Share

Undangan

Penulis: Takhingga19
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-19 07:14:13

Hari ke hari semuanya tampak sibuk. Peluncuran buku akan semakin dekat, tim marketing juga disibukkan dengan promosi yang semakin gencar. Diksi-diksi indah memenuhi laman sosial media penerbit, postingannya berupa teka-teki penuh misteri tentang buku terbaru dari Panji.

“Panji itu sebenarnya udah nerbitin tiga buku, Pi di penerbit kita. Bergabungnya dia itu pas banget sejak kamu baru keluar, tapi dia juga hiatus tiga tahun terakhir dan baru nongol lagi tahun ini. Aku seneng sih, soalnya buku-buku dia itu laku abis. Jadi ya, dia ngasih banyak keuntungan buat kita, aku kan jadi ngerasa enggak harus banting otak buat promosi keras,” jelas Ara.

Sepia baru tahu hal itu. Ia tidak tahu bahwa Panji pernah pulang dari Jepang dan bergabung sebagai penulis di kantor tempatnya bekerja. Karena memang selama itu mereka benar-benar tidak saling bertukar kabar.

“Oh, aku pikir dia baru. Pantas saja Bu Nawang memberikan naskah dia yang paling prioritas,” Sepia menyahut pendek, seperti tidak terlihat te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Sebuah Insiden

    “Kali ini pulang denganku saja. Aku sudah bilang pada suamiku, ia tidak keberatan jika kamu ikut,” ajak Ara.“Ah, tidak perlu. Aku akan merepotkanmu Ara, lagipula arah pulang kita tidak sama. Aku tidak apa-apa, sudah kubilang aku terbiasa sendirian. Lagipula banyak ojek dan taksi,” jelas Sepia.“Sungguh tidak akan merepotkan sama sekali. Aku malah senang, jadi aku bisa jalan-jalan sebentar terlebih dekat tempat tinggalmu banyak tempat nongkrong bagus. Ya, biar aku punya alasan merayu suamiku.”Tidak seperti biasanya, entah kenapa Ara sangat memaksa Sepia untuk pulang bersama. Padahal jelas-jelas Sepia tidak akan pernah menerima ajakannya. Selain karena tidak searah, Sepia juga merasa tidak enak jika berada di antara sepasang suami istri.“Sejak aku tahu Yana mengganggumu, aku tidak tega jika membiarkanmu sendirian. Setidaknya jika bersama kami, kamu akan aman. Kamu bisa pulang dengan selamat dan cepat. Aku benar-benar tidak ingin kamu laki-laki hidung belang itu terus mendekatinya. De

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Kehilangan Kesekian

    Musibah selalu datang pada waktu yang tidak bisa kita duga.Sepia terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit. Ia berusaha membuka matanya lebar-lebar meski kenyataannya matanya sembab karena tangis yang tak henti berlinang dalam pelupuk matanya. Perutnya masih terasa keram, suhu tubuhnya naik demam, dan ia masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi diluar kendali juga tanpa sepengetahuannya. Ia syok, benar-benar terguncang dengan apa yang ia alami.“Maafkan aku … ini semua gara-gara aku, kalau kamu tidak mengejar jambret yang mengambil tasku kamu tidak akan merasakan sakit sedalam ini. Kumohon maafkan aku ….”Gina juga menangis terisak di sampingnya, ia benar-benar merasa bersalah dan malah menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi. Sepia tetap terbaring lemas, bola matanya perlahan bergerak menatap Gina. Sepia menggelengkan matanya perlahan, ia juga berusaha meraih tangan Gina.“I—ibu tidak bersalah, jangan menyalahkan diri ibu. Ibu tidak boleh sedih berlebihan, ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Baru

    “Shabiru, maafkan ibun, ya. Minggu ini ibun tidak bisa pulang lagi. Ibun sangat rindu dengan Shabiru, tapi pekerjaan di kantor sedang sangat padat. Semoga minggu depan ibun bisa pulang.”Sepia meraih selembar kertas, lalu membubuhkan sepenggal kalimat itu di atasnya. Ia tahu Shabiru masih belum lancar membaca, tapi ia akan sangat senang jika menerima sepenggal surat tulisan tangan ibunya secara langsung. Sepia melipat kertas itu dua kali, lalu memasukannya ke dalam kardus berisi mainan, buku dongeng, dan beberapa jenis makanan ringan. Ia kemudian menutup kardus itu dengan lakban bening sampai rapat. Ia akan mengirimkan barang itu ke pihak ekspedisi, ia berharap barang yang ia kirimkan bisa sedikit melipur kerinduan Shabiru.Sepia terdiam sejenak, ia kembali merenungi kesedihan yang ia rasakan akhir-akhir ini. “Apakah Ray akan merasa sedih, jika tahu salah satu calon anaknya gagal terlahir ke dunia ini?”Sempat terpikir untuk memberitahu Ray, tapi ia mengurungkan niatnya. Ia telah memp

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Sisi Lain

    Rumah Ray Mahesa.Semakin hari, semakin banyak perubahan dalam kehidupan Ray. Ia harus terbiasa mengurus banyak hal sendirian di tengah pesatnya perkembangan bisnis yang digelutinya. Restoran miliknya semakin merajalela dan mulai menyebar ke luar Yogyakarta. Karirnya sedang ada dalam posisi cemerlang, berbanding terbalik dengan kehidupan asmaranya yang justru semakin berantakan.Meski sekarang ia tinggal bersama ibunya, tetap saja ia merasa sendirian dan serba berantakan, terlebih perasaannya. Rumah besarnya kini sepi, tanpa teriakan anaknya yang selalu berhasil menghangatkan suasana. Kini hanya tersisa tembok tinggi yang dingin nan membelenggu perasaannya untuk melupakan masa lalu.“Ibu merindukan cucu ibu,” ibu Ray terlihat menghela napas panjang sambil menuangkan air untuk gelas Ray. “Kenapa kamu tidak menjemputnya saja? Dan bawa cucuku untuk tinggal di sini. Aku juga bisa mengurusnya. Aku dengar, Sepia juga pergi ke Jakarta. Sementara cucuku malah ditinggalkan sendirian bersama ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Tokoh Lain

    Panji— laki-laki yang masih mengenakan jaket kanvas berwarna marun begitu memperhatikan Sepia sejak ia memasuki ruangan acara webinar akan dilangsungkan. Dari kerutan kecil pada keningnya, terlihat jelas Panji sangat terkejut dengan penampilan Sepia yang berubah hampir tiga ratus enam puluh derajat. Apalagi ketika perempuan itu tersenyum ke arahnya dengan ramah, benar-benar berbeda. Padahal ia masih ingat betul, beberapa hari lalu Sepia meminta dirinya untuk menjauh.“Apa kabar, Panji? Sudah siap untuk webinarnya?” tanya Sepia basa-basi. Hal itu dilakukannya agar suasana menjadi lebih cair.Setelah apa yang telah terjadi, Sepia akan berusaha melupakan segalanya dan merubah banyak hal. Entah itu soal masa lalunya dengan Panji atau pun kejadian beberapa hari lalu.“Ba—baik. Aku sudah sangat siap … dan Ibu Sepia? Bagaimana keadaanmu, Bu?” ia menyahut dengan canggung. Panji hanya melihat Sepia sekejap, kemudian memalingkan pandangannya ke tempat lain. Ia masih tidak percaya, dengan sikap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Rumah Baru

    Sepia mengikat rambutnya, lalu berjongkok mengambil kotak berisi foto-foto Shabiru dan memindahkannya ke atas meja. Tinggal di Jakarta bukanlah keputusan yang mudah di ambil. Banyak hal yang telah Sepia pertimbangkan matang-matang dengan waktu yang tidak sebentar. Namun,masalah yang menimpanya membuat Sepia akhirnya nekat dan tergesa mengambil keputusan. Selain ingin memulihkan diri dan menjauh dari masa lalunya,ia memang benar-benar ingin menyendiri.Hari baru dimulai setiap matahari kembali terbit, mengakhiri gulitanya malam yang hanya tersinari redup rembulan atau cahaya-cahaya dari energi buatan. Sepia juga memulai hari barunya di tempat tinggal yang berbeda, ia sudah pindah dari rumah Oma Ina dan menempati rumah baru.Rumah bergaya minimalis modern dua lantai dengan cat putih yang dikombinasikan dengan warna krem memberikan kesan yang tenang dan hangat sekaligus. Rumah itu cukup strategis dengan kebutuhan dan kapasitas budgetnya, semuanya telah ia pertimbangkan matang-matang. Kom

