Claire menundukkan kepalanya dengan perlahan.Pantas saja, sikap Ester menjadi dingin ketika mengetahui Claire adalah istrinya Javier. Bagaimanapun, Claire adalah menantu dari wanita yang dicintai suaminya. Zefri masih tidak bisa melupakan Prisca. Istri mana yang sanggup menerima suaminya terus memikirkan wanita lain? Hanya saja, apa hubungannya Ester dengan lelaki yang bernama Andreas itu? Claire kembali bertanya, “Apa kamu kenal dengan lelaki yang bernama Andreas itu?”Tatapan Javier tertuju pada wajah Claire. “Ada dua keluarga besar di Negara Hyugana, Keluarga Tanzil dan juga Keluarga Tanaka. Sebelas tahun silam, cucu sulung Keluarga Tanzil, Hengky Tanzil, menikah dengan tuan putri dari keluarga kerajaan Negara Hyugana. Jadi, kedudukan Keluarga Tanzil saat ini juga termasuk sanak keluarga kerajaan Negara Hyugana.”Saat berbicara sampai di sini, Javier terlihat semakin dingin saja. “Dulu ibuku pernah diasuh oleh Keluarga Tanzil. Dia tergolong tantenya Hengky, si Andreas itu tergolon
“Jawab, dong.” Claire mendorong lengannya.Javier tersenyum. “Tanggal 23 bulan Oktober.”Claire mengedipkan matanya. “Berarti bulan depan, ya?” Kemudian, dia melanjutkan, “Aku nggak pernah melewati musim dingin bersamamu. Nanti kita pergi ke Kota Jimbar buat lihat salju, ya? Biasanya Kota Jimbar turun salju di bulan Oktober. Setahuku di sana ada lapangan ski alami di sana. Musim dingin di Kota Jimbar sangat ramai. Gimana kalau kita bawa Jerry dan Jessie ke ….”Belum sempat Claire menyelesaikan omongannya, Javier mendekatinya. Javier mengusap wajahnya, lalu mengecup bibir Claire yang masih terbuka itu.Beberapa saat kemudian, Javier melepaskan Claire, lalu mengusap ujung bibir wanitanya. “Dulu kita memang tidak pernah melewati musim dingin bersama. Tapi mulai sekarang, aku akan menemanimu melewati musim dingin bersama untuk selamanya.”Selama tiga tahun ini, Claire melewati musim dinginnya di Kota San Pegas. Dia sendirian di musim dingin yang dipenuhi salju itu. Claire melewati 1.095 ma
Latar belakang keluarga istrinya Jony sangatlah hebat. Ditambah lagi, dia adalah istri sah Jony. Meskipun Jony merasa marah, dia juga tidak berani melampiaskan amarah ke diri istrinya. Tentu saja simpanannya yang akan dikorbankan.Cherry mengangkat cangkir kopinya. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya.Claire menatap Cherry. “Apa kamu menyesal?”Cherry terdiam sejenak sembari melihat kopi kental di dalam cangkir. “Nggak menyesal. Aku hanya merasa kasihan dengan apa yang menimpanya.”“Sebelumnya aku juga pernah kasihan sama orang seperti itu.” Claire mengambil pena di atas meja, lalu memutarnya. “Terkadang aku berpikir, seandainya mereka tahu apa akibat yang akan mereka terima, apa mereka akan menyesal?”Cherry tersenyum. “Kedua wanita itu yang kamu maksud … mantannya Tuan Javier?”Claire langsung melempar pena di tangan, lalu segera menimpanya agar pena tidak jatuh ke lantai.“Kenapa kamu terus terang sekali?” Claire sungguh canggung.Cherry menyilangkan kedua kakinya. Dia duduk
Pelayan membawa Javier ke dalam kafe bagian luar. Tampak bayangan punggung seorang lelaki sedang duduk di balkon.Ketika mendengar suara langkah kaki, si lelaki baru membalikkan kepalanya untuk melihat Javier. “Aku sungguh merasa terhormat lantaran Tuan Javier bersedia menemuiku.”“Apa Paman Aditya yang memberimu nomor teleponku?”Javier menarik kursi, lalu duduk di hadapannya. Andreas memanggil pelayan. “Kamu ingin minum apa?”Nada bicara Javier sangat datar. “Terserah.”Andreas berkata pada pelayan, “Tambah secangkir kopi.”Pelayang mengangguk.“Benar, Aditya yang memberiku nomor teleponmu. Gimanapun, aku tergolong pamanmu.”“Paman?” Javier mengangkat-angkat alisnya dengan wajah tak berekspresi. “Keluarga Fernando tidak pernah memiliki saudara sepertimu.”Andreas pun tersenyum. “Apa kamu masih menyalahkanku karena masalah ibumu? Sebenarnya Keluarga Tanzil memperlakukan ibumu dengan cukup baik walau sebenarnya ibumu tidak memiliki hubungan darah dengan kami.”“Cukup baik?” Javier ter
Langkah kaki Javier seketika berhenti. Dia memalingkan wajahnya, menunjukkan ekspresi sinisnya.Aditya mengangkat cangkir kopinya. “Kebetulan sekali, anak keponakanku juga sekolah di sana.”…Karen yang diopname tidak makan sama sekali. Ketika melihat wajahnya yang hancur akibat dipukul itu, dia pun langsung membuang cermin ke lantai.Charine berjalan ke sisi pintu, lalu mengetuk pintu.Karen menatapnya. “Kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?”Hubungan Karen dengan Charine tidak tergolong bagus. Tentu saja dia juga tidak ingin menjalin hubungan baik dengan Charine. Hanya saja, malam itu dia yang memberi tahu Karen masalah Cherry bersekongkol dengan istrinya Javier.“Tentu saja datang untuk menjengukmu.” Charine berhenti di sisi ranjang sembari mengamatinya. “Pak Jony sadis juga.”Karen sungguh terkejut. “Kamu ….”Kenapa Charine bisa mengetahui hubungannya dengan Jony?Karen yang syok itu sesuai dengan dugaan Charine. “Nona Karen nggak punya latar belakang apa-apa, cukup sulit untuk bisa b
