Kemudian Ellena pergi ke tempat parkir bawah tanah dan lampu sebuah mobil Bentley hitam berkedip. Begitu dia melewati mobil itu, pintunya terbuka dan menampakkan seorang pria yang duduk agak malas di dalam mobil sambil memegang laptop tipis di tangannya. Matanya yang dalam dan dingin melihat layar laptop, lalu melihat ke atas dan menatap Ellena langsung.Mata Ellena dan mata Hanzero saling bertatapan. Mata Hanzero sedalam kolam dan bayangan Ellena seperti cermin di matanya yang gelap. Lampu di dalam mobil menyala karena tempat parkir bawah tanah itu agak redup dan Hanzero duduk di bawah cahaya lampu itu.Wajahnya yang tampan diterpa cahaya lembut hingga garis-garis di wajahnya tampak sangat lembut, bahkan matanya tampak melunak. Ellena tiba-tiba terdiam dan jantungnya berdebar kencang.Dia dan Hanzero saling menatap selama beberapa detik, lalu Hanzero menoleh ke belakang. "Kenapa diam saja? Ayo masuk.”"...Oh." Ellena menarik napas dalam-dalam, dia menyentuh pipinya yang sedikit panas
Jari-jari Hanzero menggenggam rahang Ellena dengan lembut. Saat Hanzero semakin mendekat, aroma tubuhnya menembus hidung Ellena dan Ellena mendengar panggilan 'Ellena’ yang sangat lembut di telinganya.Bisikan pria itu seperti sedang menggodanya hingga membuat jantungnya ikut bergetar. Wajahnya kembali memanas dan sekarang dia tidak ingat lagi jika dia sedang marah.Ellena mengangkat wajahnya dan matanya menatap cahaya yang dalam dari mata Hanzero. Wajah itu terlalu tampan dan menawan dengan tatapan mata yang semakin menggodanya. "Aku... Aku nggak marah," kata Ellena dengan sedikit gugup. Ketika Hanzero mendekatinya, dia tiba-tiba merasa agak sulit bernafas."Benarkah?" Hanzero mendekati Ellena dua sentimeter lagi hingga nafas hangat yang dihembuskannya menerpa bibir perempuan itu. Jari-jarinya menekan rahang Ellena dan mengelusnya dengan lembut. "Kalau begitu, cium aku.”Ellena melotot karena terkejut, sementara Hanzero menatap bibir merah mudanya yang sedikit terbuka. Mata Hanzero
Meskipun aktris itu sangat seksi dan tidak mengenakan sehelai benang pun, dia tidak berhasil mendekati Hanzero dan pengawalnya justru membawanya keluar dari kamar hotel Hanzero. Sejak saat itu, aktris itu dicekal.Insiden itu membuat banyak wanita yang ingin mendekatinya terkejut dan menjadi takut untuk mendekati Hanzero. Dari insiden itu juga, semua orang tahu jika Hanzero adalah seseorang yang bisa dilihat dari kejauhan tapi tidak bisa disentuh. Tidak ada lagi wanita yang berani mendekatinya.Namun, jika manajer restoran tidak salah lihat, tadi Hanzero lah yang barusan mengambil inisiatif dan sebaliknya, Nyonya Hanzero malah ingin menghindarinya. Ciuman itu membuat wajah Nyonya Hanzero memerah dan hal ini sungguh membuat orang-orang yang melihatnya merasa heran sekaligus takjub.Ternyata, Tuan Hanzero menyukai wanita yang polos seperti ini. Tak heran jika aktris seksi itu gagal merayunya, pikir manajer restoran.Wajah Ellena yang memerah masih belum reda, sampai mereka berdua duduk
Ellena tertegun beberapa saat, dan wajahnya begitu merah. Wajahnya terasa begitu panas. “Hanzero, kamu... Kamu jangan bercanda seperti ini denganku.""Itu bukan bercanda, aku serius," jawab Hanzero, dia menatap langsung ke mata Ellena dan matanya menunjukkan keinginan yang tersembunyi. "Ellena, aku mencintaimu.""Kamu..." Ellena bertatapan dengan mata Hanzero yang panas dan menunjukkan keinginan yang dalam. Hatinya gelisah, dan rasanya dia ingin melarikan diri. Dia pun berdiri dengan cemas dan berkata, "Aku pergi ke kamar mandi sebentar."Setelah selesai berbicara, Ellena langsung bangun dan berjalan cepat. Jika tidak malu, dia rasanya ingin berlari saja.Sampai di kamar mandi, dia membilas wajahnya dengan air dingin berkali-kali sampai wajahnya tidak begitu panas lagi.Jantungnya yang tadi terus berdetak kencang perlahan mulai menjadi lebih tenang. Tetapi, begitu dia teringat kata-kata yang baru saja dikatakan Hanzero, jantungnya kembali berdetak dengan cepat.“Ellena, aku mencintaim
Ketika memikirkan hal ini, Salma semakin merasa kesal, dan matanya semakin menunjukkan kecemburuan. "Aku beritahu kamu, Ellena. Aku nggak hanya akan merebut pasanganmu, tapi aku juga akan merebut semua yang kamu punya! Bukannya kamu tidak suka akting? Jangan pernah berpikir kamu punya kesempatan untuk terkenal di dunia suatu hari nanti!"Ellena hanya mengangkat sedikit sudut bibirnya saat melihat kepanikan Salma dan tak banyak ekspresi terlihat di wajah dinginnya. "Salma, apa kamu benar-benar mengira kalau kamu bisa menutupi semua ini? Kamu yakin bisa mengurus semuanya?"Salma begitu sombong, padahal dia hanya bisa mengandalkan Reno seorang. Jika dia harus bertarung di belakang panggung, mungkin dia akan takut.Tiba-tiba suara Hanzero terngiang di telinganya. Dia teringat akan janji pria itu, seketika hatinya merasa tenang. Dia sadar jika tidak mengenal Hanzero dengan baik, tapi dia tahu jika pria itu bukan orang yang sembarang berjanji pada orang lain.Jika Ellena memiliki janji dari
Wajah Ellena memerah. "Nggak... Nggak," dia cepat-cepat menyangkal. "Aku cuma tanya, mana mungkin aku cemburu hanya melihat kamu bicara dengan orang lain?" ujarnya.Lagian, Ellena tahu diri jika mereka hanya menikah karena suatu alasan dan tidak saling mencintai. Bisa dibilang, mereka hanya pasangan suami istri di atas kertas saja, dia tidak memenuhi syarat untuk cemburu.Saat dia dan Hanzero mengurus pernikahan mereka, dia tahu jelas siapa identitasnya dan dia tidak mungkin melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan."Ya, tapi kamu boleh cemburu padaku kok," kata Hanzero. Matanya yang dalam tertuju pada Ellena dan tatapannya menjadi begitu serius. "Ellena, kita sekarang sudah menikah dan sudah menjadi pasangan suami istri. Kamu istriku. Kalau kamu merasa aku terlalu dekat dengan wanita lain, kamu punya hak untuk cemburu dan melarangku.”Ellena mengangkat wajahnya. Ketika dia menatap mata Hanzero yang begitu gelap, jantungnya berdetak lebih cepat dan dia hanya bisa bergumam dalam h
"Nggak." Salma menggelengkan kepalanya dengan cemas. Matanya berbinar saat ia memikirkan sosok yang tinggi dan luar biasa itu, namun ia berbohong dengan licik. "Dari tampak punggungnya, pria itu tampaknya sudah tua. Pria itu mengenakan pakaian yang cukup stylish dan terlihat seperti orang yang punya banyak uang."Setelah Reno mendengar perkataan Salma, matanya tampak semakin penuh amarah. "Ellena lebih suka pergi dengan orang tua daripada meminta bantuan? Apa Ellena begitu membenciku?" Tanyanya."Reno, bukannya kamu tahu kepribadian Kakak?" Salma menambahkan, "Kakak selalu sombong. Sulit baginya untuk memohon pada orang lain meskipun Dia sedang sekarat. Selain itu, dia sangat membenci kita sampai dia nggak bisa meminta bantuan pada kita. Bahkan, kalau kamu punya perasaan seperti itu, kakak juga belum tentu menerimanya." Selesai berbicara, Salma menghela napas dengan lembut dan terlihat sangat khawatir. "Aku benar-benar nggak tega melihat kakak menghancurkan dirinya sendiri seperti ini
Tidak peduli seberapa mahalnya Rolls-Royce itu, Salma mengetahuinya dengan sangat jelas. Dia punya pemahaman yang mendalam tentang semua merek mewah baik itu tas, pakaian dan perhiasan, hingga mobil dan rumah mewah. Dia sangat paham kalau Rolls Royce itu adalah mobil edisi terbatas sedunia dan berharga selangit.Paling pentingnya lagi, nomor plat mobil itu ternyata angka delapan empat kali. Hanya sedikit orang yang mampu membeli nomor plat seperti itu di kota ini.Salma mulanya berpikir kalau Ellena baru aaja mendekati pria kaya. Namun, sekarang... Plat mobil angka delapan empat kali itu menusuk matanya dan membangkitkan kecemburuan di hatinya. Hanya dari nomor plat itu, dia bisa tahu dengan mudah bahwa identitas orang di dalam mobil itu jelas bukan orang biasa. Dia menggigit bibirnya erat-erat sambil menyaksikan Rolls-Royce mewah itu melaju semakin jauh hingga nggak terlihat, kemudian dia berkata, "Reno, apa wanita yang duduk di Rolls-Royce itu tadi kakak?"Reno menutup bibirnya rap
Jujur saja, Kimmy merasa sedih melihat gadis yang selama ini selalu dicintainya itu menderita seperti ini. Tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak. Orang yang dicintai Intan sudah memilih wanita lain. Jika dipikir-pikir, tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Hanzero sudah menemukan cintanya. Sejak dulu mereka bersama-sama, semua orang juga tahu jika Hanzero memang tidak pernah menaruh ketertarikan pada Intan. Bukan Kimmy tidak pernah memberitahu Intan, tetapi gadis ini memang sangat keras kepala. Dia selalu yakin jika suatu saat Hanzero akan menaruh hati padanya.Beberapa saat kemudian, Intan terlihat membuka matanya.“Intan, bagaimana? Apa kamu merasa sangat tidak nyaman? Aku akan memanggil dokter untuk kemari agar memeriksamu,” kata Kimmy.Kimmy sudah akan berdiri untuk mengambil ponselnya, tetapi Intan langsung menahan pergelangan tangannya. “Tidak perlu, Kim. Aku baik-baik saja.”Kimmy mengerutkan alisnya. “Baik-baik saja bagaimana? Kamu demam.”“Beri saja aku obat, ini ha
Hanzero keluar dari ruang ganti setelah mengganti pakaiannya, tetapi dia tidak melihat Ellena. Dia pergi ke kamar mandi dan melihat-lihat, tetapi tetap tidak ada orang yang terlihat. Tidak hanya orangnya yang menghilang, ponselnya juga menghilang.Hanzero berpikir sejenak, mengeluarkan ponselnya, dan mengirimkan pesan teks.| Hanzero: Di mana?Tidak ingin melihatnya berganti pakaian, jadi dia takut dan bersembunyi.Ellena segera membalas. Hanzero mengaitkan bibirnya dan segera menjawab.| Ellena: Aku pergi menemui Kelvin. Sekarang masih pagi, kita keluar agak terlambat sedikit saja.| Hanzero: Baiklah, jangan terburu-buru. Bicaralah baik-baik dengannya. Hubungi aku kapan pun kalau kamu membutuhkan bantuanku.Ternyata Ellena pergi untuk menemui Kelvin. Setelah membalas pesan teks itu, Hanzero berjalan keluar dari kamar tidur dan memanggil Ryan.Ryan menyilangkan kedua tangan, berdiri di depan Hanzero dengan hormat, dan bertanya, "Tuan, apa Anda punya perintah?"Hanzero terdiam selama b
"Tidak masalah. Hanya saja, suasana hati Kelvin sedang buruk. Apa dia akan bersedia pergi keluar dengan kita? Aku masih tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang.""Karena suasana hatinya sedang buruk, dia harus jalan-jalan keluar."Setelah memasuki ruang ganti, Hanzero menggendong Ellena dan dengan lembut meletakkannya di satu sofa di samping. Lalu, dia berbalik dan berjalan ke lemari. Dia mengeluarkan satu set kemeja dan celana panjang dari dalam lemari.Ellena mengangkat kepalanya dan melihat bahwa kemeja dan celana panjang di tangan Hanzero sama-sama berwarna hitam. Dia tidak dapat menahan diri dan berceletuk, "Apa semua pakaian dan celana di dalam lemari berwarna hitam? Dan tidak ada warna lain?"Hanzero sangat suka memakai kemeja hitam dan celana panjang hitam. Ellena melihat sekilas ke dalam lemarinya sekarang dan sebagian besar yang dilihatnya adalah pakaian berwarna hitam.Meskipun Ellena juga berpikir bahwa Hanzero terlihat bagus dengan kemeja hitam dan celana panjang hitam k
Hanzero hanya ingin mempermainkan Ellena dengan kurang ajar seperti bajingan.Ellena tidak bisa berkata-kata.Tangan Ellena sangat sakit sekarang. Bahkan, rasanya sangat sakit meskipun dia hanya menggerakkan jari-jarinya saja. Saat Ellena melihat pelakunya berada di depan matanya, dia bangkit dengan sangat berani dan berkata dengan suara yang kejam, "Hanzero, kamu tidak tahu malu.""Ya, aku tidak tahu malu," Hanzero mengangguk, menunjukkan bahwa dia setuju.Di depan istri sendiri, wajah seperti apa yang Hanzero ingin tampilkan? Jika dia peduli dengan reputasinya di depan Ellena, apakah dia masih bisa menikmati kenikmatan seperti barusan? Menurut Hanzero, memikirkan reputasi dan hal semacam ini harus membedakan orang. Sedangkan, jika dia merasa malu dengan istri sendiri, itu adalah sebuah sikap yang bodoh.Ellena tidak bisa berkata-kata.Setelah Hanzero dengan senang hati mengakui bahwa dia adalah seorang bajingan dan tidak tahu malu, Ellena menyadari bahwa sepertinya tidak ada cara la
Seluruh tubuh Ellena menjadi lunak di lengan Hanzero dan seluruh tubuhnya seperti mati rasa. Da merasa hampir tersentuh. Kemampu berciuman Hanzero yang luar biasa membuat Ellena sangat pusing dan dia bertanya dengan terengah-engah, "Ha... Hadiah apa?"Ketika Ellena tidur tadi dia mengulurkan tangannya untuk menarik piyamanya karena - kepanasan. Beberapa kancing piyamanya terlepas, tetapi ia sendiri tidak menyadarinya.Saat ini, Ellena sedang berbaring di pelukan Hanzero. Begitu Hanzero menundukkan kepalanya, pria itu langsung bisa melihat kulit putih yang menyilaukan di dadanya. Ini benar-benar seperti giok yang menyilaukan, namun empuk saat dipegang. Pemandangan ini membuatnya tidak bisa melepaskan matanyaMata Hanzero menggelap dan memanas. la meraih salah satu tangan kecil Ellena, membawanya ke suatu tempat, dan berkata dengan suara serak, "Aku sudah menahannya sepanjang hari dan rasanya sangat tidak nyaman. Sayang, bisakah kamu membantu suamimu menyelesaikannya?"Ellena merasakan
Tidak lama setelah Reno mulai mendiskusikan pernikahan dengan Ellena, Salma langsung hamil. Kemudian, Ellena mengetahui tentang masalah mereka sehingga memutuskan Reno. Karena ada anaknya di kandungan Salma, Reno akhirnya bersama dengan Salma. Saat Reno memikirkan kemungkinan tertentu di dalam hatinya, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat buruk."Kak Reno, kamu... ada apa denganmu?" tanya Salma sambil menatap Reno dengan hati-hati. Hatinya terasa sangat gugup dan dia membatin, Kak Reno jadi seperti ini. Apakah dia... menemukan sesuatu?Reno menatap Salma dengan tatapan yang berat untuk beberapa saat. Dia perlahan-lahan mengerutkan sudut bibirnya, mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Salma, seolah berangsur-angsur kembali bersikap normal, "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa masih harus membawamu ke rumah sakit untuk memeriksanya, baru bisa tenang. Kalau tidak, aku akan mengkhawatirkanmu."Sekarang, jika Reno memikirkannya, Salma yang selalu mengatakan tentang masalah kehamilannya.
“Tapi, aku sangat suka berakting," Salma menggigit bibirnya dengan sedih, "Dia bisa mengatur variety show untukku, tapi jika aku jadi tidak bisa menerima proyek akting sama sekali, aku benar-benar tidak bisa menerimanya. Aku bisa menjanjikan hal lain kepadanya. Tapi, untuk hal ini, aku tidak bisa mendengarkannya.”Salma masih terus mengeluh, "Aku selalu berpikir dia adalah seorang yang mudah bergaul. Aku tidak menyangka, karena hal yang begitu kecil ini, dia akan mengundurkan diri dan meninggalkan Xinghui. Kak Reno, dia jelas-jelas tahu tentang hubunganku denganmu, tapi dia masih melakukan hal seperti ini. Itu berarti dia tidak hanya tidak menganggapku dengan serius, tapi tidak menganggapmu dengan serius juga.""Apakah dia yakin bahwa dia telah melakukan banyak hal dan kamu tidak berani melakukan apa pun padanya?" Salma mengatakan kata-kata ini dengan wajah tidak bersalah. Selesai dia berbicara, dia melihat wajah Reno menjadi lebih gelap dan ada jejak kemarahan di matanya.Salma menat
Reno menghela napas lega. Sepertinya tidak ada yang salah dengan Salma. Dia sedang mengandung seorang anak sekarang. Sang ibu harus lebih peduli pada anak di perutnya daripada dirinya sendiri. Jika benar-benar ada sesuatu, Salma pasti tidak akan menyembunyikannya."Katakan padanya untuk jangan panik. Aku akan segera datang."Ketika Reno tiba di kantor polisi, Salma baru saja selesai menjalani investigasi. Begitu dia melihat Reno, dia berlari ke arah Reno dan melemparkan dirinya ke dalam pelukan Reno.Salma memeluk Reno dengan erat. Matanya merah, dipenuhi air mata, dan tatapan matanya sangat menyedihkan. Dia mengubur wajahnya di dada Reno dan berbisik, "Kak Reno, kamu akhirnya sampai di sini. Huhuhu... aku sangat takut…"Salma tampak sangat ketakutan dan tubuhnya gemetar sepanjang waktu.Begitu Reno menunduk, dia melihat mata Salma yang berkaca-kaca dan wajahnya yang memucat karena ketakutan. Wajah Salma dicakar hingga terluka dan ada dua bekas merah panjang di pipinya yang terlihat m
Sebelum Komisaris Chen bisa berbicara, Reno mengepalkan tinjunya dan menggertakkan gigi, "Dia bukan pegawai dari departemen kecil, kan? Paman Chen, kamu kenal dia, kan? Katakan padaku, siapa dia sebenarnya?"Komisaris Chen mengerutkan kening, menatap Reno sebentar, dan menggelengkan kepalanya. "Reno, ditambah kali ini, Presiden Brahmana dan aku baru bertemu dua kali. Aku tidak benar-benar mengenalnya. Aku juga tidak tahu apa posisinya di Perusahaan Brahmana."Tentu saja, Komisaris Chen tahu identitas asli Hanzero. Namun, karena Hanzero mengatakan seperti itu barusan, itu berarti Hanzero tidak ingin Reno mengetahui identitas aslinya. Komisaris Chen jelas tidak berani mengungkapkannya juga.Bagaimanapun, Komisaris Chen teringat bahwa ekspresi wajah Hanzero tampak tidak terlalu baik ketika pergi. Dia merasa ragu-ragu dan masih berpikir bahwa dia harus mengingatkan junior di depannya ini. Lagi pula, ayahnya juga berteman dengannya. Keduanya juga memiliki kerja sama. Jika Reno menyinggung