistennya. Tampak sepasang iris mata cokelat Keevan menyorot begitu tajam. Rahangnya mengetat. Tangannya terkepal begitu kuat. Emosinya tersulut kala tahu dalang dibalik semua ini adalah Nasha.“Berengsekk!” umpat Keevan kasar. Luapan emosinya nyaris meledak. Berani-beraninya Nasha melukai putranya! Wanita itu rupanya mengantarkan sendiri nyawanya dalam jurang kematian.Napas Keevan memburu. Dalam hati, Keevan tak henti mengumpat kasar. Amarah telah menelusup ke dalam dirinya. Kemarahan itu merajainya hingga membuat Keevan ingin segera bertemu dengan Nasha memberikan pelajaran pada wanita itu. “Pak Keevan, Non Nasha melakukan ini tidak sendiri. Dia dibantu oleh seseorang,” ucap Angga lagi yang sontak membuat raut wajah Keevan berubah.“Katakan padaku, siapa yang membantunya?” seru Keevan dengan geraman kemarahan.“Merla. Dia adalah salah satu mantan arsitek di perusahaan Anda. Dia bekerja sama dengan Nasha untuk mencelakai putra Anda, Pak,” ja
Arletta terbangun di tengah malam. Matanya mengerjap beberapa kali dan menggeliat. Rasa kantuknya tiba-tiba saja hilang. Wanita itu menyeka matanya menggunakan punggung tangannya sebentar.Saat mata Arletta sudah terbuka—tatapan wanita itu teralih pada jam dinding—waktu menunjukkan pukul dua belas malam. Dia ingin kembali tidur, tapi dirinya sudah tidak lagi mengantuk.Arletta menyibak selimut, turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar. Tepat di kala dia keluar kamar—langkahnya terhenti di kala berpapasan dengan pelayan.“Non Arletta,” sapa sang pelayan.Arletta menatap sang pelayan. “Aku kebangun. Hm, putraku masih tidur, kan?”“Masih, Non. Den Keanu masih tidur,” jawab sang pelayan. Arletta mengangguk merespon ucapan sang pelayan. “Keevan juga masih tidur, kan?” Entah kenapa, dia ingin menanyakan Keevan.“Maaf, Non. Sekitar tiga puluh menit lalu, Pak Keevan keluar rumah,” jawab sang pelayan—yang seketika itu juga membuat raut wajah Arletta berubah.“Keevan keluar rumah?” u
Suara bentakan lantang keras, sukses membuat Nasha dan Merla mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu. Dan seketika tubuh Nasha dan Merla mematung melihat sosok pria yang melangkah menghampiri mereka. Tampak wajah Nasha dan Merla memucat. Kedua wanita itu begitu terkejut melihat sosok pria yang ada di hadapan mereka.“K-Keevan?” Tenggorokan Nasha tercekat. Lidahnya kelu. Otaknya blank seketika tak mampu merangkai kata. Bukan hanya Nasha saja yang tiba-tiba tak mampu merangkai kata. Tapi Merla yang ada di dekatnya pun tak mampu merangkai kata. Kedua wanita itu membisu dengan keadaan mulut sedikit menganga menunjukan bahwa mereka sangat terkejut melihat Keevan ada di hadapan mereka.Keevan melangkahkan kakinya mendekat pada Nasha dan Merla. Malam ini Keevan memang sengaja ingin menemui Nasha dan Merla. Lebih tepatnya dia tak mau menunda bertemu dengan dua wanita yang berani melukai putranya.Keevan sudah tahu keberadaan Nasha dan Merla dari asistennya. Ternyata kala dia datang
Keevan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah malamnya kota Jakarta. Pandangan Keevan menatap lurus ke depan. Dalam hati, Keevan sudah tenang karena sekarang Nasha dan Merla telah ditangkap. Paling tidak kedua wanita itu telah mendapatkan balasan yang setimpal.Keevan mengembuskan napas panjang. Saat ini yang Keevan pikirkan adalah bagaimana mengajak Arletta bicara tentang Keanu. Tak mungkin Keevan terus-terusan hanya diam saja. Pun Keevan ingin segera memberitahukan pada Keanu bahwa dia adalah ayah bocah laki-laki itu. Namun tak dipungkiri ada rasa ketakutan dan cemas dalam dirinya.Hari ini, Keevan bertindak cepat karena dia tidak ingin terlambat dalam bertindak. Yang dia selalu pikirkan adalah Keanu dan Arletta. Dia tak terima ada yang berniat melukai putranya. Pun ditambah tadi Keevan mendengar percakapan Nasha dan Merla yang berniat mencelakai Arletta dalam rencana kedua dua wanita iblis itu.Keevan bersyukur dirinya mampu mendapatkan informasi secepatnya. Jika saja d