Charine terlihat kesal. “Kamu saja nggak pasti bisa mendapatkan Cahya, aku juga nggak ingin ambil risiko. Menurutku, Hardy adalah pilihan yang paling tepat.”Karen gagal dalam menggoda Cahya. Dia bagai biksu saja, yang tidak tergoda dengan pesona wanita mana pun. Jadi, Charine tidak berani mengambil risiko untuk mendekati Cahya. Dia khawatir rencananya akan hancur nantinya.Sebelumnya Charine pernah menyelidiki latar belakang Hardy. Hardy memang adalah lelaki yang terkenal dengan playboy-nya. Hanya saja, selama di kamp pelatihan, dia tidak pernah berhubungan dengan wanita.Lagi pula, Hardy juga tergolong tuan muda Keluarga Chaniago. Charine bisa mendapatkan semua yang dia inginkan setelah menikah dengan Hardy.Tetiba Karen membuka laci nakas, lalu mengeluarkan sebuah dompet.“Aku bisa bantu kamu, tapi ada syaratnya.”Charine menatapnya. “Syarat apa?”“Jangan khianati aku dalam kondisi apa pun. Inilah persyaratanku.” Karen menyerahkan sebungkus obat kepada Charine.Charine terbengong. “
Javier mengesampingkan sendok dan garpu dari tangan Claire. Dia menggendongnya, lalu berkata, “Nanti baru makan lagi.”“Javier!” Perlawanan tidak berguna.Langit di luar sana semakin menggelap. Suara musik di dalam pub memekakkan telinga. Di bawah pancaran cahaya lampu kelap-kelip, seorang wanita sedang menari di tengah tiang. Lelaki dan wanita yang berpakaian modis sedang menikmati minuman sembari mengocok dadu di bawah panggung.Malam ini, Hardy dan teman-temannya pergi ke pub untuk menikmati hiburan. Hanya saja, tidak ada wanita di sampingnya. Dia hanya fokus dengan minumannya saja.Seorang lelaki tersenyum lebar. “Tuan Hardy, gimana kalau aku panggilin wanita buat kamu?”Hardy mengibaskan tangannya. Dia menyandarkan tangannya di atas sofa. “Tidak usah! Aku tidak tertarik sama wanita.”“Lho! Tuan Hardy sudah bertobat, ya. Dulu ketika kita minum bareng, biasanya kamu yang perkenalkan wanita buat kami.”“Benar! Setelah kembali dari kamp pelatihan, Tuan Hardy malah tidak tertarik deng
Claire hanya tersenyum dan tidak berbicara.Andreas berkata dengan tersenyum, “Meski Kak Gina tidak memperkenalkannya, aku juga kenal dia. Dia adalah menantu dari Keluarga Fernando.”Sambil berbicara, Andreas melihat Claire. “Dua hari lalu, aku baru bertemu Tuan Javier di lapangan golf.”Claire tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Oh ya? Javier nggak pernah mengungkit masalah ini.”Gina sungguh tidak habis pikir. “Ibunya Tuan Javier, Prisca, adalah adik dari adik tingkatanku. Aku juga baru mengetahuinya.”Aditya menimpali, “Kak Gina jangan salahkan aku tidak beri tahu kamu. Selama ini aku tinggal di Negara Hyugana. Prisca sendiri yang tidak pernah mengungkit hubungan kami kepada publik.”Gina mengangguk.Andreas melihat ke sisi Claire. “Kapan Tuan Javier ada waktu? Kita bisa berkumpul bersama.”Claire masih menunjukkan senyuman sopan di wajahnya. “Pak Andreas tenang saja. Aku akan sampaikan masalah ini kepada Javier.”Claire mengangkat gelasnya, lalu meminumnya. Sebelumnya Javier memang
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid
Latar belakang keluarganya Intan terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk mengangkat kepala di depan orang lain. Setahun setelah kematian Intan, Benny menikah lagi. Keluarga Intan memakinya sebagai orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap menahannya. Namun, Shawn justru memaksanya menyerahkan Keluarga Amkasa kepada Yogi.Semakin ditekan, Benny semakin tidak mau berkompromi. Benny hanya ingin membuktikan kepada Shawn bahwa tanpa keluarganya dan tanpa putranya, Yogi, Keluarga Amkasa tetap bisa berkembang pesat.Namun, kali ini Anton malah dihadapkan dengan masalah serius. Jika bukan demi Anton, mana mungkin Benny bersedia merendahkan dirinya untuk mencari Yogi?Febri menarik tangannya. “Jadi, apa Yogi setuju? Dia juga anakmu. Bagaimanapun juga, dia tidak akan menolak, ‘kan? Yang terpenting, kita harus suruh Yogi membawa Anton pulang.”“Setuju?” Benny menepis tangan Febri, lalu berkata dengan gusar, “Kalau kamu bisa mengurus Anton kesayanganmu, apa mungkin dia akan melakukan
Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah