Meskipun Mia sedang memasang ekspresi masam, dia merasa Violet tidak akan bisa menolak Freddy.Tanah itu seluas 60 ribu meter persegi.Dia tidak ingin Violet mendapatkan tanah emas itu.Violet berpura-pura terkejut. "Kota hijau apaan? Kenapa aku nggak tahu?""Nona Muda nggak pernah terlibat dalam hal ini, jadi tentu saja kamu nggak tahu tentang kabar itu. Pamanmu juga peduli padamu. Kalau kamu menyerahkan tanah itu kepada Keluarga Gloria, kami pasti bisa menghasilkan uang."Ketika Mia berbicara, dia bahkan nggak bisa menyembunyikan matanya yang berbinar-binar.Orang yang kurang cerdas pun tahu begitu dokumen persetujuan penghijauan keluar, tanah itu akan menjadi sangat berharga.Violet menghela napas sebelum berkata, "Paman, kenapa kalian nggak mengatakannya lebih awal? Sekarang kalian sudah terlambat.""Apa maksudmu?"Ekspresi Mia langsung berubah.Freddy juga berkata, "Vio, jangan-jangan kamu ....""Tiga jam yang lalu, aku sudah menjual tanah itu.""Apa?!" teriak Mia."Sebenarnya, ak
Charles berkata, "Aku sudah memesan tempat di Restoran Four Spices. Nona Violet, silakan naik mobil.""Terima kasih."Sore hari, Romeo mau menghadiri sebuah perjamuan. Ketika mobil melewati gerbang Universitas Ace, Romeo melihat murid-murid yang berlalu-lalang di dalam. Wajah Violet pun tiba-tiba muncul di dalam benaknya."Berhenti," perintah Romeo.Ketika kata itu keluar dari mulutnya, Romeo sendiri juga tercengang.Untuk apa dia menyuruh menghentikan mobil?Sedangkan Levi sudah memarkir mobil di pinggir jalan. Dia bertanya, "Apa Tuan Romeo ingin menjemput Nona Evelyn?"Romeo diam saja.Levi bertanya lagi, "Apa Tuan ingin menelepon Nyonya?"Romeo mendongak. Dia mengarahkan tatapannya yang sinis ke kaca spion dan Levi segera membungkam mulutnya.Di gerbang Universitas Ace, Sandra melihat mobil mewah Romeo dulu. Jadi, dia menarik-naik Evelyn yang berada di sampingnya dan berkata, "Evelyn, bukankah itu mobil pacarmu? Apa dia datang untuk menjemputnya?"Dari jauh, Evelyn langsung mengenal
"Lihatlah. Apa ada makanan kesukaanmu?"Charles meletakkan menu di tangan Violet.Violet melihat-lihat menu sambil berkata, "Kita memesan yang tadi William bilang saja."Setelah Charles mendengar itu, dia tersenyum.William yang duduk di sebelah berkata, "Aku sudah bilang, pilihan Charles pasti nggak akan salah. Itu semua makanan kesukaan Nona Violet."Violet melihat Charles dengan bingung, tapi Charles sepertinya tidak berniat untuk menjelaskan."Maaf, Tuan. Dapur baru memberi tahu saya kalau tofu kepiting sudah habis. Kami bisa menggantikan dua hidangan untuk itu. Silakan melihat menu lainnya ...."Pelayan berkata dengan hati-hati. Dia takut Charles akan marah.William pun mengernyit. "Ada apa? Bukankah kami sudah memesannya dulu? Kenapa sudah habis?"William sangat pandai mengatur segalanya dan tidak pernah melakukan kesalahan. Bukankah ini sama dengan menginjak harga dirinya?"Kami benar-benar meminta maaf. Tofu kepiting sudah dipesan meja lain dulu. Dapur kami salah menghitung. Ma
Pak Kevin melihat Romeo dengan bingung.Ini adalah berita bagus dan orang lain di industri real estat sudah mendengarnya.Kening Romeo pun makin berkerut. Dari pagi ini, dia belum berbicara dengan Violet."Pak Kevin, ayo minum."Evelyn tahu kalau sekarang Romeo sedang memikirkan Violet. Evelyn menekan rasa kesalnya dan menuangkan alkohol untuk Romeo.Namun, Romeo langsung berdiri, kemudian keluar tanpa menoleh."Eh? Tuan Romeo!"Semua orang di ruang pribadi itu merasa bingung, sedangkan ekspresi Evelyn menjadi masam.Bagaimana tanah itu bisa direncanakan menjadi kota hijau?!Di toilet, Violet baru mencuci tangannya. Kemudian, dia melihat ponselnya di sebelah wastafel tidak berhenti berdering. Setelah Violet melihat nama Romeo di layar, dia mengangkat telepon. "Ada apa?""Di mana kamu?"Nada Romeo terdengar kasar.Violet tidak tahu kapan dia menyinggung Romeo. Dia berkata, "Aku sedang makan bersama teman. Kalau ada apa-apa, kita berbicara setelah aku pulang."Saat ini, dia mendengar sua
Setelah Evelyn kembali ke ruang pribadi, karena wajahnya terlihat pucat, itu menarik perhatian orang-orang di sekitar.Evelyn berusaha menenangkan dirinya dan duduk. Ketika Romeo melihat wajah pucat Evelyn, dia bertanya, "Apa kamu nggak enak badan?"Evelyn berbisik, "Tuan Romeo, sepertinya tadi aku melihat Kak Violet.""Violet?"Evelyn menganggukkan kepalanya. Dia berpura-pura dilema sebelum berkata, "Aku nggak hanya melihat Kak Violet, tapi aku juga melihat dua pria yang waktu itu kita bertemu di tempat lelang. Salah satu dari mereka ... terlihat sangat dekat dengan Kak Violet."Charles Griffin?Nama itu langsung muncul di kepala Romeo.Tatapan mata Romeo pun menjadi sinis. Dia berdiri, kemudian berjalan keluar dengan cepat.Evelyn juga mengikuti Romeo. Semua orang tidak tahu apa yang telah terjadi."Di depan."Evelyn menuntun Romeo.Romeo langsung membuka pintu ruangan. Namun, dia hanya melihat Charles dan William di dalam. Dua pria itu sedang menyentuh gelas mereka dengan satu sama
Pak Thomas sangat menyayangi cucu perempuannya ini."Maaf. Maaf, Nona Gwen! Aku nggak sengaja! Aku ....""Cukup!"Gwen mengerutkan keningnya, lalu dia mengalihkan topik pembicaraan ke Romeo. "Aku kira siapa, ternyata Romeo Fernandez. Urus selingkuhanmu itu dengan baik. Dia cuma murid miskin yang beruntung, tapi berani-beraninya dia berteriak di depanku?"Saat Evelyn mendengar dirinya disebut selingkuhan, dia langsung tidak bisa menjaga ekspresinya. Ketika Evelyn hendak melawan, Romeo segera menariknya. Lalu, dia melihat raut wajah Romeo sudah makin masam.Tampang Romeo membuat Evelyn ketakutan sehingga tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Evelyn salah mengenal orang sehingga menimbulkan salah paham. Aku akan membayar tagihan kalian, jadi kalian nggak usah segan-segan.""Nggak perlu. Keluarga Winfield nggak kekurangan uang."Gwen tidak menunjukkan sedikit pun rasa hormat kepada Romeo. Dia berkata dengan sinis, "Aku akan mengingat masalah hari ini. Silakan keluar."Beberapa pengaw
"Klik."Violet mendengar pintu kamar dibuka, lalu cahaya redup menyinari kamar."Violet," panggil Romeo dengan suara rendah.Violet berpura-pura tidak mendengarnya.Romeo pun menaikkan volumenya. "Violet!"Violet mengernyit. Dia menjawab tanpa membuka matanya, "Ngapain kamu membangunkanku malam-malam?""Bangun!"Suara Romeo mengandung amarah yang tidak bisa ditahannya.Violet pun bangun dengan terpaksa. Dia melihat Romeo yang sedang berdiri di depan pintu, kemudian berkata, "Romeo, apa kamu salah minum obat?"Tiba-tiba, Romeo mendekat dan Violet tercengang. Beberapa detik kemudian, Violet ditekan oleh Romeo ke tempat tidur.Lampu redup di sebelah pintu menyinari tubuh Romeo dan membuat suasana agak ambigu.Violet langsung berhenti bernapas untuk sesaat, kemudian dia bertanya dengan tenang, "Ngapain kamu?""Di mana kamu malam ini?""Aku pergi makan bersama temanku.""Teman yang mana?"Violet mengernyit. "Aku nggak punya hak untuk memberitahumu, 'kan? Kamu jangan lupa kalau kita hanya sa