“Good morning, Mama.” Keanu menyapa Arletta yang baru saja melangkah masuk ke dalam ruang makan. Tampak Keanu melukiskan senyuman manis. Pun Arletta memberikan senyuman membalas sapaan putranya itu.“Selamat pagi, Bu Arletta,” sapa Mirna dengan sopan pada Arletta. Pengasuh Keanu itu tengah menyuapi Keanu.“Pagi, Mirna.” Arletta duduk di kursi meja makan. Lalu Arletta memberikan kecupan di pipi bulat Keanu. “Morning, My Handsome Boy.” Detik selanjutnya, Arletta mulai menikmati sarapan yang sudah tersedia di hadapannya.“Mama, pagi ini Paman Keevan pergi ke mana? Kenapa Paman Keevan tidak sarapan bersama dengan kita, Ma?” tanya Keanu seraya menatap Arletta.“Paman Keevan memiliki urusan. Nanti pasti dia pulang.” Arletta mencium hidung mancung nan mungil Keanu. Menatap hangat dan lembut putranya itu.Suara dering ponsel terdengar, menandakan adanya pesan masuk membuat Arletta mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang ada di atas meja. Lantas Arletta mengambil ponselnya dan segera mel
London, UK. Satu persatu salju turun cukup lebat di kota London. Beberapa jalanan penuh dengan balok es yang tertutup. Bahkan mobil-mobil yang kebetulan terparkir di pinggir jalan sudah tertutup oleh balok es. Salju turun masih bisa ditoleransi. Karena jika badai salju yang turun, maka pasti jalanan akan sepi. Tidak ada siapa pun di sana.“Papa … Mama … Keanu suka bermain salju,” pekik Keanu riang sambil melempar-lempar salju.“Keanu, pelan-pelan, Nak,” jawab Arletta dengan senyuman di wajahnya.Keanu tersenyum manis. “Mama tenang aja. Keanu anak pintar.”Arletta kembali tersenyum melihat Keanu yang ditemani Mirna bermain salju. Bocah laki-laki itu tengah membentu boneka salju. Untungnya, Keanu adalah anak cerdas. Cukup melihat satu kali contoh boneka salju, dia sudah mampu membuat boneka salju itu.Ya, London adalah kota di mana Keevan mengajak istri dan kedua anaknya berjalan-jalan. Musim salju adalah musim yang dipilih Keevan. Pria itu tahu pasti kedua anaknya akan senang jika dib
Sebuah gaun berwarna merah membalut tubuh Arletta begitu sempurna. Rambut panjang dan indah wanita itu digulung ke atas memperlihatkan leher jenjangnya. Kilauan kalung berlian di leher Arletta menyempurnakan penampilan wanita itu.Gaun merah yang dipakai Arletta sama seperti pakaian yang dipakai Arula. Ya, rupanya Arletta sengaja memesan dua gaun khusus untuknya dan Arula. Mereka layaknya kembar.Arula memiliki tubuh yang gemuk, kulit putih seperti boneka hidup, dan wajah yang sangat cantik. Arula perpaduan wajah Keevan dan Arletta. Tak heran jika banyak sekali yang gemas pada Arula. Karena memang balita kecil itu sangatlah cantik.Malam ini adalah malam di mana Arletta untuk hadir di pernikahan Arvin. Tentu Arletta tidak hanya datang sendiri saja. Wanita itu akan datang bersama dengan suami dan kedua anaknya.“Sayang, apa kamu udah siap?” Keevan masuk ke dalam walk-in closet sambil menggenggam tangan Keanu. Namun, seketika mata Keevan dan Keanu begitu berbinar kagum melihat penampila
