Share

Gagal kuliah

Author: Tri Ani
last update Last Updated: 2022-02-02 10:26:00

Seseorang suster sudah memindahkan pak Tato dari ruang operasi, saat ini kaki pak Tato sudah selesai di operasi dan kata dokter pak Tato baru boleh beraktifitas lagi setelah tiga bulan pemulihan.

Setelah pak Tato di masukkan ke ruang perawatan, kini tiga wanita itu sudah duduk di depan ruangan karena tidak mungkin mereka bertiga masuk ke dalam ruangan sempit itu, ruangan yang di huni oleh lima pasien. Iya, ruangan yang menjadi ruang inap pak Tato adalah ruang kelas tiga dengan biaya paling murah.

"Sekarang semua tabungan ibu dan bapak sudah habis untuk biaya operas, untuk biaya perawatan saja ibu sudah harus pinjam sana sini, jadi sebisa mungkin kalian harus bantu ibu!"

"Nggak bisa dong Bu, Salsa nggak bisa bantu!" gadis bernama Salsa itu nampak tidak setuju dengan ucapan sang ibu.

"Kenapa? Kamu kan sudah kerja di tempat magang kamu waktu SMA?" 

"Salsa itu mau ada ospek, Salsa bahkan sudah ambil cuti selama satu bulan!"

Kini giliran Bu Rusmi menatap ke arah Kiandra.

"Kamu?" berbeda sekali nada bicaranya di banding bicara dengan Salsa, sekarang nadanya begitu ketus.

"Kia usahakan ma, lagi pula kita juga sama, Kia masih mencari universitas yang cocok untuk Kia!"

Hehhhh

Terdengar helaan nafas dari Bu Rusmi. Sepertinya ada yang sedang tidak di setujuinya.

"Tidak bisa!"

Ucapannya itu berhasil membuat kedua putrinya menatap padanya.

"Ada apa Bu?"

"Ibu nggak bisa kalau kalian dua-duanya kuliah! Salah satu dari kalian harus ngalah dulu sampai bapak sembuh!"

Otomatis Salsa menatap ke arah Kiandra seperti memberi doktrin bahwa Kiandra lah yang seharusnya tidak kuliah.

"Nggak bisa Sa! Aku akan tetap kuliah dengan cara aku sendiri!"

"Bu????!!!"

Dan seperti biasa, Kiandra lah yang harus mengalah.

"Kamu sudah besar Kia, biarkan adik kamu yang kuliah duluan. Bapak sama ibu apa yang bisa di lakukan kalau kalian tetap ngotot, untuk sementara kamu harus bantu bapak sama ibu untuk mencari biaya hidup selama bapak belum bisa kerja!"

"Tapi Kia mau kerja apa Bu, Kia nggak punya pengalaman apapun!" walaupun. Sebenarnya ingin sekali protes dan mengatakan kalau dia tidak mau, tapi tetap saja ia tidak akan pernah menang. Ia tidak mau ribut-ribut di rumah sakit.

"Gampang,  nanti biar ibu yang Carikan kerja!"

🍂🍂🍂

Hari-hari Kiandra di habiskan untuk menunggui bapaknya di rumah sakit, hampir dia yang siang dan malamnya menjaga pak Tato. Salsa hanya akan datang sore hari saja itu pun tidak sampai satu jam, ia selalu beralasan kalau ada acara ini dan itu.

Bu Rusmi juga tidak bisa menunggui lama karena dia masih harus cari uang tambahan untuk membayar biaya kamar rawat pak Tato.

Hingga satu minggu sudah pak Tato di rumah sakit, akhirnya dokter mengijinkannya pulang tapi dengan syarat pak Tato harus istirahat total selama tiga bulan agar operasi nya berhasil.

"Kita pulang ya pak!" Kiandra sudah menyiapka kursi roda, Bu Rusmi sedang menyelesaikan biaya rumah sakit. Ia meminjam uang pada rentenir untuk menyelesaikan pembayaran rumah sakit dengan jaminan surat rumahnya.

"Ibu kamu ke mana?"

"Ibu sedang di resepsionis pak, menyelesaikan pembayaran perawatan bapak!"

"Ibu dapat uang dari mana lagi untuk biaya perawatan bapak?"

"Nggak usah terlalu di pikirin pak!"

Kini mereka sudah di sambut oleh sopir angkot yang mengantarkan pak Tato ke rumah sakit waktu itu.

"Mas Irwan, kok bisa tahu bapak pulang?" pria sopir angkot itu namanya Irwan. Sepetinya mereka sudah kenal dekat.

"Iya Ki, kemarin nggak sengaja ketemu sama ibu kamu, dia bilang pak Tato pulang hari ini jadi aku jemput, nggak pa pa ya pakek angkot?"

"Nggak pa pa, Kia malah seneng banget, iya kan pak?" Kia menundukkan punggungnya meminta persetujuan bapaknya yang duduk di atas kursi roda.

"Iya, bapak jadi merepotkan nak Irwan!"

"Nggak pa pa!"

Irwan ini sudah lama memendam cinta sama Salsa, sebenarnya sudah beberapa kali Irwan mengutarakan perasaannya pada Salsa tapi tetap saja selalu di tolak karena Iswan hanya sopir angkot.

Setelah Bu Rusmi menyelesaikan pembayarannya, Bu Rusmi pun bergabung dengan mereka.

Hanya butuh waktu setengah jam untuk kembali sampai di rumah. Hanya setengah jam saja di rumah, rumah berukuran 6 × 8 meter sudah penuh dengan orang-orang yang menjenguk pak Tato.

Kini Kiandra sedang sibuk di dapur untuk membuatkan minum para tetangga yang datang menjenguk. Bu Rusmi menemani pak Tato. Kalau salsa jangan di tanya, ia bahkan tidak menjemput saat pak Tato pulang, ia selalu pulang terlambat dengan alasan persiapan acara ospek di kampus pilihannya. Iya bisa dengan mudah masuk karena Bu Rusmi tidak mempermasalahkan urusan biaya kalau dengan Salsa, berbeda dengan Kiandra yang haarus sibuk mencari kampus yang biayanya murah.

"Apa yang di keluhkan pak?" samar-samar Kiandra bisa mendengar pertanyaan dari salah satu orang yang mengunjungi mereka.

"Ini loh pak, kakinya bapak harus di operasi karena patah tulang. Kata dokter harus istirahat total selama tiga bulan!"

"Ya kalau dokter sudah mengatakan hal itu, ya harus nurut Bu, buat kebaikan juga!" Kiandra hafal itu suara pak RT, memang pak RT di rumah Kiandra begitu peduli dengan warganya. 

Inilah yang Kiandra suka di kampung, warganya masih suka gotong royong. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Kiandra pun segera membawa beberapa gelas teh hangat ke depan.

"Silahkan pak, tehnya!"

"Jadi merepotkan!" ucap salah satu bapak.

"Tidak pa pa pak, silahkan di minum, untuk teman ngobrol!" Bu Rusmi ikut membantu menghidangkan gelas yang belum turun sepenuhnya dari atas nampan.

Irwan juga masih ada bersama mereka, ikut mengobrol bersama bapak-bapak.

"Kiandra ini sudah lulus ya, seingatku sepantaran sama anak saya Asih kan?" tanya salah satu pria dengan kemeja kotak-kotak dan duduk di samping Irwan.

"Iya pak!" Kiandra hanya menjawab seperlunya saja.

"Rencana mau kuliah di mana?" mendengar pertanyaan itu, Kiandra pun memilih menatap sang ibu, ia jelas bingung harus menjawab apa. Pasalnya sang ibu sudah mengatakan jika dia harus menunda kuliahnya.

"Iya pak Agus, rencananya sebenarnya salsa sama Kiandra juga akan kuliah tapi karena sekarang keadaannya berbeda, bapaknya nggak mungkin kerja, jadi kamu memutuskan untuk menunda kuliah Kiandra, biar Kiandra kerja dulu buat bantu perekonomian kami!"

"Ohhh, tapi Bu jaman sekarang kalau cuma lulusan SMA susah loh cari kerja!"