Setelah Violet menikah dengan Romeo di kehidupan lalu, Nyonya Besar Fernandez berkata jalan menuju hati seorang pria adalah melalui perutnya. Oleh karena itu, nona muda yang mempunyai tangan halus sepertinya mulai melakukan berbagai hal di dapur.Namun, pada akhirnya, Romeo tidak pernah mencoba masakan buatannya.Ujung-ujungnya, itu karena Romeo lebih mencintai Evelyn.Violet sudah selesai membuat sarapannya. Ketika Romeo melihat tidak ada porsinya, dia mengerutkan alisnya. "Punyaku?""Buat sendiri."Violet sama sekali tidak bersikap sopan padanya.Romeo pun marah, "Violet!"Violet tidak menghiraukannya, melainkan sibuk mengunyah rotinya.Karena dia sudah tidak menyukai Romeo, dia tidak perlu menghabiskan tenaga untuk menyenangkannya."Aku sudah kenyang."Selesai makan, Violet meletakkan piring dan sendok di dapur. Kemudian, dia mengambil tasnya dan hendak keluar.Romeo bertanya, "Ke mana kamu mau pergi?""Aku ada kelas siang ini.""Minta izin.""Romeo, kamu gila, ya?"Akhirnya kesabar
Namun, kemudian William mengangkat rambut orang itu. Dia langsung tahu siapa orang ini."Eh! Bukankah ini Dylan Dawson yang selama ini kita cari?"Setelah lama tidak bertemu, Dylan benar-benar dirawat dengan baik oleh Keluarga Knowles. Tubuhnya yang awalnya kurus kini tampak agak kuat. Dibandingkan sebelumnya, Dylan jauh lebih tenang.Violet mendekat, lalu berkata, "Apa kamu masih ingat utangmu padaku?"Saat utangnya diungkit, Dylan menjadi emosional. Melihat Dylan ingin berdiri, dua pengawal itu segera menekan Dylan. "Diam!"Saat ini Dylan sudah tidak bergerak. Violet juga sudah memastikan identitas Dylan, baru dia berkata pada kedua pengawal, "Sepertinya Tuan Besar Knowles sangat tulus. Dia mengantarkan musuh kami agar kami melampiaskan amarah.""Tuan besar kami bilang orang ini memiliki sesuatu yang diinginkan Nona Violet. Tapi, apa Nona Violet bisa mendapatkannya atau nggak tergantung pada Nona Violet."Setelah Violet mendengar itu, dia mengangguk dan berkata, "Itu benar.""Violet,
"Pantas saja ...."Violet menundukkan kepalanya. Kemudian, dia mendongak dan bertanya, "Tadi setelah ibumu melihatku, dia memanggilku Vio. Sepertinya dia masih mengingatku. Tapi, kenapa dia mengira Charles adalah Nathan?"Charles dan Nathan tidak mirip.Violet sangat bingung. William melirik Charles dari kaca spion, lalu dia berkata, "Ibuku salah. Mungkin selama ini dia merindukan Nathan yang merupakan kerabatnya, jadi dia sembarangan bicara. Itu bukan masalah besar. Kamu nggak usah memikirkannya."Gwen melihat Violet, lalu bertanya, "Tapi, aneh juga. Kasus penculikan Keluarga Edris melibatkan banyak orang, loh. Vio, apa kamu nggak tahu?"Violet menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku nggak ingat apa-apa. Mungkin saat itu aku masih sangat kecil. Aku nggak mengingat kejadian di bawah tujuh tahun. Mungkin itu juga berhubungan dengan demam tinggiku saat aku kecil."Charles di samping berkata, "Nggak ada gunanya kita membahas ini. Apa kalian menemukan barangnya?""Ya! Kalau aku yang be
