Share

Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!
Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!
Penulis: Yukari

Bab 1 Rahasia di Balik Baju Tidur

Penulis: Yukari
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ini jam dua pagi. Kenapa kamu di sini?” 

Langit malam menyelimuti rumah Rani dengan ketenangan. Namun, keheningan itu segera terganggu oleh teriakan tajam Rani. Wanita itu mengamati penampilan sahabatnya.

Setahu dia, sahabatnya, Lidia, tidak datang sampai ia terlelap tadi. Namun, saat Rani terbangun dini hari karena ingin ke kamar kecil, ia justru mendapati pemandangan asing.

“Astaga, Rani, kenapa kamu bersikap berlebihan?” jawab Lidia tanpa merasa bersalah, wajahnya tak berkedip. “Aku hanya meminjamnya sebentar karena menginap di sini.”

Rani membelalak. Sahabatnya itu tampak sedang menggampangkan dirinya. 

“Lalu kenapa kamu di sini?” Rani bertanya lagi. Sebab rasanya asing melihat sahabatnya tersebut sedang berduaan dengan suaminya di waktu yang amat larut seperti ini.

Apalagi Rani melihat ekspresi keduanya tampak seperti terusik dengan kehadirannya. Padahal, ini kan rumahnya bersama Ivan, suaminya. 

Kenapa justru ia merasa asing di sini?

Apakah karena selama ini Rani membiarkan Lidia menggunakan barang-barang miliknya, Lidia lantas bertindak jauh, seolah-olah menganggap rumah Rani yang menjadi tempat Rani beristirahat dan berbagi kasih dengan suami, menjadi tempat miliknya juga. 

Tentu saja, Rani tidak akan tinggal diam.

“Lebih baik kamu pulang, Lidia,” ucap Rani kemudian.

Namun, Ivan, yang sebelumnya hanya menjadi penonton langsung menimpali.

“Temanmu kehujanan, Rani. Ia ingin menemuimu. Tapi karena kamu sudah tidur, aku tidak membangunkanmu,” ucap Ivan. Dengan belaian lembut, ia mengelus bahu Rani dan mencoba meredakan ketegangan. “Bajunya basah, aku meminjamkan baju milikmu sebagai baju ganti sementara. Bukan masalah besar, kan? Lagi pula bukankah Lidia adalah sahabatmu?”

“Lalu apa yang kalian lakukan dini hari begini?” tanya Rani jengkel, apalagi suaminya sedang membela wanita lain. 

Ivan gelagapan dan menjawab, “A-aku–”

“Dan kenapa kamu membela dia? Dalam situasi ini kamu seharusnya membela istrimu!” potong Rani. Mungkin ini adalah pengaruh hormon kehamilannya juga. Biasanya ia menyikapi semuanya dengan tenang dan tidak emosi. Namun, benar-benar. Perasaannya terasa janggal melihat kedekatan dua orang ini.

Saat itu, mata Rani melihat bahwa baju tidur Lidia tidak terikat dengan baik. Seperti sedang diikat dengan terburu-buru.

Apakah … suami dan sahabatnya–

Tiba-tiba Rani bergerak, tangannya terulur tanpa pikir panjang. Ia mencengkeram baju tidur yang menempel di tubuh Lidia.

“Lepaskan ini!” teriak Rani histeris sambil mengacak-acak baju tidur Rani dengan maksud ingin melepasnya. “Ini adalah hadiah dari suamiku. Kamu tidak berhak–” 

“Rani! Kamu gila ya!?”

Kedua tangan wanita itu saling mengacau, memukul, dan menghempaskan. Tidak ada yang mau mengalah. 

Di sisi lain, Ivan tidak melakukan apa-apa. Ia hanya berdiri dan gelisah di tempat seperti orang bodoh. 

“Lepaskan ini dan pergi dari sini, Lidia!” ucap Rani. Meskipun suaranya terdengar kasar, pipinya sudah basah karena air mata. Di kepalanya berputar momen-momen di mana suaminya menatap Lidia dengan tatapan hangat, bahkan lebih hangat dibanding saat Ivan melihat Rani.

Kenapa dia baru menyadari ini?

“Mulai sekarang kamu tidak boleh lagi berbicara denganku dan juga suamiku!”

“Apa!? Kamu pikir kamu punya hak?” balas Lidia, tak kalah kasar. “Sekalipun kamu tidak ingin berbicara denganku, tetapi suamimu tidak, tuh? Bahkan suamimu lebih suka bersama denganku daripada denganmu!” 

PLAK!

Suara nyaring terdengar nyaring setelah suara teriakan keduanya berhenti. Setelah itu keheningan meliputi ruangan, dengan posisi Lidia yang memegang pipi untuk mengurangi rasa sakit dan menutupi kemerahan di atasnya. 

“Lidia!” Ivan menghampiri Lidia dengan segera begitu melihat Lidia ditampar. Bukan hanya itu, ia bahkan memeriksa keadaan pipi Lidia dengan penuh perhatian. 

Rani menganga lebar. Ia tidak bisa berkata-kata ketika melihat interaksi keduanya.

“Kamu baru saja menamparku?” tanya Lidia. 

“Benar! Aku rasa tamparan saja tidak akan cukup untuk menghukum cara pikirmu yang menyimpang.” Rani melirik ke arah Ivan yang masih berdiri di sisi Lidia. “Sekarang kembalikan semua di tempatnya semula, Lidia!” 

Tidak terima, Lidia mendorong Rani dengan segenap tenaga. 

Tubuh Rani yang ringkih terpental ke belakang. Waktu seakan-akan berjalan lambat ketika Rani berada di tengah-tengah udara. Ia melihat ekspresi Lidia yang menyeringai senang ketika melihatnya berada dalam bahaya. 

BRUK!

Tubuh Rani membentur tembok. Letak lemari yang kurang menguntungkan membuat kepala Rani dikoyak oleh siku kayu yang tajam. Lemari yang tadinya putih pun jadi bernoda. Lantai yang sebelumnya bersih juga jadi dibanjiri oleh cairan kemerahan yang kental. 

“Lidia! Apa yang telah kamu lakukan?!” teriak Ivan. 

“A-aku tidak bermaksud untuk membuatnya sampai seperti itu. Aku hanya mendorongnya sedikit,” jawab Lidia. 

“Tidak terlalu masalah jika hanya Rani yang terluka. Tapi bagaimana jika bayinya juga kena? Semuanya bisa kacau kalau kita kehilangan bayi kita!” 

Dalam penglihatan yang buram, dan sedikit kesadaran yang tersisa, Rani melihat keduanya berseteru. Bukannya langsung memanggil ambulans. Mereka malah sibuk berdiskusi atas topik yang tidak dipahami oleh Rani.

“Bayi kita?” pikir Rani. Kepalanya terasa sakit, begitu pula perutnya. “Apa maksud–”

“Kalau dia keguguran, kita harus mencari cara lain agar aku bisa punya keturunan! Kita harus memulai sandiwara dari awal!”

Ucapan Ivan tersebut adalah hal terakhir yang didengar Rani sebelum ia kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Bab terkait

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 2 Rencana Jahat

    “Bayi itu–”“Sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita telah kehilang–” “Kamu! Kamu tahu bagaimana perjuanganku agar bisa membuat Rani hamil, bukan? Jika begini, semuanya jadi sia-sia. Untuk apa aku menikahi Rani jika kita akhirnya tidak mendapatkan bayinya?”Rani masih memejamkan mata. Hanya kegelapan yang terlihat di mata yang tertutup. Meskipun demikian, aroma obat, kasur yang tidak biasa tempatnya berbaring, ditambah dengan dan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya membuatnya sadar bahwa ia sedang berada di rumah sakit. “Apa? Apa maksud semua itu?” batin Rani.Rani sebenarnya sudah sadar sejak satu jam yang lalu. Namun, karena ia menyadari keberadaan Ivan dan Lidia, ia tetap memejamkan matanya. Siapa yang sang kalau ia akan mendengar percakapan yang memuat banyak rahasia? Rani akan mengetahui watak asli dari Lidia, satu-satunya sahabat yang ia miliki sejak SMA, dan Ivan, suami yang ia pikir sangat mencintainya. “Aku juga tidak tahu. Siapa yang sangka Rani akan terjat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 3 Pertemuan Rahasia

    Rani mengangkat tubuhnya. Rasa kaget membuatnya spontan berdiri hingga membuat kursi yang tenang jadi berderak jauh ke belakang. Tubuhnya oleng dan kehilangan keseimbangan hingga akhirnya ia jatuh dan duduk bersimpuh di lantai. Kalender yang tadinya ada di tangan pun ikut tergeletak.“Rani! Apa kamu tidak apa-apa?” Sebuah tangan terulur ke hadapan Rani. Rekan kerja yang bicara dengan Rani sebelumnya menatap wanita itu dengan mata membulat dan alis mengerut.Rani menyambut uluran tangan itu dengan satu tangan, sementara satu tangan lagi ia gunakan untuk memegang meja kerjanya sebagai penyanggah, agar ia bisa kembali berdiri.“Terima kasih. Aku tidak apa-apa,” jawab Rani.“Apa kamu yakin tidak apa-apa?” tanya rekan kerja Rani, sambil memungut kalender yang tidak bersalah dan meletakkannya kembali di atas meja.Pertanyaan penuh keraguan itu sangat berdasar karena melihat wajah Rani yang melongo dengan tatapan kosong.Rekan kerja Rani melanjutkan, “Kamu tidak perlu memaksakan dirimu, Rani