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Tetangga Baru

    “Nanti aku akan ke rumahmu pokoknya. Tapi kapan, ya? Mana besok aku tetap harus masuk kerja. Padahal jelas-jelas hari minggu itu untuk libur. Rasanya banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu, Pia. Aku sedang sangat kesal dengan atasanku dan banyak sekelumit masalah. Ah, andai kamu jadi membeli rumah yang ada di dekatku, setiap hari kita bisa selalu bertemu dan setiap hari aku bisa curhat.” Alea terdengar menghembuskan napas dari balik telepon. “Sabar, sabar. Minggu depan saja kita bertemu,” kata Sepia. “Eh, aku lupa. Kemungkinan minggu depan aku akan pulang dulu. Shabiru bisa-bisa ngambek, aku sudah tiga minggu belum pulang.”“Nah, kan … Susah banget ketimbang pengin curhat doang,” Alea terdengar mendesah kecewa.Sepia beranjak dari duduknya dan berdiri di depan jendela. “Ya, curhat lewat telepon aja. Toh sama aja. Memangnya soal apa yang bikin kamu gelisah begini?”“Kalau di telepon tuh kayak ada sesuatu yang kurang, Pia. Ah, aku bingung harus mulai jelasinnya dari mana,”“Ya uda

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Tamu

    Waktu terasa cepat sekali berlalu. Setelah mengobrol hampir setengah hari dengan Gina, Sepia tertidur lagi selama dua jam. Lalu ketika bangun lagi, langit sudah menguning dan perutnya mulai terasa lapar.Sudah pukul tujuh malam.Pada hati Sepia, tiba-tiba saja ia merasa ragu untuk datang ke acara pernikahan Nawang karena ia tahu akan banyak orang yang tidak asing akan ia jumpai di sana. Perasaan itu mencuat begitu saja, padahal sebelumya ia merasa antusias untuk menghadiri acara itu. Namun, sepertinya sudah terlambat untuk berubah pikiran dan absen dari acara itu. Pertimbangan alasan Nawang adalah atasan sekaligus teman semasa kuliahnya menjadi pemberat untuk mengurungkan niatnya.“Ah, aku ini kenapa? Kenapa bisa segelisah ini?” Sepia menatap pantulan dirinya di cermin.Ia sudah bersiap, riasannya telah selesai. Ia mengambil anting dengan liontin mutiara violet yang senada dengan bajunya lalu memakainya dengan hati-hati. Penampilannya terlihat sempurna, rambutnya disanggul kepang keci

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Makan Malam

    Sore hari, ketika udara sedang hangat-hangatnya, Sepia sedang berada di stasiun.Anak kecil yang ketika berdiri tingginya sama dengan Sepia ketima berlutut itu memeluk erat Sepia, melesak dalam pundaknya cukup lama dan enggan melepas pelukannya."Sayang," panggil Sepia dengan lembut.Setelah banyak hal terlewati, akhirnya Shabiru akan pergi mengunjungi Yogyakarta, mengunjungi kota kelahirannya. Kota yang sering banyak orang sanjung sebagai kota yang istimewa. Shabiru melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah ibunya lamat-lamat dengan tatapan sendu."Ibu tidak apa-apa aku tinggal dulu?" tanyanya.Sepia tersenyum dan membelai lembut wajah anaknya. "Tidak apa-apa. Kan katanya kamu mau mengunjungi adik kecil?""Ibun, kalau ada apa-apa minta tolong sama Kak Panji saja, ya. Dia pasti akan selalu membantu ibun. Aku sudah bilang padanya agar sering-sering mengunjungi ibun."Sepia mengangguk mengiyakan permintaan anak kecil itu. "Iya, iya siap kapten!"Shabiru menghela napas berat lalu memeluk

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Ajakan

    Beberapa saat keheningan kembali meliputi Sepia dan Panji.Panji terlihat menarik embuskan napas beberapa kali, seolah ada keraguan yang menahan perkataan yang akan ia ucapkan pada perempuan itu. "Aku ... mm ...." Panji bergeming.Sepia menoleh saat Panji mulai berbicara, tetapi lagi-lagi Panji kehilangan kata-kata setiap menatap Sepia."Kenapa? Apa kamu sedang ada masalah?" tanya Sepia.Panji langsung menggeleng seraya tersenyum. "Tidak.""Nanti malam kamu ada acara nggak?" tanya Panji."Sepertinya tidak, kenapa memangnya?""Aku ingin mengajakmu keluar untuk makan malam. Tapi kalau kamu sibuk atau mau istirahat, aku tidak ingin memaksa," jelas Panji setengah menahan gugup."Boleh. Udah lama juga aku nggak makan di luar," sahut Sepia tanpa pikir panjang.Kejadian yang baru ia alami cukup membekas, ia takut jika San datang lagi dan mengganggunya. Barangkali bila bersama Panji, ia bisa menghindar dari kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.Sepia tahu, San bukanlah laki-laki yang mud

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Malaikat Pelindung

    Jarak wajah Sepia dan San mungkin hanya satu jengkal. Sepia bisa merasakan embusan napas laki-laki itu semakin dekat. Dada Sepia benar-benar bergemuruh, ada ketakutan yang dia rasakan. Ketakutan itu berkali-kali lipat lebih besar dari ketakutan yang dulu ketika San hampir melakukan hal yang sama padanya. Bedanya, dulu San memintanya dengan lemah lembut, tidak seperti yang terjadi saat ini. Laki-laki itu benar-benar kasar, memaksa, dan tidak memiliki etika."Kamu ... bohong soal mencintaiku. Semua yang kamu katakan hanya omong kosong yang tidak bisa dilihat apalagi dibuktikan. Aku membencimu San, sangat membencimu! Aku tidak sudi bertemu denganmu lagi!" Napas Sepia terengah-engah, ia terjebak dalam situasi yang benar-benar mendesak. Ia berusaha berpikir keras, mencari cara untuk melarikan diri. "Aku peringatkan sekali lagi, menjauhlah dariku!"San sudah berubah menjadi laki-laki dewasa yang telah melihat dunia lebih luas. Dia benar-benar bisa melakukan apa pun dan Sepia tidak ingin dip

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Masa Lalu Kembali Menyapa

    Seminggu berlalu, hari-hari Sepia kembali berjalan baik. Shabiru sudah pulih dari sakitnya dan Sepia kembali disibukkan dengan urusan tokonya. "Mel, sekarang aku mau pergi belanja. Nanti kalau ada tamu penting minta hubungi lewat telepon aja ya. Soalnya aku bakalan agak lama nih. Stok toko yang harus dibelanjain udah dicatet semua, kan?"Sepia menutup laptopnya dan mengambil tas."Sudah, Kak. Sudah aku kirim lewat WA. Kain organza yang paling cepat habis Kak," jelas Melly."Oke kalo gitu, aku akan belanja kain organzanya lebih banyak."Sepia keluar dari toko dengan tergesa, dia sampai tidak sengaja menabrak seorang laki-laki yang memiliki tubuh tinggi dan dada bidang."Maaf, aku tidak sengaja," ucap Sepia.Raut wajah perempuan itu langsung berubah tidak suka ketika melihat orang yang ditabraknya.Sungguh ia ingin segera pergi sejauh mungkin, enyah dari laki-laki itu. Namun, sebelum Sepia sempat mengambil satu langkah kecil pun laki-laki berbadan kekar itu langsung mencengkeram tangan

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Menampik Rasa

    “Aku langsung pulang, ya,” kata Panji. “Shabiru sudah tidur. Kelihatannya dia sangat merindukan tidur di kamarnya, nyenyak sekali.”Sepia yang sedang memeriksa pesanan pelanggan di laptopnya menoleh. Di luar hujan turun sangat deras, dia tahu Panji sedang dalam keadaan sangat lelah karena menemani anaknya.“Kita sarapan dulu. Aku sedang meminta pegawaiku untuk membelikan makanan. Kamu tidak boleh pergi dalam keadaan perut kosong. Kamu sudah benar-benar membantuku, jadi aku merasa tidak enak denganmu.”“Kamu merasa begitu padahal aku tidak melakukan apa-apa. Kamu makan saja bersama pegawaimu, kalau denganku lain waktu saja ya.” Panji menolak secara halus.Sepia menghela napas kesal. Dia tahu Panji sama keras kepalanya dengan dirinya, tetapi kali ini dia tidak akan membiarkan laki-laki itu pergi begitu saja. Mungkin Panji tidak menyadari bahwa walau hanya kehadirannya itu sudah sangat berarti besar, bukan untuk dirinya melainkan untuk Shabiru. Atau mungkin Sepia sendiri yang tidak bisa

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Pergi Lagi

    Ray menghela napas panjang, tubuh Sepia sudah berjalan menjauh, tetapi perkataannya tetap tertinggal dalam benaknya. Ray kembali terhempaskan oleh kenyataan. Semua yang pernah ada di antara mereka sudah berakhir, bahkan hancur. Ray sudah tidak memiliki haka pa-apa, sekecil apapun pada perempuan itu. Bahkan ia merasa tidak berhak untuk sekadar menatap bayangan perempuan itu.Helaan napas Ray terdengar cukup keras, pada waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Ia langsung merogoh sakunya sambil duduk pada kursi tunggu yang kosong.“Halo, iya saat ini aku masih di rumah sakit. Keadaan Shabiru sudah lumayan membaik, aku akan segera pulang,” sahut Ray, ia memutus panggilan, lalu berjalan meninggalkan lorong itu.Tangan Ray hampir menyentuh gagang dingin pintu ruang perawatan, tetapi suara gelak tawa Shabiru dan Panji yang terdengar berhasil membekukan waktu. Dari celah kaca, Ray bisa melihat kedekatan antara mereka. Sungguh, saat itu juga ia didera rasa cemburu yang begitu hebat.“Aku dan

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Diskusi Mantan

    “Lihatlah, Ray. Dia begitu berharap kamu akan datang dan mengajaknya berkunjung. Bahkan dia menganggap bahwa rumah yang dulu adalah miliknya, sekarang dia merasa tidak berhak lagi. Jangan biarkan dia merasa telah kehilangan rumahnya, Ray. Jangan biarkan dia merasa telah kehilangan ayahnya, hanya karena ayahnya telah memiliki keluarga baru. Apa pun yang telah terjadi dalam hidup kita, itu tidak akan pernah bisa merubah kenyataan bahwa Shabiru adalah anakmu. Anak yang berharap bisa disayangi dengan tulus, hanya sesederhana itu permintaannya ….” Sayangnya Sepia hanya mengatakan kata-kata itu dalam hatinya.Ray masih terdiam, ia sepertinya sangat terkejut dengan permintaan kecil anaknya untuk sekadar mengunjungi rumah lamanya. Ray sebenarnya ingin memberitahu bahwa rumahnya saat ini bukanlah rumah yang sama seperti dulu. Tidak ada lagi mobil memenuhi garasi, hanya tinggal dua mobil yang tersisa. Semuanya habis karena kerugian restoran yang ia alami. Ia ingin menceritakan segalanya pada Sh

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Permintaan

    Rumah sakit, Bandung.Jam menunjukan sekitar pukul delapan malam. Sekarang ayah dan ibu Sepia juga telah datang sejak sore hari. Keadaan Shabiru masih sama saja belum ada perubahan yang berarti, ia harus lebih banyak tidur untuk meredam rasa sakit yang mendera tubuh kecilnya.“Ayahnya sudah diberitahu, Pi?” tanya ibunya Sepia.Sepia mengangguk. Sebenarnya dalam situasi seperti ini ia tidak ingin melibatkan ayah dan ibunya, ia tidak ingin membuat mereka cemas, tetapi tidak mungkin juga untuk menyembunyikan hal ini. Pikiran Sepia benar-benar kalut, tidak benar juga jika ibunya terus mempertanyakan kehadiran Ray.“Lalu bagaimana? Akan ke sini?” cecar ibunya.“Aku tidak tahu, Bu. Tadi yang mengangkat telepon adalah istrinya,” jelas Sepia.“Kalau begitu telepon lagi dan minta dia untuk datang,” perintah ibunya Sepia.Sepia menghela napas. Tidak, ia tidak akan bisa menelepon Ray. Suara Arumi yang ia dengar telah membangkitkan banyak luka yang tadinya sudah lenyap tertimbun kesibukkan. “Suda

  • Kesempatan Kedua untuk Cinta   Firasat

    “Mau makan dulu, Kak? Pasti dari pagi Kak Pia belum makan,” Afandi membawakan makan siang.Dalam kondisi seperti ini tidak ada yang namanya lapar atau haus yang ada hanyalah perasaan cemas yang semakin lama semakin menggunung tinggi. “Aku belum lapar, kamu makan saja duluan.”“Baiklah, Kak kalau begitu. Aku keluar sebentar, ya.” Afandi keluar.Hanya menyisakan Sepia dan Shabiru dalam ruangan itu. Sepia memperhatikan cairan infus yang terus menetes dan merasakan betapa heningnya ruangan itu. Ia beranjak mendekati jendela.Firasat yang kuat telah terhubung antara ibu dan anak. Perasaan Sepia yang mendadak tidak enak ternyata terbukti, tetapi ia tidak perah menduga bahwa hal seperti itu bisa terjadi. Sepia berdiri mematung di depan jendela ruangan perawatan. Ia berandai-andai seandainya ia bisa memutar waktu, maka ia tidak akan pergi kemana-mana dan ia juga tidak akan membiarkan Shabiru pergi kemana-mana. Pikirannya kembali sibuk berdebat sekaligus mengumpulkan keyakinan tentang memberit

DMCA.com Protection Status