“Udah selesai ngobrolnya?” Keevan menatap Arletta yang baru saja masuk ke dalam kamar pribadi yang ada di ruang kerjanya. Pria itu duduk di sofa kamar sambil memegang iPad.“Udah.” Arletta menatap Keanu dan Arula yang sekarang sudah tertidur pulas. “Keanu udah makan belum?” tanyanya.“Udah, tadi Keanu udah makan. Dia mengantuk sepertinya di sekolah, pelajarannya terlalu berat sampai membuatnya kecapean,” jawab Keevan dingin dan datar.Arletta duduk di samping Keevan. “Sayang, kamu nggak marah, kan?” tanyanya pelan dan hati-hati. Cukup dari nada bicara saja dia tahu kalau sang suami jengkel.Keevan meletakan iPad-nya ke atas meja dan menatap Arletta. “Apa yang aku duga bener, kan? Arvin itu udah lama naksir kamu.”“Keevan, aku nggak tahu. Arvin nggak pernah bilang kalau dia naksir aku,” jawab Arletta jujur. Selama ini memang Arvin tak pernah bilang padanya, kalau pria itu menyukainya. Dia hanya mendengar ucapan konyol Rima yang selalu bilang Arvin suka padanya.“Nggak perlu ngomong har
“Arletta, kamu ganti pakaian kamu. Aku mau ajak kamu ke kantor.”Kalimat yang Keevan ucap itu sedikit membuat Arletta terkejut. Arletta yang baru saja selesai menyusui Arula, langsung menatap Keevan lekat-lekat. Sangat jarang sekali suaminya mengajaknya untuk ke kantor. Apalagi sejak Arula sudah lahir. Arletta sangat jarang sekali pergi. Pun kalau pergi pasti Arletta pergi bersama dengan ibunya, ibu mertuanya, atau dengan Rima.“Sayang, kamu mau ajak aku ke kantor?” ulang Arletta memastikan. Dia takut kalau apa yang dia dengar ini salah.Keevan mengangguk sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ya, aku mau ajak kamu ke kantor. Tapi kita jemput Keanu dulu setelah itu kita ke kantor.”Hari ini Keevan sengaja berangkat ke kantor siang hari, karena memang dia ingin mengajak istri dan kedua anaknya untuk ke perusahaannya. Dia tahu sang istri merasa bosan di rumah. Jadi tak ada salahnya dia mengajak sang istri ke kantor demi mengurangi rasa jenuh.Arletta tersenyum m
Arletta bangun terlambat karena sepanjang malam mendapatkan serangan dari sang suami. Wanita itu bahkan tak menyiapkan sarapan, akibat kelelahan. Untungnya di rumahnya itu memiliki chef dan banyak pelayan. Jadi Arletta tak perlu repot untuk memasak.Keanu sudah berangkat sekolah. Arula tengah diajak pengasuhnya untuk berjemur. Sinar matahari pagi sangat baik untuk kulit. Sedangkan Arletta masih terbaring di ranjang, masih kelelahan.Tadi malam, Arletta baru bisa tertidur pada pukul tiga pagi. Lebih dari satu minggu tak bertemu dengan sang suami membuat suaminya itu seperti singa yang kelaparan. Tentu sebagai istri yang baik, Arletta wajib untuk melayani suaminya itu. Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Arletta yang tengah berbaring di ranjang, mengalihkan pandangannya melihat ke arah pintu dan meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.“Permisi, Bu.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Arletta.Arletta menatap sang pelayan. “Iya? Ada apa?” tanyanya.“Bu, ini saya b
“Papa …” Keanu melompat-lompat gembira melihat Keevan yang baru saja turun dari mobil. Berikutnya, dia langsung menghamburkan tubuhnya ke Keevan. Refleks, Keevan menggendong Keanu dan menghujani putranya itu dengan kecupan.Arletta tersenyum melihat pemandangan itu. Bahkan Arula yang ada digendongannya juga nampak riang bertepuk tangan melihat Keevan sudah pulang. Tepatnya, tadi malam Keevan bilang kalau akan tiba di rumah pada pukul sepuluh pagi. Arletta senang karena Keevan menepati janjinya untuk pulang lebih cepat. Lihat saja Keanu sudah sangat senang melihat ayahnya pulang. Well, bukan hanya Keanu saja yang senang tapi juga Arletta serta Arula—si balita cantik nampak senang. Keevan melangkah mendekat ke arah Arletta sambil menggendong Keanu. Pria itu memberikan kecupan di bibir istrinya dan kecupan di pipi bulat Arula. “Maaf membuat kalian menunggu lama.”“Nggak apa-apa, Sayang. Yang penting kamu udah pulang sekarang.” Arletta memeluk lengan Keevan, dan memberikan kecupan di l
Dua tahun berlalu … “Mama, Keanu pulang…” Keanu berlari menghampiri Arletta yang sedang menggendong balita cantik dan gemuk. Tampak senyuman di wajah Arletta terlukis melihat Keanu sudah pulang.“Anak Mama yang paling ganteng udah pulang.” Arletta menundukan kepalanya mencium pipi bulat Keanu.Keanu tersenyum riang. “Sudah, Mama. Keanu sudah pulang. Mama Arula kenapa tidur pas Keanu belum pulang? Kan Keanu jadi nggak bisa main sama Arula.” Bibir Keanu tertekuk melihat adik cantiknya tertidur pulas digendongan Arletta.“Keanu cium Arula aja, ya, Nak. Tadi Arula udah nguap terus. Nanti kalau Arula udah bangun, Keanu boleh ajak Arula main.” Arletta mendekatkan Arula ke wajah Keanu.Keanu langsung menciumi lembut adiknya yang cantik dan menggemaskan itu.Arula Danuarga adalah putri kedua Keevan dan Arletta. Putri kedua Keevan dan Areletta itu sangat cantik dan gemuk. Tidak heran jika Keanu sangat gemas pada adiknya. Setiap kali Keanu pulang sekolah, maka selalu saja Keanu bermain dengan
Rima hampir saja jantungan mendapatkan undangan dari Arletta. Sebuah undangan yang tertulis jelas bahwa Arletta Pradipta akan menikah dengan Keevan Danuarga. Tidak, bukan hanya Rima saja yang terkejut, tapi juga seluruh devisi kantor Mahardika Company. Memang, banyak sekali gossip yang menceritakan tentang hubungan Arletta dan Keevan. Apalagi sejak family gathering Arletta digendong Keevan, tentu saja gossip hubungan antara Arletta dan Keevan begitu terdengar.Akan tetapi, seluruh karyawan Mahardika Company sama sekali tidak menyangka kalau hubungan Arletta dan Keevan akan berakhir sampai di pernikahan. Hal yang paling sama sekali tak mereka semua sangka adalah tentang gossip Arletta sudah memiliki anak berusia 4 tahun dari Keevan Danuarga.Selama ini, Arletta sangat tertutup rapat tentang kehidupan pribadinya. Bahkan Rima saja tak pernah tahu tentang kehidupan pribadi Arletta. Bukan tanpa sebab, itu semua karena Arletta tahu akan banyak orang yang besar kemungkinan memberikan koment
Obrolan hangat tercipta antara kedua orang tua Keevan dan kedua orang tua Arletta. Ya, sejak di mana Raka meminta orang tua Keevan untuk datang—detik itu juga Keevan langsung meminta kedua orang tuanya untuk datang ke Bali.Jarak Jakarta dan Bali sangat dekat membuat kedua orang tua Keevan bisa datang cepat. Pun memang kedua orang tua Keevan sudah ingin bertemu dengan kedua orang tua Arletta. Namun, kedua orang tua Keevan membiarkan Keevan yang bertemu dulu dengan kedua orang tua Arletta, karena mereka tahu bahwa Keevan harus meminta maaf pada kedua orang tua Arletta.“Rencana pernikahan Keevan dan Arletta lebih baik kita adakan secara meriah. Kita harus menyiapkan konsep terbaik.” Nadira nampak semangat membahas tentang pernikahan Keevan dan Arletta.“Aku setuju. Aku juga ingin pernikahan Keevan dan Arletta megah dan mewah,” jawab Melisa yang sependapat dengan ibu Keevan. Bagas dan Raka sama-sama tersenyum. Dua pria paruh baya itu sudah kalah jika membahas tentang pesta. Untuk urus