Pak Kevin melihat Romeo dengan bingung.Ini adalah berita bagus dan orang lain di industri real estat sudah mendengarnya.Kening Romeo pun makin berkerut. Dari pagi ini, dia belum berbicara dengan Violet."Pak Kevin, ayo minum."Evelyn tahu kalau sekarang Romeo sedang memikirkan Violet. Evelyn menekan rasa kesalnya dan menuangkan alkohol untuk Romeo.Namun, Romeo langsung berdiri, kemudian keluar tanpa menoleh."Eh? Tuan Romeo!"Semua orang di ruang pribadi itu merasa bingung, sedangkan ekspresi Evelyn menjadi masam.Bagaimana tanah itu bisa direncanakan menjadi kota hijau?!Di toilet, Violet baru mencuci tangannya. Kemudian, dia melihat ponselnya di sebelah wastafel tidak berhenti berdering. Setelah Violet melihat nama Romeo di layar, dia mengangkat telepon. "Ada apa?""Di mana kamu?"Nada Romeo terdengar kasar.Violet tidak tahu kapan dia menyinggung Romeo. Dia berkata, "Aku sedang makan bersama teman. Kalau ada apa-apa, kita berbicara setelah aku pulang."Saat ini, dia mendengar sua
Setelah Evelyn kembali ke ruang pribadi, karena wajahnya terlihat pucat, itu menarik perhatian orang-orang di sekitar.Evelyn berusaha menenangkan dirinya dan duduk. Ketika Romeo melihat wajah pucat Evelyn, dia bertanya, "Apa kamu nggak enak badan?"Evelyn berbisik, "Tuan Romeo, sepertinya tadi aku melihat Kak Violet.""Violet?"Evelyn menganggukkan kepalanya. Dia berpura-pura dilema sebelum berkata, "Aku nggak hanya melihat Kak Violet, tapi aku juga melihat dua pria yang waktu itu kita bertemu di tempat lelang. Salah satu dari mereka ... terlihat sangat dekat dengan Kak Violet."Charles Griffin?Nama itu langsung muncul di kepala Romeo.Tatapan mata Romeo pun menjadi sinis. Dia berdiri, kemudian berjalan keluar dengan cepat.Evelyn juga mengikuti Romeo. Semua orang tidak tahu apa yang telah terjadi."Di depan."Evelyn menuntun Romeo.Romeo langsung membuka pintu ruangan. Namun, dia hanya melihat Charles dan William di dalam. Dua pria itu sedang menyentuh gelas mereka dengan satu sama
Pak Thomas sangat menyayangi cucu perempuannya ini."Maaf. Maaf, Nona Gwen! Aku nggak sengaja! Aku ....""Cukup!"Gwen mengerutkan keningnya, lalu dia mengalihkan topik pembicaraan ke Romeo. "Aku kira siapa, ternyata Romeo Fernandez. Urus selingkuhanmu itu dengan baik. Dia cuma murid miskin yang beruntung, tapi berani-beraninya dia berteriak di depanku?"Saat Evelyn mendengar dirinya disebut selingkuhan, dia langsung tidak bisa menjaga ekspresinya. Ketika Evelyn hendak melawan, Romeo segera menariknya. Lalu, dia melihat raut wajah Romeo sudah makin masam.Tampang Romeo membuat Evelyn ketakutan sehingga tidak berani mengucapkan sepatah kata pun."Evelyn salah mengenal orang sehingga menimbulkan salah paham. Aku akan membayar tagihan kalian, jadi kalian nggak usah segan-segan.""Nggak perlu. Keluarga Winfield nggak kekurangan uang."Gwen tidak menunjukkan sedikit pun rasa hormat kepada Romeo. Dia berkata dengan sinis, "Aku akan mengingat masalah hari ini. Silakan keluar."Beberapa pengaw
"Klik."Violet mendengar pintu kamar dibuka, lalu cahaya redup menyinari kamar."Violet," panggil Romeo dengan suara rendah.Violet berpura-pura tidak mendengarnya.Romeo pun menaikkan volumenya. "Violet!"Violet mengernyit. Dia menjawab tanpa membuka matanya, "Ngapain kamu membangunkanku malam-malam?""Bangun!"Suara Romeo mengandung amarah yang tidak bisa ditahannya.Violet pun bangun dengan terpaksa. Dia melihat Romeo yang sedang berdiri di depan pintu, kemudian berkata, "Romeo, apa kamu salah minum obat?"Tiba-tiba, Romeo mendekat dan Violet tercengang. Beberapa detik kemudian, Violet ditekan oleh Romeo ke tempat tidur.Lampu redup di sebelah pintu menyinari tubuh Romeo dan membuat suasana agak ambigu.Violet langsung berhenti bernapas untuk sesaat, kemudian dia bertanya dengan tenang, "Ngapain kamu?""Di mana kamu malam ini?""Aku pergi makan bersama temanku.""Teman yang mana?"Violet mengernyit. "Aku nggak punya hak untuk memberitahumu, 'kan? Kamu jangan lupa kalau kita hanya sa
Setelah Violet menikah dengan Romeo di kehidupan lalu, Nyonya Besar Fernandez berkata jalan menuju hati seorang pria adalah melalui perutnya. Oleh karena itu, nona muda yang mempunyai tangan halus sepertinya mulai melakukan berbagai hal di dapur.Namun, pada akhirnya, Romeo tidak pernah mencoba masakan buatannya.Ujung-ujungnya, itu karena Romeo lebih mencintai Evelyn.Violet sudah selesai membuat sarapannya. Ketika Romeo melihat tidak ada porsinya, dia mengerutkan alisnya. "Punyaku?""Buat sendiri."Violet sama sekali tidak bersikap sopan padanya.Romeo pun marah, "Violet!"Violet tidak menghiraukannya, melainkan sibuk mengunyah rotinya.Karena dia sudah tidak menyukai Romeo, dia tidak perlu menghabiskan tenaga untuk menyenangkannya."Aku sudah kenyang."Selesai makan, Violet meletakkan piring dan sendok di dapur. Kemudian, dia mengambil tasnya dan hendak keluar.Romeo bertanya, "Ke mana kamu mau pergi?""Aku ada kelas siang ini.""Minta izin.""Romeo, kamu gila, ya?"Akhirnya kesabar
Kalimat itu membuat Violet mengalah dan hanya bisa menuruti Romeo."Baiklah. Ayo berbelanja."Lagi pula, uang yang akan dipakai bukan milik Violet. Dia bisa berbelanja sesuka hatinya.Violet tidak memperhatikan Romeo juga tanpa sadar tersenyum.Begitu mereka tiba di mal, Violet melihat sekeliling. Dia akan segera membangun jalan perbelanjaan, jadi dia perlu mengamati dan belajar.Tiba-tiba, Violet merasa tangannya digandeng. Dia tanpa sadar menoleh, kemudian dia melihat Romeo yang sudah kembali dari membeli teh susu dengan waswas. Violet bertanya, "Ngapain kamu?""Gandengan tangan untuk foto."Setelah itu, Romeo melirik ke arah seorang pria tidak jauh dari mereka yang sepertinya paparazi dengan kamera.Meskipun Violet merasa jengkel, dia tetap menurut.Romeo mengeluarkan ponselnya, kemudian membuka kamera.Violet berkata, "Apa lagi yang mau kamu lakukan?""Swafoto.""..."Senyuman Violet tampak canggung di kamera. Ketika Romeo melihat itu, dia berkata dengan tidak senang, "Apa kamu ngg
Kalau Romeo benar-benar tidak senang keluar bersama Violet, lain kali mereka tidak perlu keluar bersama-sama lagi.Violet menahan lidahnya. Romeo juga mengabaikannya dan tiba-tiba mulai menyetir. "Setelah kita sampai di rumah, transfer semua pengeluaran hari ini kepadaku."Ketika Violet mendengar itu, dia menjadi kesal."Kamu yang mengajakku keluar, tapi kamu memintaku membayar sendiri?""Ini hanya sebuah akting.""Apa salahnya pria mengeluarkan uang sedikit untuk istrinya?!""Kamu yang bilang kita hanya suami istri di atas kertas hitam putih."Violet terdiam.Awalnya dia ingin memanfaatkan Romeo, tapi sepertinya dia berhalusinasi terlalu indah.Romeo seorang pengusaha, bagaimana mungkin dia membiarkan dirinya sendiri rugi?"Dasar pelit!"Violet menarik napas dalam-dalam.Lupakan saja, dia tidak mau marah. Lagi pula, dia juga tidak ingin berutang pada Romeo. Violet akan membayarnya. Lagi pula, dia tidak kekurangan uang.Setelah mereka tiba di Kediaman Fernandez, ponsel Violet menerima
