Louis pun pergi tanpa menoleh lagi. Air mata di pipi Chelsea perlahan-lahan mengering. Dia mundur selangkah dan bersandar ke dinding, berusaha menenangkan dirinya pelan-pelan.....Di Grup Angkasa.Roger masuk ke kantor Javier, lalu menyerahkan sebuah dokumen sambil berkata, "Aku sudah meminta rekaman CCTV dari tempat parkir bawah tanah bar tempat Nona Chelsea berada tadi malam. Nona Chelsea memang hampir dinodai oleh beberapa orang preman."Javier hanya melihat sekilas dokumen itu sebelum menaruhnya di meja. Dia lantas berkata, "Cari orang-orang itu."Roger mengangguk dan segera keluar.Javier menyandar ke sandaran kursi dan mengusap keningnya. Saat mendengar dari Izza bahwa Claire hampir disiram asam sulfat, seluruh saraf dalam tubuhnya langsung tegang. Tidak peduli siapa pun yang ingin menyakiti Claire kali ini, dia tidak akan pernah diam saja.Dari rekaman CCTV, Roger segera menemukan para preman itu. Bersama Izza, Roger mendatangi orang-orang yang sering berjudi di tempat bermain
"Ini akibat dari perbuatannya sendiri, aku nggak bisa membantunya. Aku nggak mungkin membiarkan Keluarga Jetmadi hancur karena anak ini," ujar Guffin. Kemudian, dia langsung naik ke lantai atas tanpa ekspresi. Dia bahkan tidak menoleh pada Vilya dan Charine lagi.Sekujur tubuh Charine gemetar. Mungkinkah ayahnya bersikap seperti ini karena telah mengetahui perbuatannya?....Masalah Charine yang diusir dari Keluarga Jetmadi sudah tersebar di grup "Kumpulan Wanita". Claire mau tak mau juga mengetahuinya.Dari Izza, Claire juga tahu bahwa pelaku yang membayar orang-orang untuk menodai Chelsea adalah Charine. Sekarang, Charine telah menerima akibat dari perbuatannya sendiri. Claire merasa marah sekaligus geli dengan seluruh kejadian ini. Padahal dia tidak berbuat apa-apa, tetapi malah dijadikan kambing hitam.Seorang karyawan wanita mengetuk pintu dan berkata, "Bu Claire, Nona Chelsea ingin bertemu dengan Anda."Claire tertegun dan berpikir sejenak sebelum berkata, "Minta dia masuk."Chel
Roger ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Tuan Muda Jerry nggak apa-apa, dia hanya ... memukul gurunya."Claire menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh pada Javier dan berkata, "Lihatlah anakmu itu."Javier berdeham ringan dan mengangguk. "Ya, ini salahku. Aku akan menghukumnya nanti," ucap Javier.Claire dan Javier bergegas ke sekolah. Saat ini, Jerry dan Jessie sedang berada di kantor bimbingan dan konseling sekolah. Jerry tidak terluka, tetapi guru paruh baya yang dipukuli mendapat memar di wajah dan luka berdarah di punggung tangannya.Begitu melihat Claire, Jessie langsung berlari dan memeluknya dengan ekspresi sedih. "Bu!" panggil Jessie.Claire memeluk Jessie dengan sayang dan bertanya, "Kamu dan Jerry kenapa?" Dia tahu bahwa Jerry dan Jessie tidak mungkin memukul guru tanpa alasan. Pasti ada alasan atau kesalahpahaman yang menyebabkannya.Ketika kepala sekolah melihat Javier masuk, dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Tuan Javier, kenapa
Ekspresi Javier tampak datar, tetapi matanya bersinar sengit saat bertanya, "Kamu menyentuh putriku?""Sa ... saya nggak melakukan itu, Tuan. Ini hanya salah paham. Saya hanya ingin memberi bimbingan untuk Jessie. Putra Anda yang bertindak terlalu ekstrem," kilah Jason.Binar mata Javier menggelap. Meski dia hanya menatapnya tanpa berkata apa-apa, itu sudah cukup untuk membuat Jason bergidik.Jerry membalas, "Kamu jelas-jelas menindas adikku!"Jason berusaha menenangkan kepanikan di hatinya dan segera berkata, "Jerry, kamu nggak boleh memfitnah guru!"Saat Jason masih berusaha membela diri, Claire yang terus diam mendadak tersenyum dan berkata, "Menurutku itu bukan kesalahpahaman."Jason berujar, "Nyonya, Anda harus punya bukti sebelum bicara begitu.""Ada buktinya, 'kan? Bukannya aku melihatmu di taman belakang pada hari rapat wali murid diadakan?" ujar Claire. Dia sengaja menyebutkan kejadian di taman belakang sekolah. Hal ini membuat Jason terlihat gugup. Dia kira Claire tidak akan