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 4 Amarah Pak CEO

    Tidak ada yang bisa Rani lakukan. Walau ia masih kaget, tetapi keberadaan Lidia dan Ivan di belakang membuatnya mau tidak mau mengikuti arahan pria itu.Pria itu memimpin jalan. Ia memegang pergelangan tangan Rani dan membawanya masuk ke dalam lift.“Kenapa … Pak CEO ada di sini?” batin Rani.Ya, pemilik punggung lebar yang ia lihat dari tempatnya adalah milik dari atasan tertinggi tempatnya bekerja. Jas yang mahal dan aura yang berkelas tampak sangat mencolok walau hanya dilihat dari belakang. Tidak ada sosok lain yang memiliki aura itu kecuali CEO mereka, Eric.Rani memiliki banyak pertanyaan. Namun, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah lari terlebih dahulu. Selama ia melangkah, ia bisa merasakan kalau Lidia mulai mengejarnya dari belakang. Rasa aman akhirnya terasa ketika Eric membawa Rani masuk ke dalam lift khusus CEO dan menutup pintunya.Bruk!Suara benturan terdengar keras karena tubuh Rani ambruk ke bawah. Tidak peduli seberapa kuat Rani, tetap saja kejadian menegangkan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 5 Sahabat dan Kekasih yang Munafik!

    “Rani! Kamu dari mana saja?” tanya Lidia.Begitu Rani muncul, Lidia langsung datang dan merangkul lengan Rani. Sentuhan itu terasa tidak nyaman dan sontak membuat Rani segera menghempasnya.Lidia terpaku. Matanya yang membesar menandakan kalau wanita itu terkejut dengan reaksi penolakan tidak terduga dari sahabatnya.“Rani, kamu kenapa?” tanya Lidia.Awalnya Rani tidak sadar karena semuanya terjadi secara spontan. Pertanyaan Lidia-lah yang baru saja menyadarkannya.“A-ah, maaf. Aku hanya kaget. Aku pikir siapa yang langsung merangkulku,” jawab Rani dengan senyuman paksa.“Apakah kamu masih merasa tidak nyaman jika disentuh orang lain?” tanya Lidia berpura-pura khawatir. “Tapi ini ‘kan aku. Kamu tidak mungkin menyamakan aku seperti orang lain, bukan? Hanya aku satu-satunya sahabatmu, kamu ingat?”“Iya, Lidia. Aku akan mengingat itu,” jawab Rani.Bibir Rani berkedut ketika ia harus mengakui kebohongan yang menjijikkan. Tubuhnya juga merespon secara spontan, karena bulu kuduknya langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 5 Sahabat dan Kekasih yang Munafik!

    “Rani! Kamu dari mana saja?” tanya Lidia.Begitu Rani muncul, Lidia langsung datang dan merangkul lengan Rani. Sentuhan itu terasa tidak nyaman dan sontak membuat Rani segera menghempasnya.Lidia terpaku. Matanya yang membesar menandakan kalau wanita itu terkejut dengan reaksi penolakan tidak terduga dari sahabatnya.“Rani, kamu kenapa?” tanya Lidia.Awalnya Rani tidak sadar karena semuanya terjadi secara spontan. Pertanyaan Lidia-lah yang baru saja menyadarkannya.“A-ah, maaf. Aku hanya kaget. Aku pikir siapa yang langsung merangkulku,” jawab Rani dengan senyuman paksa.“Apakah kamu masih merasa tidak nyaman jika disentuh orang lain?” tanya Lidia berpura-pura khawatir. “Tapi ini ‘kan aku. Kamu tidak mungkin menyamakan aku seperti orang lain, bukan? Hanya aku satu-satunya sahabatmu, kamu ingat?”“Iya, Lidia. Aku akan mengingat itu,” jawab Rani.Bibir Rani berkedut ketika ia harus mengakui kebohongan yang menjijikkan. Tubuhnya juga merespon secara spontan, karena bulu kuduknya langsung