Bam!Harvey tiba-tiba meletakkan cangkirnya. Dia melihat Nyonya Airlangga dengan alis berkerut dan berkata, "Apa yang kamu katakan? Ini adalah kepala Keluarga Griffin, bukan Nathan Edris."Nyonya Airlangga tercengang. Dia melihat Charles, lalu bertanya, "Dia bukan Nathan? Tapi, Vio ....""Cukup. Tehnya sudah dingin. Ganti tekonya."Harvey memberikan teko teh kepada Nyonya Airlangga. Nyonya Airlangga masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Harvey sudah berkata pada pembantu, "Bawa Nyonya pergi.""Baik, Tuan."Pembantu itu berjalan mendekat, lalu mengantar Nyonya Airlangga ke atas.Violet melihat Nyonya Airlangga sesekali menoleh ke belakang dan terus menatapnya. Perasaan aneh tiba-tiba muncul dalam hati Violet."Maaf." Harvey berkata dengan dingin, "Dia menderita penyakit serius lebih dari sepuluh tahun yang lalu, jadi kondisi mentalnya agak nggak normal dan dia selalu suka bicara omong kosong.""Lebih dari sepuluh tahun yang lalu?"Violet menangkap inti permasalahannya.Harvey mendongak,
"Kamu mencurigaiku?""Nggak, tapi yang mengetahui rahasia empat keluarga besar sekarang tersisa kamu sendiri, Paman Harvey. Kami juga sudah bertemu dengan jalan buntu, makanya kami datang untuk bertanya. Paman Harvey nggak mungkin menyembunyikan sesuatu dari kami, 'kan?"Harvey bisa melihat Violet dan Charles tidak akan pergi hari ini kalau mereka tidak mendapatkan jawaban. Dia hanya bisa menghela napas berat, lalu berkata, "Duduklah."Violet dan Charles saling bertatapan, lalu mereka duduk di depan Harvey.Harvey meminta pembantu menyiapkan teh untuk kedua orang itu sebelum berkata, "Alasan kenapa Keluarga Airlangga aman dan tenteram selama beberapa tahun ini adalah karena kami nggak ikut campur dalam urusan empat keluarga besar. Saranku kepada kalian adalah jangan terlibat dengan empat keluarga besar dan jangan terlalu memikirkan empat keluarga besar. Itu hanya tipu muslihat yang diciptakan oleh empat pemuda seratus tahun yang lalu. Nggak ada harta karun di Kota Poseidon, jadi kalian
Violet berkata, "Tuan Muda William, sepertinya kamu nggak cocok dengan keluargamu.""Itu karena aku orang yang tenang! Aku pemuda progresif di zaman baru!""..."William menuntun ketiga orang itu ke dalam rumah Keluarga Airlangga.Seorang pembantu sedang membersihkan aula. Rumah Keluarga Airlangga seperti museum besar yang penuh dengan koleksi berharga. Violet melihat sekeliling, lalu memperkirakan semua koleksi ini adalah barang asli yang bernilai miliaran. Baik itu porselen atau ornamen, semuanya berusia lebih dari seratus tahun. Di zaman kuno, hanya pangeran dan bangsawan yang mampu membeli barang-barang ini.Dan ayahnya William benar-benar memajang semua barang ini.Dia benar-benar tidak takut dirampok.Saat Violet mengamati koleksi-koleksi itu, dia menyadari dengan cepat kalau salah satu dinding rumah Keluarga Airlangga dipenuhi dengan susunan batu-batu langka dan berharga yang memukau. Selain batu giok dan batu permata berkualitas tinggi, ada banyak jenis yang belum pernah dia li
Satpam itu menatap William dan bertanya, "Siapa, ya?""..." William ingin menjaga harga dirinya di depan Violet dan Charles. Dia berkata, "Apa kamu buta? Kamu nggak tahu siapa aku? Aku ini tuan muda kalian."Satpam itu berkata dengan serius, "Tolong tunjukkan KTP Anda."Saat William mendengar itu, dia langsung naik darah. "Aku harus menunjukkan KTP-ku untuk pulang ke rumahku sendiri?""Maaf, saya nggak mengenal Anda. Kalau Anda menyamar dan saya membiarkan Anda masuk, saya akan dipecat."Satpam itu terdengar sangat serius.William mengeluarkan dompet kulit dari kantongnya. Dia menggoyangkan dompet di tangannya dan berkata, "Apa kamu melihat ini? Ini dompet bermerek.""..."William membuka dompetnya dan isinya semua kartu. "Apa kamu melihat ini? Ini kartu kredit dan debitku. Apa orang biasa membawa segini banyak kartu?""..."Satpam itu berkata dengan serius lagi, "Tolong tunjukkan KTP Anda.""Kamu bersikeras ingin aku mengeluarkan KTP-ku, ya?"Melihat William berdebat dengan satpam lam
"Ada? Kapan?""Ketika kamu baru saja lahir." William berkata, "Sepertinya saat itu keempat keluarga berkumpul di mana itu jarang terjadi. Tapi, waktu itu kamu baru saja lahir, jadi kamu pasti nggak mengingatnya."Gwen di samping berkata, "Wah, ternyata kamu masih mengingat hal yang sudah lama itu?"William mengingat dengan saksama. "Saat itu aku masih sangat kecil. Aku nggak mengingat yang lain. Aku hanya mengingat pesta itu lebih megah daripada pesta mana pun yang pernah kulihat. Makanya, itu sangat berkesan padaku. Itu juga pertama kalinya aku bertemu dengan Charles. Saat itu Charles ... aduh!"Sebelum William bisa menyelesaikan kalimatnya, dia merasakan ada orang di belakang yang menyepaknya."Setir. Cerewet sekali.""Ya, ya, aku diam! Ngapain kamu menyepakku?!"William mengelus pantatnya.Violet melihat Charles, kemudian bertanya, "Kamu ada di sana pada hari aku lahir?"Sebelum Charles sempat menjawab, William di depan berkata, "Tentu saja. Saat itu semua orang dari keempat keluarg
Gwen berpikir sejenak, lalu berkata, "Tugas Tuan Knowles tentu lebih sulit daripada tugas kita."Saat Jacob mendengar itu, matanya berbinar-binar.Gwen menepuk bahu Jacob, lalu berkata, "Masakan dapur Keluarga Airlangga nggak enak, jadi kamu bertanggung jawab membuat makan malam dan tunggu kami pulang.""..."Senyuman Jacob langsung menghilang. "Itu disebut tugas yang sulit?""Tentu saja. Itu sangat penting."Gwen tersenyum dengan manis kepada William dan berkata, "Tuan Muda William, ayo pergi. Ayo lihat rumah yang selama ini kamu rindukan.""..."William tidak pernah mau kembali ke rumahnya.Orang yang paling tidak ingin dia jumpai adalah ayahnya.Namun, karena Gwen, William hanya bisa berkata, "Aku melakukan ini semua untukmu. Kalau itu Charles, meskipun dia berlutut dan memohon padaku, aku nggak akan setuju."Charles berkata dengan datar, "Sebenarnya, aku bisa mengutus orang pergi ke rumah Keluarga Airlangga untuk mencuri buku akuntansi itu.""Jangan! Tuan Besar! Kalian semua adalah
"Bukan itu, tapi sebelumnya.""Em ...." William berpikir sejenak, lalu berkata, "Penyelidikan kita pasti salah.""Sebelum itu lagi!""Buku-buku ini bukan peta harta karun?""Benar, yang itu."William bingung. "Ada apa dengan kalimat itu?"Violet berkata, "Dari tadi aku merasa aneh. Kenapa buku-buku ini nggak dibakar meskipun ini sangat berbahaya dulu dan malah memutuskan untuk menyembunyikannya? Selain itu, ini disembunyikan di setiap aula leluhur keluarga. Menurutku, Keluarga Airlangga dan Griffin juga memiliki buku-buku ini. Atau mungkin saat buku-buku ini digabungkan, ia menjadi satu peta harta karun."Gwen dan William saling bertatapan. Mereka tampak bingung.Gwen berkata, "Aku pernah mendengar tentang peta harta karun yang disembunyikan dalam puisi. Aku juga pernah mendengar tentang peta harta karun yang disembunyikan dalam lukisan. Tapi, ini pertama kalinya aku mendengar ada orang yang menyembunyikan peta harta karun di buku akuntansi!""Ya, Violet. Imajinasimu ini terlalu liar."