Besok, banyak orang yang mengelilingi papan buletin universitas.Violet baru memasuki halaman Universitas Ace, lalu dia merasa ada yang aneh dengan tatapan mata orang di sekitar padanya.Tak jauh darinya, dia mendengar suara marah seorang pria. "Minggir! Apa lihat-lihat?"Setelah itu, pria itu merobek sesuatu dari papan buletin.Violet mengerutkan alisnya. Dia melihat orang yang dikerumuni adalah Nicholas. Nicholas meremas keras di tangannya menjadi bola dan ekspresinya terlihat masam.Saat orang-orang di sekitar melihat Violet mendekat, satu per satu menghindar dan diam-diam mundur. Akan tetapi, mata mereka masih tertuju pada Violet dan Nicholas.Violet tertawa sebelum berkata, "Kita baru beberapa hari nggak berjumpa, tapi sepertinya temperamen Tuan Muda Nicholas memburuk.""Kamu masih tertawa? Setelah kamu melihat ini, apa kamu masih bisa tertawa?"Nicholas melemparkan gumpalan kertas di tangannya kepada Violet.Violet pun membuka kertas itu dengan bingung.Dia melihat tubuh seksi se
Di luar kantor polisi Kota Poseidon.Mobil Charles dan Violet berhenti di luar. Devon berlari dari kejauhan, kemudian berkata, "Tuan Charles, Nyonya Griffin, akhirnya kalian sudah sampai!"Saat melihat Devon berkeringat dan wajahnya yang kuyu, Violet tahu kalau Howard pasti telah menimbulkan masalah di kantor polisi."Dia berada di dalam?""Ya, dia berada di dalam! Kumohon pada kalian, cepat bawa dia pergi. Aku benar-benar sudah nggak bisa bersabar!"Devon mengatup kedua tangannya ke arah Charles dan Violet. Dia seolah-olah sedang memuja Tuhan.Violet mengangkat alisnya dan berkata, "Ternyata Howard lumayan merepotkan.""Aku nggak masuk."Di samping, Charles sedang memutar kunci mobil di tangannya sambil berkata, "Kalau aku masuk, dia nggak akan mengucapkan sepatah kata pun.""Dia sendiri yang memintamu datang ke sini. Kamu benar-benar nggak mau masuk?""Aku malas melihatnya."Setelah mendengar kata-kata Charles, Violet tertawa. "Baiklah, aku mengerti."Di dalam kantor polisi, Howard e
Bam!Howard menendang meja di depannya, kemudian berkata, "Bukan aku yang membeli mesin itu dan aku bukan orang Kota Poseidon! Aku ini membantu kalian menangkap orang."Kedua interogator itu melihat Howard seolah-olah mereka sedang melihat orang gila.Seorang interogator bertanya dengan tenang, "Katakan, ada apa dengan tangan dan mesin di dalam kotak?""Aku sudah bilang dari tadi kalau aku ini datang ke Kota Poseidon untuk membantu kalian menangkap orang. Ngapain kamu menangkapku?!"Howard memang orang yang temperamental. Kini dia sedang berpikir bajingan mana yang telah menjebaknya. Dia sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan.Interogator mengabaikannya dan lanjut bertanya, "Sudah berapa kali kalian mengirim mesin itu? Siapa pembelinya? Siapa penjualnya?""Aku CEO Grup Lionel. Apa kalian pernah mendengar Keluarga Lionel dari Kota Oaker? Kalian menangkapku? Dan masih bertanya siapa penjualnya? Aku juga ingin tahu siapa yang membeli mesinku!""Kalau begitu, mesin itu berasal dari pe
Violet mengulurkan tangan untuk meraih tangan Charles.Charles terlihat cuek di luar, tapi sebenarnya dia memiliki hati paling lembut.Seharusnya para anak buah itu sudah mengikuti Charles selama beberapa tahun.Trik yang digunakan orang di balik masalah ini sangat jahat. Dia membuat mereka mematahkan sayap mereka sendiri dan melemparkan satu per satu bawahan mereka ke penjara."Aku baik-baik saja," ucap Charles dengan suara rendah.Dia menggenggam tangan Violet sambil berkata, "Ayo masuk ke dalam."Violet mengangguk.Ada puntung rokok dan sisa rokok berserakan di lantai ruang.Violet pernah melihat mesin-mesin ini di Kota Oaker.Dia juga mengingat Howard membawanya ke area terbuka yang sedang dibangun dulu. Howard mengatakan dia ingin membuat taman hiburan yang penuh dosa.Violet diam untuk beberapa saat, lalu dia berkata, "Sepertinya ini berhubungan dengan Howard."Di Kota Oaker, tanpa persetujuan Howard, mesin-mesin ini pasti tidak bisa dikirim ke Kota Poseidon.Charles melambaikan
Anak buah Charles menahan semua pelanggan di dalam.Charles berkata, "Antar mereka ke kantor polisi. Biarkan Pak Devon menginterogasi mereka.""Baik."Charles melihat sekelompok demi sekelompok pelanggan dibawa pergi, kemudian dia menoleh ke para karyawan yang ditahan di lantai dan berkata, "Kalian ingin berbicara sendiri atau ingin aku yang membuat kalian berbicara?""Sa ... saya!"Salah satu karyawan segera mendongak, kemudian berkata, "Tuan, beberapa dari kami ingin menghasilkan uang. Saat itu, salah satu teman kami bilang belakangan ini ada pengusaha berinvestasi untuk membuka arkade. Selama kamu bergabung dan membayar biaya waralaba, kamu dapat menjalankan bisnis sendiri! Dan kamu nggak perlu mengurus dekorasi lokasi dan mesin, tapi kalau kamu ingin bergabung dengan bisnis arkade ini, ada peraturan nggak tertulis yaitu penerima waralaba harus penduduk lokal Kota Poseidon! Selain itu, mereka harus memiliki latar belakang ....""Latar belakang yang kamu maksud adalah orang itu harus
Saat Jacob tidak tahu bagaimana menjawab, anak buah Charles tiba-tiba berlari masuk dari luar. Ketika dia melihat Violet, dia ragu sejenak. Maka itu, dia mendekati Charles dan berbisik kepadanya."Tuan ...."Di depan semua orang, Charles berkata, "Nggak ada orang luar di sini. Katakan saja.""Baik."Anak buah itu segera menegakkan punggungnya, lalu berkata, "Kediaman Fernandez kebakaran. Api menyebar dengan cepat dan telah habis terbakar!"Setelah kata-kata itu diucapkan, suasana langsung menjadi hening.Charles melirik sinis anak buahnya.Bulu kuduk anak buah itu langsung berdiri.Bukankah Charles yang berkata tidak ada orang luar di sini?Ketika tidak ada orang di aula yang berani berbicara, Jacob mendadak berteriak. Kemudian, dia mulai berakting dengan kaku. "Kediaman Fernandez? Kebakaran? Astaga, masalah ini besar. Seingatku, Nyonya Griffin adalah mantan istri Tuan Romeo, 'kan? Kita harus pergi melihatnya. Kalau benar-benar ada korban, kita harus membantu membersihkan tulang-tulang
Awalnya beberapa orang itu ingin melawan, tapi mereka bahkan tidak bisa mengangkat tangan. Dalam sekejap, teriakan terus terdengar di aula."Ampun! Ampun!"Sekujur tubuh pria yang memimpin itu ditekan ke lantai. Dia berusaha mendongak, tapi dia melihat ternyata orang yang berdiri di depannya adalah Charles!Muka pria itu langsung memucat. "Tuan Charles .... Tuan Charles, ampuni saya .... Ampuni saya, Tuan Charles!"Charles mengangkat kakinya, kemudian menginjak muka pria itu. Dia melihat ke kiri dan kanan, setelah itu dia bertanya, "Orang dari pelabuhan Barat?""Be ... benar! Ampun, Tuan Charles!""Tangan ini yang sudah menyentuh istriku?""Istri?"Wajah pria itu menjadi makin pucat. Dia tidak menyangka wanita yang diganggu tadi ternyata adalah Nyonya Griffin!Namun, dia langsung menyadari orang yang dirangkul Charles adalah Violet, orang yang hanya dikatai tadi.Dia pun buru-buru berkata, "Nggak, nggak! Saya nggak sempat ...."Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, pria itu mera