Kepala sekolah mengatakan dirinya akan menyelidiki masalah ini dengan baik. Namun, jika George tidak datang, sepertinya masalah ini tidak akan terselesaikan dengan tuntas.Javier juga mengetahui hal ini. Sekarang, setelah kepala sekolah menunjukan posisinya, Javier pun berdiri dan berkata, "Aku akan menunggu jawaban yang memuaskan dari sekolah."Kepala sekolah membungkuk dan mengangguk. Dengan peluh membasahi punggungnya, dia berkata, "Jangan khawatir."Javier tetap tinggal di kantor untuk menangani masalah ini. Sementara itu, Claire membawa anak-anaknya keluar dari kantor bimbingan dan konseling sekolah.Jerry terus mengomel sepanjang jalan. Melihat itu, Claire mengusap kepalanya dan berkata, "Ibu senang kamu bisa melindungi adikmu, tapi memukul guru itu juga perbuatan yang salah."Setelah itu, Claire membungkuk dan menyentil dahi Jerry sambil melanjutkan, "Sudah memukul guru, kamu juga membuat keributan sampai seluruh sekolah tahu."Jerry mengusap dahinya dan berkata, "Bodoh amat. Di
Candice agak terkejut saat mendengar George berhenti dari profesinya sebagai dokter forensik dan malah menjadi guru bahasa Inggris. "Dia benar-benar banting setir?"Claire memainkan pena di tangannya sambil berkata, "Aku juga baru tahu baru-baru ini."Candice menyandar ke sandaran kursi sofa dan berkata, "Aku sudah lama nggak mengontak George. Gimana kalau kita cari waktu untuk ngumpul?"Claire menyahut, "Kalau gitu, kita harus selesaikan masalahmu dulu. Bukannya Louis sudah menemukan bukti baru?"Candice mengambil bantal dan memeluknya sambil berkata, "Iya, dia menemukan bukti baru."Claire memegang dagu Candice dengan satu tangan dan tersenyum tipis. "Kalau begitu, kamu harus berterima kasih padanya. Dia sudah bersusah payah menyelidiki ini dan itu demi kamu. Aku nggak percaya kalau bilang dia nggak tertarik padamu."Candice menyahut dengan ekspresi aneh, "Dia tertarik padaku? Kamu bercanda, ya?" Mana mungkin Louis menyukainya? Paling-paling, pria itu hanya membantunya karena terikat
Keesokan harinya, kota diselimuti hujan. Angin musim gugur yang dingin dan rintik hujan bertiup di luar jendela mobil. Hujan yang turun menyebabkan kabut, mengaburkan pemandangan jalanan.Sebuah mobil berhenti di luar gerbang rumah sakit. Claire meraih payung dan membukanya sambil keluar dari mobil. "Paman Fendra!""Makasih sudah repot-repot menjemputku di hari hujan," ujar Fendra sambil mengambil payung dari tangan Claire."Nggak masalah." Claire melirik arlojinya dan berkata, "Aku sudah memesan ruang privat di restoran. Tante Bianca seharusnya sudah di sana."Fendra mengangguk. Sambil memegang payung, dia memasuki mobil bersama Claire. Setelah tiba di restoran, pelayan membawa mereka ke ruang privat yang telah dipesan. Di dalam, Bianca sudah duduk menunggu mereka.Claire segera masuk dan berkata, "Tante Bianca, maaf membuatmu menunggu lama."Bianca perlahan berdiri dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang lagi hujan, wajar saja kalau kalian sedikit terlambat."Setelah Bianca dan Fendr
Mario melirik Fendra yang duduk di sebelah Bianca. Kemudian, dia berkata dengan nada mengejek, "Kenapa? Kamu kira dengan bercerai, ada pria lain yang akan tertarik pada wanita bekas sepertimu?"Fendra berujar dengan raut muram, "Pak Mario, walaupun Bu Bianca adalah mantan istrimu, kamu nggak sepatutnya menghina dia seperti ini. Apa jangan-jangan ini sifat asli pria dari keluarga prestisius?"Wajah Mario menjadi masam mendengar sindiran ini. Dia berkata, "Siapa kamu? Beraninya kamu mengataiku!"Bianca memahami temperamen Mario dengan baik. Lantaran khawatir pria itu akan berbuat kasar, dia pun berkata, "Mario, kalau kamu mau membuat masalah, keluarlah!""Huh! Sekarang, kamu mau melindungi dia?" Mario sama sekali tidak mau mengalah. Dia menghampiri Fendra dan meraih kerah bajunya seraya berkata, "Kalau kamu ingin membela wanita ini, lihat dulu apa kamu mampu melakukannya."Fendra membalas tatapan Mario tanpa takut dan berkata, "Apa Pak Mario ingin menghajarku?"Wajah Bianca memucat cemas
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu menggeleng. “Nggak.”“Seandainya ada masalah, kamu mesti beri tahu Ayah. Jangan sampai mencemaskan Ayah.” Usai berbicara, tiba-tiba Daniel kepikiran sesuatu. “Ada panggilan dari penjara.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia segera mengangkat kepalanya.Daniel berkata, “Katanya ibumu mengalami tekanan mental yang berat dan menunjukkan perilaku ekstrem di dalam penjara. Dua hari lagi, dia akan keluar dari penjara untuk menjalani pemeriksaan terkait masalah kejiwaannya ….”Tiba-tiba Daniel menghentikan omongannya. Dacia pun merasa syok. “Apa maksudmu?”Daniel menurunkan kelopak matanya. “Maksudnya, kalau benar ada masalah dengan kejiwaan ibunya, dia tidak akan dikurung di penjara lagi.”“Kejadian kapan?”Daniel membalas, “Kejadiannya saat upacara penobatan.”Kening Dacia berkerut. Lidya menerima pukulan di penjara karena Silvia menerima kekuasaan yang tidak diperolehnya, ‘kan?Hukum pidana di Negara Hyugana memang memiliki satu pasal yang menyatakan bah
Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan Jerremy yang ngambek semalam. Sepertinya dia telah mendengar kabar itu. Itulah sebabnya dia bisa bersikap kesal.Pada saat ini, seorang wanita mendekat. “Dacia, kamu dicari Pak Diago.”Dacia pergi ke kantor profesor. Sepertinya Diago sudah membaca naskah yang dikirim Dacia semalam. “Metode menyusun kasus ini sangat sempurna. Apa semua ini idemu?”Dacia berterus terang. “Sebenarnya semua ini ide Kak Nordin. Dia yang memberiku inspirasi.”“Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan metode penulisan ini. Hanya saja, ide ini memang bagus. Dacia, ada tugas yang ingin aku serahkan kepadamu.”Dacia bertanya, “Tugas apa?”“Usahakan untuk bisa mendapat kesempatan mewawancarai Sutradara Lance. Anggap saja sebagai skripsimu.” Usai berbicara, Diago menyerahkan data kepadanya.Dacia mengambil data tersebut. “Aku akan berusaha.”Saat Dacia hendak pergi, terdengar suara Diago lagi. “Persyaratannya, kamu tidak boleh minta bantuan apa pun dari Nordin. K
Jerremy berjalan ke sisi meja, lalu bersandar di sana sembari melipat kedua tangannya. “Kamu tidak makan?”Tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, Dacia berkata, “Sekarang aku masih belum lapar juga.”“Apa kamu sudah makan di luar?”“Emm, tadi sempat makan sedikit sama Carly.”Sepertinya Dacia sedang fokus dalam naskahnya. Dia tidak menyadari raut wajah Jerremy. Jerremy juga tidak mengatakan apa pun, langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat.Malam harinya, akhirnya Dacia berhasil menyusun metode kejahatan dengan jelas. Saat melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia berjalan menuruni tangga, lalu membuka kulkas. Dia menyadari bahkan tidak tersisa sedikit pun sayuran sisa makan malam di dalam kulkas.Dacia merasa lapar hingga kehabisan tenaga. Pada akhirnya, dia hanya memasak mie saja. Sebenarnya Jerremy masih belum tidur. Dia berdiri di lantai atas mengintip gerak-gerik di bawah sana, lalu kembali ke kamar.Setelah Dacia selesai makan, dia pun
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli