“Kakek, Kak Jerry baru bandel.” Jessie berlari ke sisi Steven, lalu menunjukkan wajah jelek ke sisi Jerry.Jerry juga membalas dengan memperagakan wajah jelek. Steven pun tersenyum ketika melihat interaksi mereka berdua.Claire berjalan pergi. “Ayah, apa kondisi tubuhmu sudah membaik?”Tadi Claire mendengar kabar dari Roger bahwa Steven sedang tidak enak badan. Bagaimanapun, Steven memperlakukan Claire dengan baik. Tentu saja dia juga peduli dengan kesehatan Steven.Steven tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Tenang saja, hanya penyakit biasa saja.”“Kakek, apa penyakit maag Kakek kambuh lagi?” tanya Jerry.“Penyakit maag?” Claire menatap Jerry.Jerry pun membalas dengan mengerutkan keningnya. “Kakek sudah ada penyakit maag dari dulu.”“Uhuk uhuk, sudahlah, hanya penyakit kecil saja, tidak penting. Aku sudah makan obat.” Steven meletakkan tangannya di atas punggung Jerry, lalu menepuknya dengan perlahan.Setelah itu, Steven menatap Claire, baru berkata, “Aku ke dapur dulu untuk li
“Apa Kakek nggak ikut untuk merayakan ulang tahun bersama?” tanya Jessie dengan memiringkan kepalanya.“Kakek sudah tua, tidak sanggup bergadang seperti kalian lagi. Belakangan ini Kakek mesti cepat istirahat.” Steven menyesap tehnya.Setelah mereka makan malam bersama, Steven pun kembali ke kamar bacanya. Jerry dan Jessie pun mengikuti Claire untuk jalan-jalan di luar halaman.Steven duduk di ruang baca sembari melihat barang-barangnya. Tetiba, dia menyadari ternyata Javier sedang berdiri bersandar di sisi pintu. Dia pun terkejut, lalu meletakkan barang di tangannya. “Kenapa kamu tidak temani istri dan anak-anak? Kenapa kamu malah ke sini?”“Kenapa kamu tidak beri tahu aku masalah penyakit maagmu?”Steven menatapnya. “Hanya penyakit kecil saja, tidak ada yang perlu dikatakan.”Javier berjalan ke depan meja. Dia menatap kotak kuno yang diletakkan di atas meja. Di dalamnya berisi barang peninggalan ibunya. “Sudah lama kamu punya penyakit maag?”Steven tidak menjawab.Javier menatap Stev
Selain acara ulang tahun ….” Claire membalikkan tubuhnya, mengangkat kepala untuk bertatapan dengannya. “Masih ada satu hal penting lagi.”Javier menatapnya. “Hal penting apa?”Claire menarik tangan Javier, lalu memainkan telapak tangannya. “Nggak boleh tahu. Kamu akan tahu besok.”…Di Perusahaan Soulna.“Bos, apa kita benar-benar boleh pulang kerja lebih awal hari ini?” Saat rapat dengan para karyawan, Claire mengumumkan bahwa hari ini mereka akan pulang kerja lebih awal. Orang-orang di bawah panggung pun merasa sangat bersemangat.Claire meletakkan mic. “Kalian sudah bekerja lama di Perusahaan Soulna. Jadi, wajar kalau kalian diberi sedikit apresiasi. Hari ini adalah hari ulang tahun Tuan Javier. Aku ingin undang kalian semua untuk menghadiri acara ulang tahunnya. Bagaimana menurutmu?”“Bos sudah bersuara. Tentu saja kami akan hadir!”Melihat pekerja yang sedang bersorak di bawah panggung, Claire pun ikut tersenyum.Setelah rapat berakhir, Claire dan Fendra sama-sama meninggalkan ru
Hanya saja setelah Louis menyelidiki masalah yang pernah terjadi di sekolah dulu, Claire pernah bertanya alasan Louis bersikeras ingin menikahinya?Jawaban Louis adalah … dia pernah bertemu Candice sebelumnya. Ada malam acara universitas mereka, di mana dia hadir sebagai mahasiswa musik yang diundang oleh pihak sekolah.Louis menyaksikan pertunjukan musik tradisional yang dimainkan oleh Candice. Dia merasa wanita itu sangat istimewa. Mereka bertiga bertemu di belakang panggung, tetapi pada saat itu mereka tidak saling mengenal.Siapa sangka setelah bertahun-tahun, satunya menjadi adik sepupunya, kemudian yang satunya lagi menjadi calon menantunya.Candice mengedipkan matanya. Dia terlihat kaget. “Masalah ini … kenapa … kenapa kamu nggak beri tahu aku?”Claire melipat kedua tangan di depan dada. Dia menyandarkan tubuh di bangku. “Kamu juga nggak nanya. Setelah itu, aku sibuk sekali, jadi lupa.”Candice menggigit bibirnya. Dia tidak memiliki kesan apa pun. Dia juga tidak tahu lelaki yang