Saat mendengar nama Agnes, Jacob langsung berlari ke arah suara itu.Violet mengikutinya. Dia melihat setelah Agnes masuk, dia dihalangi oleh beberapa preman.Agnes mengenakan rok pendek kotak-kotak biru dan putih gaya sekolah. Dengan rambut keriting berwarna kuning keemasannya tergerai, dia tampak seperti putri dari keluarga kaya.Violet merasa sedikit dilema setelah melihat pakaian Agnes.Agnes benar-benar putri yang tidak mengenal dunia luar. Bisa-bisanya dia berdandan seperti itu ke tempat seperti ini. Begitu dia masuk, sepertinya akan ada banyak pria yang menatapnya.Kalau itu terjadi, Violet tidak mungkin bisa melakukan penyelidikan secara diam-diam."Kalian semua minggir!"Pada saat ini, Jacob sudah berjalan ke depan Agnes. Tinggi badannya 185 sentimeter dan dia mempunyai tubuh yang bagus. Hanya dengan berdiri di samping Agnes, auranya menjadi sangat kuat.Agnes berkata dengan marah, "Kak! Berani-beraninya mereka menyentuhku! Potong tangan mereka! Aku ingin menjadikannya makanan
Jacob mengikuti Violet. Dia sama sekali tidak terlihat seperti pacar Violet, tapi seperti anak Violet.Violet melirik Jacob sekilas.Dia mengingat ketika di rumah Keluarga Knowles sebelumnya, Jacob sangat berkarisma.Kenapa dia menjadi penakut setelah dia tiba di Kota Poseidon?"Uhuk, uhuk."Jacob bertanya dengan serius, "Ada apa di belakang?"Karyawan berjalan di depan sambil berkata, "Kami nggak bisa meletakkan mesin di belakang ke depan. Mesin di luar hanya bisa digunakan untuk ditukar dengan boneka, sedangkan mesin di dalam bisa ditukar menjadi uang. Bukankah itu lebih asyik daripada memancing ikan?"Ketika Jacob mendengar mesin itu bisa ditukar menjadi uang, Jacob langsung berkata, "Tapi, dengar-dengar permainan seperti itu sudah dilarang.""Bukankah kita memainkannya secara diam-diam. Kalau itu orang biasa, aku nggak akan memberitahunya.""Ternyata kamu adalah karyawan tempat ini.""Biasanya tugasku adalah menarik pelanggan untuk Bos.""Apa mesin di belakang memenangkan uang tuna
Di dalam arkade, Jacob mengeluarkan 10 juta untuk membeli koin. Kasir melirik kartu bank yang tak terhitung jumlahnya dan setumpuk besar uang tunai di dompet Jacob. Lalu, dia melirik pria berpakaian kasual di sampingnya."Tuan, ini koin Anda."Jacob menyerahkan dua keranjang berisi koin kepada Violet, lalu sengaja meninggikan suaranya dan berkata, "Bermainlah sesukamu! Aku mentraktir hari ini!""Kalau begitu, terima kasih, Tuan Knowles."Violet sengaja menekankan suaranya ketika dia menyebut "Tuan Knowles".Ketika kedua orang itu berjalan ke mesin pancing, Jacob merendahkan suaranya dan bertanya, "Apa ini benar-benar akan berhasil?"Violet berbisik, "Tentu saja. Menurutku, sudah nggak ada orang lain yang bermurah hati seperti Tuan Knowles di arkade ini. Mereka sangat bodoh kalau mereka nggak memanfaatkan kesempatan ini.""Kalau begitu, kenapa harus aku yang membayar?""Tuan Knowles, aku nggak bawa uang.""Kamu ....""Terlebih lagi, siapa yang membiarkan wanita membayar ketika mengajak