Latar belakang keluarga istrinya Jony sangatlah hebat. Ditambah lagi, dia adalah istri sah Jony. Meskipun Jony merasa marah, dia juga tidak berani melampiaskan amarah ke diri istrinya. Tentu saja simpanannya yang akan dikorbankan.Cherry mengangkat cangkir kopinya. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya.Claire menatap Cherry. “Apa kamu menyesal?”Cherry terdiam sejenak sembari melihat kopi kental di dalam cangkir. “Nggak menyesal. Aku hanya merasa kasihan dengan apa yang menimpanya.”“Sebelumnya aku juga pernah kasihan sama orang seperti itu.” Claire mengambil pena di atas meja, lalu memutarnya. “Terkadang aku berpikir, seandainya mereka tahu apa akibat yang akan mereka terima, apa mereka akan menyesal?”Cherry tersenyum. “Kedua wanita itu yang kamu maksud … mantannya Tuan Javier?”Claire langsung melempar pena di tangan, lalu segera menimpanya agar pena tidak jatuh ke lantai.“Kenapa kamu terus terang sekali?” Claire sungguh canggung.Cherry menyilangkan kedua kakinya. Dia duduk
Pelayan membawa Javier ke dalam kafe bagian luar. Tampak bayangan punggung seorang lelaki sedang duduk di balkon.Ketika mendengar suara langkah kaki, si lelaki baru membalikkan kepalanya untuk melihat Javier. “Aku sungguh merasa terhormat lantaran Tuan Javier bersedia menemuiku.”“Apa Paman Aditya yang memberimu nomor teleponku?”Javier menarik kursi, lalu duduk di hadapannya. Andreas memanggil pelayan. “Kamu ingin minum apa?”Nada bicara Javier sangat datar. “Terserah.”Andreas berkata pada pelayan, “Tambah secangkir kopi.”Pelayang mengangguk.“Benar, Aditya yang memberiku nomor teleponmu. Gimanapun, aku tergolong pamanmu.”“Paman?” Javier mengangkat-angkat alisnya dengan wajah tak berekspresi. “Keluarga Fernando tidak pernah memiliki saudara sepertimu.”Andreas pun tersenyum. “Apa kamu masih menyalahkanku karena masalah ibumu? Sebenarnya Keluarga Tanzil memperlakukan ibumu dengan cukup baik walau sebenarnya ibumu tidak memiliki hubungan darah dengan kami.”“Cukup baik?” Javier ter
Langkah kaki Javier seketika berhenti. Dia memalingkan wajahnya, menunjukkan ekspresi sinisnya.Aditya mengangkat cangkir kopinya. “Kebetulan sekali, anak keponakanku juga sekolah di sana.”…Karen yang diopname tidak makan sama sekali. Ketika melihat wajahnya yang hancur akibat dipukul itu, dia pun langsung membuang cermin ke lantai.Charine berjalan ke sisi pintu, lalu mengetuk pintu.Karen menatapnya. “Kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?”Hubungan Karen dengan Charine tidak tergolong bagus. Tentu saja dia juga tidak ingin menjalin hubungan baik dengan Charine. Hanya saja, malam itu dia yang memberi tahu Karen masalah Cherry bersekongkol dengan istrinya Javier.“Tentu saja datang untuk menjengukmu.” Charine berhenti di sisi ranjang sembari mengamatinya. “Pak Jony sadis juga.”Karen sungguh terkejut. “Kamu ….”Kenapa Charine bisa mengetahui hubungannya dengan Jony?Karen yang syok itu sesuai dengan dugaan Charine. “Nona Karen nggak punya latar belakang apa-apa, cukup sulit untuk bisa b