Liliana mengenakan terusan dengan menenteng tas kecil. Dia melirik Zefri sekilas, lalu berbisik di sisi Ester, “Bukannya kamu tidak suka berhubungan dengan anggota Keluarga Fernando?”Ester berdeham, lalu berbisik, “Semua itu sudah masa lalu.”Liliana merasa agak kaget. Kemudian, dia merangkul lengan Liliana. “Kalau begitu, kita pergi sama-sama.”Setelah Zefri dan Cahya tiba di lokasi acara, anggota Keluarga Kenata juga datang. Suasana semakin ramai saja.Beberapa saat kemudian, Jessie dan Jerry menggandeng “boneka manusia” keluar. Boneka ini membaluti orang di dalam dengan rapat. Tidak ada yang tahu orang yang di dalam sana adalah Candice.Candice sungguh kehabisan kata-kata. Ide rongsokan apa ini! Claire berjanji tidak akan membiarkan orang lain mengetahui masalah alerginya. Namun sekarang … dia malah berdandan seperti ini, sepertinya malah lebih menarik perhatian?Jerry mengangkat kepala menatap Candice. “Ibu Angkat, kamu panas nggak?”“Stt!” Candice membuat isyarat tangan. “Jangan
Ponsel Jerry berdering. “Kak Jody!”Panggilan video disambungkan. Jerry menyerahkan ponsel kepada Javier. “Ayah, Kak Jody dan Kakek Buyut ingin bicara sama Ayah!”Javier mengambil ponsel. Di dalamnya berisi ucapan selamat dari Jody dan Berwin. Claire melihat ke sisi kamera. “Jody.”Setelah Jody yang berwajah dingin melihat wajah ibunya, dia pun spontan tersenyum hangat. “Ibu, aku merindukan kalian.”“Ayah, Ibu, dan adik-adik tunggu kepulanganmu di saat liburan nanti. Apa kamu mendengar ucapan Kakek Buyut?”Jody mengangguk. “Dengar.”Javier merangkul pundak Claire, lalu melihat orang di dalam layar. “Jaga dirimu dengan baik. Jangan sampai jatuh sakit.”Ketika mendapat perhatian dari sang ayah, Jody memang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Hanya saja, dia telah merasakannya. “Iya, cerewet.”Jody menyerahkan panggilan ke diri Berwin. Berwin pun berbincang-bincang beberapa saat, lalu mengakhiri panggilan.Pesta dimulai. Para tamu di kapal pesiar menikmati pemandangan malam yang gemerlap
Cherry mencoba untuk membayangkan gambaran itu. Dia pun tertawa terbahak-bahak.Cahya dan yang lain mendengar suara tawa. Seorang anak orang kaya tidak pernah bertemu dengan Cherry sebelumnya. Dia pun bertanya, “Siapa wanita di samping istrinya Tuan Javier? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya dulu?”Hans berdeham. “Dia adalah putri dari Keluarga Martini.”“Ah, dia itu anak Keluarga Martini?”“Bukankah sebelumnya ada kabar dia membunuh ….” Belum sempat si lelaki menyelesaikan omongannya, Hans menyenggol si lelaki mengisyaratkannya untuk tidak melanjutkan omongannya.Hans melihat ke sisi Cahya. Cahya sedang menunduk sembari menggoyangkan gelas anggurnya. Memang tidak terlihat perubahan ekspresi apa-apa di wajahnya, tetapi saat mengungkit masalah Cherry membunuh, raut wajahnya terlihat masam.Liliana pergi bersulang dengan Claire. Mereka berdua mengobrol beberapa saat, kemudian tampak kedatangan Gina bersama Andreas dan Jules.Claire juga tidak menyangka Andreas akan datang bersama Gin
“Benarkah? Sayang sekali.” Zefri menghabiskan minumannya.Andreas menepuk-nepuk pundaknya, lalu mendekatinya. “Kalau tidak, bisa jadi Bu Ester telah menjadi istriku.”Zefri tidak berbicara. Hanya terlihat kerutan di keningnya.Claire dan Javier hanya menyaksikan dari sebelah. Claire berbisik di telinga Javier, “Kamu yang undang Pak Andreas ke sini?”Claire hanya mengundang Bu Gina saja. Tidak mungkin Bu Gina akan mengajak Pak Andreas untuk menghadiri acara pesta ulang tahun Javier.“Bukan.”Claire merasa bingung. “Dia datang tanpa diundang?”Javier melengkungkan ujung bibirnya ke atas. “Dia itu tidak tahu malu. Wajar kalau dia datang tanpa diundang.”Sepertinya Andreas datang untuk menitipkan Jules kepadanya. Javier kepikiran sesuatu, lalu meletakkan gelas alkoholnya. “Ada yang ingin aku katakan.”Claire tertegun sejenak. “Urusan apa?”Javier menutupi bagian punggung Claire dengan rambut panjangnya. “Dia ingin menitipkan Jules di rumah kita. Bagaimana menurutmu?”Jujur saja, Claire mer