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 4 Amarah Pak CEO

    Tidak ada yang bisa Rani lakukan. Walau ia masih kaget, tetapi keberadaan Lidia dan Ivan di belakang membuatnya mau tidak mau mengikuti arahan pria itu.Pria itu memimpin jalan. Ia memegang pergelangan tangan Rani dan membawanya masuk ke dalam lift.“Kenapa … Pak CEO ada di sini?” batin Rani.Ya, pemilik punggung lebar yang ia lihat dari tempatnya adalah milik dari atasan tertinggi tempatnya bekerja. Jas yang mahal dan aura yang berkelas tampak sangat mencolok walau hanya dilihat dari belakang. Tidak ada sosok lain yang memiliki aura itu kecuali CEO mereka, Eric.Rani memiliki banyak pertanyaan. Namun, yang bisa ia lakukan saat ini hanyalah lari terlebih dahulu. Selama ia melangkah, ia bisa merasakan kalau Lidia mulai mengejarnya dari belakang. Rasa aman akhirnya terasa ketika Eric membawa Rani masuk ke dalam lift khusus CEO dan menutup pintunya.Bruk!Suara benturan terdengar keras karena tubuh Rani ambruk ke bawah. Tidak peduli seberapa kuat Rani, tetap saja kejadian menegangkan yan

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 3 Pertemuan Rahasia

    Rani mengangkat tubuhnya. Rasa kaget membuatnya spontan berdiri hingga membuat kursi yang tenang jadi berderak jauh ke belakang. Tubuhnya oleng dan kehilangan keseimbangan hingga akhirnya ia jatuh dan duduk bersimpuh di lantai. Kalender yang tadinya ada di tangan pun ikut tergeletak.“Rani! Apa kamu tidak apa-apa?” Sebuah tangan terulur ke hadapan Rani. Rekan kerja yang bicara dengan Rani sebelumnya menatap wanita itu dengan mata membulat dan alis mengerut.Rani menyambut uluran tangan itu dengan satu tangan, sementara satu tangan lagi ia gunakan untuk memegang meja kerjanya sebagai penyanggah, agar ia bisa kembali berdiri.“Terima kasih. Aku tidak apa-apa,” jawab Rani.“Apa kamu yakin tidak apa-apa?” tanya rekan kerja Rani, sambil memungut kalender yang tidak bersalah dan meletakkannya kembali di atas meja.Pertanyaan penuh keraguan itu sangat berdasar karena melihat wajah Rani yang melongo dengan tatapan kosong.Rekan kerja Rani melanjutkan, “Kamu tidak perlu memaksakan dirimu, Rani

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 2 Rencana Jahat

    “Bayi itu–”“Sekarang apa yang harus kita lakukan? Kita telah kehilang–” “Kamu! Kamu tahu bagaimana perjuanganku agar bisa membuat Rani hamil, bukan? Jika begini, semuanya jadi sia-sia. Untuk apa aku menikahi Rani jika kita akhirnya tidak mendapatkan bayinya?”Rani masih memejamkan mata. Hanya kegelapan yang terlihat di mata yang tertutup. Meskipun demikian, aroma obat, kasur yang tidak biasa tempatnya berbaring, ditambah dengan dan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya membuatnya sadar bahwa ia sedang berada di rumah sakit. “Apa? Apa maksud semua itu?” batin Rani.Rani sebenarnya sudah sadar sejak satu jam yang lalu. Namun, karena ia menyadari keberadaan Ivan dan Lidia, ia tetap memejamkan matanya. Siapa yang sang kalau ia akan mendengar percakapan yang memuat banyak rahasia? Rani akan mengetahui watak asli dari Lidia, satu-satunya sahabat yang ia miliki sejak SMA, dan Ivan, suami yang ia pikir sangat mencintainya. “Aku juga tidak tahu. Siapa yang sangka Rani akan terjat

  • Kesempatan Kedua: Aku Tidak Mau Menikahimu Lagi!   Bab 1 Rahasia di Balik Baju Tidur

    “Ini jam dua pagi. Kenapa kamu di sini?” Langit malam menyelimuti rumah Rani dengan ketenangan. Namun, keheningan itu segera terganggu oleh teriakan tajam Rani. Wanita itu mengamati penampilan sahabatnya.Setahu dia, sahabatnya, Lidia, tidak datang sampai ia terlelap tadi. Namun, saat Rani terbangun dini hari karena ingin ke kamar kecil, ia justru mendapati pemandangan asing.“Astaga, Rani, kenapa kamu bersikap berlebihan?” jawab Lidia tanpa merasa bersalah, wajahnya tak berkedip. “Aku hanya meminjamnya sebentar karena menginap di sini.”Rani membelalak. Sahabatnya itu tampak sedang menggampangkan dirinya. “Lalu kenapa kamu di sini?” Rani bertanya lagi. Sebab rasanya asing melihat sahabatnya tersebut sedang berduaan dengan suaminya di waktu yang amat larut seperti ini.Apalagi Rani melihat ekspresi keduanya tampak seperti terusik dengan kehadirannya. Padahal, ini kan rumahnya bersama Ivan, suaminya. Kenapa justru ia merasa asing di sini?Apakah karena selama ini Rani membiarkan Lid

DMCA.com Protection Status