Charine terlihat kesal. “Kamu saja nggak pasti bisa mendapatkan Cahya, aku juga nggak ingin ambil risiko. Menurutku, Hardy adalah pilihan yang paling tepat.”Karen gagal dalam menggoda Cahya. Dia bagai biksu saja, yang tidak tergoda dengan pesona wanita mana pun. Jadi, Charine tidak berani mengambil risiko untuk mendekati Cahya. Dia khawatir rencananya akan hancur nantinya.Sebelumnya Charine pernah menyelidiki latar belakang Hardy. Hardy memang adalah lelaki yang terkenal dengan playboy-nya. Hanya saja, selama di kamp pelatihan, dia tidak pernah berhubungan dengan wanita.Lagi pula, Hardy juga tergolong tuan muda Keluarga Chaniago. Charine bisa mendapatkan semua yang dia inginkan setelah menikah dengan Hardy.Tetiba Karen membuka laci nakas, lalu mengeluarkan sebuah dompet.“Aku bisa bantu kamu, tapi ada syaratnya.”Charine menatapnya. “Syarat apa?”“Jangan khianati aku dalam kondisi apa pun. Inilah persyaratanku.” Karen menyerahkan sebungkus obat kepada Charine.Charine terbengong. “
Javier mengesampingkan sendok dan garpu dari tangan Claire. Dia menggendongnya, lalu berkata, “Nanti baru makan lagi.”“Javier!” Perlawanan tidak berguna.Langit di luar sana semakin menggelap. Suara musik di dalam pub memekakkan telinga. Di bawah pancaran cahaya lampu kelap-kelip, seorang wanita sedang menari di tengah tiang. Lelaki dan wanita yang berpakaian modis sedang menikmati minuman sembari mengocok dadu di bawah panggung.Malam ini, Hardy dan teman-temannya pergi ke pub untuk menikmati hiburan. Hanya saja, tidak ada wanita di sampingnya. Dia hanya fokus dengan minumannya saja.Seorang lelaki tersenyum lebar. “Tuan Hardy, gimana kalau aku panggilin wanita buat kamu?”Hardy mengibaskan tangannya. Dia menyandarkan tangannya di atas sofa. “Tidak usah! Aku tidak tertarik sama wanita.”“Lho! Tuan Hardy sudah bertobat, ya. Dulu ketika kita minum bareng, biasanya kamu yang perkenalkan wanita buat kami.”“Benar! Setelah kembali dari kamp pelatihan, Tuan Hardy malah tidak tertarik deng
Claire hanya tersenyum dan tidak berbicara.Andreas berkata dengan tersenyum, “Meski Kak Gina tidak memperkenalkannya, aku juga kenal dia. Dia adalah menantu dari Keluarga Fernando.”Sambil berbicara, Andreas melihat Claire. “Dua hari lalu, aku baru bertemu Tuan Javier di lapangan golf.”Claire tertegun sejenak, lalu tersenyum. “Oh ya? Javier nggak pernah mengungkit masalah ini.”Gina sungguh tidak habis pikir. “Ibunya Tuan Javier, Prisca, adalah adik dari adik tingkatanku. Aku juga baru mengetahuinya.”Aditya menimpali, “Kak Gina jangan salahkan aku tidak beri tahu kamu. Selama ini aku tinggal di Negara Hyugana. Prisca sendiri yang tidak pernah mengungkit hubungan kami kepada publik.”Gina mengangguk.Andreas melihat ke sisi Claire. “Kapan Tuan Javier ada waktu? Kita bisa berkumpul bersama.”Claire masih menunjukkan senyuman sopan di wajahnya. “Pak Andreas tenang saja. Aku akan sampaikan masalah ini kepada Javier.”Claire mengangkat gelasnya, lalu meminumnya. Sebelumnya Javier memang
Claire menggaruk keningnya dengan canggung, lalu melirik ke sisi Gina. Sepertinya hanya Gina yang masih belum mengetahui kacaunya hubungan mereka.Claire melirik Ester. Tampak Ester sedang menatap Andreas dengan ekspresi datar. Dia memang pantas dijuluki sebagai istri dari kepala keluarga.Claire kembali ke perusahaan. Begitu memasuki ruangan, tampak Javier sedang berdiri di depan jendela. Jelas sekali Javier sedang menunggunya.Javier membalikkan tubuhnya. “Sudah kembali.”Claire langsung berlari ke dalam pelukannya. “Bu Gina ajak aku untuk minum teh. Pak Andreas juga ada di sana.”Tangan Javier membelai rambut halus Claire. “Aku tahu.”Claire mengangkat kepalanya. “Aku juga ketemu dengan Pak Zefri dan Bu Ester. Mereka bertiga sempat ketemuan. Aku merasa canggung sekali.”Kali ini, Javier pun tersenyum. “Mereka saja tidak merasa canggung. Kenapa malah kamu yang merasa canggung?”Claire pun tersenyum. “Tadi mereka sempat mengungkitmu. Mereka tanya kenapa kamu nggak datang bareng aku. P
Javier mengangkat dagu Claire. “Tapi lelaki tua itu agak menyebalkan. Kelak jaga jarak dengan dia.”“Agak susah, sih. Dia itu adik tingkat Bu Gina. Bu Gina menganggapku sebagai cucu angkatnya.”Claire menyandarkan dagunya di atas pundaknya. “Bu Gina yang mengajakku. Aku nggak mungkin menolaknya karena keberadaan Pak Andreas, ‘kan?”Javier menegakkan tubuhnya, lalu mengusap alis Claire. “Apa kamu masih ingat teman sekolah Jerry dan Jessie yang bermarga Tanzil?Claire terbengong sejenak. “Anak itu?”Javier mengiakan dengan perlahan. “Anak itu adalah anak dari keponakannya Andreas.”Claire sungguh terkejut. Tak disangka anak itu adalah tuan muda dari Keluarga Tanzil. “Kenapa dia bisa sekolah di Negara Makronesia?”Javier berjalan ke sisinya. “Mungkin karena lebih aman untuk jauh dari Keluarga Tanzil.”…Di hotel.Saat Hardy menyadarkan diri, dia merasa kepalanya terasa sangat sakit. Ketika dia melihat ada seorang wanita tidak berbusana sedang tidur di sisinya, dia pun merasa sangat syok.
Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan
Derrick tertegun sejenak, seolah-olah sedang menebak maksudnya. Beberapa saat kemudian, dia baru menjawab, “Aku masih belum menghubungi orang lain. Hanya saja, aku tidak berani menjamin masalah ini belum tersebar.”Sepuluh menit kemudian, mereka berdua masih sedang menunggu di aula. Kepala pusat laboratorium forensik berjalan keluar dengan mengambil hasil laporan. “Yang Mulia.”Tatapan Jules tertuju pada laporan itu. “Bagaimana hasilnya?”Orang itu menjawab, “Kami menemukan racun amatoxin di dalam tubuh jenazah. Racun ini berasal dari jamur beracun yang mematikan. Kalau dikonsumsi dalam jumlah banyak, akan menyebabkan kegagalan fungsi jantung dan sesak napas.”Setelah berbicara, orang itu juga memeriksa kembali berkas-berkasnya. “Yang aneh adalah makanan di penjara diawasi dengan ketat. Racun sejenis ini seharusnya tidak mungkin ada di dalam makanan. Selain itu, tidak ada obat apa pun yang ditemukan di kamarnya.”Derrick berbisik di samping telinga Jules. “Jangan-jangan ada yang disogo
Bukan hanya itu saja, juga diunggah rekaman pembicaraan Sissae dengan Wika di akun Sissae sendiri.Semua warganet merasa terkejut ketika melihat kondisi sekarang. Semuanya pun merasa emosi dengan postingan Sissae.[ Apa ada yang perlu dibanggakan dengan orang murahan itu? ][ Apa Keluarga Taylor agung sekali? Bukannya mereka hanyalah anjing di kerajaan? Anjing malah meremehkan majikannya? ][ Kita sebagai orang awam tidak seharusnya kasihan terhadapnya, ‘kan? ][ Apa ada yang salah dengan wanita itu? ][ Ternyata karena nggak berhasil menggaet Pangeran, dia malah memfitnah Pangeran? Konyol sekali! ]Opini publik kembali menghangat. Di sisi lain, Sissae pun tertegun ketika membaca komentar-komentar itu. “Apa yang terjadi? Aku nggak unggah postingan ini!”Sissae memasuki akunnya. Ternyata kata sandi akunnya sudah diganti!“Sissae!” Risella buru-buru membuka pintu kamar Sissae, lalu menatap Sissae dengan kaget. “Apa yang kamu unggah di akunmu?”Jelas-jelas Risella sudah memperingati Sissa
Benn tersenyum dengan menyipitkan matanya. “Aku merasa tidak ada masalah dengan keputusan Ratu kali ini.”Orang itu berkata dengan nada sinis, “Jangan-jangan kamu tidak keberatan ada yang mengganti posisimu?”“Seandainya ada yang lebih berkompeten, aku juga bersedia untuk menyerahkan jabatanku. Bagaimanapun, suatu hari nanti, kita juga akan pensiun, ‘kan?” Benn masih saja tersenyum. Entah senyumannya itu tulus atau sengaja untuk membuat mereka semua merasa risi.Raut wajah para menteri kelihatan sangat muram. Dia tidak berbicara lagi.Benn melihat ke sisi Reyhan. “Dengar-dengar putrimu dirawat di rumah sakit? Bagaimana kondisinya?”Begitu mengungkit masalah ini, raut wajah Reyhan semakin buruk lagi. “Dari mana kamu tahu masalah ini?”Reyhan tidak membocorkan masalah ini. Bagaimanapun, masalah ini tidaklah menguntungkan bagi Keluarga Taylor, dia tidak akan mengizinkan ada yang menyebar kabar ini.Benn tersenyum. “Aku juga tidak tahu dari mana media mengetahui informasi ini. Aku juga mer
Reyhan menatap mobil yang melaju pergi. Seiring mobil semakin menjauh, senyuman di wajahnya pun mulai menghilang. Belakangan hari ini, Ratu Silvia hanya bersedia untuk bertemu dengan Morgan saja. Tadinya Reyhan berencana untuk menjalin hubungan baik dengan Morgan, kemudian mengajaknya untuk bersekutu. Hanya saja, pemikiran Morgan terlalu kolot dan lurus. Pantas saja Silvia akan memilihnya.Di sisi lain, setelah Jules membawa Jessie ke rumah, dia pun pergi ke istana untuk menemui ayahnya. Saat makan bersama, dia memberi tahu masalah Reyhan kepada ayahnya.Saking kagetnya, Hengky langsung mengangkat kepalanya. “Apa? Jadi, bagaimana dengan anak ….”“Kondisi anak baik-baik saja. Hanya saja, kalau aku tidak berbicara seperti ini, bisa jadi Keluarga Taylor akan menggunakan seribu satu alasan untuk meminta penjelasan dari Ibu. Ibu baru saja menerima tahkta, aku tidak boleh menambah bebannya.”Hengky mengerti apa yang menjadi bahan pertimbangan Jules. Dia pun menghela napas. “Keluarga Taylor
Tidak peduli Sissae memperebutkannya atau tidak, semua orang juga akan merasa Sissae yang paling cocok untuk menduduki posisi “Putri”. Sissae bisa turun tangan juga demi membuat wanita itu mundur saja. Jujur saja, Sissae tidak merasa Jessie pantas untuk menjadi saingannya. Sekarang Jules malah memperlakukannya seperti ini hanya demi wanita itu. Mana mungkin Sissae bisa bersabar?Risella tahu apa yang sedang dipikirkan putrinya. Dia segera membujuk, “Sissae, Jules tidak sesimpel yang kamu pikirkan. Coba kamu ingat kembali bagaimana nasib orang-orang yang pernah menyinggungnya dulu? Dengan sikap pria itu, dia tidak pantas untuk bersamamu.”Saat ini, Sissae tidak bisa mendengar ucapannya lagi. Dia tersenyum dingin. “Kalau masih ada pangeran yang lain, aku pasti akan memilih untuk melepaskannya. Sekarang kalau aku melepaskannya, bukannya aku akan menjadi bahan lelucon semua orang? Aku, seorang putri dari keluarga bangsawan malah nggak bisa dibandingkan dengan seorang putri pebisnis di Neg
Jules memang tidak merahasiakannya sama sekali. Dia memberi tahu semua yang dia ketahui kepada Jessie. Setelah Jessie mengetahui dalang di balik permasalahan ini adalah Sissae, dia pun tertegun sejenak dan tidak berbicara lagi.Jules menggenggam tangan Jessie. “Anggota Keluarga Taylor ingin menikahkan Sissae kepadaku. Hanya saja, aku sudah bisa membaca pemikiran mereka sejak awal. Aku juga sudah mengusirnya dari perusahaan. Mengenai masalah dia menghasut Wika untuk melakukan semua itu, aku akan perhitungan sama dia.”Jessie terdiam sesaat, lalu bertanya, “Kak Jules, apa Keluarga Taylor nggak gampang untuk dihadapi?”Jules berkata, “Kedudukan Keluarga Taylor di keluarga bangsawan sangat kokoh. Baik di dalam kabinet maupun di dunia bisnis, mereka memiliki koneksi mereka sendiri.”Bagi para kandidat yang bersaing, suara dari Keluarga Taylor sangat penting. Saat ini, Keluarga Tanaka dan Keluarga Taylor berada di posisi yang sama. Hanya saja, tidaklah mudah untuk mencabut kekuatan Keluarga
Kemudian, Jessie selalu menyerahkan semua masalah untuk diatasi Jules?Tiba-tiba Jerremy terdiam. Dia melihat Jessie dalam waktu lama, lalu memalingkan kepalanya. “Terserah kamu saja.”Dari nada bicara Jerremy, sepertinya dia tidak memaksa kehendaknya lagi. Itu berarti Jerremy telah mengalah.Jessie tersenyum. “Kak Jerry, terima kasih. Apa pun yang terjadi, kamu selalu saja maju untuk melindungiku. Hanya saja, aku sudah dewasa. Aku juga nggak ingin jadi Jessie yang dulu lagi.”Usai berbicara, Jessie memasuki kamarnya.Jerremy terdiam di tempat dalam waktu yang sangat lama. Mungkin adiknya benar-benar telah berubah. Dia telah berubah menjadi semakin mandiri lagi.Tidak dipungkiri, meskipun adiknya sangat dimanjakan di rumah, dia juga tidak tergolong sangat bodoh.Jules! Kamu memang beruntung!…Mobil Jules berhenti di depan gedung rumah sakit. Filbert yang duduk di bangku pengemudi menoleh. Ketika menyadari Jules tidak bergerak, dia pun bertanya, “Kak Jules, kamu tidak ke atas?”Jules m
Pengawal melepaskan Sissae. Dia jatuh duduk di atas lantai. Lantaran meminum sebotol obat itu, dia mulai merasa tidak nyaman dan perutnya samar-samar mulai terasa sakit.Sissae juga tidak peduli dengan penampilannya lagi, langsung muntah di samping. Hanya saja, tidak ada yang berhasil dia muntahkan.Reyhan melihat ke sisi Jules sembari menjerit dengan histeris, “Jules, sebenarnya apa yang kamu berikan kepadanya?”Jules melempar botol obat ke sisi kaki Reyhan. “Aku hanya memberinya obat yang dia berikan kepada istriku saja. Tapi, kamu tenang saja, obat untuk aborsi ini tidak akan merenggut nyawanya.”Usai berbicara, Jules bersama anggotanya meninggalkan tempat.Reyhan segera berlari ke sisi Sissae. “Sissae! Panggilan ambulans! Cepat!”Di rumah sakit, Jessie berjalan ke luar pintu kamar Miya. Dia mengetuk pintu. Miya spontan memalingkan kepalanya. Terlihat senyuman di wajahnya. “Bos?”Jessie berjalan ke dalam kamar pasien, lalu duduk di atas bangku. “Apa kamu sudah merasa enakan?”Miya m