"Iya, tapi kami nggak ada pilihan lain!"

"Sudah tahu mau kerja apa?" salah seorang yang duduk samping pak RT dengan baju biru tua ikut bicara, dari bapak-bapak itu, pak Adi belih muda dan dia juga tidak selalu di rumah, pekerjaannya di kota, dia hanya akan pulang satu bulan sekali untuk menemui keluarganya.

"Belum pak, kalau pak Adi ada lowongan boleh lah Kiandra nya di ajak ke kota!" Bu Rusmi begitu bersemangat mencarikan pekerjaan untuk Kiandra.

Walaupun sebenarnya begitu berat memutus angannya untuk kuliah, tapi Kiandra tidak bisa berbuat apa-apa.

"Baik Bu, coba besok saya tanyakan sama teman-teman saya, siapa tahu ada yang lagi cari art! Kalau di kota jago art lumayan besar!"

"Terimakasih pak Adi atas bantuannya!"

"Sama-sama, sebagai tetangga memang sudah sepatutnya kita saling membantu kan!"

Percakapan itu berlangsung cukup lama hingga para tau mulai berpamitan karena mulai larut dan membiarkan pak Tato untuk beristirahat.

Bersambung

Related chapters

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Kehidupan Kiandra

    Setelah semuanya meninggalkan rumah Kiandra, Irwan pun akhirnya ikut berpamitan. Bu Rusmi meminta Kiandra untuk mengantar Irwan ke depan."Terimakasih ya mas, sudah mau bantu!" mereka berdiri di samping mobil angkot milik Irwan. Walaupun supir angkot, dia juga sedang kuliah semester akhir, anak rantau yang bekerja sambil kuliah dan kost di sebelah rumah mereka."Nggak perlu sungkan, kita kan bertetangga! Oh iya, kamu yakin nggak kuliah?" Irwan masih memikirkan percakapan di dalam tadi, yang ia tahu beberapa hari ini Kiandra begitu getol mencari kampus yang dekat dengan rumah dengan biaya murah, bahkan dia juga sempat bertanya padanya tentang kampus tempatnya kuliah."Iya mas, Kiandra nggak mungkin memaksakan untuk kuliah sedangkan bapak nggak bisa cari uang untuk beberapa waktu!"PlekTiba-tiba tangan Irwan mendarat di kepala Kiandra, mengusapnya dengan lembut. "Nanti pasti ada jalan!" sontak Kiandra mendongakkan kepalanya menatap w

    Last Updated : 2022-02-03
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Kota Impian

    Setelah menemui Indah, Kiandra pun memutusakan untuk tidak langsung pulang. Ia terus berkeliling mencari kerja, ternyata benar jika hanya lulusan SMA saja pasti sangat sulit untuk mencari kerja.Banyak alasannya, mulai dari pengurangan karyawan, ada yang emang carinya yang sudah S1, bahkan Hany pegawai toko saja minta yang S1 jurusan ekonomi,"Memang kalau anak SMA nggak bisa ngitung apa?" gerutu Kiandra, kakinya sudah sangat capek mengayuh sepeda tapi tetap saja tidak ada hasilnya. Entah sumpah serapah apa yang ia ucapkan sepanjang jalan, lapar dan capek. Uang di dompetnya hanya tinggal lima belas ribu saja saya kalau buat beli makanan.Sudah sore, dia harus segera pulang sebelum ibunya marah-marah padanya. Kiandra pun kembali mengayuh sepedanya dengan sisa tenaganya. Ingin rasanya segera sampai di rumah dan makan, tapi bayangan seperti itu tidak pernah terlaksana, mana bisa makan kalau belum menyelesaikan pekerjaan rumah di sore hari.Ia seg

    Last Updated : 2022-02-04
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Apartemen Mewah

    Kini Kiandra dan pak Adi sudah berada dalam bus yang sama, ia duduk tepat di samping pak Adi. Ini untuk pertama kalinya Kiandra pergi ke kota. Ia sudah membayangkan sebuah kota besar, dengan mobil-mobil mewah yang saling bersalipan di jalan raya yang luas bahkan bisa untuk perjalan empat mobil sekaligus tidak seperti jalan di kampungnya, hanya bisa untuk satu mobil dan satu motor. Kalau ada dua mobil yang saling berpapasan, salah satunya harus berhenti terlebih dulu.Walaupun malam hari, Kiandra masih sangat bersemangat untuk melihat kelap-kelip lampu kota, benar-benar pemandangan yang jarang ia jumpai di kampung.Sesekali pak Adi menceritakan sesuatu jika menjumpai sesuatu yang menarik dan dia tahu ceritanya dan Kiandra berfitur bersemangat untuk mendengarkannya.Butuh waktu lima sampai enam jam untuk sampai di kota, entah jam berapa akhirnya mata Kiandra tidak mampu untuk terjaga kembali. Pak Adi pun akhirnya meminta Kiandra untuk tidur agar pagi-pagi sekali s

    Last Updated : 2022-02-05
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Rumah besar

    Pria itu kembali memperhatikan penampilan Kiandra dari atas hingga bawah, sepertinya ia sedang menilai penampilan Kiandra saat ini, memang tidak jauh-jauh dari penampilan orang kampung dengan sepatu sport yang sudah tidak begitu bersih karena sudah ada banyak jahitan di sekelilingnya agar tetap kuat."Sudah lulus SMP?"'Hahh ...' Kiandra benar-benar tercengang, bisa-bisanya pria di depannya mengatakan kalau dia baru lulu SMP. Memang sih tubuhnya mungil dan masih pantas untuk lulus SMP. Tapi apa iya orang di depannya itu menganggapnya lulusan SMP."Saya lulus SMA pak, eh maksudnya kak Leo, baru tahun ini! Ijasah aja belum keluar, saya juga belum cap tiga jari!"Pria itu mengeryitkan matanya, "Banyak omong juga ternyata kamu!""Saya hanya menjawab pertanyaan kak Leo!" Kiandra merasa tidak enak karena di anggap banyak bicara, walaupun memang kenyataannya iya. Hanya saat di rumah saja ia sedikit malas untuk bicara apalagi sa

    Last Updated : 2022-02-07
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Kamar pribadiku

    Setelah selesai menjelaskan tentang kamar dan pemilik kamar itu, mereka pun keluar. Seorang pelayan yang menghampiri mereka. "Antar dia ke kamarnya, beri pelayan pelayan!" "Baik tuan! Ayo!" Ajak pelayan itu dan Kiandra segera mengikutinya di belakang. Kak Leo keluar dari rumah itu dan mobil terlihat meninggalkan halaman rumah. "Nama saya Anna, saya kepala pelayan di sini. Di rumah ini ada lima pelayan dengan tugas masing-masing jadi pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan pekerjaanm

    Last Updated : 2022-02-15
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Bab 8

    KiandraPria tampan yang baru saja keluar dari mobil itu membuka kaca mata hitamnya dan menyerahkan pada kak Leo. Aku benar-benar di buat tercengang bahkan bibirku tidak mampu berkata-kata lagi."Dia siapa?" tanyanya pada kak Leo.Kak Leo melotot pada ku agar segera kembali ke posisi Semula. Aku pun kembali menunduk memberi hormat."Kenalkan dirimu!" Perintah kak Leo padaku.Jelas bibir ini begitu gugup, ada Fabian Sky di depanku , kira-kira aku bisa mengatakan apa sekarang. Aku pun kembali ke posisi semulaikh, mimpi apa aku semalam hingga harus melayani seorang pria yang bahkan dalam mimpi pun aku Tidka mampu menyentuhnya. Pria yang selalu di eluh-eluhkan oleh para gadis bukn hanya di kampungnya tapi di seluruh negri ini.Jika Salsa tahu aku berkerja dengan siapa, dia pasti akan menangis semalaman gara-gara ini, ingin rasany

    Last Updated : 2022-02-20
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Punya KTP ?

    Aku segera menyiapkan baju tidur pria yang sudah membuat beberapa anak perempuan seusiaku mengidolakannya.CklekSuara pintu kamar mandi yang kembali di buka berhasil membuat dadaku Skot jantung lagi, dia benar-benar penuh kejutan.Kepalaku langsung menunduk, tidak berani menatap tubuh yang terbuka itu, hanya sebuah handuk lamat-lamat aku menatap dari bawah."Bajunya sudah siap mas!" bibirku bergetar bahkan hanya untuk mengucapkan hal itu.Kakinya melangkah mendekat padaku, iya dia sepertinya benar-benar mendekat hingga hanya tersisa sekitar tiga langkah saja, ahhh pikiranku sudah melayang bebas sekarang."Aku butuh kopi panas, nama kopiku!"'Ampun deh, aku lupa!' ingin rasanya segera berlari sebelum pria maskulin itu menendang bokongku."Maaf mas, saya lupa!""Pergilah, dalam lima menit kalau tidak kembali aku akan menghukummu!"'lima menit?' dia gila atau apa, dari kamar utama ke dapur bukan jarak yang singkat, bi

    Last Updated : 2022-03-10
  • Kepentok Cinta Mas Bian   Ke Villa

    Pagi ini, aku tentu bangun lebih pagi dari biasanya, bangun jam tiga dini hari. Menyiapkan semua keperluan mas Bian karena ternyata kak Leo sudah mengirimiku banyak sekali pesan agar menyiapkan persis seperti yang ada di dalam daftar.Mas Bian begitu tampan dengan kaos polos yang di lapisi dengan jaket demin dan celana gelap, sebuah sepatu bermerk menjadi pelengkap penampilannya yang luar biasa. Aku berjalan di belakangnya dengan membawa sebuah koper besar.Sebuah mobil sudah siap membawa kali ke sebuah lokasi.Berada seperti orang yang istimewa untuk mas Bian, aku duduk di depan sayangnya bukan di samping mas Bian."Kamu nggak punya baju lain ya?""Hah?" aku segera menoleh ke belakang, aku yakin yang di tanya pasti aku bukan pak sopir karena hanya ada kita bertiga di dalam mobil yang bentuknya long itu. Dulu aku hanya bisa melihatnya di tv tapi sekarang aku aku berada di dalamnya. Sedikit mual tapi tidak pa pa lah, masih bisa aku tahan juga.

    Last Updated : 2022-03-12

Latest chapter

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Kalap

    AuthorKarena rasa bersalahnya pada Kiandra, Bian pun akhirnya keluar dari kamarnya. ia bergegas untuk mencari Kiandara. gadis itu masih begitu polos hingga membuat Bian begitu khawatir.Hingga langkahnya terhenti di depan sebuah perapian, betapa terkejutnya dia saat mendapati gadis itu sedang tidur dan di sampinya di temani seorang pria yang ia kenal siapa pria itu."Kenan!"Bian pun segera mendekat dan membangunkan Kiandar, saat kIandara hendak mengeluarkan suara, Bian segera membuangk mulutnya. dengan perlahan Bian menarik tanga nya dan membawanya pergi dari tempat itu."mas, mau kemana? Biar aku tidur di sana saja!""Maksudnya sama pria itu?""Pak Kenan hanya menemaniku saja, dia baik kok mas, dia ngasih selimut sama kkkia!""kamu itu begitu polos hingga tidak tah kalau kamu sedang di manfaatkan!""La

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Gairah ku memuncak

    Aku tahu Kia adalah gadis yang masih polos, walaupun aku sering menyebutnya anak kecil tapi berdasar KTP yang aku ketahui ternyata usianya sudah sembilan belas tahun. dia bukan akan kecil seperti yang aku bayangkan selama ini.Aku mengajak Kia ke taman, tujuanku adalah untuk mengurangi rasa kesalku karena Tere dan pria itu.Hal yang paling lucu yang bisa aku dengar dari gadis polos seperti Kia adalah dia baru pertama kali ciuman.Aku menertawakannya dan saat ia lengah segera ku tarik tubuhnya dan ku cium bibirnya, sebenarnya aku hanya sedang memanfaatkannya saja agar aku puas dan melampiaskan pada kiandra. Jahatnya ku, begitulah aku."Sekarang aku tidak punya hutang lagi kan karena tadi sudah menciummu?" Tanyaku dan Kia begitu polos, ia memegangi bibirnya setelah aku usap dengan tanganku.Kia mengangguk, aku tahu dengan pesonaku bahkan siapapun akan jatuh cinta deng

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Kata terkasarku

    "Kia!"Panggilku setelah pintu ku buka, terlihat Kia sedang sibuk merapikan seprei. Dia menoleh padaku, seperti biasa tersenyum seolah tidak ada beban.Jika aku pikir-pikir dia adalah asisten yang terlama yang aku miliki selain Leo tentunya."Temani aku makan malam!""Makan malam?""Iya, pakai saja ini!" aku segera melempar paper bag itu, paper bag yang menorehkan luka di hatiku."Ini apa lagi mas?""Itu sebenarnya mau aku kasih sama Tere, tapi dia malam milih sama Kenan!" mungkin Kia tidak peduli dengan alasannya, tapi tetap saja aku ingin cerita padanya. Melihat wajah polosnya sedikit mengobati luka hatiku.Ahhhh ini tidak bisa di biarkan, bisa-bisanya aku menganggap Kia istimewa."Aku tunggu lima belas menit, selesai nggak selesai keluar!"Aku memilih segera keluar, tidak baik hati

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Memilih Dia

    Seharusnya jarak kursi itu tadi lebih jauh tapi karena Tere menggeser kursinya jadi terlihat lebih dekat dan sekarang aku yang berada paling jauh.Aku tertarik dengan paper bag yang di bawa pria itu, ukurannya sama dengan yang aku bawa saat ini, atau mungkin jauh lebih besar miliknya."Sebenarnya aku tadi cari kamu di kamar, tapi kamunya nggak ada, ternyata di sini!"Okey, sekarang aku tahu. Bukan aku dan hanya Tere yang di cari. Aku tetap memilih diam dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, untuk apa pria itu mencari Tere."Ada apa mas?" Tere begitu manis padanya, sebenarnya dia kekasih siapa? Atau dia pernah tidur juga dengan pria itu? Ahhhh kenapa pikiranku jadi buruk sekali."Sebenarnya aku mau ngajak kamu datang ke pesta nanti malam, kamu mau kan jadi pasangan aku?"DegDia melakukan hal yang sama padaku. Tapi aku kembali opti

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Pria yang hangat

    Aku tetap tidak ingin terlibat obrolan dengan mereka hingga mata pak Kenan mengarah padaku, mungkin dia sedikit penasaran dengan seseorang yang duduk sendiri di depan perapian."Kamu?"Aku tersenyum, pak Kenan mendekat padaku. Ada rasa was-was, takut apa yang di katakan oleh mas Bian itu benar."Boleh aku ikut duduk?" tanyanya sebelum bergabung denganku.Aku pun segera menggeser dudukku agar memberi tempat pada pak Kenan."Silahkan pak!"Pak Kenan segera duduk di tempat kosong yang ada di sampingku, kami sama-sama menghadap perapian dengan duduk di karpet bulu dan kaki yang di tekuk, bedanya aku pakek selimut sedangkan pak Kenan pakek treneng tidur berwarna biru tua."Kamu kenapa di sini sendiri? Bian mana? Kayaknya kakak sepupumu itu sedikit posesif!""Tadi aku ke sini nggak bilang pak, sama mas Bian!""

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Cowok labil

    Aku seakan ingin menghentikan waktu untuk saat ini saja, saat di mana hanya ada aku dan mas Bian saja.Mas Bian terus menarik tanganku walaupun sebenarnya aku enggan kembali, aku tahu setelah ini sudah pasti mas Bian akan pergi dengan yang lain atau dia akan memilih tidur di tempat lain seperti yang ia katakan tadi pagi.Hingga kami sampai juga di ujung lorong, ku lihat ada seseorang yang sedang duduk berjongkok di depan kamar kami, walaupun gelap tapi aku bisa melihat siapa wanita itu, dia mbak Tere.Mas Bian melambatkan langkahnya, sepertinya ia masih enggan untuk bertemu dengan wanita itu.Hingga jarak kami semakin dekat, wanita itu segera berdiri dan hampir berjalan menghampiri kami tapi segera ia urungkan saat melihat tangan kami yang saling bertaut."Bian!""Ada apa kamu ke sini?" mas Bian masih menampakkan wajah dinginnya.Srekkk

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Luka mas Bian

    Aku memilih meninggalkan makananku dan menghampiri mas Bian, mbak Tere harus mendapat pelajaran atas apa yang di lakukan pada mas Bian ku.'Cie, mas Bian ku, aku jadi malu sendiri menyebutnya mas Bian ku, tapi mau bagaimana, jika ada yang menelantarkan dia, aku jelas dengan tangan terbuka memungutnya!'Aku dengan semangat membara, berjalan dengan pasti menghampiri pria pujaan hatiku, aku sampai lupa kalau kali ini sendalku jauh lebih tinggi dari batu bata.Hingga sebuah kursi mematahkan semangatku, karena sendal hak tinggiku menyenggol kaki kursi hingga membuat tubuhku limbung.brukkkkksepertinya aku mendarat di tempat yang tepat, sangat tepat. Bibirku mendarat di bibirnya, hingga tubuh ini seakan tidak mampu bergerak lagi.'Bibir mas Bian begitu manis!'Mata kami bertemu, aku seperti es krim yang meleleh seketika hingga sebuah tangan menarikku dengan paksa bangun dari tubuh mas Bian.PlakkkkkSebuah tamparan kera

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Semakin lengket

    "Kamu ternyata cantik juga, anak kecil!" ucap mas Bian sambil mengusap kepalaku, jelas aku kesal. Aku harus menjelaskan berapa kali lagi agar pria idaman hatiku itu tidak memanggilku anak kecil, rasanya pengen gigit aja kalau boleh."Ayo!" sekali lagi, mas Bian benar-benar ingin buat aku Skot jantung, ia menarik tanganku dan melingkarkan ya di lengannya yang kekar hingga aku bisa merasakan kerasnya otot lengan mas Bian. Walaupun aku tidak pernah lihat tapi aku yakin jika pria itu memang pecinta olah raga.'Ehh tunggu! Sepertinya aku melupakan sesuatu!' kalau aku semesra ini sama mas Bian lalu bagaimana dengan mbak Tere, dia kan pacarnya mas Bian.Aku menghentikan langkahku saat sampai di depan pintu lift sebelum pintu itu terbuka."Mas, bagaimana dengan mbak Tere? Bukankan nanti mbak Tere marah saat lihat kita seperti ini?"Mas Bian menoleh padaku dan semakin mengeratkan tanganku yang ada di lengannya,"Dia milih pergi sama pak Kenan, jadi janga

  • Kepentok Cinta Mas Bian   Jamuan makan malam

    Dari pada penasaran, aku pun memilih mendekati mas Bian. Dia sedang berselancar dengan benda pipihnya itu, entah apa yang sedang ia lakukan. Tidak lupa aku membawa sebotol minuman dingin untuknya, siapa tahu dia haus."Mas Bian haus nggak?" tanyaku setelah sampai di depannya. Pria yang selalu aku idolakan itu memilih mendongakkan kepalanya dan menatap ke arahku.Aku segera menyodorkan botol minuman dingin di tanganku."Kamu yang beli?""Bukan, om itu yang kasih!" ucapku sambil menunjuk pria brewok yang memakai kacamata sedang membagikan minuman."Duduklah!" mas Bian menepuk bangku kosong di sampingnya.Dengan senang hati dong aku duduk, memang dari tadi itu yaang aku inginkan, duduk bersebelahan sama mas Bian, tapi sayang sekali seandainya saja aku tadi yang berpose mesra sama mas Bian, pasti tambah seneng.Kami hanya saling diam, mas Bian juga tidak menanyakan apapun padaku padahal aku sudah di sampingnya, matanya tampak masih mengawas

DMCA.com Protection Status